• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT EKOWISATA SECARA EKOLOGI DAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI PULAU PRAMUKA

8.1 Manfaat Ekonom

Hasil dari data di lapangan membuktikan bahwa semua anggota kelompok ekowisata ini merupakan tenaga kerja lokal. Terbukanya peluang kerja dan berusaha di pulau ini sebagai akibat dari pengembangan ekowisata ternyata mampu dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk menjadi pemandu wisata atau guide. Selain itu ada pula yang membuka usaha warung, kapal ojek, rumah makan, katering, jasa pertukangan dan lain-lain. Peluang kerja ini terutama dimanfaatkan oleh para pelajar dimana mereka mencoba bergabung di dalam kelompok ekowisata ini dan sebagian besar tujuan mereka adalah untuk mencari pengalaman, menambah wawasan mereka tentang wisata bahari serta yang tidak kalah penting yaitu memberikan masukan pendapatan tiap bulannya bag mereka.

Kelompok-kelompok ekowisata ini memang sengaja merekrut anggota para pelajar dengan tujuan agar selanjutnya akan berkembang regenerasi kelompok dan kegiatan ekowisata yang lebih maju lagi dan para pelajar inilah yang dianggap tepat sebagai bibit regenerasi. Mereka dianggap mampu berpikir kritis dan kreatif untuk mengembangkan kegiatan ekowisata yang telah mereka jalani hingga saat ini.

Sebagian besar responden yang bekerja sebagai pemandu wisata adalah para pelajar yang masih berstatus aktif. Jumlah reponden yang berstatus pelajar adalah 12 orang. Mereka bekerja hanya untuk menambah pengalaman dan memiliki uang saku yang lebih yang bisa digunakan untuk membayar keperluan sekolah mereka atau membantu orang tua. Sebagian besar dari mereka memang baru terlibat

dalam bidang ekowisata ini, sehingga pendapatan yang mereka dapatkan juga masih bervariasi setiap bulannya berkisar antara Rp. 200.000 sampai Rp. 700.000 setiap orangnya. Besarnya pendapatan ini tergantung pada berapa besar komisi yang diberikan oleh wisatawan kepada mereka. Para pelajar ini adalah anggota kelompok ekowisata yang ada di Pulau Pramuka. Sebagian besar alasan mereka untuk bergabung dalam kelompok ini dan bekerja sebagai pemandu wisata adalah untuk mencari pengalaman dan menambah uang saku sekolah. Mereka bergabung dengan cara mengajukan diri atau diajak teman.

Mereka bekerja sebagai pemandu wisata hanya pada akhir pekan saja yaitu hari Sabtu dan Minggu karena pada akhir pekan mereka libur sekolah. Kegiatan yang mereka lakukan sebagai pemandu wisata diantaranya adalah mendampingi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka yang ingin menikmati objek wisata di Pulau ini. Kegiatan pendampingan yang mereka lakukan untuk para wisatawan biasanya berupa penyelaman dan atraksi wisata yang tidak hanya mengutamakan melihat dan menikmati pemandangan alam tetapi juga berusaha untuk menyadarkan wisatawan akan pentingnya melindungi ekosistem pesisir dan laut. Wisatawan pun diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi di Pulau Pramuka.

Biasanya kegiatan yang dilakukan adalah wisata bawah air dengan

snorkeling dan menyelam, melihat tempat transplantasi karang hias, berkunjung ke tempat pengepul ikan, berkeliling pulau untuk memperkenalkan habitat hutan pantai, mangrove, lamun dan terumbu karang kepada wisatawan. Dengan snorkeling, wisatawan bisa menikmati keindahan taman koleksi yang mencakup ± 114 jenis karang hias yang terdapat di Kepulauan Seribu.

Lokasi tersebut merupakan media bagi wisatawan untuk ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumberdaya alam di pulau ini. Kelompok- kelompok ekowisata dan ini juga bekerjasama dengan kelompok yang bekerja di bidang konservasi seperti KELONPIS (ikan hias), masyarakat APL (Area Perlindungan Laut) dalam melakukan monitoring untuk menjaga kualitas ekosistem tersebut. Secara tidak langsung, para pelajar ini yang juga bekerja sebagai pemandu wisata ternyata berkontribusi pada kegiatan konservasi melalui kegiatan pendampingan yang mereka lakukan terhadap wisatawan.

Selain pelajar, masyarakat umum (non pelajar) juga dijadikan sebagai responden untuk mencari data seberapa jauh ekowisata berpengaruh terhadap masyarakat. Masyarakat yang menjadi reponden ini adalah para pelaku lama yang telah ataupun sedang bekerja dalam bidang ekowisata. Mata pencaharian utama mereka beragam diantaranya nelayan, pedangang, pegawai negeri, usaha jasa, dan ketua RW. Berdasarkan kuesioner maka didapatkan data pendapatan rata-rata perbulan dari responden umum yang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Rata-rata Pendapatan Responden Umum (Non Pelajar)

Rata-rata pendapatan perbulan (Rp/bulan) No Pekerjaan Jumlah Mata pencaharian

utama

Mata pencaharian sampingan

Total

Pekerjaan Non Usaha Ekowisata

1 Nelayan-ketua RW 1 300.000 300.000

2 Pedagang-ketua RW 1 300.000 300.000

Pekerjaan dengan Mata Pencaharian Tambahan di Ekowisata

3 Nelayan-pemandu wisata 2 300.000 200.000 500.000 4 Pedagang-pemandu wisata 1 300.000 500.000 800.000 5 Pedagang (Catering) 1 1.500.000 1.500.000 6 Pegawai negeri- pemandu wisata 1 1.000.000 700.000 1.700.000 7 Pemandu wisata 1 2.500.000 2.500.000

Sebagian dari reponden umum ini pernah tergabung dalam satu lembaga ekowisata yaitu Balong Ekowisata sehingga mereka termasuk pelaku lama dalam usaha ekowisata. Beberapa dari mereka yang bekerja sebagai nelayan, pedagang, dan pegawai negeri memilih untuk bekerja di bidang ekowisata dengan alasan menambah penghasilan, sebagai pengisi waktu luang dan wadah untuk menyalurkan hobi olahraga air. Berdasarkan kasus di lapangan, responden umum (non pelajar) ini merasa diuntungkan oleh adanya kegiatan ekowisata ini, selain membuka lapangan pekerjaan baru, mereka mengakui bahwa kegiatan ekowisata ini membawa keuntungan yaitu adanya peningkatan pendapatan serta dampak baik bagi konservasi lingkungan. Selain itu, berkembangnya ekowisata menyebabkan kebutuhan akan pangan bagi wisatawan meningkat sehingga mata pencaharian sebagai pengusaha katering dinilai menguntungkan. Biasanya para pemandu wisata, menggunakan jasa mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan wisatawan. Hal ini juga menjadi salah satu hal yang dicermati oleh para ketua RW. Sejak banyak wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, banyak tumbuh usaha dagang yang dinilai sebagai salah satu usaha untuk menyokong kehidupan ekonomi masyarakat Pulau Pramuka.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi telah terjadi perubahan peluang usaha yang dinikmati oleh masyarakat pulau hingga saat ini sudah cukup berpengaruh, meskipun ada pula masyarakat yang merasa tidak diuntungkan dengan adanya kegiatan ekowisata ini. Seorang responden mengungkapkan :

’Memang belum ada pemerataan dalam segi hasil dan belum seluruh masyarakat menikmati ekowisata, masyarakat mungkin ada yang memiliki rasa iri, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk berusaha, mengingat tingkat pendidikan masyarakat di pulau ini yang rendah sehingga peluang yang adabelum mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh mereka. Inilah yang menjadi kesulitan untuk

memberdayaakan masyarakat. Biasanya mereka-mereka ini dirangkul sedikit demi sedikit untuk memahami wisata itu sendiri. Ini merupakan suatu polemik di pulau’

Saat ini, dengan adanya kegiatan ekowisata masyarakat pulau pun sedang berusaha giat untuk memasarkan hasil produk olahan khas pulau kepada wisatawan dengan harapan bahwa dari kegiatan ini dapat membuat mata rantai yang memberikan prospek menguntungkan bagi pemasaran produk khas pulau. Dikemukakan oleh ketua Elang Ekowisata.

’Masing-masing dari pihak Taman Nasional, pemerintahan kabupaten, Dinas Pariwisata, masih belum bisa menciptakan produk yang mem- booming untuk pariwisata pulau ini atau pun produk yang nantinya dapat membantu untuk kebutuhan masyarakat. Masyarakat disini memang ditangkap aspirasinya tetapi hanya sebatas dibentuk menjadi proposal, harapannya ini mungkin akan menajdi satu keuntungan masyarakat nantinya. Tapi sampai saat ini pihak-pihak tersebut belum memberikan alternatif pekerjaaan yang baik bagi masyarakat dan ekowisata belum menimbulkan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara keseluruhan’.

Respon dari wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini menunjukan bahwa pramuka sudah layak untuk diperhitungkan menjadi salah satu tempat pariwisata. Melalui berbagai kegiatan dalam ekowisata bahari yang ditawarkan masyarakat pulau ini ternyata menjadikan Pulau Pramuka menjadi pulau wisata yang murah tetapi berkualitas dan tidak murahan.

Dokumen terkait