BAB I PENDAHULUAN
E. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, khususnya dalam dinamika pembelajaran jarak jauh daring yang menjadi barang baru.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan atau sumber referensi bagi penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik
1) Media Powtoon dapat memotivasi peserta didik untuk belajar memahami suatu materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
2) Peserta didik dapat belajar dengan semangat yang tinggi dan memiliki sikap tanggung jawab untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri kapanpun dan dimanapun mereka berada.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan memberikan referensi bagi guru untuk dapat mengembangkan kreativitas dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, sehingga dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar yang baik dan efektif dalam hubungannya dengan peserta didik.
c. Bagi Peneliti
Mendapatkan acuan dan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Daring
Pandemi virus corona, atau yang biasa kita sebut COVID-19 telah mengakibatkan kelumpuhan di berbagai sektor, pun tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Tingginya risiko penularan virus di tempat keramaian, secara khusus di lingkungan sekolah yang melibatkan interaksi dan aktivitas oleh banyak orang secara intens, menyebabkan seluruh pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus diselenggarakan penuh melalui daring.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah membuat kebijakan bahwa kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sepenuhnya melalui daring. Daring sendiri merupakan akronim dari dua kata, yakni dalam jaringan, yang artinya terhubung melalui jejaring komputer yang terkoneksi dengan internet.
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, baik secara langsung dalam kegiatan tatap muka, maupun secara tidak langsung dan dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran (Rusman, 2011:134). Sejalan dengan hal tersebut, Sanaky dalam Nunuk, dkk (2018:4) menekankan bahwa pembelajaran sebagai sebuah proses komunikasi yang tercipta di antara pembelajar, pengajar, dan juga bahan ajar. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih, yang biasanya dalam lembaga pendidikan, dimana tercipta interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan perantara berupa media fisik maupun secara maya.
Menurut Sadikin & Hamidah (2020), pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang mempertemukan mahasiswa dengan dosen; siswa dengan guru, yang bertujuan untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan jaringan internet dan terhubung secara daring.
Pembelajaran daring yang dilakukan oleh siswa dengan guru memerlukan koneksi internet, dan kedua belah pihak hanya akan saling terhubung apabila perangkat seperti smartphone maupun laptop mereka terhubung dengan jaringan internet.
Pembelajaran daring merupakan alternatif dalam mewujudkan pembelajaran tatap muka konvensional. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya terjadi secara langsung di ruang kelas, menjadi dialihkan ke kegiatan belajar secara virtual/maya, dimana kedua belah pihak (guru dan siswa) tidak bertemu fisik secara langsung, melainkan bertemu secara virtual dalam waktu yang bisa bersamaan, maupun tidak bersamaan (sinkronus dan asinkronus).
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Di dalam proses belajar-mengajar, seorang guru membutuhkan media pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Kata media berasal dari bahasa latin medius, yang berarti
tengah, atau perantara, atau pengantar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media merupakan alat/sarana komunikasi; atau bisa juga sebagai suatu perantara/penghubung. Menurut Criticos dalam Daryanto (2011:4), media merupakan salah satu dari komponen komunikasi, yakni sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Media pembelajaran memuat informasi dan pengetahuan, yang pada umumnya digunakan untuk menciptakan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien (Pribadi, 2017:13). Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang dipakai guru sebagai perantara untuk membantu menyampaikan informasi berupa pesan maupun materi pelajaran kepada peserta didik demi tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien.
b. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan guru sebagai sarana pembelajaran, supaya tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien, dan supaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Dalam menggunakan media pembelajaran, guru pasti sudah memiliki tujuan yang hendak dicapai setelah KBM berakhir, yang sudah disusun sebelumnya di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Sanaky dalam Nunuk, dkk (2018:8), “media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut:
1) mempermudah proses pembelajaran di kelas, 2) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
3) menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, 4) membantu konsentrasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.”
Nunuk, dkk (2018:9) mengemukakan “tujuan media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi terjadinya komunikasi dalam pembelajaran”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bertujuan untuk mempermudah guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dengan harapan bahwa peserta didik dapat menyerap dengan baik materi maupun pesan yang disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran yang digunakan.
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, media berfungsi sebagai perantara informasi yang berasal dari guru (sebagai sumber/si pemberi pesan) menuju ke peserta didik sebagai penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan peserta didik untuk belajar, memberikan motivasi, rangsangan belajar, hingga pengaruh psikologis di dalam diri mereka. Disamping meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran pun bisa membantu meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi. sebagaimana hal ini juga diungkapkan oleh Sadiman, dkk (1984:14), bahwa “media sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan, membantu guru dan peserta didik dalam mengatasi hal-hal tersebut”.
Sedangkan fungsi media pembelajaran menurut Sanjaya dalam Pakpahan, et al. (2020:60) dijabarkan ke dalam enam fungsi, yaitu:
1) Fungsi komunikatif.
Media pembelajaran yang digunakan guru dirancang untuk memfasilitasi atau memudahkan adanya komunikasi yang tercipta di antara pemberi pesan kepada penerima pesan, yang dalam hal ini adalah guru dengan peserta didik.
2) Fungsi motivasi.
Media pembelajaran juga digunakan untuk merangsang peserta didik agar termotivasi dalam belajar. Lewat materi yang dikemas secara baik dalam media pembelajaran, diharapkan dapat memudahkan peserta didik mempelajari materi pelajaran yang dapat meningkatkan gairah belajar peserta didik.
3) Fungsi kebermaknaan.
Media pembelajaran tidak hanya diharapkan untuk penambahan informasi bagi peserta didik dalam aspek kognitif tahap rendah saja, melainkan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis dan menciptakan suatu hal, sebagai aspek kognitif tahap tertinggi.
Lebih dari itu juga, peserta didik dapat meningkatkan aspek sikap hingga keterampilan.
4) Fungsi penyamaan persepsi
Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat menyeragamkan persepsi yang timbul setelah peserta didik memperoleh penjelasan materi dari media yang digunakan, sehingga tidak tercipta pemaknaan atau penafsiran ganda dari peserta didik.
Dalam hal ini, peran guru akan sangat penting dalam memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari peserta didik dari penafsiran ganda.
5) Fungsi individualitas.
Penggunaan media pembelajaran berfungsi untuk memfasilitasi kebutuhan belajar setiap individu peserta didik. Di dalam suatu kelas, karakteristik belajar peserta didik pasti berbeda-beda, misalnya perbedaan minat dalam belajar, dan yang paling umum adalah perbedaan dalam gaya belajar.
Rohani dalam Pakpahan, et al. (2020:59) menjelaskan “manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Media pembelajaran membantu menghindarkan guru memberikan materi yang berpotensi menyebabkan penafsiran yang berbeda. Melalui media, guru dapat memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada peserta didik tersampaikan dengan baik, dan tidak menimbulkan kesenjangan informasi di antara peserta didik.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media pembelajaran dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerak, dan warna, baik alami hingga dimanipulasi.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa dan dibuat menarik, dan hal ini akan sangat membantu guru menciptakan suasana belajar yang bermakna, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Media pembelajaran menciptakan komunikasi dua arah, dimana dengan adanya media, peserta didik dan guru dapat saling berkomunikasi secara aktif”.
Terdapat banyak sekali definisi dari fungsi dan manfaat media dalam pengembangan media pembelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media berfungsi membangkitkan keinginan peserta didik untuk belajar, memberikan motivasi, rangsangan belajar, hingga pengaruh psikologis di dalam diri mereka. Sedangkan manfaat dari media pembelajaran adalah menyeragamkan penyampaian materi pembelajaran, membuat proses pembelajaran semakin menarik dan jelas, dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Jenis Media Pembelajaran
Kemajuan teknologi yang semakin pesat mengharuskan guru untuk kreatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran bersama dengan peserta didik. Guru diharuskan memilih media pembelajaran
yang paling tepat agar dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan kondusif. Oleh karena itu, kehadiran media pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat bermacam-macam bentuknya. Menurut Cahyadi (2019:47-48), jenis-jenis media pembelajaran terbagi dalam lima jenis, yakni:
1) Media audio.
Sesuai namanya, media audio merupakan media yang berisi pesan yang hanya diterima hanya melalui indera pendengaran.
Media audio dapat menyampaikan pesan lisan maupun non lisan.
Contoh dari media audio ini adalah musik MP3, radio, dan rekaman suara.
2) Media visual.
Media visual merupakan media yang dirancang untuk indera penglihatan saja. Hanya terdapat gambar dan tidak ada suara yang ditimbulkan dari media visual. Contoh dari media visual adalah buku, gambar-gambar, poster, peta dunia, globe bumi, grafik, dan sebagainya.
3) Media audio-visual.
Media audio-visual dapat disebut media video, yang memadukan antara unsur suara (audio) dan penglihatan (visual).
Kedua perpaduan ini memungkinkan peserta didik menerima pesan melalui indera pendengaran dan penglihatan (visualisasi). Contoh dari media audio-visual adalah video, televisi, film, dan lain-lain.
4) Media multimedia
Multimedia merupakan media yang identik dengan internet dan berbasis komputer, sehingga penyajian media cenderung lebih kompleks dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Contohnya adalah televisi, media konferensi video yang memberikan akses presentasi berupa audio, teks, powerpoint, hingga video.
5) Media realita.
Media realita merupakan media nyata yang terdapat di lingkungan sekitar. Misalnya binatang, spesimen, herbarium, dan sebagainya.
Dari jenis-jenis media di atas, penggunaan video animasi Powtoon termasuk dalam kategori/jenis media berbentuk audio-visual (video), dimana materi atau informasi yang diberikan mengandung pesan berbentuk suara dikombinasikan dengan gambar yang bergerak.
e. Efektivitas Media Pembelajaran
Suryabrata (2002:8) menjelaskan bahwa efektivitas berarti suatu tindakan atau usaha yang dapat membawa hasil. Efektivitas dapat berarti tercapainya sebuah tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas media pembelajaran adalah sebuah keberhasilan yang dicapai melalui adanya tindakan atau usaha dalam memperoleh hasil yang dituju, misalnya dengan mengembangkan media
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan atau hasil belajar yang diinginkan.
3. Media Pembelajaran Powtoon a. Pengertian Video Animasi
Seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran media pembelajaran semakin mengalami peningkatan dalam berbagai aspek.
Dari yang awalnya media pembelajaran hanya berbentuk fisik dan dilakukan di dalam ruang kelas, hingga sekarang menjadi semakin modern dan dapat dimodifikasi sekreatif mungkin menggunakan bantuan teknologi informasi.
Guru dapat menciptakan media yang menarik, dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Salah satu media yang bisa dipertimbangkan oleh guru dalam mengembangkan media pembelajaran adalah membuat media berbasis video. Video sebagai salah satu jenis media audio-visual yang dapat menjadi alat yang dapat membantu guru menyampaikan pesan maupun informasi yang terkandung di dalamnya (berkaitan dengan proses belajar mengajar).
Video dapat dibuat dengan memanfaatkan kreativitas yang dimiliki, tentunya dengan bantuan perangkat lunak dan perangkat keras dari komputer yang terhubung dengan internet. Video dapat memvisualisasikan materi secara maksimal, dengan menyajikan perpaduan antara unsur gambar yang bergerak dengan suara yang
menarik, sehingga dirasa sangat efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Animasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Sofian dalam Afridzal (2018:235) menyebutkan bahwa animasi berasal dari kata “animation”, dalam bahasa Inggris “to animate”, yang artinya adalah menggerakkan. Animasi bisa diartikan sebagai menggerakkan suatu objek maupun gambar yang diam. Sedangkan pengertian video animasi menurut Putusutrisna dalam Afridzal (2018:236) adalah kumpulan gambar bergerak yang diputar dalam selang atau jeda waktu tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa video animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang termasuk dalam kategori media audio-visual, yang dapat didesain dan menyajikan kumpulan dari beberapa gambar yang seolah-olah bergerak dan diputar selama jeda waktu tertentu, dengan tujuan menyajikan materi maupun topik-topik pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar yang akan dibahas.
b. Pengertian Powtoon
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin modern, dan oleh karena itu guru diharapkan dapat memanfaatkan dengan bijak perkembangan IT untuk dapat mengkreasikan media pembelajaran yang bervariasi. Sangat mudah di zaman sekarang dengan hadirnya kemajuan teknologi. Namun pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum memanfaatkan dengan
baik kemajuan teknologi untuk menciptakan atau mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Banyak sebab dari hambatan tersebut, antara lain keterbatasan kemampuan guru dalam penguasaan IT, keterbatasan biaya dan waktu, dan sebagainya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, Powtoon bisa menjadi solusi bagi para guru dalam mengembangkan media pembelajaran.
Powtoon merupakan sebuah aplikasi pembuat video presentasi maupun video animasi kartun sederhana yang berbasis website (dapat diakses pada peramban dengan mengetik www.powtoon.com. Powtoon dapat diakses dengan gratis, dengan syarat perangkat harus terhubung dalam koneksi internet. Tampilan dari aplikasi Powtoon sendiri berupa video yang berisi animasi yang tentunya akan dapat menarik atensi dan minat belajar peserta didik. Powtoon dapat diakses oleh siapa saja dan untuk keperluan apa saja, secara khusus dapat digunakan oleh guru untuk kepentingan pembelajaran. Fitur-fitur yang tersedia di Powtoon cukup lengkap, meliputi animasi kartun, animasi tulisan tangan, efek transisi yang lebih hidup, serta pengaturan garis waktu yang begitu mudah untuk dikendalikan (Deliviana, 2017:3). Powtoon dapat dimanfaatkan pula untuk membuat presentasi animasi, dengan menambahkan efek suara berupa musik, masukan suara dari mikrofon, mengimpor gambar hingga video dari luar aplikasi (Andrianti, dkk, 2016:60).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Powtoon merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat suatu media berupa audio-visual, dengan memasukkan bermacam-macam unsur yang berbeda, seperti teks, audio, musik, potongan video, dan animasi, yang semula hanya berupa potongan bahan yang berantakan, hingga menjadi satu media pembelajaran berupa klip video utuh yang berisi materi pembelajaran untuk dapat digunakan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Manfaat Powtoon sebagai Media Pembelajaran
Menurut website www.powtoon.com, yang diakses pada tanggal 10 Juli 2021, manfaat media pembelajaran Powtoon adalah:
1) Memperjelas sajian pesan agar tidak cenderung bersifat verbalistis, atau tidak hanya berbentuk kata-kata dan lisan saja. Banyak sekali guru yang cenderung memberikan materi yang bersifat verbalistis, sehingga akan sangat menyulitkan peserta didik memahami materi, apalagi bagi peserta didik yang tidak bisa belajar hanya dari visual saja. Melalui media Powtoon yang menawarkan fitur animasi kreatif dan menarik, diharapkan suasana belajar menjadi lebih inovatif dan ramah bagi setiap kebutuhan belajar peserta didik.
2) Mengatasi terbatasnya ruang, waktu, dan daya indera. Hal ini berarti media pembelajaran dapat menjadi salah satu cara belajar yang paling efektif dan efisien. Apalagi, di era pandemi COVID-19 ini yang mengharuskan pembelajaran serba online, keterbatasan guru menjelaskan secara langsung dapat tergantikan dengan penjelasan
yang jelas di suatu video pembelajaran Powtoon yang dibuat oleh guru.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan selang waktu (timelapse) atau dengan high speed photography.
Peristiwa yang terjadi di masa lampau dapat diputar kembali melalui rekaman film, video, foto, maupun secara lisan atau verbal.
4) Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan ke dalam bentuk film, video, gambar, dan lain-lain. Dalam penyampaian materi, pastilah guru menemui istilah yang terlalu luas untuk dijelaskan kepada peserta didik. Oleh karena itu, Powtoon dapat menyajikan penjelasan yang lebih mengerucut dan terarah, sehingga nantinya dapat dibuat materi pembelajaran yang menarik dalam bentuk gambar maupun video di dalam satu klip yang sama.
d. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Powtoon
Tak dapat dipungkiri, setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dimana keduanya menjadi fondasi dalam suatu media tertentu. Powtoon sebagai media pembelajaran pun juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dilansir menurut website www.powtoon.com (diakses pada tanggal 10 Juli 2021), kelebihan media Powtoon adalah menawarkan fitur yang cukup lengkap, misalnya fitur animasi menarik yang dapat dimanfaatkan guru untuk menciptakan media pembelajaran kepada peserta didik, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar dan
mengurangi rasa bosan dalam belajar daring. Selain itu, kelebihan yang lain adalah penggunaannya yang cukup praktis dan mudah, serta gratis tanpa harus berlangganan aplikasi. Powtoon juga dapat membantu peserta didik belajar dengan menggunakan berbagai macam indera, dan memudahkan peserta didik belajar secara audio maupun visual.
Penggunaan video dalam pembelajaran akan sangat memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran dengan baik.
Di balik kelebihan, pasti terdapat kekurangan. Powtoon telah dianggap sebagai media yang dapat merusak kreativitas karena proses pembuatan dan penggunaannya dianggap terlalu mudah. Kekurangan yang kedua adalah ketergantungan dukungan teknologi dan jaringan.
Untuk membuat media dari Powtoon, dibutuhkan perangkat yang cukup kompatibel untuk dapat mengakses aplikasinya. Kemudian, kekurangan yang ketiga adalah membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang profesional untuk dapat mengoperasikannya. Maksudnya adalah guru ataupun kreator video dari Powtoon minimal harus menguasai komputer secara mahir, dan mengerti cara-cara mengoperasikan aplikasi tersebut.
Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media juga harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat mempersiapkan secara matang konsep media pembelajaran yang baik yang nantinya akan meningkatkan mutu pembelajaran yang baik dan kondusif.
e. Langkah-langkah Pembuatan Media Video Animasi Pembelajaran Powtoon
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam mengoperasikan atau menggunakan Powtoon yang diakses melalui website, dan bisa dibuka menggunakan peramban Google Chrome, Mozilla Firefox, dan sejenisnya. Pada contoh ini, peneliti menggunakan browser Google Chrome (diambil dari www.powtoon.com, diakses pada tanggal 10 Juli 2021).
1) Membuka peramban internet, lalu kunjungi alamat www.powtoon.com, atau mengetik Powtoon pada kolom pencarian di bagian atas.
Gambar 2.1 Pencarian Powtoon di Internet
2) Melakukan registrasi dengan mengklik tombol Start Now (mulai sekarang).
Gambar 2.2 Tampilan Registrasi Awal
3) Setelah mengklik tombol Start Now, lalu login dengan menggunakan akun yang ingin digunakan. Bisa melalui Facebook, Google, Office365, dan LinkedIn. Dalam hal ini, peneliti masuk menggunakan akun Google.
Gambar 2.3 Halaman Pilihan Login
4) Berikutnya, ikuti instruksi awal untuk mengatur personalisasi berdasarkan kebutuhan.
a) Klik Let’s Start untuk memulai.
Gambar 2.4 Tampilan Awal Memulai Personalisasi b) Pada bagian “I want to make video and visual content for...”,
pilihlah Education, karena akan digunakan untuk kebutuhan pendidikan.
Gambar 2.5 Pemilihan Jenis Konten
c) Pada baris kedua, pilihlah opsi “sebagai guru”, karena peneliti memposisikan diri sebagai guru.
Gambar 2.6 Memilih Peran dalam Pembuatan Video d) Setelah selesai personalisasi, maka tampilan akan seperti ini.
Gambar 2.7 Tampilan Awal Setelah Personalisasi 5) Lalu, klik Blank untuk memulai lembar kerja yang baru. Pada
tampilan selanjutnya, terdapat tiga pilihan bentuk atau ukuran video yang akan dibuat. Pada kasus ini, peneliti memilih opsi “Horizontal”
Gambar 2. 8 Tampilan Memilih Blank Studio Powtoon 6) Setelah itu, akan diberikan beberapa pilihan tentang akan dibuat
seperti apa tampilan Powtoon-nya. Peneliti memilih tema papan tulis (whiteboard) supaya tercipta suasana seperti sedang menulis di papan tulis saat KBM di ruang kelas.
Gambar 2.9 Opsi Tampilan Desain Powtoon
7) Kemudian, pilihlah template dan animasi apa yang akan digunakan dalam pembuatan media pembelajaran.
Gambar 2.10 Tampilan Lembar Kerja Awal
8) Setelah memilih tema, maka akan tampak animasi seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.11 Tampilan Lembar Kerja Lanjutan
9) Setelah selesai membuat desain video yang terdiri atas beberapa slide, video dapat ditampilkan ke beberapa macam platform lain, seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. 12 Tampilan Ekspor/Publish Video
4. Model Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) Menurut Borg and Gall
Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015:35), “model pengembangan ini menggunakan alur air terjun pada tahap pengembangannya”. Model pengembangan Borg and Gall memiliki 10 tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a. Potensi dan Masalah
Penelitian berangkat dari suatu potensi atau masalah. Jika potensi
Penelitian berangkat dari suatu potensi atau masalah. Jika potensi