• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu dapat menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang baru dan lebih inovatif khususnya metode Mind Mapping yang dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis dalam ruang lingkup pendidikan pada khususnya dan dalam kajian bidang yang lain pada umumnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Murid

1) Keterampilan murid dalam menulis karangan narasi dapat meningkat.

2) Meningkatnya motivasi murid dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

3) Meningkatnya hasil belajar bahasa Indonesia murid.

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untukmeningkatkan kreativitas dalam merancang model pembelajaran yang inovatif.

2) Dapat memberi masukan kepada guru dalam menerapkan metode Mind Mapping yangsesuai dengan kondisi murid.

3) Mengembangkan pengelolaan kelas yang lebih efektif.

4) Meningkatkan profesionalisme guru.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah ataulembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai penelitian tindakan kelas dan tentang metode pembelajaran dan prakteknya di sekolah sebagai bekal dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Suardi Salama pada tahun 2010 tentang metode pembelajaran Mind Mapping di SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten Barru dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Menulis dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Murid Kelas V SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten Barru” mengatakan bahwa hasil tes kemampuan menulis karangan murid setelahdilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode Mind Mapping mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata murid selamapenelitian ini dilakukan, yaitu 61,54 pada siklus I dan 85,77 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang diterapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan murid dan berkurangnya murid yang memperoleh angka rendah.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rostina pada tahun 2011 di SDI Bertingkat Labuang Baji dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan MenulisNarasi Melalui Penggunaan Metode Mind

7

Mapping Pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia padamateri karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping, di mana nilai rata-rata pada siklus I tergolong dalam kategori sedang, kemudian pada siklus II tergolong dalam kategori tinggi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping layak dipertimbangkan sebagai alternatif metode pembelajaran agar murid dapat mengalami proses belajar yang lebih bermakna terhadap peningkatan hasil belajar murid.

2. Pengertian Keterampilan

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula, apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, dkk, 1992:2 ). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya. Keterampilan adalah “kecakapan untuk melakukan tugas”. Sedangkan alam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku murid menjadi

cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatusecara efektif dan efisien.

3. Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswauntuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Tarman,2018:599)

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai murid sekolah dasarselain dari tiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang lain.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,1994:21).

Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala dalam Ahmadi (1990:24 menyatakan, “Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat (dibaca)”.

Menulis adalah sebuah kerja alamiah yang menjadi satu kebutuhan mendasar. Ia adalah ukuran adab dan kebudayaan, dan manusia terhisap di dalamnya. Manusia harus bisa menulis bahkan menjadi penulis.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan orang lain yang membacanya, menulis juga digunakan oleh orang yang terpelajar untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain agar orang yang membacanya sependapat/setuju dengan maksud si penulis dengan syarat penulis harus menyusun pikitran dan mengutarakannya dengan jelas dengan menggunakan kata-kata dan struktur kalimat yang baik dan benar. Menulis juga sebagai salah satu keterampilan yang dapat menentukan kesuksesan dalam hidup.

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis sering dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum, kegiatan menulis biasa dilakukan karena kesenangan, untuk memberi informasi atau untuk mempengaruhi pembaca.

Sehubungan dengan hal di atas, Sujanto (dalam Aziz, 2009:11) mengemukakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut:

1) Mengekspresikan perasaan 2) Memberi informasi

3) Mempengaruhi pembaca dan 4) Memberi hiburan

Tujuan Pengajaran menulis yaitu agar murid mendapat pengalaman menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan teori menulis diperlukan sebagai penunjang bagi kemampuan menulis itu (Rusyana, 1988:1).Sedangkan tujuan umum pengajaran menulis yang tercantum dalam Kurikulum 2013 (K13) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar ialah "Murid memahami bahasa Indonesia dari segibentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan".

Tujuan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 (K13) pada poin pertama adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

Tujuan pengajaran menulis karangan haruslah diarahkan pada tiga hal, yaitu:

1) Mendorong murid menulis dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

2) Merangsang imajinasi/daya pikir murid.

3) Menghasilkan karangan yang baik organisasinya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar (Akhmadi, 1983:15).

Dari semua paparan di atas menitikberatkan bahwasannya tulisan/karangan murid akan berangsur baik dengan cara dilatih terus menerus dengan melibatkan semua indra tubuh dikombinasi dengan imajinasi dan kekayaan kosakata yang indah agar kalimat- kalimat yang disajikan tidak membosankan.

c. Fungsi Menulis

Fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati hubungan–hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan dapat menyumbangkan kecerdasan.

Bernard Percy secara rinci menyebutkan fungsi menulis adalah:

1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.

2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman) ke dalam otaknya.

3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah maka dengan menulis dapat

meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehingga pengetahuannya menjadi luas.

4) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang tidak benar di sekitarnya sehingga ia menjadi seorang yang kreatif.

5) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa, artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasayang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula.

d. Jenis-jenis Tulisan

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan. Isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan.

Berdasarkan ragam tersebut, tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi (Syafi’ie,1990:151). Sedangkan menurut Keraf (1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum. Berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.

1) Deskripsi (menggambarkan)

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin, describere yang berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskripsi

adalah suatu bentuk karanganyanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.

2) Eksposisi (paparan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka. Dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu , mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3) Argumentasi (alasan)

Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuatatau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

4) Narasi (pemaparan)

Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaianperistiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberimakna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmahdari cerita itu.

5) Persuasi (ajakan)

Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

4. Hakikat Menulis Karangan Narasi a. Pengertian Narasi

Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semi (2003:29) mengungkapkan bahwa narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas- jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136).

Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atar Semi dan Keraf.

Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Olehsebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi hampir sama dengan tulisan recount, hanya saja tulisan recount tidak selengkap narasi. Tulisan recount hanya menjelaskan suatu kejadian atau apa yang terjadi (Lin, 2006:71), sementara itu narasisecara tuntas menceritakan kejadian, tempat, waktu, pelaku, watak, konflik, resolusi, sertapesan moral atau biasa disebut koda (Feez dan Joyce,

2003). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).

Menurut St. Y. Slamet (2007:103), narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas- jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal tersebut, J. Ch. Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga yang diungkapkan oleh Wahyu Wibowo (2001:59) narasi adalah bentuk tulisanyang menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif mapun imajinatif.

Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi, berbentuk cerita atau kisahan, menonjolkan pelaku, menurut perkembangan dari waktu ke waktu, disusun secara sistematis.

b. Ciri-Ciri Karangan Narasi

Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita, konfiks, dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi (2003: 31) sebagai berikut:

1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar- benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.

3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnyanarasi yang berbentuk fiksi.

5) Menekankan susunan secara kronologis.

Sedangkan menurut Keraf (2000:136), ciri-ciri narasi yaitu:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

2) Dirangkai oleh urutan waktu.

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konfiks.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktudan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memilliki ciri-ciri khusus, yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang benar-benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut sesuai dengan kronologis. Bentuk tulisan narasiberusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam sebuahperistiwa.

c. Jenis-Jenis Karangan Narasi

Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasisugestif.

1) Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya.Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik.

Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsure sugestif atau bersifat objektif.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengarsehingga tampak seolah-olah melihat.

d. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi

Ada beberapa langkah dalam menulis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu tema dan amanat yang akan disampaikan.

2) Menetapkan sasaran pembaca.

3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.

4) Membagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukungcerita.

6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

e. Penilaian Menulis Narasi

Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui hasil belajar siswa secara objektif. Penilaian akan mendapatkan hasil yang baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan disajikan secara lebih rinci.

Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksidan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan paragraf, pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (Slamet, 2008:209). Sehubungan dengan itu menurut ZainiMachmoed dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:305) menyatakan bahwa kategori-kategori pokok dalam mengarang meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru terhadap karya tulis. Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam

Burhan Nurgiyantoro (2009: 306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya:

pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi, gaya bahasa, ejaan,mdan tanda baca.

Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama danterpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang lain. Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk Tabel 1.berikut ini:

Aspek Yang

Dinilai SKOR KRITERIA Keterangan

ISI

informasi terbatas *substansi cukup *pengembangan tesis tak cukup *permasalahan tak cukup

Sedang

13-16

Tak berisi *tak ada substansi

*tak ada pengembangan *tak ada permasalahan

Sangat Kurang

ORGANISASI

18-20

Ekspresi lancar *gagasan diungkapkan dengan jelas

*padat *tertata dengan baik

7-9 Tak komunikatif *tak

terorganisir *tak layak nilai Sangat Kurang

KOSA KATA

18-20

pemanfaatan potensi kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasai pembentukan kata kosa kata rendah *tak layak nilai

Sangat kurang

TATA BAHASA

22-25

konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan

Sangat Baik

18-21

konstruksi sederhana tetapi efektif *kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur

Cukup Baik

11-17

5 menguasai aturan penulisan

*hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

3 sering terjadi kesalahaan ejaan

*makna membingungkan atau kabur

Sedang

2

Tak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca *tak layak nilai

Sangat Kurang

Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Sumber: Eti Agustina, 2019) 5. Metode Mind Mapping

a. Pengertian Mind Mapping

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Konsep ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Konsep ini didasarkan pada carakerja otak kita dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kitatidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Mind Map merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih

"tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara bersamaan, yaitu otak kiri dan otak kanan. Metode ini mempermudah memasukan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universalsehingga membuka potensi otak. (Darusma : 2018).

Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lainyang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi diantara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Menurut Michael Michalko (Tony Buzan, 2010:3): Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.

(Mind Map) menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.

Menurut Tony Buzan dalam bukunya, Pintar Mind Map (2010:4), mengatakan : Mind Map adalah alat pikir organisasional yang sangat hebat_pisau tentara Swiss otak! Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi ke luar dari otak.Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga sangat sederhana. Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang.

Seperti halnya peta jalan kita bisa membuatpandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind Mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnyadapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002:

95).

Dari beberapa definisi di atas, penulis mendefinisikan Mind Mapping adalah suatu metode mencatat kreatif untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dalam

bentuk visualisasi verbal ke dalam gambar yang akan mempermudah untuk mengingat segala bentuk informasi.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak

manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”

Mind Mapping atau Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat dan mengingat kembali informasiyang telah dipelajari. Mind Mapping juga

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat dan mengingat kembali informasiyang telah dipelajari. Mind Mapping juga

Dokumen terkait