• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan yang dapat membantu murid dalam mengkonstruksi pengetahuannya dengan mudah, maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang variatif dan dapat meningkatkan minat murid dalam belajar. Salah satu metode yang peneliti anggap mampu untuk meningkatkan minat murid dalam belajar yaitu dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Metode ini merupakan metode yang dapat meningkatkan kreativitas murid dan membuatmurid lebih aktif dalam berfikir dan belajar. Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada murid untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya menulis karangan narasi dengan cara mengemukakangagasannya serta mampu mengapresiasikan imajinasinya melalui sebuah gambar (mind map) dan membaca hasil arangannya di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang diproleh dalam penelitian ini, metode Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar murid melalui pelaksanaan tindakan dari siklus I hingga siklusII yang menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Berikut ini merupakan perbandingan hasil pengamatan dan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II.

Perbandingan Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan data siklus I persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan guru mengelola kelas pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5%

dan pada siklus II dengan skor 3,5dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor yang sama, yaitu 3 dengan persentase 75%, kemampuan guru melakukan apersepsi pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 denganpersentase sebesar 87,5%, kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siklus I dengan skor 2 dengan persentase sebesar 50% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, dan kemampuan guru dalam menutup pelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor sempurna, yaitu 4 dengan persentase sebesar 100%.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang diperoleh dalam

penelitian dapat ditemukan adanya peningkatan aktivitas guru atau pengajar dikelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping, antara lain

a. Persiapan guru dalam perencanaan pembelajaran lebih baik dan terarah dibandingkandengan sebelum pelaksanaan tindakan.

b. Sebelum menjelaskan materi, guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran sehinggamurid mengetahui arah pembelajaran.

c. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.

d. Penyampaian materi oleh guru lebih mudah dimengerti murid.

e. Guru lebih mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.

f. Kemampuan guru dalam mengelola kelas lebih baik.

g. Guru lebih terampil dalam memberikan motivasi dan menutup pelajaran.

Berdasarkan perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru pada pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini juga mengakibatkan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.

Perbandingan Aktivitas Belajar Murid pada Siklus I dan II dapat dilihat dalam data aktivitas belajar murid pada siklus I dan II di atas, dapatdisajikan dalam bentuk grafik berikut ini. Bpada siklus I kedisiplinan murid dengan skor2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II

pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, keaktifan murid dalam pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 4 dengan persentase 87,5%, kemampuan murid membuat karangan pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan murid dalam menerjakan post test pada siklus I dengan skor 1,5 dengan persentase sebesar 37,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%.

Pada tabel dan grafik perbadingan aktivitas belajar murid di atas, tampak adanya peningkatan persentase aktivitas belajar murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut antara lain:

h. Kesiapan murid sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan.

i. Murid lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

j. Murid dapat mengembangkan isi pikiran atau gagasannya dengan

metode peta pikiran(mind Mapping).

k. Murid lebih mudah membuat karangan narasi dengan metode peta pikiran (mindmapping).

l. Murid secara runtut mengungkapkan isi pikirannya dalam bentuk karangan narasi.

m. Murid menunjukkan sikap sungguh-sungguh dalam membuat karangan narasi.

n. Murid lebih aktif dan semangat mengerjakan tugas dari guru.

o. Kemampuan murid dalam mengerjakan tes mengarang lebih meningkat.

Perbandingan Hasil Belajar Murid pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II, Dengan meningkatnya keaktifan murid pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping maka hasil belajar menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar juga meningkat. Peningkatan tersebut terlihat pada nilai hasil evaluasi pembelajaran menilis karangan narasi pada kondisi awal, siklus I dan siklus II Berdasarkan data perbandingan hasil belajar murid di atas, terlihat bahwa nilai tertinggipada kondisi awal adalah 80, siklus I sebesar 83 dan pada siklus II sebesar 96 dan nilai terendah pada kodisi awal adalah 50, siklus I sebesar 55 sedangkan pada siklus II sebesar 64.Adapun nilai rata-rata pada kondisi awal sebesar 65, siklus I sebesar 69 dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Hal ini menunjukkan keefektifan penerapan metode Mind Mapping dalam

meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.

Pada data perbandingan ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dapat diketahui bahwa pada kondisi awal murid yang tuntasmhanya sebanyak 6 murid (25%). Setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode Mind Mapping, maka terjadi peningkatan jumlah murid yang yang mencapai ketuntasan minimal yaitu pada sikus I murid yang mencapai KKM sebanyak 14 (50,33%) murid dan padasiklus II sebanyak 22 murid (91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum mencapai batasminimal (KKM) pada kondisi awal sebanyak 18 murid (75%), pada siklus I sebanyak 10 murid(41,67%), dan pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari hasil analisis data di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal hingga pada siklus terakhir, walaupun sampai pada akhir siklus ternyata masih ada muridsebanyak 1 orang murid yang belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi secara umum, penelitian yang dilakukan sudah berhasil dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar yaitu denganmenggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan peta pikiran (mind mapping) dapat mempermudah murid dalam menuangkan pikiran / gagasannya dalam bentuk karangan narasi. Selain itu, murid menjadi lebih aktif dalam prosespembelajaran,

khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok materi menulis narasi. Metode Mind Mapping juga sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam proses pembelajaran. Bagi murid, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak hanya aktivitas murid yang meningkat tetapi juga prestasi belajarnya. Dampak dari peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan tumbuhnya keterampilan sosial dan dan kemampuan emosional murid.

Kenyataan ini ditunjukkan dengan tampaknya kemampuan murid untuk menjawab pertanyaan guru ataupun teman, meningkatnya keberanian untuk mempertahankanpendapat ketika mempersentasikan hasil karyanya.

Selain aktivitas dan penguasaan materi yang meningkat, penelitian pada pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping ini sangat efektif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, baik dalam pengembangan perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, pengelolaan proses pembelajaran, pemanfaatan media hingga pada peningkatan partisipasi dan prestasi belajar murid. Metode pembelajaran Mind Mapping sangat disukai oleh murid, hal ini terbukti pada saat proses pembelajaran murid terlihat lebih senang dan bersemangat dalam belajar. Kondisi pembelajaran terkesan lebih menarik dan menyenangkan, pembelajaran lebih terpusat pada murid sedangkan guru hanya mengarahkan kegiatan murid dalam proses pembelajaran.

Perubahan pada Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pembahasan hasil refleksi selama proses pembelajaran menunjukkan murid dalam mengikuti pembelajaran dengan

metode peta pikiran (mind mapping) sudah sepenuhnya menunjukkan perubahan dari siklus sebelumnya. Murid mengerti dan paham bagaimana membuat peta pikiran (mind mapping) yang digunakan untuk menulis narasi. Murid mampu mengembangkan peta pikiran mereka berdasarkan pengalaman, kemudian murid dapat menuangkan pikirannya tersebut ke dalam bentuk karangan narasi.

Hal ini menunjukkan bahwa murid sudah sepenuhnya dapat membuat karangan narasi dengan metode peta pikiran(mind mapping). Murid juga sudah mampu menulis narasi yang sesuai dengan aturan penulisan yang benar serta penggunaan kata penghubung lalu dalam karangan. Sehingga nilai yang diperoleh murid pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80. Murid yang memperoleh nilai <75 (KKM) ada 2 murid atau 8,33% dan murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) yaitu 22 murid atau 91,67%.

Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila kemampuan menulis narasi murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari data diperoleh sebanyak 22murid atau 91,67% dari 24 murid memperoleh nilai

≥75 (KKM). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) sudah menunjukkan peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada siklus II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran (mind mapping) sudah berhasil.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus selama enam kali pertemuan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dengan menggunakan metode Mind Mapping yang divariasikan dengan metode lain seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas dapat menumbuhkan semangat belajar murid sehingga suasana belajar lebih menyenangkan, murid lebih aktif, dan tidak cepat merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran dalam setiap siklusnya. Hal itu dapat terlihat pada saat proses pembelajaran aktivitas murid terlihat lebih meningkat.

Penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi belajar dan hasil belajar murid. Data membuktikan bahwa terjadi peningkatan persentase partisipasi belajar dan hasil belajar murid disetiap akhir siklus. Hasil menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As SunnahMakassar sebagai berikut: nilai rata-rata pada siklus I yaitu 69 dengan nilai terendah yaitu 55 dan nilai tertinggi yaitu 83, dan nilai rata-rata pada siklus II yaitu 80 dengan nilai

91

terendah yaitu 64 dan nilai tertinggi yaitu 96. Sedangkan jumlah murid yang mencapai batas ketuntasan pada siklus I sebanyak 14 murid (50,33%), dan pada siklus II sebanyak 22 murid(91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum mencapai batas minimal (KKM) pada siklusI sebanyak 10 murid (41,67%), dan pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari hasil analisis data di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang mencapai ketuntasan belajar dari siklus I hingga siklus II, walaupun pada akhir siklus ternyata masih ada murid sebanyak 2 orang murid yang belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi secara umum, penelitian yang dilakukan sudah berhasil dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 96,15 %.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam pembelajaran menulis narasi. Penggunaan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa

membosankan dan membantu murid dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

3. Bagi Murid

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar sehingga dapatmemperoleh hasil belajar yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Akhmat Sudrajat. 2008. Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat) Individu. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan- individu/ Diakses 20 November 2012

Anton. 2009. http://en.wordpress.com/tag/mind-map/ Diakses 25 November 2012.

Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.

Buzan, Tony. 2007. Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustak

Utama. Depdiknas. 2006. Pedoman Hasil Belajar Sekolah Dasar. Balai Pustaka:

Jakarta.

Darusma, R. (2018). Penerapan metodde mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Infinity Jurnal, 3(2). 164-173.

[Online] Tersedia: http://e-journal.stkipsiliwan gi.ac.id/index.php/infinity/article/view/61/60 (Diakses pada tanggal 15 Mei 2021)

Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rostina. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Metode Mind Mapping pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji Tahun Ajaran 2010/2011. Makassar: Unismuh Makassar. (Skripsi tidak dipublikasikan)

94

Salama Suardi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Murid SDI Kelas V 41 Birue Keamatan Barru Kabupaten Barru TahunAjaran 2009/2010. Makassar: Unismuh Makassar.

(Skripsi tidak dipublikasikan)

Soemarjadi, dkk. (1992). Psikologi Keterampilan. Jakarta: Depertemen Pendidikandan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung. Penerbit Angkasa

Tarman Arief. 2018. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Gurudi Sekolah Dasar. (Jurnal tidak dipublikasikan)

Uzer, Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Zainurrahman. 2011. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis-karangan- narasi.html

Diakses 27 Maret 2020.

http://en.wikipedia.org/wiki/mindmap/ Diakses 25 Maret 2020

http://id.wikipedia.org/wiki/pemetaan-pikiran Diakses 25 Maret 2020.

http://id.wikipedia.org/wiki/narasi Diakses 23 Maret 2020.

http://en.endonesa.wordpress.com/2009/21/pembelajaran-bahasa-indonesia Diakses 30 Maret2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP ) DARING Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR

Kelas / Semester : IV /Genap

Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5

Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.

2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar

3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik

4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi 5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian

Karangan Narasi Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi)

buku/bacaan

Disesuaikan Pendahulu

an yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran

dimulai.

2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar membaca

materi yang akan dibahas hari ini.

3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google Classrmeet

dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka majelis,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta

didik melalui aplikasi.

4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a sebelum

memulai pembelajaran.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

oleh peserta didik.

Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan

Inti materi kepada peserta didik

2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis Karangan

Narasi secara umum

dengan menggunakan metode Mind Mapping.

3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru

bergabung disetiap grup WA

6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA

7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping

tentang pokok bahasan Karangan Narasi

8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu tentang Karangan Air melalui diskusi grup

WA

9. Setiap kelompok mempresentasikan Mind Mapnya

sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan

atau saran.

10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep

Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert

Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan

Penutup 2. Peserta

didik diberikan kesempatan berbicara /bertanya

dan menambahkan informasi dari penyampain guru

selama pembelajaran berlangsung.

3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga

kesehatan selama masa pandemi covid-19.

4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.

C. PENILAIAN

Tes Tertulis: menjawab soal latihan

Tes Kinerja: pengamatan

Mengetahui, Kepala Sekolah

Makassar, 20 Mei 2021 Pengajar

Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) DARING

Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR Kelas / Semester : IV /Genap

Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5

Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.

2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar

3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik

4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi 5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian

Karangan Narasi Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi)

buku/bacaan

Disesuaikan Pendahulu

an yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran

dimulai.

2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar membaca

materi yang akan dibahas hari ini.

3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google Classrmeet

dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka majelis,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta

didik melalui aplikasi.

4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a sebelum

memulai pembelajaran.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

oleh peserta didik.

Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan

Inti materi kepada peserta didik

2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis Karangan

Narasi secara umum

dengan menggunakan metode Mind Mapping.

3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru

bergabung disetiap grup WA

6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA

7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping

tentang pokok bahasan Karangan Narasi

8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu tentang Karangan Air melalui diskusi grup

WA

9. Setiap kelompok mempresentasikan Mind Mapnya

sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan

atau saran.

10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep

Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert

Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan

Penutup 2. Peserta

didik diberikan kesempatan berbicara /bertanya

dan menambahkan informasi dari penyampain guru

selama pembelajaran berlangsung.

3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga

kesehatan selama masa pandemi covid-19.

4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.

D. PENILAIAN

Tes Tertulis: menjawab soal latihan Tes Kinerja: pengamatan

Makassar, 22 MEi 2021

Mengetahui, Kepala Sekolah Pengajar

Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna

DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV SDIP AS-SUNNAH

NO NAMA SISWA

SIKLUS I SIKLUS II

I II I II

1 Aisyah Nur Bahiya Natsar √ √ √ √

2 Adelia Fahira Qodir √ √ √ √

3 Alfirah Putri Nabila √ √ √ √

4 Bervy Frilesta Yustisia √ √ √ √

5 Hafidzah Qurratu Hanin √ √ √ √

6 Haniyah Aliyah Ramadhani √ √ √ √

7 Kayla Zahra √ √ √ √

8 Keisha Rafeyza Faizal √ √ s √

9 Nailah √ √ √ √

10 Nur Aifah √ √ √ √

11 Puteri Maharani √ √ √ √

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa √ √ √ √

13 Queena Faheemah Muhlis √ √ √ √

14 Sazkia Safrin √ √ √ √

15 Siti Khairunnisa Munir √ √ √ √

16 Syahla Nayla Shabrina √ √ √ √

17 Syariza Aulia Hakim √ √ √ √

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul √ √ √ √

19 Zahra Aqilla Mumtaza √ √ √ √

1 Aisyah Nur Bahiya Natsar 70

2 Adelia Fahira Qodir 80

3 Alfirah Putri Nabila 75

4 Bervy Frilesta Yustisia 70

5 Hafidzah Qurratu Hanin 70

6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70

7 Kayla Zahra 75

8 Keisha Rafeyza Faizal 85

9 Nailah 85

10 Nur Aifah 90

11 Puteri Maharani 80

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 86

13 Queena Faheemah Muhlis 70

14 Sazkia Safrin 70

15 Siti Khairunnisa Munir 75

16 Syahla Nayla Shabrina 70

17 Syariza Aulia Hakim 70

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70

19 Zahra Aqilla Mumtaza 80

JUMLAH 1.441

RATA-RATA 75,9

2 Adelia Fahira Qodir 85

3 Alfirah Putri Nabila 85

4 Bervy Frilesta Yustisia 70

5 Hafidzah Qurratu Hanin 75

6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70

7 Kayla Zahra 80

8 Keisha Rafeyza Faizal 90

9 Nailah 95

10 Nur Aifah 100

11 Puteri Maharani 80

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 100

13 Queena Faheemah Muhlis 70

14 Sazkia Safrin 70

15 Siti Khairunnisa Munir 80

16 Syahla Nayla Shabrina 70

17 Syariza Aulia Hakim 75

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70

19 Zahra Aqilla Mumtaza 90

JUMLAH 1.535

RATA-RATA 80,9

Tugas karangan narasi kelas IV C SDIT As-Sunnah Makassar

1. Tugas Dari :

Nama : Afifah Nailah Ilham Judul Karangan : Bapak Pendidikan Nasional

Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa tokoh pelopor pendidikan sejak zaman penjajahan Belanda. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara. Perjuangan beliau saat zaman penjajahan Belanda adalah agar rakyat pribumi dapat memperoleh hak pendidikan seperti hak para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangannya inilah yang membuat beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Di masa mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial politik. Beliau selalu memberikan sosialisasi dengan tujuan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa bernegara.

Ki Hajar Dewantara mulai aktif dalam pendidikan ketika beliau diasingkan di Belanda. Dalam masa pengasingan, beliau belajar

ilmu pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte. Gelar ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan

ilmu pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte. Gelar ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan

Dokumen terkait