• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C SDIT AS SUNNAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C SDIT AS SUNNAH MAKASSAR"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C SDIT AS SUNNAH MAKASSAR

Oleh

NURMIFTAHUL JANNAH 10540 11338 18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C

SDIT AS SUNNAH MAKASSAR Oleh

NURMIFTAHUL JANNAH 10540 1133 818

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan GuruSekolah Dasar Strata Satu Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM S1-PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTO

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk

urusan yang lain) danhanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(Terjemahan QS. AL-INSYIRAH:6-8

ii

(8)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

❖ Abiku Rahimahullah (H.M.Sunusi) dan Ummiku (Hj. St. Normah) yang kucintai karena Allah, yangtelah mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya padaku, yang telah membimbing dan selalu memberikan motivasi serta do’anya. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kalian.

❖ Suamiku tercinta karena Allah, Ilham, S.Kep, NS yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama penulis menyusun skripsi ini, Jazaakumullahu khayran.

❖ Anak-anakku yang tercinta, Akrom, Afifah, Affan, Adhwaa’ karena kalian ummi bisa sampai ditahapini, Barokallahu fiikum Ya Bunay…

❖ Sahabatku karena Allah Sahriyah dan Nurhikmah, Jazaakumullahu khayran atas dukungan kalian semua.

❖ Seluruh Staf dan Pengajar Sekolah As Sunnah Maassar, Jazaakumullahu Khoyro atas dukungan kalian.

❖ Seluruh santri As Sunnah, afwan telah melalaikan kalian selama penulis menyelesaikan penyusunanskripsi ini.

❖ Rekan-rekanku di kelas PKG Angkatan I PGSD Tahun 2018.

❖ Seluruh pembaca yang budiman.

iii

(9)

Nurmiftahul jannah. 2021. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Murid Kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tarman, dan Pembimbing II Andi Paida.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi murid dengan metode mind mapping pada murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri daridua siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi.

Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar sebanyak 24 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara individual dari 24 murid hanya 14 murid atau 50,33 % yang memenuhi kriteria ketuntasa minimal (KKM) atau berada pada kategori rendah. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 79. Sedangkan pada siklus II dari 24 murid terdapat 22 orang atau 91,67% telah memenuhiKKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 90 atau berada dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menuliskarangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar melalui penerapan metode mind mapping mengalami peningkatan.

Kata Kunci: keterampilan menulis narasi, mind mapping

iv

(10)

HALAMAN PEGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7

1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 7

2. Pengertian Keterampilan ... 8

3. Hakikat Menulis ... 9

4. Hakikat Menulis Karangan Narasi ... 15

5. Metode Mind Mapping ... 22

6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis karangan Narasi... 34

B. Kerangka Pikir ... 38 v

(11)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian. ... 42

C. Prosedur Penelitian. ... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 53

F. Indikator Keberhasilan. ... 56

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. ... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

DAFTAR ISI

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada murid. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu, dalam mengajar pada bidang studi apapun, guru harus mampumengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap anak didik sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu.

Masalah bahasa dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Pendidikan Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan, keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis(writing skills). Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan antara satu sama lain.

Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memiliki peranan yang penting ialah pengajaran menulis.

1

(14)

Menulis merupakan salah satudari empat ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh murid. Menurut Fachruddin Ambo Enre (dalam Aziz, 2009:6) bahwa menulis merupakan kemampuan mengungkapkan pikiran dan juga perasaan dalam tulisan yang efektif. Keterampilan menulis adalah sarana yang penting untuk dikuasai murid agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman dan perasaan dengan baik. Depdiknas (2006) menyatakan bahwa muriddiharapkan dapat menulis secara sfektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks.

Salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan guru di kelas IV Sekolah Dasar yaitu menulis karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwaatau kejadian yang disusun secara kronologis dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang. Menurut Keraf (2001:136) menyatakan bahwa “narasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam waktu tertentu”.

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta pikiran (Mind Mapping). Menurut Tony Buzan(2011:4) “peta pikiran (Mind Mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasike dalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak, peta pikiran (Mind Mapping) salah satu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan sacara harfiah akan memetakan

(15)

pikiran-pikiran”.Sistem Mind Mapping mempunyai banyak keunggulan yang di antaranya: proses pembuatan Mind Mapping menyenangkan, karena tidak semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga mudah diingat serta menarik perhatian mata dan otak.Oleh karena itu, metode peta pikiran (Mind Mapping) ini akan sangat memudahkan muriddalam proses pembelajaran terutama digunakan dalam menulis narasi. Metode peta pikiran (mind mapping) akan menambah pengetahuan murid untuk mencari urutan kronologis suatuperistiwa, kejadian dan masalah yang diharapkan. Murid akan lebih mudah jika dalampembelajaran menulis narasi mengangkat tema dari kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-pengalamannya. Melalui bimbingan guru, pengalaman-pengalaman tersebut dituangkan ke dalam kerangka berpikir melalui peta pikiran (Mind Mapping). Peta pikiran (Mind Mapping) tersebut penuh kreativitas murid dengan gambar dan kata-katanya sangat variatif. Hal ini dapat memicu murid untuk menulis karangan narasi yang lebih besar atau menarik murid untuk menulis narasi. Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan menulis narasi murid akan meningkat.

Metode peta pikiran (Mind Mapping) tentu akan sangat membantu murid dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya murid menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman

(16)

sehingga murid dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran (Mind Mapping).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memandang bahwa metode peta pikiran (Mind Mapping) merupakan metode pembelajaran yang menarik untuk dikaji lebih jauh, peneliti mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan metode peta pikiran (Mind Mapping) terhadap kemampuan murid dalam menulis karangan narasi. Terlebih metode peta pikiran (Mind Mapping) belum pernah diaplikasikan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis karangan narasi. Olehkarena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengaan judul: “PeningkatanKeterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Murid Kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “ Bagaimanakah penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas IV.C SDIT As SunnahMakassar?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai yaitu: Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar melalui metode Mind Mapping.

(17)

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu dapat menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang baru dan lebih inovatif khususnya metode Mind Mapping yang dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis dalam ruang lingkup pendidikan pada khususnya dan dalam kajian bidang yang lain pada umumnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Murid

1) Keterampilan murid dalam menulis karangan narasi dapat meningkat.

2) Meningkatnya motivasi murid dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

3) Meningkatnya hasil belajar bahasa Indonesia murid.

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untukmeningkatkan kreativitas dalam merancang model pembelajaran yang inovatif.

2) Dapat memberi masukan kepada guru dalam menerapkan metode Mind Mapping yangsesuai dengan kondisi murid.

(18)

3) Mengembangkan pengelolaan kelas yang lebih efektif.

4) Meningkatkan profesionalisme guru.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah ataulembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai penelitian tindakan kelas dan tentang metode pembelajaran dan prakteknya di sekolah sebagai bekal dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Suardi Salama pada tahun 2010 tentang metode pembelajaran Mind Mapping di SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten Barru dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Menulis dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Murid Kelas V SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten Barru” mengatakan bahwa hasil tes kemampuan menulis karangan murid setelahdilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode Mind Mapping mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata murid selamapenelitian ini dilakukan, yaitu 61,54 pada siklus I dan 85,77 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang diterapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan murid dan berkurangnya murid yang memperoleh angka rendah.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rostina pada tahun 2011 di SDI Bertingkat Labuang Baji dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan MenulisNarasi Melalui Penggunaan Metode Mind

7

(20)

Mapping Pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia padamateri karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping, di mana nilai rata-rata pada siklus I tergolong dalam kategori sedang, kemudian pada siklus II tergolong dalam kategori tinggi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping layak dipertimbangkan sebagai alternatif metode pembelajaran agar murid dapat mengalami proses belajar yang lebih bermakna terhadap peningkatan hasil belajar murid.

2. Pengertian Keterampilan

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula, apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, dkk, 1992:2 ). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya. Keterampilan adalah “kecakapan untuk melakukan tugas”. Sedangkan alam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku murid menjadi

(21)

cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatusecara efektif dan efisien.

3. Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswauntuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Tarman,2018:599)

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai murid sekolah dasarselain dari tiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang lain.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,1994:21).

Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala dalam Ahmadi (1990:24 menyatakan, “Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat

(22)

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat (dibaca)”.

Menulis adalah sebuah kerja alamiah yang menjadi satu kebutuhan mendasar. Ia adalah ukuran adab dan kebudayaan, dan manusia terhisap di dalamnya. Manusia harus bisa menulis bahkan menjadi penulis.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan orang lain yang membacanya, menulis juga digunakan oleh orang yang terpelajar untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain agar orang yang membacanya sependapat/setuju dengan maksud si penulis dengan syarat penulis harus menyusun pikitran dan mengutarakannya dengan jelas dengan menggunakan kata-kata dan struktur kalimat yang baik dan benar. Menulis juga sebagai salah satu keterampilan yang dapat menentukan kesuksesan dalam hidup.

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis sering dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum, kegiatan menulis biasa dilakukan karena kesenangan, untuk memberi informasi atau untuk mempengaruhi pembaca.

Sehubungan dengan hal di atas, Sujanto (dalam Aziz, 2009:11) mengemukakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut:

(23)

1) Mengekspresikan perasaan 2) Memberi informasi

3) Mempengaruhi pembaca dan 4) Memberi hiburan

Tujuan Pengajaran menulis yaitu agar murid mendapat pengalaman menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan teori menulis diperlukan sebagai penunjang bagi kemampuan menulis itu (Rusyana, 1988:1).Sedangkan tujuan umum pengajaran menulis yang tercantum dalam Kurikulum 2013 (K13) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar ialah "Murid memahami bahasa Indonesia dari segibentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan".

Tujuan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 (K13) pada poin pertama adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

Tujuan pengajaran menulis karangan haruslah diarahkan pada tiga hal, yaitu:

1) Mendorong murid menulis dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

2) Merangsang imajinasi/daya pikir murid.

(24)

3) Menghasilkan karangan yang baik organisasinya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar (Akhmadi, 1983:15).

Dari semua paparan di atas menitikberatkan bahwasannya tulisan/karangan murid akan berangsur baik dengan cara dilatih terus menerus dengan melibatkan semua indra tubuh dikombinasi dengan imajinasi dan kekayaan kosakata yang indah agar kalimat- kalimat yang disajikan tidak membosankan.

c. Fungsi Menulis

Fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati hubungan–hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan dapat menyumbangkan kecerdasan.

Bernard Percy secara rinci menyebutkan fungsi menulis adalah:

1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.

2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman) ke dalam otaknya.

3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah maka dengan menulis dapat

(25)

meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehingga pengetahuannya menjadi luas.

4) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang tidak benar di sekitarnya sehingga ia menjadi seorang yang kreatif.

5) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa, artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasayang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula.

d. Jenis-jenis Tulisan

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan. Isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan.

Berdasarkan ragam tersebut, tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi (Syafi’ie,1990:151). Sedangkan menurut Keraf (1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum. Berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.

1) Deskripsi (menggambarkan)

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin, describere yang berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskripsi

(26)

adalah suatu bentuk karanganyanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.

2) Eksposisi (paparan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka. Dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu , mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3) Argumentasi (alasan)

Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuatatau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

4) Narasi (pemaparan)

Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaianperistiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberimakna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmahdari cerita itu.

5) Persuasi (ajakan)

Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

(27)

4. Hakikat Menulis Karangan Narasi a. Pengertian Narasi

Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semi (2003:29) mengungkapkan bahwa narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas- jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136).

Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atar Semi dan Keraf.

Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Olehsebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi hampir sama dengan tulisan recount, hanya saja tulisan recount tidak selengkap narasi. Tulisan recount hanya menjelaskan suatu kejadian atau apa yang terjadi (Lin, 2006:71), sementara itu narasisecara tuntas menceritakan kejadian, tempat, waktu, pelaku, watak, konflik, resolusi, sertapesan moral atau biasa disebut koda (Feez dan Joyce,

(28)

2003). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).

Menurut St. Y. Slamet (2007:103), narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas- jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal tersebut, J. Ch. Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga yang diungkapkan oleh Wahyu Wibowo (2001:59) narasi adalah bentuk tulisanyang menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif mapun imajinatif.

Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi, berbentuk cerita atau kisahan, menonjolkan pelaku, menurut perkembangan dari waktu ke waktu, disusun secara sistematis.

b. Ciri-Ciri Karangan Narasi

Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita, konfiks, dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi (2003: 31) sebagai berikut:

(29)

1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar- benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.

3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnyanarasi yang berbentuk fiksi.

5) Menekankan susunan secara kronologis.

Sedangkan menurut Keraf (2000:136), ciri-ciri narasi yaitu:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

2) Dirangkai oleh urutan waktu.

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konfiks.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktudan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memilliki ciri-ciri khusus, yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang benar-benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut sesuai dengan kronologis. Bentuk tulisan narasiberusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam sebuahperistiwa.

(30)

c. Jenis-Jenis Karangan Narasi

Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasisugestif.

1) Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya.Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik.

Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsure sugestif atau bersifat objektif.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengarsehingga tampak seolah-olah melihat.

d. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi

Ada beberapa langkah dalam menulis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu tema dan amanat yang akan disampaikan.

(31)

2) Menetapkan sasaran pembaca.

3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.

4) Membagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukungcerita.

6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

e. Penilaian Menulis Narasi

Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui hasil belajar siswa secara objektif. Penilaian akan mendapatkan hasil yang baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan disajikan secara lebih rinci.

Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksidan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan paragraf, pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (Slamet, 2008:209). Sehubungan dengan itu menurut ZainiMachmoed dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:305) menyatakan bahwa kategori-kategori pokok dalam mengarang meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru terhadap karya tulis. Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam

(32)

Burhan Nurgiyantoro (2009: 306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya:

pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi, gaya bahasa, ejaan,mdan tanda baca.

Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama danterpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang lain. Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk Tabel 1.berikut ini:

Aspek Yang

Dinilai SKOR KRITERIA Keterangan

ISI

27-30

Padat informasi *substansif

*pengembangan tuntss * relevan dengan permasalahan

dan tuntas .

Sangat Baik

22-26

Informasi cukup * substansi cukup *pengembangan tesis terbatas *relevan dengan masalah tetapi tak lengkap.

Cukup Baik

17-21

informasi terbatas *substansi cukup *pengembangan tesis tak cukup *permasalahan tak cukup

Sedang

13-16

Tak berisi *tak ada substansi

*tak ada pengembangan *tak ada permasalahan

Sangat Kurang

(33)

ORGANISASI

18-20

Ekspresi lancar *gagasan diungkapkan dengan jelas

*padat *tertata dengan baik

*urutan logis *kohesif

Sangat Baik

14-17

kurang lancar *kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat*bahan pendukung terbatas *urutan logis tetapi tak lengkap

Cukup Baik

10-13

tak lancar *gagasan kacau, terpotong-potong *urutan dan pengembangan tak logis

Sedang

7-9 Tak komunikatif *tak

terorganisir *tak layak nilai Sangat Kurang

KOSA KATA

18-20

pemanfaatan potensi kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasai pembentukan kata

Sangat Baik

14-17

Pemanfaatan potensi kata agak canggih *pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak

mengganggu

Cukup

10-13

Pemanfaatan potensi kata terbatas *sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna

Sedang

7 – 9

Pemanfaatan potensi kata asal- asalan *pengetahuan tentang kosa kata rendah *tak layak nilai

Sangat kurang

TATA BAHASA

22-25

konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan

Sangat Baik

18-21

konstruksi sederhana tetapi efektif *kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur

Cukup Baik

(34)

11-17

terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat

*makna membingugkan atau kabur

Sedang

5 –10

T ak menguasai aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan *tak komunikatif

*tak layak nilai

Sangat Kurang

MEKANIK

5 menguasai aturan penulisan

*hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

Sangat Baik

4 kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tak mengaburkan makna

Cukup Baik

3 sering terjadi kesalahaan ejaan

*makna membingungkan atau kabur

Sedang

2

Tak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca *tak layak nilai

Sangat Kurang

Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Sumber: Eti Agustina, 2019) 5. Metode Mind Mapping

a. Pengertian Mind Mapping

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Konsep ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Konsep ini didasarkan pada carakerja otak kita dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kitatidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

(35)

Mind Map merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih

"tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara bersamaan, yaitu otak kiri dan otak kanan. Metode ini mempermudah memasukan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universalsehingga membuka potensi otak. (Darusma : 2018).

Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lainyang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi diantara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Menurut Michael Michalko (Tony Buzan, 2010:3): Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.

(Mind Map) menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.

(36)

Menurut Tony Buzan dalam bukunya, Pintar Mind Map (2010:4), mengatakan : Mind Map adalah alat pikir organisasional yang sangat hebat_pisau tentara Swiss otak! Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi ke luar dari otak.Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga sangat sederhana. Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang.

Seperti halnya peta jalan kita bisa membuatpandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind Mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnyadapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002:

95).

Dari beberapa definisi di atas, penulis mendefinisikan Mind Mapping adalah suatu metode mencatat kreatif untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dalam

(37)

bentuk visualisasi verbal ke dalam gambar yang akan mempermudah untuk mengingat segala bentuk informasi.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak

manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”

Mind Mapping atau Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat dan mengingat kembali informasiyang telah dipelajari. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Mind Mapping dapat pula dikatakan sebagai eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok tentang suatu konsep secara

(38)

keseluruhan, dengan membentangkansubtopik-subtopik dan gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar kertas melalui penggambaran simbol, kata-kata dan garis panah.

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkanpotensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan keduabelahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh murid dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri murid setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh murid ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam prosesbelajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar murid terutamadalam proses pembuatan mind mapping.

(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)

b. Manfaat Mind Mapping

Ada banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan mencatat menggunakan Mind Map. Menurut Michael Michalko dalam Buzan

(39)

(2009:6), metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Manfaat Mind Mapping, antara lain sebagai berikut:

1) Mind Map mampu meningkatkan kapasitas pemahaman dengan cara:

a) Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara detail.

b) Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.

c) Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah persoalan.

2) Mind Map juga meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikanpersoalan. Hal ini dicapai karena Mind Map mengajarkan untuk melihat persoalan secarakeseluruhan dan melihat hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam catatan konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen belajar pun menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan,

(40)

dihubungkan, dan diasosiasikan kapan saja dengan informasi yang sudah ada sebelumnya.

3) Mind Map adalah merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis lengkung,warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah.Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya. Mind Map akan merangsangkemampuan membandingkan informasi yang ada baik berupa fakta, ide termasuk data statistik.

4) Mind Map adalah membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat. Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Mind Map dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide, maupun pemikiran secara jelas dan terstruktur.

5) Mempercepat pembelajaran, karena mampu memahami konsep yang sama dengan kerjaotak ketika menerima pelajaran.

6) Membantu brainstorming, mengasah kemampuan otak untuk bekerja.

7) Membantu ide serta gagasan yang mengalir karena tidak selalu ide dan gagasan dapatmudah direkam.

8) Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif.

Selain itu, menurut Tony Buzan (Pintar Mind Map.2010:6), Mind Map dapat membantuseseorang dalam banyak hal, diantaranya:

(41)

1) Merencana 2) Berkomunikasi 3) Menjadi lebih kreatif 4) Menghemat waktu 5) Menyelesaikan masalah 6) Memusatkan perhatian

7) Menyusun dan menjelaskan pikira-pikiran 8) Mengingat dengan lebih baik

9) Belajar lebih cepat dan efisien 10) Melihat “gambar keseluruhan.

c. Prinsip Dasar Mind Mapping

Prinsip dasar Mind Mapping adalah merangkum semua konsep dengan cara yang tidaklinear (atas ke bawah) tetapi dengan bercabang.

Dengan adanya rangkuman maka akan memudahkan untuk menghafal dan mengerti.

Menurut Tony Buzan dalam bukunya Pintar Mind Map (2010:14), yang dibutuhkan dalam membuat Mind Mapping hanyalah:

1) Kertas kosong tak bergaris 2) Imajinasi

3) Pena dan pensil warna 4) Otak

5) Kreativitas

(42)

6) Adapun cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut: Memulai dari tengah kertas kosong.

7) Menggunakan gambar atau symbol untuk ide sentral.

8) Menggunakan warna.

9) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

10) Membuat garis hubung yang melengkung. Menggunakan satu key word (kata kunci)untuk setiap garis.

11) Menggunakan gambar.

Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal.

Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind Mapping:

1) Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan di tengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.

2) Garis yang lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

(43)

3) Kata yaitu menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.

4) Image yaitu gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.

5) Warna. Gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna yang berbeda untuksetiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.

6) Struktur yaitu menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah- tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.

Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:

1) Overview, yaitu tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaranbaru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester. Overview dapat diisi

(44)

dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal peserta didik sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi murid yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

2) Preview atau Tinjauan Awal yang merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaranumum yang diiberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, murid diharapkan telah memilikipengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapatdilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

3) Inview atau Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, peserta didik diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu peserta didik dalam memahami danmenguasai bahan yang diajarkan.

4) Review atau Tinjauan Ulang yang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat

(45)

atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu murid untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yangdiajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akandimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu murid mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

d. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping 1) Kelebihan Mind Mapping

Kelebihan mind mapping, antara lain :

a) Mudah melihat gambaran secara keseluruhan.

b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, da membuathubungan.

c) Memudahkan penambahan informasi baru.

d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.

e) Lebih menghemat waktu.

f) Belajar lebih cepat dan efisien.

g) Dapat meningkatkan kreativitas.

h) Catatan lebih padat dan jelas.

i) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.

j) Catatan lebih terfokus pada inti materi.

k) Setiap peta bersifat unik.

Menurut Suyatno (2009) untuk anak-anak, Mind Mapping memiliki manfaat diantaranya, yaitu membantu mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus,

(46)

mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas.

2) Kelemahan Mind Mapping

Kekurangan pembelajaran model Mind Mapping, antara lain :

a) Hanya peserta didik yang aktif terlibat, sedangkan guru hanya mengarahkan.

b) Tidak sepenuhnya peserta didik yang belajar.

c) Mind Map peserta didik bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mindmap pesera didik (Kiranawati. 2007:1).

6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsurmanusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, bahwa proses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara pembelajar dengan segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam mencapai proses yang berkesinambungan itulah diperlukanmetode yang tepat untuk diterapkan.

Metode peta pikiran (Mind Mapping) sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Metode mencatat ini, didasarkan pada penelitian tentang cara otakmemproses informasi, bekerja sama dengan otak.

(47)

Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol. Dengan metode Mind Mapping tentu akan sangat membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi kedua belah otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya murid menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga murid dapat mengambil keputusan dengan tepat.

Ada bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa yang akan ditulis,apa temanya, dan bagaimana memulainya. Dengan peta pikiran, sebuah tema dapat dijabarkan ke dalam ranting-ranting tema yang lain sehingga menjadi pengembang gagasandalam menulis. Dalam menulis narasi, kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan ide atau gagasan menjadi sebuah karangan yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya bahwa peta pikiran (Mind Mapping) menggunakan gambar, warna, dan dan kata kuncinya dapat membuktikan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan ide-ide baru yang kreatif danimajinatif. Lebih jauh lagi, apabila dibandingkan dengan metode konvensional yang selamaini diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi, metode Mind Mapping jauh lebih baik karena melibatkan kedua belahan otak untuk berpikir. Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri

(48)

saja. Kreativitasdan imajinasi tidak berkembang dengan baik apabila masih menggunakan metode konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta pikiran sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi.

Implementasi metode peta pikiran (Mind Mapping) adalah sebagai berikut:

a. Murid bersama guru memillih tema karangan.

b. Murid menuliskannya di atas selembar kertas kosong.

c. Menulis kata kunci dari ide yang dipilih.

d. Membuat cabang-cabang atau ranting-ranting ide atau gagasan yang muncul.

e. Penulisan kata kunci disertai dengan simbol atau gambar.

f. Murid membuat karangan narasi berdasarkan peta pikiran yang telah dibuat.

Apabila masih ada ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting manapun dalam peta pikiran yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk karangan narasi. Berikut ini contoh peta pikiran (Mind Mapping) pada gambar1 :

(49)

Kelas tiga Setelah satuMinggu

Satu

Gambar 1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)

Contoh Karangan: Perawatan Akibat Thypus

Waktu duduk di kelas tiga, aku pernah dirawat di rumah sakit selama seminggu. Aku dirawat karena sakit gejala Typhus. Itu kali pertama aku sakit Typhus dan dirawat di rumah sakit.

Saat pertama sakit, aku hanya merasakan suhu badanku naik dan perutku terasa perih. Saat itu juga, aku juga merasa lidahku terasa pahit. Keesokan

Minggu di Rumah Sakit Teman-teman menjenguk THYPUS Perut perih

Gejala Thypus Periksa ke dokter Rawat Inap

Menjaga pola makan Istirahat yang cukup

(50)

harinya, ayahku membawaku periksa ke dokter. Setelah dokter memeriksa, ia menyimpulkan bahwa aku menderita gejala Typhus. Karena itu, aku harus dirawat dengan intensif. Dokter menyarankan supaya aku mendapat rawat inap. Saat itu juga ayahku memutuskan agar aku mendapat perawatan intensif Aku dirawat di ruangan khusus. Selama masa perawatan, aku harus menjaga pola makan danistirahat yang cukup. Pantangan yang harus dilakukan selama perawatan adalah menghindarimakanan yang terlalu keras, pedas, asam dan asin, serta tidak boleh banyak bergerak.

Teman-temanku mulai menjengukku sejak hari pertama. Mereka semua mendoakanku agar cepat sembuh. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang. Dalam masa pemulihan setelah sakit, aku harus menjaga kesehatan dan pola makan. Agar kondisi kesehatanku terjaga, aku dianjurkan untuk makan bergizi dan rajin berolahraga.

B. Kerangka Pikir

Pada kondisi awal pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan menulis karangan narasimurid masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai-nilai murid yang masih banyak belum mencapainilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang inovatif sehingga proses pembelajaran lebih terpusat pada guru sedangkan murid hanya bersikap pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut mengakibatkan siswa merasa jenuh dan cenderung tidak

(51)

memperhatikan guru saat proses pembelajaran. Akibatnya murid kurang mampu untuk mengembangkan kemampuan menulis dan gagasannya dengan baik yang berdampak pada rendahnya hasil belajar murid.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan suatu metode belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dan kreativitas murid agar murid dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.Salah satu metode yang dipilih yaitu metode Mind Mapping.

Setelah menerapkan metode ini, kemampuan menulis karangan narasi murid dapatmeningkat dan pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi lebih terpusat pada muriditu sendiri. Kerangka pikir digambarkan dalam bagan berikut ini.

(52)

Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Metode Mind

Temuan Analisis Menyimak

Keterampilan Berbahasa Kurikulum 2013

Berbicara Membaca Menulis

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

(53)

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika metode Mind Mapping diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yaitu kerjasama antara peneliti sebagai guru dan guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar sebagai kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran.

Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipilih dengan harapan akan terjadi perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini diadakan di SDIT As Sunnah Makassar, kelurahan Balang Baru, kecamatanTamalate, pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan jumlah murid sebanyak 23 orang yang terdiri dari 23 murid perempuan.

Peneliti mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga karena jarak yang dekat antara lokasi penelitian dengan rumah peneliti.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini, menggunakan dua siklus yaitu

42

(55)

Pelaksanaan Tindakan I

SIKLUS I Refleksi I

Permasalahan baru, hasil

refleksi I

SIKLUS II Pengamatan

Data II Refleksi II

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan

Data I Perencanaan

Tindakan I

Siklus I yang terdiri dari tiga kali pertemuan dan Siklus II yang juga terdiri dari tiga kali pertemuan. Tahapan pelaksanaan siklus dapat dilihat dalam bagan berikut:

Bagan 2. Siklus Kegiatan PTK Permasalahan

(56)

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan ini meliputi:

a. Menentukan pokok bahasan

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode Peta Pikiran (MindMapping)

c. Mengembangkan skenario pembelajaran d. Menyiapkan sumber belajar

e. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Adapun urutan kegiatan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal a. Berdoa b. Presensi

c. Guru mengkondisikan murid d. Apersepsi:

- Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan - Guru dan murid bertanya jawab

tentang karanganKegiatan Inti

a. Murid dan guru bertanya jawab tentang langkah-langkah mengarang

(57)

b. Guru menjelaskan cara membuat kerngka karangan c. Guru memberikan penjelasan tentang karangan narasi

d. Guru menjelaskan penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam karangan narasi

e. Murid (secara individu) menuliskan karangan berdasarkan Peta Pikiran (Mind Mapping)

Kegiatan Akhir

a. Murid dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran b. Guru menutup pelajaran

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dansiswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendasar dankomprehensif tentang keefektivitasan metode yang diterapkan serta melihat kendala-kendalayang timbul dalam penerapannya.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap hal-hal yang terjadi pada pengamatansaat proses pembelajaran berlangsung yang mencakup analisis terhadap keberhasilan dan kendala-kendala yang timbul dalam penerapan metode Mind Mapping, selanjutnya hasil darikegiatan pada siklus I dijadikan

(58)

sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus ke II. SIKLUS II 1. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah

b. Menentukan pokok bahasan

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Metode Peta Pikiran (MindMapping)

d. Mengembangkan skenario pembelajaran e. Menyiapkan sumber belajar

f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakansesuai dengan hasil refleksi pada siklus I

b. Guru menerapkan pembelajaran dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

c. Murid belajar dengan situasi pembelajaran dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

d. Memantau perkembangan kemampuan menulis narasi murid dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tahap obsevasi ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(59)

(aktifitas guru danmurid). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, peneliti menganalisis kembali hasil pengamatan siklus II tentang keefektivitasan penerapan metode Mind Mapping sebagai hasil akhir dari penelitian. Setelah tampak adanya perubahan, maka peneliti melakukan tes akhir (Post Test) untuk mengetahui tingkat keberhasilan seluruh tindakan yang telah dilaksanakan kemudian melakukan rekomendasi atas penerapan metode Mind Mapping.

Dari tahap kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, diharapkan kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar dapat meningkat dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Sedangkan pada guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar diharapkan agar dapat memilih dan merancang model pembelajaran yang inovatif agar proses pengkonstruksian pengetahuan dapat berjalan dengan efektif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta

(60)

secara pasif. Observasi inidilakukan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja murid selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru SDIT As Sunnah Makassar difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis narasidengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi murid, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban murid, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar murid. Sementara itu observasi terhadap murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar difokuskan pada tingkat partisipasi murid dalam mengikuti pelajaran. Adapun variabel yang diamati pada lembar observasi murid adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Observasi Aktifitas Belajar Murid

No VARIABEL INDIKATOR

S1 S2

S % S %

(61)

1 Kedisiplina nmurid

1. Murid tepat waktu masuk kelas sebelum pelajaran dimulai

2. Murid memberikan salam pada guru sebelum pelajaran dimulai

3. Murid berdoa sebelum pelajaran dimulai

4. Murid bersikap sopan

selama proses

pembelajaranberlangsung 2 Kesiapa

n murid meneri ma pelajara n

1. Murid menyiapkan buku tulis 2. Murid menyiapkan alat-alat tulis

3. Murid menyiapkan buku pelajaran

4. Murid menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk menulis karangan dengan Metode Mind Mapping

3 Keaktifan murid

dala mproses pembelajaran menulis narasidengan metodeMind Mapping

1. Murid memperhatikan penjelasan guru tentang menulis karangan narasi

2. Murid berani

mengemukakan pendapatnya tentang temakarangan

3. Murid berani bertanya bila mengalami kesulitan dalam membuat karangan dengan menggunakan Mind Mapping 4. Murid berinteraksi aktif dengan guru

(62)

4 Kemampua nmurid membuat karangan

1. Isi karangan murid padat informasi dan relevan dengan tema

2. Gagasan diungkapkan denganjelas, urutan logis dan tertata dengan baik

3.Mengguasai pembentukan kata, pilihan kata tepat, gaya bahasa jelas dan makna yang terkandung jelas

4. Mekanik penulisan, meliputi ejaan dan tanda baca serta kerapihan dan kebersihan tulisan.

5 Kemampua nmurid mengerjaka npost test

1. Murid mampu mengerjakan soal post test sendiri

2. Murid mengerjakan soal post test dengan serius

3. Murid mengerjakan soal post test sesuai dengan waktu yangdisediakan

4. Murid mengumpulkan soal test tepat waktu

Keterangan:

1. bila 1 Indikator yang tampak 2. bila 2 Indikator yang tampak 3. bila 3 Indikator yang tampak 4. bila 4 Indikator yang tampak .

Tabel 3. Observasi Aktifitas Mengajar Guru

NO VARIABEL INDIKATOR

S1 S 2

SKOR % SKOR %

(63)

1 Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

1. Guru menyiapkan rencana pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru menyampaikan ruang lingkup materi

4. Guru menyampaikan lama pembelajaran

2 Kemampuan guru

mengelola kelas

1. Guru mengkondisikan murid 2. Guru mengecek kehadiran murid

3. Guru melakukan pembagian peralatan yang digunakan dalam pembelajaran

4. Guru berkeliling mengamati murid dan membantu murid yang mengalami kesulitan

3 Kemampuan guru

mengelola waktu pelajaran

1. Guru memulai pelajaran tepat waktu

2. Guru memberikan batas waktu dalam membuat karangan dengan menggunakan metode Mind Mapping

3. Guru menggunakan waktu secara efisien

4. Guru melakukan pembelajaran sesuai rencana

4 Memberikan Apersepsi

1. Guru mendorong murid untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas

2. Guru memberikan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan konsep

3. Guru mendorong murid untuk mengkomunikasikan

Gambar

Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Sumber: Eti Agustina, 2019)  5.  Metode Mind Mapping
Gambar 1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel 2. Observasi Aktifitas Belajar Murid
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi di atas, peneliti berinsiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi, dalam pengajaran bahasa

Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009:307-- 308) yang membagi

Penelitian yang dilaksanakan sebanyak 4 siklus ini, terlihat adanya peningkatan dari kemampuan guru merancang pembelajaran bahasa Indonesia khusus menulis karangan

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Estafet Writing dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Penelitian yang dilaksanakan sebanyak 4 siklus ini, terlihat adanya peningkatan dari kemampuan guru merancang pembelajaran bahasa Indonesia khusus menulis karangan

Pada kemampuan menulis khususnya pada materi menulis karangan narasi model CIRC dapat digunakan karena di dalam menulis karangan narasi diperlukan ide pokok

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan penggunaan media audiovisual dan metode quantum learning

Pada kemampuan menulis khususnya pada materi menulis karangan narasi model CIRC dapat digunakan karena di dalam menulis karangan narasi diperlukan ide pokok