• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang berkepentingan yaitu:

a. Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis, khususnya yang berkaitan dengan tabungan, deposito dan kredit.

b. Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan, masukan, bahan referensi dan sumber informasi dalam mempelajari pengaruh tabungan dan deposito masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit.

c. Bagi Perusahaan, sebagai masukan dalam upaya menarik dana dan menyalurkan dana masyarakat sebesar-besarnya.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian, Fungsi, Jenis dan Sumber Dana Bank 1. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentangPerbankan, bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Menurut Kasmir (2014:5) “bank merupakan lembaga keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana”.

2. Fungsi Bank

Pasal 3 dan pasal 4 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia, yaitu:

1. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagi penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

2. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

3. Jenis Bank

Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 5, kelembagaan bank ditata dalam struktur yang lebih sederhana, menjadi 2 (dua) jenis bank saja, yaitu:

1. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat membrikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersil (Commercial Bank).

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seacara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.

12

Sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

1. Bank Sentral

Bank Sentral adalah bank yang merupakan badan hukum milik negara yang tugas pokoknya membantu pemerintah. Sebagai contoh Bank Indonesia, Bank of China, Bank of Japan, Bank of England, The Reserve Bank of India dan Bank of Soul.

2. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana. BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BTN, Bank Mega, Bank Danamon, Bank Permata dan Bank Panin.

3. Bank Pembangunan

Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya berasal dari penerimaan simpanan deposito serta commercial paper. Sebagai contoh Bank Jatim, Bank Maluku, Bank DKI, Bank Jabar, Bank Papua, dan Bank NTT.

4. Bank Desa

Bank Desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah memajukan pembangunan desa.

5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana masyarakat maupun menyalurkan dananya di sektor pertanian dan pedesaan.

6. Bank Lainnya

Bank lainnya yang akan ditetapkan dengan undang-undang menurut kebutuhan dan perkembangan ekonomi.

4. Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2014:69) dalam garis besarnya, sumber dana bank yang dipakai untuk membiayai operasinya terdiri atas:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, merupakan sumber dana dari modal sendiri, seperti:

a. Setoran modal dari pemegang saham

Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Cadangan-cadangan bank

Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.

Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.

c. Laba bank yang belum dibagi

14

Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas, terdiri dari:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan dan simpanan deposito.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Simpanan tabungan disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tinggi, jika dibanding dengan jasa giro.

c. Simpanan Deposito (Time Deposit)

Simpanan deposito juga disebut dana mahal seperti simpanan tabungan karena bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tinggi.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya, dapat diperoleh dari:

a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia

Merupakan kerdit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit

likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu

b. Pinjaman antarbank

pinjaman antarbank biasanya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring.

Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi. Pinjaman antarbank lebih dikenal dengan nama Call Money.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri

merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri, misalnya pinjaman dari bank di Singapura, Amerika Serikat atau dari negara-negara Eropa.

d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.1.2 Tabungan

Pengrtian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah

16

untuk menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antarsatu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Dengan demikian, tabungan merupakan dana yang dipercayakann kepada bank dengan ciri-ciri sebagai berikur:

a. Simpanan dana pihak ketiga.

b. Penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati.

c. Penarikannya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis.

d. Penarikannya tidak boleh melebihi jumlah tertentu.

e. Penabung diberi bunga sebagai imbalannya yangdiperhitungkan setiap akhir bulan tahun yang bersangkutan dan dibukukan pada awal bulan tahun berikutnya.

2.1.3 Deposito

Pengertian deposito (deposito berjangka) menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah “simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Jadi, waktu penarikannya sudah ditentukan sesuai dengan perjanjian antara nasabah dan bank pada saat pembukaan deposito yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2014:102), deposito merupakan salah satu tempat bagi nsabah untuk melakukan

investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Dengan demikian, deposito merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat. Kepada bank dengan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank berdasarkan atas nama, sehingga tidak dapat diperjualbelikan.

2. Jangka waktu penarikannya telah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan yang diperjanjikan.

3. Bunga dibayar setiap bulan pada hari bayarnya atau sekaligus pada saat jatuh tempo.

4. Dapat dijadikan jaminan kredit.

Di sisi bank, sunber dana deposito ini digolongkan sebagai dana mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Jenis simpanan dalam bentuk deposito lebih disenangi oleh nasabah atau masyarakat, karena menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan giro atau jenis simpanan lainnya.

2.1.4 Non Performing Loan

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 yang dimaksud rasio Non Performing Loan adalah rasio antara jumlah total kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit. Menurut Rosmilia (2009), kredit bermasalah (Non Performing Loan) adalah kredit yang kolektibilitasnya dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (sub standard), diragukan (doubtfull) dan kredit macet.

18

Non performing loan (NPL) merupakan rasio keuangan pokok yang dapat memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar dan likuidasi. Biasanya rasio NPL merupakan target jangka pendek perbankan. Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Semakin tinggi rasio Non Performing Loan maka tingkat likuiditas bank terhadap dana pihak ketiga (DPK) akan semakin rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar dana yang disalurkan bank dalam bentuk kredit merupakan simpanan dana pihak ketiga (DPK).

2.1.5 Pengertian, Unsur, Tujuan, Fungsi dan Jenis Kredit 1.Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemebrian bunga.”. Dari pengertian berikut dapat disimpulkan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang (Kasmir:2014).

2. Unsur-Unsur Kredit

Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan

menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit, maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

 Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara interen maupun eksteren.

 Kesepakatan

Di samoing unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

 Jangka Waktu

20

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahunn).

Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.

Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

 Risiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun risiko yang tidak sengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

 Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional

balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

3.Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan (Kasmir:2014).

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut 1. Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, di samping itu, keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir (dibubarkan). Oleh karena itu, sangat penting bagi bank untuk memperbesar keuntungannya mengingat biaya operasional bank juga relatif cukup besar.

22

2.Membantu Usaha Nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3.Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagi berikut:

 Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

 Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

 Meningkatkan barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian

besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat memiliki banyak pilihan.

 Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk

yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

 Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang

dibiayai untuk keperluan ekspor.

Di samping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain (Kasmir:2014):

 Untuk meningkatkan daya guna uang

 Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

 Untuk meningkatkan daya guna barang

 Meningkatkan peredaran barang

 Sebagai alat stabilitas ekonomi

 Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

 Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

 Untuk meningkatkan hubungan internasional

24

4. Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi (Kasmir:2014) antara lain:

1. Dilihat dari Segi Kegunaan

 Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula.

 Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

 Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.

 Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

 Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

26

3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

 Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

 Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

 Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur, dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat Dari Segi Jaminan

 Kredit Dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan.

Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau

tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jamninan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.

 Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

5. Dilihat Dari Segi Sektor Usaha

 Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

 Kredit Peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

 Kredit Industri

28

Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai indutri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

 Kredit Pertambangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang.

Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, sepereti tambang emas, minyak atau timah.

 Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

 Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

 Kredit Perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka panjang.

 Dan sektor-sektor lainnya.

2.1.6 Hubungan antara Tabungan, Deposito, Non Performing Loan dan Kredit

Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir:2014). Tentu saja sebelum menjual uang atau memberikan pinjaman bank harus terlebih dahulu membeli uang atau menghimpun dana sehingga dari selisih bunga tersebutlah untuk mencari keuntungan. Sumber dana bank dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang berasal dari masyarakat luas, dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya.

Menurut Kasmir (2014:71), “ sumber dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.” Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya. Pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal, jika dibandingkan dari dana sendiri. Setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkannya atau alokasi dana. Alokasi dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit, sehingga dapat dikatakan bahwa besarnya jumlah pinjaman atau kredit yang diberikan suatu bank dipengaruhi oleh jumlah dana

30

pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito) yang berhasil dihimpun oleh bank tersebut.

2.1.7 Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.

Investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila kentungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of

Investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila kentungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of

Dokumen terkait