• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA AHMAD TOHARI

3.1 Tragedi 1965 dalam Sejarah

3.3.1 Masa Sebelum Tragedi 1965 di Pegaten

Dalam wilayah Kecamatan Kokosan, desa Pegaten terletak paling terpencil. Di sebelah selatan terdapat hutan jati yang luas, sementara di bagian

barat dibatasi oleh perkebunan karet dan rawa-rawa. Tanah serta ladangnya subur. Tetapi kehidupan penduduk Pegaten penuh dengan kesengsaraan karena telah terjadi pergolakan-pergolakan yang diawali oleh masuknya tentara Jepang. Kemudian menyusul perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang praktis berlangsung sampai awal tahun lima puluhan. Pada saat itu juga telah terjadi persaingan antara tiga kekuatan. Masing-masing memiliki laskar bersenjata, masing-masing menaruh kepentingan atas wilayah Pegaten dan sekitarnya. Salah satu kekuatan besar itu adalah Lasykar Ahmad Juhdi. Lasykar ini sedang surut, tetapi nama Ahmad Juhdi telah disalahgunakan oleh kekuatan kedua yang sedang tumbuh. Kekuatan kedua ini secara rahasia dipimpin oleh seorang laki-laki ubanan bergigi besi. Kekuatan kedua ini telah melakukan perampokan-perampokan yang sering menjarah harta atau membunuh penduduk Pegaten. Kekuatan yang ketiga adalah alat-alat keamanan milik negara, polisi, dan tentara. Semua ini terjadi sekitar tahun 1958 sampai dengan tahun 1960. Berikut kutipannya;

Dalam wilayah Kecamatan Kokosan, desa Pegaten terletak paling terpencil. Disebelah selatan terdapat hutan jati yang luas, sementara di bagian barat, desa Pegaten dibatasi perkebunan karet dan rawa-rawa. Tanah sawah serta ladangnya subur. Kalaulah sebagian penduduknya hidup miskin, pastilah bukan keadaan tanah yang menyebabkannya. Salah satu kenyataan yang telah menyebarkan kesengsaraan didaerah itu adalah pergolakan yang diawali oleh masuknya tentara Jepang. Kemudian menyusul perjuangan memperjuangkan kemerdekaan yang praktis berlangsung sampai awal tahun lima puluhan. Kehidupan yang tenteram hanya berlangsung beberapa tahun, hingga berakhir dasa warsa itu.(hlm 119)

Orang yang teliti dan cukup berbesar jiwa bisa memahami pada saat itu sedang terjadi persaingan antara tiga kekuatan. Masing-masing memilki lasykar bersenjata, masing-masing menaruh kepentingan atas wilayah Pegaten dan sekitarnya. Salah satu kekuatan sedang surut, yaitu lasykar yang dipimpin oleh Ahmad Juhdi. (hlm 120)

Kehidupan Pegaten pada awal tahun enam puluhan telah terjadi inflasi,penghidupan sehari-hari dirasa sangat berat. Minyak tanah dijatah, gula pasir diantrikan, keadaan alam sendiri menambah penderitaan penduduk. Kemarau sering amat panjang, hama tikus dan walang sangit menggagalkan panen. Penduduk Pegaten terpaksa mengisi perut mereka dengan Gaber. Busung lapar terjadi di Pegaten karena kurangnya makanan yang bergizi, bagi mereka asal bisa makan tanpa memikirkan gizi. Berikut kutipannya

Orang Pegaten tidak tahu apa arti kata inflasi. Mereka hanya merasakan akibatnya. Penghidupan sehari-hari pada umumnya dirasakan amat berat. Minyak tanah dijatah, gula pasir diantrikan. Keadaan alam sendiri menambah penderitaan penduduk. Kemarau sering amat panjang. Hama tikus dan walang sangit menggagalkan panen. Tidak sedikit penduduk Pegaten yang terpaksa mengisi perut mereka dengan gaber. Aspas singkong itu dikukus, dan di makan dengan daun-daunan. Busung lapar berjangkit di Pegaten. ( hlm 130 )

Pencuri- pencuru menjadi sangat berani, hutan jati rusak hebat karena dijarah oleh penduduk di sekelilingnya. Bahkan para pekerja perkebunan karet mulai melancarkan kerusuhan-kerusuhan, dengan cara tanaman karet ditebang dan ditanami tanaman sesuka mereka. Ini dikarenakan tekanan kebutuhan hidup yang sangat mendesak. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

Pencuri- pencuri menjadi sangat berani. Hutan jati di sebelah selatan Pegaten rusak hebat oleh penduduk sekelilingnya. Bahkan para pekerja perkebunan mulai melancarkan kerusuhan-kerusuhan.( hlm131 )

Karman mulai masuk sekolah tingkat pertama atau yang biasa disebut SMP pada permulaan ajaran baru tahun 1950, di sebuah kota kabupaten. Ia menjadi anak Pegaten pertama yang melanjutkan sekolah sampai ke jenjang SMP. Semasa sekolah Karman dikenal anak yang amat pintar dan teliti, di samping itu

ia juga sangat kritis. Pada tahun 1953 Karman berhasil menyelesaikan sekolahnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.

Pada permulaan ajaran tahun 1950, Karman sudah menjadi murid SMP di sebuah kota kabupaten yang terdekat. Ia menjadi anak Pegaten pertama yang menempuh pendidikan di sekolah menengah (hlm 68).

Setelah lulus SMP Karman tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, karena paman Hasyim yang membiayainya terbentur biaya. Atas saran Triman Karman mencalonkan menjadi pegawai di kantor kecamatan Kokosan. Dari sinilah awal mula Karman dipengaruhi oleh paham komunisme. Triman memang sengaja mencari bibit unggul seperti Karman untuk memperkuat partainya. Karman seorang anak yang masih lugu dan sangat gampang dipengaruhi, bahkan saat Karman dicekoki dengan bacaan-bacaan teori-teori pertentangan kelas. Tetapi pada ujian pertama Karman tidak lulus, akhirnya kelompok Margo memberikan bacaan-bacaan yang berisi doktrin-doktrin Marx dan kawan-kawannya. Pada ujian ulangan Karman dinyatakan lulus, dengan kata lain Ia telah paham betul teori-teri Marx.

”Membuat Karman merasa berhutang budi kepada kita. Sudah kulaporkan, sekarang Karman sedang mencari pekerjaan. Bila suatu jabatan resmi dapat kita sodorkan kepadanya, berarti kita memulai bekenalan dengan cara yang baik. jadi kan saya tanyakan , apakah Bung mempunyai suatu lowongan pekerjaan?.

”Wah tetapi saya hanya mempunyai satu saluran ke Kantor Kecamatan. itu pun tidak gampang, karena orang Nasional disana bersikap sangat tertutup ( hlm 72)

Itulah yang terjadi. Karman yang tidak lulus! bukan main kecut dan khawatir dengan rasa hatinya. Padahal kalau tahu, Karman tidak perlu berperasaan demikian. Kelompok Margo hanya menginginkan tambahan waktu untuk membina Karman lebih lanjut, tidak lebih. lulus atau tidaknya si calon pegawai itu sudah berada di tangan mereka sepenuhnya. Dan kini mereka

mempunyai waktu tiga bulan lagi untuk memberi Karman bacaan-bacaan yang berisi doktrin-doktrin Marx dan kawan-kawannya (hm 82)

Dokumen terkait