• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan informasi dari beberapa pihak dan berdasarkan data sekunder, dapat diperoleh adanya beberapa masalah sosial yang ada di Desa Jebed Selatan, sebagai berikut.

1) Keluarga Miskin.

Desa Jebed Selatan mempunyai jumlah keluarga miskin berdasarkan data dari penerima bantuan Raskin sebanyak 1482 KK yang tersebar : Dusun Karang Talun : 108 KK, Dusun Silanjar : 244 KK, Dusun Gedugan : 329 KK, Dusun Karang Sembung : 389 KK dan Dusun Kuwungan : 412 KK. Melihat masih tingginya jumlah keluarga miskin di Desa Jebed Selatan, isu-isu yang dapat diangkat adalah status kesehatan dan kondisi tempat tinggal keluarga miskin tersebut. Data keluarga miskin seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Jumlah Keluarga Miskin Tiap Dusun

0 100 200 300 400 500

Ke luarga Miskin

Dusun Karang Talun Dusun S ilanjar Dusun Gedugan Dusun Karang S embung Dusun Kuwungan

Sumber : Daftar Isian Potensi Desa, 2006.

2) Penyandang Cacat.

Berdasarkan Daftar Isian Potensi Desa untuk penyandang cacat yang ada di Desa Jebed Selatan, sebagai berikut :

a) cacat netra : dua orang b) cacat rungu dan wicara : sepuluh orang c) cacat mental : dua orang d) lumpuh : satu orang

Berdasarkan data di atas, menjadi suatu tanggung jawab bersama untuk memberikan perhatian khusus melalui keluarga dan masyarakat sekitar serta memberikan wadah apresiasi tersendiri agar penyandang cacat bisa mengekspresikan keinginannya dan mengembangkan kreativitasnya.

4.8 Pengkajian PHBS Tingkat Rumah Tangga

Untuk mengetahui sikap dan perilaku masyarakat Desa Jebed Selatan terhadap kesehatan maka diperlukan kajian PHBS di tingkat rumah tangga. Pada pengkajian PHBS di tingkat rumah tangga dilakukan identifikasi terhadap 16 indikator tentang sikap dan perilaku kesehatan.

Dari hasil pengkajian PHBS tingkat rumah tangga didapat jumlah responden sebanyak 50 responden. Dalam kajian ini yang dijadikan sebagai responden adalah anggota rumah tangga/ Kepala Keluarga (KK). Jumlah responden tersebut dipilih dengan pertimbangan dapat memberikan data yang lebih lengkap dan valid. Dalam menentukan jumlah responden dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf redundancy (data sudah jenuh dan responden tidak bisa memberikan informasi yang baru). Penentuan tersebut juga menjadi pertimbangan Pengkaji, penambahan responden akan dihentikan manakala datanya sudah jenuh dan sudah tidak variatif

Berikut hasil pengkajian PHBS tingkat rumah tangga : 1. Rumah Tangga Bebas Asap Rokok/ Tidak Merokok.

Rumah tangga bebas asap rokok didefinisikan anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga lainnya selama satu bulan terakhir. Berdasarkan definisi tersebut, rumah tangga yang bebas dari asap rokok di Desa Jebed Selatan baru

mencapai 10 % atau lima responden. Belum ada target untuk pencapaian rumah tangga bebas asap rokok, akan tetapi bila dibandingkan dengan target rumah tangga sehat secara nasional sebesar 65 %. Maka pencapaian rumah tangga bebas asap rokok masih sangat rendah.

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dipersyaratkan adalah dilakukan oleh Bidan dan Dokter Kandungan. Dari 50 responden, anggota keluarga yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan hanya tujuh responden atau hanya 14 %. Capaian tersebut masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten Pemalang 2010 sebesar 90 %.

3. ASI Eksklusif.

ASI Eksklusif di definisikan bahwa bayi hanya diberi ASI (Air Susu Ibu) saja sejak usia 0-6 bulan. Dari 50 responden hanya tujuh responden yang pernah memberikan ASI kepada bayinya selama enam bulan atau hanya 14 %.

Capaian hasil tersebut masih jauh di bawah target SPM Kabupaten Pemalang 2010 sebesar 80 %.

4. Rumah Tangga Bebas Miras/ Narkoba.

Anggota keluarga yang tidak menyalahgunakan atau tidak memakai minuman keras dan narkoba. Berdasarkan kondisi di lapangan keluarga yang bebas dari penyalahgunaan dan pemakaian minuman keras saja sudah mencapai 92 % atau 46 responden. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah.

5. Penimbangan Balita.

Balita yang ditimbang di sarana pelayanan kesehatan seperti Posyandu minimal delapan kali setahun. Capaian indikator tersebut hanya 11 responden atau 22 %. Apabila dibandingkan dengan target SPM 2010 sebesar 80 % berarti indikator tersebut belum tercapai.

6. Gizi Keluarga

Anggota rumah tangga yang mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang. Berdasarkan hasil kajian responden yang memenuhi syarat diatas hanya 20 responden atau 40 % saja.

Apabila dibandingkan dengan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) sebesar 80 %, capain tersebut belum tercapai.

7. Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Rumah tangga yang menjadi peserta JPK (Askes, Jamsostek dan JPKMM).

Jumlah rumah tangga yang sudah menjadi peserta JPK sebanyak 30 responden atau 60 %. Capaian tersebut sudah sesuai dengan target SPM 2010 sebesar 60%.

8. Anggota rumah tangga mencuci tangan dengan sabun.

Maksud dari indikator ini adalah anggota rumah tangga yang selalu mencuci tangannya dengan sabun dan air sebelum makan dan setelah buang air besar.

Rumah tangga yang mempunyai kebiasaan tersebut sudah mencapai 25 responden atau 50 %. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

9. Menggosok Gigi

Anggota rumah tangga yang menggosok giginya minimal dua kali sehari sebelum tidur dan sesudah makan. Rumah tangga yang sudah mempunyai kebiasaan tersebut mencapai 33 responden atau 66%. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

10. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Anggota rumah tangga yang rutin memberantas sarang nyamuk minimal seminggu sekali atau rumahnya bebas jentik nyamuk. Rumah tangga yang bebas jentik nyamuk mencapai 28 responden atau sebesar 56 %. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

11. Jamban Sehat.

Jamban yang kondisinya selalu bersih dan rutin dibersihkan seminggu sekali dengan buangan akhirnya menuju septitank yang selalu tertutup. Rumah tangga yang sudah memenuhi kriteria tersebut baru mencapai 25 responden atau sebesar 50 %. Capaian tersebut masih jauh dari target nasional 2010 sebesar 88 %.

12. Air Bersih.

Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari (minum, masak, mandi dan mencuci). Rumah tangga yang sudah memenuhi kriteria tersebut sudah mencapai 40 responden atau sebesar 80 %. Capaian tersebut sudah mencapai target nasional 2010 sebesar 80 %.

13. Tempat sampah.

Capaian rumah tangga yang memiliki dan membuang sampah pada tempatnya sebanyak 24 responden atau sebesar 48 %. Capaian tersebut masih dibawah target nasional 2010 sebesar 85 %.

14. Kepadatan Penghuni.

Indikator ini di definisikan sebagai rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9m2 per orang). Berdasarkan definisi tersebut jumlah rumah tangga yang memenuhi kriteria sebanyak 37 responden atau 74%. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

15. Lantai Rumah

Anggota rumah tangga yang menempati rumah dengan lantai kedap air (plester, tegel, keramik, kayu) bukan lantai tanah. Capaian indikator tersebut sebanyak 31 responden atau sebesar 62 %. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

16. Olah raga

Anggota keluarga yang berumur 10 tahun ke atas rutin melakukan aktivitas fisik (sedang maupun berat) minimal 30 menit setiap hari. Capain pada indikator ini sebanyak 39 responden atau sebesar 78%. Untuk indikator ini tidak terdapat angka target pembanding baik secara nasional maupun daerah

Untuk lebih jelas melihat hasil pengkajian dan urutan peringkat indikator PHBS tingkat rumah tangga di Desa Jebed Selatan seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Hasil Pengkajian PHBS Tingkat Rumah Tangga di Desa Jebed Selatan Berdasarkan Urutan Masalah

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Sumber : Pengkaji, diolah, 2008.

Dari seluruh rumah tangga yang menjadi responden dapat menggambarkan strata rumah tangga sehat dengan melihat hasil pengkajian PHBS tingkat rumah tangga.

Berdasarkan rumus yang sudah ditetapkan oleh Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, sebagai berikut :

1. Rumah Tangga Sehat Pratama, adalah rumah tangga yang memenuhi 0-5 indikator dari 16 indikator. Capaian di Desa Jebed Selatan pada strata ini sebesar 8 %.

2. Rumah Tangga Sehat Madya, adalah rumah tangga yang memenuhi 6-10 indikator dari 16 indikator. Capaian di Desa Jebed Selatan pada strata ini sebesar 72 %.

3. Rumah Tangga Sehat Utama, adalah rumah tangga yang memenuhi 11-15 indikator dari 16 indikator. Capaian di Desa Jebed Selatan pada strata ini sebesar 20 %.

4. Rumah Tangga Sehat Paripurna, adalah rumah tangga yang memenuhi secara keseluruhan dari 16 indikator. Capaian di Desa Jebed Selatan pada strata ini sebesar 0 %.

Untuk mengetahui pencapaian rumah tangga sehat yang skalanya makro (minimal Desa), maka yang dihitung adalah jumlah rumah tangga sehat utama dan rumah tangga sehat paripurna, sehingga berdasarkan rumus tersebut maka Pencapaian rumah tangga sehat di Desa Jebed Selatan sebesar 20 % dan hanya masuk kategori Strata Sehat Pratama. Apabila dibandingkan dengan target rumah tangga sehat tahun 2010 (SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Pemalang 2010) sebesar 65%, pencapaian rumah tangga sehat di Desa Jebed Selatan masih jauh dari target. Diagram pencapaian rumah tangga sehat seperti ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Pencapaian Rumah Tangga Sehat di Desa Jebed Selatan.

0 20 40 60 80

Sehat Pratama 8

Sehat Madya 72

Sehat Utama 20

Sehat Paripurna 0

Persentase Rumah Tangga Sehat

Sumber : Pengkaji, diolah, 2008.

4.9 Ikhtisar

Perekonomian di Desa Jebed Selatan didukung oleh sektor pertanian.

Ketersediaan lahan sawah yang mencapai 82,95 % dari luas wilayah desa tersebut secara otomatis dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam menyerap tenaga kerja dan sumber penghidupan masyarakat. Lahan dianggap sebagai asset produktif yang sangat penting untuk mempertahankan mata pencaharian. Oleh karena itu, 55,98 % (1260 jiwa) masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani dan petani, sehingga dapat dikatakan mata pencahatian masyarakat Desa Jebed Selatan lebih bersifat homogen.

Hanya saja permasalahan yang muncul di Desa Jebed Selatan adalah masih rendahnya kualitas pendidikan dan terbatasnya akses pelayanan publik (pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan).

Pernyataan tersebut dibuktikan dengan masih rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Desa Jebed Selatan yang sebagian besar adalah SLTP ke bawah (1951 jiwa atau 58,5 %). Keterbatasan mengakses pelayanan publik seperti pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai buruh tani, petani, tukang batu, tukang kayu dan tukang becak. Semakin mahalnya biaya pendidikan menjadikan keluarga tersebut harus memprioritaskan kebutuhan pangan dibandingkan harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas bagi anaknya.

Untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan gratis, bagi keluarga miskin masih menjadi kendala, dikarenakan minimnya transportasi dan jarak tempuh yang cukup jauh (menuju Puskesmas Jebed menempuh jarak empat kilometer dan menuju Rumah Sakit Pemerintah menempuh jarak enam kilometer).

Kondisi tersebut diatas dapat mempengaruhi sikap dan perilaku hidup sehat di masyarakat Desa Jebed Selatan. Untuk mengetahui sikap dan perilaku hidup sehat masyarakat Desa Jebed Selatan, maka dilakukan pengkajian PHBS Tingkat Rumah Tangga. Dari hasil pengkajian tersebut telah teridentifikasi bahwa mayoritas masyarakat Desa Jebed Selatan terutama ibu rumah tangga dan ibu hamil tingkat pengetahuannya terhadap Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih rendah.