• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

7. Materi Pembinaan Agama

Materi yang dipakai dalam pembinaan agama Islam adalah semua yang terkandung dalam Al-Quran yaitu sebagai berikut:

60 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2001), hlm.231.

a. Aqidah

Aqidah menurut bahasa berasal dari kata aqada, ya’qidu, aqdan atau aqidatan yang artinya mengikatkan. Bentuk jama’ dari aqidah adalah aqaid yang berarti simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula kata I’tiqad yang berarti kepercayaan.

Sedangkan aqidah secara etimologis berarti ikatan atau sangkutan. Secara praktis, aqidah berarti kepercayaan, keyakinan, atau iman.61

Menurut Mhasbi Ash Shiddiqi mengemukakan aqidah menurut ketentuan bahasa arab yakni sesuatu yang dipegang teguh dan tertancam kuat di dalam hati dan tak dapat beralih dari padanya.62

Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman kepada:

1). Iman kepada Allah

Kata “iman” berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan percaya berarti pengakuan terhadap adanya sesuatu yang bersifat ghaib, atau sesuatu itu benar. Iman kepada Allah berarti

61E. Hassan Saleh, Study Islam Diperguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), hlm. 55

62https://majalahpendidikan.com/definisi-aqidah-terlengkap/, diakses 10 November 2020.

menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu (tauhid al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya pembuat peraturan yang sempurna (tauhidal-tasyri).

2). Iman kepada Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat adalah meyakini malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur (cahaya) dan bahwa malaikat adalah makhluk yang paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

3). Iman kepada Kitab-Kitab-Nya

Pengertian iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari Allah SWT kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Salah satu kitab Allah adalah Al-Quran, dengan membaca dan memahami isi Al-Quran, maka manusia akan merasa dekat dengan Allah dan tenang dalam menghadapi segala hal.

4). Iman kepada Rasul-Rasul-Nya

Iman kepada Rasul adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa Rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar menjadi pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

5). Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir sebagai tanda akhir dari kehidupan di dunia dan awal dari kehidupan di akhirat. Karena itu, manusia janganlah lengah, lupa diri ataupun terpesona dengan kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sementara.

6). Iman kepada Qadha dan Qadhar

Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu bagi semua makhluk hidup.63

Dengan demikian, penulis simpulkan akidah adalah suatu keyakinan yang kuat kepada Allah yang diucapkan dengan lisan, diyakini dengan hati dan ditunjukan dengan perbuatan-perbuatan yang taat kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

b. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,

63 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.60.

kelaziman), maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).64

Terdapat beberapa pengertian akhlak menurut para ahli, yaitu:

1. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela Islam), karena kepiawaianya dalam membela Islam dari berbagai faham yang dianggap menyesatkan, Ia mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.65 3. Menurut Zuhairi, akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal yaitu akidah dan syari’ah dan mengajarkan tentang cara pergaulan hidup manusia.66

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat baik atau buruk yang tertanam dalam jiwa manusia yang

64 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 1.

65Ibid., hlm. 2.

66 Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), hlm. 60.

akan menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa disengaja dan akan terjadi secara terus menerus.

Akhlak baik jika tidak dibentuk maka akan menimbulkan kerusakan pada diri manusia, sedangkan akhlak buruk yang ditinggalkan akan menjadikan manusia bermanfaat untuk sekitar.

Adapun macam-macam akhlak, sebagai berikut:

a) Akhlak Karimah ( Akhlak yang baik)

Ajaran Islam sangat mengutamakan akhlak al-karimah, yakni akhlak yang sesuai dengan tuntunan dan tuntutan syariat Islam. Dalam konsepsi Islam akhlak juga dapat diartikan sebagai suatu istilah yang mencakup hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliknya dan hubungan horizontal antara sesama manusia. Akhlak dalam Islam mengatur empat dimensi hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.67

Akhlak yang baik dalam kehidupan ini dapat digolongkan kepada tiga macam golongan, yaitu:

1). Akhlak Terhadap Allah

67Anwar Masy'ari, Butir-Butir Problematika Dakwah Islamiyah (Surabaya : Bina Ilmu,. 1993), hlm. 92.

Allah SWT menciptakan manusia di permukaan bumi ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya.

Adapun akhlak manusia kepada Allah SWT yang pertama sekali adalah berkeyakinan adanya Allah SWT dengan keesaan-Nya, dan dengan segala sifat kesempurnaan-Nya serta mengimani yang benar akan memberikan kebahagiaan bagi seseorang muslim di dunia dan di akhirat kelak.

Dalam Surat az-Dzaariyat ayat 56, Allah SWT berfirman:

ۡوُدُبۡعَيِل َّلَِّا َسۡنِ ۡلَّا َو َّن ِجۡلا ُتۡقَلَخ اَم َو ِن

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.68 2). Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama.

Tahap pertama menyatakan keimanan dengan mengucapkan syahadat, tahap kedua melakukan ibadah seperti shalat, zakat puasa termasuk membaca al-quran dan berdoa, dan tahap ketiga sebagai buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak.

Adapun akhlak al-karimah terhadap diri sendiri sebagai berikut:69

68Al-Qur'an Terjemahan, Kementrian Agama RI, (Jakarta: PT.

Insan Media Pustaka, 2013), hlm. 523.

a) Setia (al-amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, kewajiban, ataupun kepercayaan.

b) Benar (as-Shiddig), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.

c) Adil (al-adl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.

d) Memelihara kesucian diri (al-iffah), yaitu menjaga dan memelihara kesucian dan kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah, dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya.

e) Malu (al-haya').

f) Keberanian diri ( as-syaja'ah).

g) Kekuatan (al-Quwwah) h) Kesabaran (as-Sabru) i) Kasih sayang (ar-Rahman) j) Hemat (al-iqtishad).

3). Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk sosial oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari ia membutuhkan manusia lainnya untuk mencapai

69Toto Suryana, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Bandung, Tiga Mutiara, 1997. hlm. 191.

kelangsungan hidup diperlukan adanya aturan-aturan pergaulan yang disebut dengan akhlak.

Dalam surat Lukman ayat 14, Allah SWT berfirman.

ِهۡيَدِلا َوِب َن سۡنِ ۡلَّا اَنۡيَّص َو َو ى لَع اًن ۡه َو ٗهُّمُا ُهۡتَلَمَح ۚ

ََؕك ۡيَدِلا َوـِل َو ۡىِل ۡرُك ۡشا ِنَا ِنۡيَماَع ۡىِف ٗهُل صِف َّو ٍن ۡه َو ُرۡي ِصَمۡلا َّىَلِا

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.70

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana ayat tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.71

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

70Al-Qur'an Terjemahan, Kementrian Agama RI, (Jakarta: PT.

Insan Media Pustaka, 2013), hlm. 412.

71 Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, hlm. 49.

1). Berbohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2). Takabur atau sombong ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.

Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

3). Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.

4). Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.72

c. Syari'ah

Secara bahasa syari'ah artinya jalan yang harus ditempuh. Sedangkan menurut istilah syari'ah adalah sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan alam sekitar.73 Syari'ah terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1). Ibadah

Ibadah secara umum memiliki arti melaksanakan segala perintah Allah, meniatkan segala perintah hanya untuk-Nya guna mencapai ke ridhoan Allah.

Ibadah bisa berupa thaharah, shalat, zakat, puasa, dan melaksanakan haji jika mampu.

72Ibid., hlm. 56.

73Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 134.

2). Muamalah

Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang berarti bergaul dengannya, berurusan (dagang).

Sedangkan muamalah adalah ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah berarti aturan-aturan (hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan.74

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa syari'ah merupakan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia lainnya.

Dokumen terkait