• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Temuan Lapangan

1. Kegiatan Pembinaan yang dilakukan oleh Hj. Dewi Pudjiati Alamsyah di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

Berdasarkan observasi penulis di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, penulis menemukan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pembimbing agama berupa kajian dan

119Wawancara dengan Rina, Selaku anak asuh Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14:00 WIB.

120Wawancara dengan Zahra, Selaku anak asuh Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 16:30 WIB.

memberikan bimbingan secara intensif yaitu sepekan dua kali. Kegiatan ini di awali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pembahasan kasus atau nasihat-nasihat kemudian diisi dengan materi dan terakhir adalah penutup.

a. Pembukaan

Pembukaan merupakan bentuk kegiatan untuk mengawali berjalannya kegiatan ini. Dalam pembukaan ini dilakukan oleh petugas acara yang sudah terjadwal sebelumnya yaitu dari anak asuh.

Diawali dengan pembukaan oleh MC, pembacaan tilawah oleh salah satu anak asuh, kemudian sambutan oleh kepada yayasan. Setelah pembukaan oleh kepala yayasan selanjutnya kepala yayasan memberikan nasihat dan materi.

Kajian dilaksanakan di aula Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, selain anak asuh pengurus yayasan pun ikut di dalam forum tersebut.

"Kegiatan ini saya adakan karena pondasi dari kehidupan adalah agama, tentunya supaya anak-anak besar itu dengan akidah bernafaskan Islam.

Selalu melibatkan Allah dalam setiap kegiatan.

Kita ini dalam genggaman Allah dan harus ikuti aturan main Allah. Untuk mendapatkan dunia bahagia akhirat surga itu harus menjalani kehidupan ini selaras dengan kehendak Allah.

Oleh sebab itu diadakan pembahasan ilmu-ilmu agama di sini."121

Dari pemaparan Ibu Dewi di atas bahwa kegiatan sudah dibuka dan mempunyai tujuan yang jelas yaitu agar anak asuh berpikir positif dan selalu libatkan Allah dalam setiap kehidupan serta tidak meninggalkan dunia dan tidak melupakan surga.

b. Pemberian Nasihat dan Pembahasan Kasus Pemberian nasihat dan pembahasan kasus disampaikan di sela-sela materi berupa kejadian yang tidak sesuai dengan sosial dan agama, mencuri dan sebagainya. Agar anak asuh bisa membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan.

"Hidup ini untuk Allah maka kalian akan bahagia, ikuti aturan main Allah. Terus menabung amal-amal kebaikan. Diibaratkan kalian menabung amal-amal kebaikan seperti kalian menabung uang. Jika ingin celengan itu penuh tentunya harus dipastikan celengan itu tidak rusak

121 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret 2021 13:40 WIB.

dan banyak bolongnya. Begitupun amal kebaikan yang kita tabung. Jika celengan kebaikan kita bocor yang disebabkan oleh kesalahan yang kita perbuat maka celengan itu tidak akan penuh, kecuali kita sadar dan ingin memperbaiki kebocoran itu."122

Anak asuh sangat antusias mendengarkan pembahasan ini, karena yang menyampaikan materi ini yaitu Ibu Dewi termasuk orang yang humoris dan penjelasannya mudah dipahami. Oleh sebab itu, anak asuh tidak bosan mendengar apa yang disampaikan dan menyimak dengan hikmat.

c. Materi

Pembahasan materi merupakan kegiatan inti yang digunakan adalah metode ceramah. Materi yang disampaikan yaitu tujuan hidup, tolong menolong, dan harus optimis dalam menjalani hidup.

"Materi ini disampaikan agar anak asuh mengetahui bahwa Allah adalah tujuan hidup dan libatkan Allah dalam setiap kehidupan. Selain itu jauhilah sifat pesimis bangunlah sifat optimis, maka akan menjadi orang yang mudah bergaul

122 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret 2021 13:40 WIB.

dan saling menyayangi walaupun banyak perbedaan latar belakang di panti ini."123

Adapun waktu pelaksanaan pembinaan agama dilakukan satu minggu dua kali yaitu pada hari Senin dan Jumat. Pelaksanaan pembinaan agama dimulai pada pukul 14.00 – 15.30 yang diisi oleh Ibu Dewi Pudjiati Alamsyah di aula Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

123 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00 WIB.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai uraian analisa data tentang pembinaan agama dalam pembentukan perilaku sosial anak di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang. Peneliti akan mendeskripsikan teori sesuai dengan fakta lapangan yang didapatkan sehingga dapat disimpulkan.

A. Metode Pembinaan Agama dalam Pembentukan Perilaku Sosial Anak di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

Menurut penuturan Ibu Dewi Pudjiati Alamsyah selaku ketua Yayasan Islam Media Kasih Tangerang yang memberikan pembinaan agama kepada anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, beliau memberikan pembinaan agama menggunakan metode dengan:

1. Segi Sifat

Dari segi sifat ini, ketua Yayasan Islam Media Kasih Tangerang menggunakan metode ceramah, konsultasi dan demostrasi atau percontohan. Metode ceramah disebut metode informasi yakni penerapan secara lisan oleh pembimbing agama sebagai komunikator kepada kelompok dan masyarakat

sasaran sebagai komunikan.124 Metode demonstrasi atau percontohan, metode ini berarti memberi contoh atau mempertunjukkan atau memperagakan.125 Metode konsultasi yaitu meminta nasihat kepada pembimbing agama dan dilaksanakan secara individu juga bersifat pribadi.126 Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dewi Pudjiati Alamsyah, ketua Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, dalam wawancaranya sebagai berikut:

"Metode pembinaan agama dalam membentuk perilaku sosial anak asuh di yayasan ini adanya suatu nasihat secara individu dan kelompok. Untuk individu ini biasanya dilakukan secara tertutup hanya dengan yang bersangkutan saja, karena memang itu adab menasihati kan, kami panggil anak itu dan kami nasihati di ruang konseling. Kalau untuk yang kelompok ini biasanya kami berikan saat kajian atau ceramah yang dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari Senin dan Jumat setiap pukul 14.00 sampai ashar.

Kami juga memberikan teladan kepada anak asuh, karena itu termasuk pendidikan alamiah yaitu mencontoh dari orang sekitar. Oleh sebab itu kami

124 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, (Jakarta:

1987), hlm.39-40.

125Ibid.,

126Ibid.,

berusaha untuk memberikan contoh yang baik, menjadi teladan yang pantas untuk diikuti. Contohnya seperti mencontohkan dengan memberi toleransi, maka anak nantinya akan bisa menahan diri untuk tidak egois sehingga tidak ada kecemburuan sosial.

Kami beri contoh kata-kata,

'Maaf sayang ini punya adik, nanti kaka akan diberi lagi sama Allah, ini kasih ke adik. Kaka sabar dulu ya.'

"Kalau kita selalu beri kata-kata yang bagus, maka anak akan bisa menahan diri untuk tidak marah, bisa mengelola emosi, tidak pesimis, dirinya penuh cinta serta kasih sayang dan mempunyai kekuatan untuk menjalani hidup walaupun tidak bersama orang tua mereka."127

2. Segi sasaran yang dihadapi

Adapun dalam metode pembinaan agama dari segi sasarannya, konsep metode yang dilakukan ialah dengan bimbingan individual dan kelompok.

Bimbingan individual yaitu pembimbing melakukan komunikasi secara langsung kepada pihak yang dibimbing, dapat melalui percakapan pribadi atau

127 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00 WIB.

kunjungan ke rumah.128 Adapun bimbingan kelompok menurut Faqih yaitu pembimbing memberikan komunikasi secara kelompok, sasaran yang dihadapi adalah kelompok. 129 Dalam wawancaranya Ibu Harsiwi mengungkapkan:

"Pembinaan yang diberikan yaitu dengan kelompok, seperti kajian bersama-sama yang diadakan rutin seminggu dua kali yaitu hari Senin dan Jumat pukul 14.00 sampai ashar di aula. Ada juga secara individu, biasanya anak yang sedang bermasalah atau yang mau konsultasi. Kami punya ruang konseling, anak-anak bisa konsultasi di sana."130

Pembinaan agama menurut Djamaludin Anchok adalah membimbing, mengarahkan, atau membangun nilai-nilai yang sangat penting dan beragama bagi manusia, yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-ajaran agama kepada orang lain. Sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan bagi orang tersebut. Pembinaan agama yaitu proses masukan seperangkat keyakinan atau keimanan yang dipercayai

128Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2001), hlm.231.

129Ibid.,

130Wawancara dengan Harsiwi, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.20 WIB.

kebenarannya mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang lain. 131 Berikut merupakan alasan diadakannya bimbingan agama berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Aziz selaku sekretaris yayasan:

"Kami mengadakan pembinaan agama karena kami berharap anak-anak terbentuk pribadi yang agamis, dekat dengan al-quran dan berkarakter islami.

Bagi mereka di sini kan tempatnya pembinaan, harapannya kedepannya anak-anak bisa mandiri, bisa menjadikan agama sebagai landasan bermasyarakat."132

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang. Tampak bahwa anak asuh sadar dengan adanya pembinaan agama, pembinaan ini sangat penting untuk diberikan agar anak asuh dapat berperilaku sosial sesuai dengan karakter islam yaitu karakter yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh anak asuh yang bernama Salma Mahdiyah:

131Djamaludin Anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet. Ke – 4, hlm. 77.

132Wawancara dengan Abdul Aziz, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

"Adanya pembinaan agama, kajian dari Bu Dewi menurut aku sangat bagus, karena akan memperbaiki diri kami di sini. Yang tadinya malas tahajud jadi punya motivasi untuk tahajud apalagi untuk bangun lebih awal saat tahajud. Terus yang tadinya ga peduli jadi saling sayang, saling menjaga, saling ngingetin dan mandiri. Di sini juga jadi bisa mengelola emosi, ga egois dan ga mikirin diri sendiri, semua saling sama-sama."133

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pihak yang terlibat di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, memahami akan pentingnya pembinaan agama, baik dari pengurus yayasan dan juga anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

B. Gambaran Perilaku Sosial Anak di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

Menurut Hurlock, perilaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat.

Lebih lanjut lagi, perilaku sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat, yang pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh

133Wawancara dengan Salma Mahdiyah, anak asuh Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

kelompok sebaya seseorang. 134 Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. 135 Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor dalam perilaku sosial anak asuh, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah potensi yang memang sudah ada pada diri individu yang dibawanya sejak lahir.

Menurut Jusuf menyebutkan bahwa faktor internal yang berpengaruh terhadap perilaku sosial yaitu:

1. Harga Diri

Harga diri (self esteem) yaitu sejauh mana individu memandang dan menghargai dirinya sendiri, sehingga ia mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya. Harga diri merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan individu dengan individu lain serta untuk menyesuaikan diri

134 Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 261.

135Ibid, hlm. 262.

individu.136 Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Etih dalam wawancaranya:

"Saat itu di sini pernah terjadi ada anak asuh yang dikucilkan di sekolahnya sampai dia down karena merasa dari panti. Iya dikucilkan di SMP nya karena dia dari panti. Pada kejadian itu, saya bawa dia ke psikolog dan alhamdulillah sekarang masalah yang pernah terjadi dia jadikan sebagai motivasi, diambil positifnya sama dia. Dia memang dibesarkan dari bayi di sini, mungkin saat pencarian jati diri dia merasa berbeda dengan yang lain. Tapi sekarang dia malah menjadi anak yang sangat punya motivasi yang tinggi, mungkin karena efek diajak ke psikolog secara rutin, jadi dia berubah secara signifikan. Sekarang bisa menghargai dirinya dan mampu bersosialisasi, menerima lingkungannya."137

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri dan dukungan dari orang sekitar sangatlah penting, terlebih saat anak sedang menginjak masa pencarian jati diri. Seseorang yang

136W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 154

137 Wawancara dengan Etih Patimah Syihabudin, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.40 WIB.

dapat menghargai dirinya, maka ia mampu menerima lingkungannya. Seseorang yang mendapatkan cinta dan dukungan dari orang sekitarnya, maka ia mudah dalam bersosialisasi.

2. Faktor Eksternal 1. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.138

"Di sini ada anak asuh dari latar belakang kelurga yang tidak diharapkan ya, seperti KDRT dan ada juga dari keluarga yang bercerai. Ya pas awal-awal masuk mereka terlihat seperti anak yang kurang perhatian dari orang tuanya. Seperti jorok, suka ngambil barang temen, emosinya ga ke kontrol, jadi pribadi yang masing-masing aja, sampai susah dibilangin. Tapi, kami di sini terus bina mereka, terlebih Bu Dewi selalu nasihatin saat kajian 'Kita di sini kelurga, harus saling peduli harus saling tolong menolong. Karena sekarang kami adalah keluarga untuk mereka, kami jalankan tugas selayaknya keluarga. Pokoknya kami terus

138W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 154.

nasihatin mereka. Alhamdulillah untuk sekarang sih mereka banyak yang peka, mau saling membantu, udah bisa hidup bersih dan ga ngambil barang temen lagi. Untuk yang sudah besar, mereka ikut mengasuh adik-adiknya yang masih kecil di sini."139

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian manusia.

Karena keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak dan orang tua merupakan guru pertama pada diri anak.

2. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mandiri dan mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.140 Yayasan Islam Media Kasih Tangerang adalah yayasan yang tidak hanya mengedepankan anak-anak untuk belajar agama, di

139Wawancara dengan Heni, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

140 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 154.

yayasan anak-anak diberi motivasi untuk bisa berpendidikan tinggi. Seperti yang diungkapkan Ibu Dewi dari wawancaranya:

"Selain ilmu agama, kami juga membekali anak-anak ilmu untuk menghadapi dunia. Saya selalu kasih motivasi, saya bilang ke anak-anak, sekarang kamu tinggal di sini, sebelum kamu ngerubah diri kamu, kamu harus ngerubah pola pikir kamu menjadi positif dan semua karena Allah.

Sehingga di sini banyak anak-anak yang sekolah, yang sarjana, yang sukses. Yang sudah tidak bisa masuk sekolah kami pondokan, yang putra di Cipanas itu punya kita. Yang putri dititipkan ke pesantren lain karena kami belum punya tapi kita lagi proses pembangunan di Citayem. Saya katakan kepada mereka, jangan mentang-mentang dari panti asuhan terus kalian kumuh tidak berpendidikan terus memelas, jangan. Mereka kan memang dititipkan di sini karena keluarganya tidak mampu dan kurang peduli, ada juga yang anak jalanan, sehingga perilakunya susah untuk dikontrol. Tapi sekarang mereka jadi anak-anak yang hidup seperti umumnya anak-anak lain yang

bersekolah, mereka bangkit, semangat dan sekarang cita-cita mereka besar."141

3. Teman Sebaya

Dalam pergaulannya dengan teman sebaya, anak dituntut untuk mampu mengikuti apa yang menjadi aturan dalam kelompok sebayanya. Secara langsung atau tidak langsung anak akan meniru perilaku yang dilakukan oleh teman-temannya.

Seperti yang terjadi pada anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, dari wawancara dengan Ibu Heni didapatkan bahwa:

"Ada juga yang terbawa suasana luar, mereka kan hampir semua sekolah di luar, mungkin kalo mereka sekolahnya di yayasan ini mereka ga akan terkontaminasi dengan dunia luar. Dulu pernah ada yang merorok mba, setiap pulang sekolah bau rokok, setiap habis dari luar bau rokok. Kan memang di sini penghuninya ga boleh merokok.

Tapi insya Allah untuk sekarang mereka sudah baik-baik saja.142

141 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00 WIB.

142Wawancara dengan Heni, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

4. Media Massa

Media massa berupa perangkat komunikasi seperti majalah, surat kabar, radio, televisi dan sebagainya, mempunyai peranan dalam mengembangkan perilaku sosial anak.143

"Kalau bersosialisasi di sini anak-anak ini macam-macam, masih ada pengaruh dari luar seperti youtube, game online, mereka main karena memang sekarang sekolah online jadi ada kesempatan dan dari itu ada pengaruhnya. Kalau bicara itu bebas, kadang juga ada timbul kata-kata yang tidak diinginkan. Dari kami pun ada teguran secara langsung dan ada proses pengajaran."144 Selain adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, ada pula gambaran yang dilihat dari bentuk dan jenis perilaku sosial145, yaitu:

a. Sifat pemberani. Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya dia suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang

143W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 154.

144Wawancara dengan Abdul Aziz, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

145 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 154.

sesuai norma di masyarakat. Sifat pemberani ini ada di dalam diri anak asuh Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Amir saat wawancara:

"Anak asuh yang laki-laki ga diam di yayasan aja, mereka ada kegiatannya di luar, mereka melakukan dakwah di luar yayasan kalo orang-orang bilang itu jamaah tabligh. Anak asuh didampingi oleh saya untuk berdakwah ke rumah-rumah warga di Cipadu, Larangan, daerah sekitar sini aja. Dilakukan sebulan sekali dan biasanya kami nginep sehari semalam di masjid. Saat berdakwah itu, kami silaturahim ke rumah-rumah untuk mengajak shalat berjamaah di masjid terdekat. Tujuan ada kegiatan ini selain untuk berdakwah meraih ridha Allah dan untuk melatih keberanian anak-anak juga, berani bicara dan mengajak masyarakat. Karena kan untuk menumbuhkan keberanian harus dilatih, ya dilatihnya salah satunya seperti ini dan alhamdulillah sejauh ini baik-baik saja dan dapat diterima oleh masyarakat."146

146Wawancara dengan Amirudin, pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 16.40 WIB.

Dari hasil wawancara bersama Bapak Amir, dapat disimpulkan bahwa Yayasan Islam Media Kasih Tangerang mempunyai cara untuk membangun perilaku sosial anak asuh, salah satunya yaitu anak asuh diajak dan diajarkan untuk berdakwah ke luar yayasan. Kebiasaan berdakwah ke luar yayasan dan berbaur dengan masyarakat lambat laun akan membentuk anak yang mempunyai jiwa pemberani dan tidak malu lagi untuk berbicara, berpendapat dan bersosialisasi dengan masyarakat.

b. Sifat patuh. Orang yang mempunyai sifat patuh ditunjukkan dengan perilaku kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah dan tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.

Dari hasil wawancara bersama salah satu anak asuh yaitu Zahra, ia mempunyai sifat patuh, yaitu:

"Aku umurnya 13 tahun, di sini ada yang kakak-kakak juga. Ya di sini suka ada marahnya juga, kaya aku disuruh-suruh buat piket padahal aku udah piket, tapi aku nurut aja setiap disuruh nyapu. Kalo lagi nyuruh gitu, aku ngelaksanain aja dan diem aja ga jawab apa-apa karena takut berantem. Tapi dengan kejadian itu aku baik-baik aja ga ada perasaan dimusuhin atau yang lain hubungan aku sama temen-temen di sini baik-baik

aja, kalo ada masalah ga sampe lama, langsung diselesain ga sampai bermusuhan."147

Dari keterangan di atas, dapat dinilai bahwa sifat patuh diperlukan untuk menghindari konflik dan hubungan yang kurang baik, selama individu tersebut masih menerima dari tindakan yang didapatkannya dan tidak menimbulkan efek yang memengaruhi mentalnya.

c. Sifat inisiatif secara sosial. Sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Seperti yang diungkapkan oleh narasumber yaitu Rina salah satu anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang:

"Di sini kan ada jadwal piket, yang tugas piket ini biasanya bangunin temen-temen untuk shalat tahajud. Untuk aku biasanya walaupun bukan

"Di sini kan ada jadwal piket, yang tugas piket ini biasanya bangunin temen-temen untuk shalat tahajud. Untuk aku biasanya walaupun bukan

Dokumen terkait