• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN INFORMAN

Dalam dokumen TESIS YUNITIA INSANI (Halaman 177-200)

DAFTAR PERTANYAAN TENTANG KODE INFORMAN KUNCI

DATA EMIK REDUKSI KONSEP ETIK

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

01 ―…aktifnya to sejak 2002. Kayak pelarian juga itu rokok, apalagi kalau tidak ada dikerja to. Karena pergaulan, kalau-nongkrong-nongkrong atau kumpul-kumpulki sama temanta baru merokok semua, tambah kencang juga volume merokok…‖

―…Dari teman sebenarnya, dari sahabat. Karena sahabat-sahabatku kan merokok semua…‖

―…Kayak plong to, apalagi kalau lagi banyak pikiran baru merokok...‖

―…Kadang cepat capek juga, apalagi kalau habis olahraga baru merokok, kan batuk-batuk to. Tapi kalo batukka lagi, istirahatka lagi merokok...ya paling tinggi 3 hari, lewat dari itu merokokka lagi…‖

―…ndak adaji cuman dibatasi saja to. Paling ituji, jangan merokok karena faktor kesehatan to. Rata-rata seperti itu…‖

―…satu bungkus satu hari. Kadang dua bungkus tapi wee jarang. Begitu bangun tidur, sudah minum air putih langsung merokok apalagi kalau ada teh atau kopi langsung merokok, enak mentong, pasangannya mentong itu rokok sama kopi atau teh. Sering juga sebelum tidur itu habiskan satu atau dua batang…‖

Aktif merokok sejak 2002. Sebagai pelarian, terutama jika sedang tidak ada yang dikerjakan, juga karena pergaulan, saat berkumpul dengan teman tentunya merokok semua.

Dari sahabat. Karena semua sahabat merokok.

Meringankan beban pikiran

Kadang cepat capek dan batuk terutama setelah olahraga.

Keluarga membatasi konsumsi rokok terutama karena faktor kesehatan.

sebungkus sehari. Begitu bangun tidur, sehabis minum air putih langsung merokok apalagi jika ada teh atau kopi, sudah seperti pasangan rokok, juga sebelum tidur bisa menghabiskan satu atau dua batang.

remaja merokok diantaranya karena pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan (Mu‘tadin, 2002).

Faktor lingkungan seperti orang tua dan teman sebaya yang merokok juga memengaruhi apakah remaja akan mulai merokok atau tidak (Sarafino, 1998).

Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. Sylvan dan Tomkins (dalam Mu‘tadin, 2002)

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

02 ―… Mungkin umur 15 tahun barangkali. Masih kelas tiga SMP. Pertama, ikut-ikutan, coba-coba ya kemudian kecanduan…‖

―…Dari lingkungan. Termasuk karena saya berada di lingkungan keluarga yang perokok. Termasuk Bapak, saudara, om, termasuk teman-teman sekolah sendiri…‖

―… Ada kepercayaan diri bertambah, kemudian sudah karena terbiasa jadi memang sudah tidak ini, pengaruh ketergantungannya sudah luar biasa…‖

―… Pada saat awal mula merokok itu nda ada, istilahnya tidak ada, mungkin tidak dihiraukan ya, kalau toh misalnya kena batuk dan lain-lain sebagainya, kita punya kesimpulan bukan karena rokok. Sekalipun pada saat itu mungkin karena rokok…‖

―… Dianggap biasa saja, dan hampir tidak ada teman yang tidak merokok…‖

―..hampir sebungkus sehari…‖

―…Paling enak itu menikmati rokok pada saat bangun..paling enak.paling nikmat..setelah itu sudah makan atau ada teman ngobrol. Tergantung lamanya ngobrol, kalo banyak ngobrol ya lebih enak kalo ada rokok. Maksud saya hampir nonstop merokoknya jadi kalo volume sepuluh menit satu batang ya dalam frekuensi satu jam ya bisa dibayangkan. Sampe mo tidur, ya…‖

Sekitar umur 15 tahun. Masih kelas tiga SMP. Pertama, ikut-ikutan, coba-coba lalu kemudian kecanduan.

Termasuk karena saya berada di lingkungan keluarga yang perokok. Termasuk Bapak, saudara, om, juga teman-teman sekolah.

kepercayaan diri bertambah, kemudian karena sudah terbiasa jadi pengaruh ketergantungannya sudah luar biasa.

awal mula merokok itu tidak ada, mungkin tidak dihiraukan, kalau batuk saya menyimpulan bukan karena rokok. Sekalipun pada saat itu mungkin karena rokok.

Dianggap biasa saja, dan hampir tidak ada teman yang tidak merokok.

sekitar sebungkus sehari.

Paling nikmat menikmati rokok pada saat bangun pagi, kemudian setelah makan atau ada teman ngobrol. Tergantung lamanya ngobrol. Maksud saya hampir nonstop merokoknya bahkan sebelum tidur.

Modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok (Sarafino, 1994).

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku dengan cara memperhatikan lingkungan sosialnya, seperti teman sebaya, orang tua, saudara-saudara. Hansen (dalam Nasution, 2007).

tobacco depency (ketergantungan rokok) merupakan perilaku yang menyenangan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif yang disebabkan oleh sifat nikotin yang adiktif, jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stres (Tandra, H., 2003).

Menurut Mu‘tadin (2002 : 1) dikatakan bahwa perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat.

Bachri (dalam Mu‘tadin, 2002) mengungkapkan bahwa di antara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok.

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

03 ―… Sejak SD sekitar kelas 3, tahun 1989 – 1990…‖

―… Pergaulan, liat-liat dari teman… Dari teman sekolah, teman bergaul. Bapak merokok tapi tidak mempengaruhi Karena dulu kan saya tidak tinggal di sini (tidak serumah dengan Bapak)…‖

―… Banyak teman, biasanya kan kalo bergaulki gara-gara merokok to…‖

―…Sering batuk, kadang-kadang susah tidur, tenggorokan sakit...‖

―…dari keluarga, dulu kan masih kecil sembunyi – sembunyi, nantipi waktu SMA mungkin, atau kuliah, baru ketahuan disuruh berhenti…kalo dari teman ndadaji…‖

―… Waktu aktif itu kadang dua bungkus, sekitar SMA…‖

―… Paling banyak habis makan, tergantung, biasa tiga atau empat itu. Termasuk kalo ngobrol kalo malam to, atau kalo malam begadang nah disitu biasa ta‘ satu bungkus di situ…‖

Sejak SD sekitar kelas 3, antara tahun 1989 – 1990.

Pergaulan, ikut-ikutan dengan teman sekolah, teman bergaul. Bapak merokok tapi tidak memengaruhi sampai saya merokok karena tidak serumah dengan Bapak.

Banyak teman.

Sering batuk, kadang-kadang susah tidur, dan tenggorokan sakit.

dari keluarga, dulu saat masih SD, merokok sembunyi – sembunyi, nanti setelah SMA atau kuliah baru ketahuan disuruh berhenti oleh keluarga, kalau dari teman tidak ada.

Waktu aktif kadang dua bungkus, sekitar SMA. Paling banyak dikonsumsi sehabis makan, tergantung, kadang tiga atau empat batang. Termasuk kalo mengobrol di malam hari kadang satu bungkus.

Sejumlah studi menyatakan bahwa menghisap rokok pertama kali dilakukan saat usia 11 – 13 tahun (Smet dalam Wulandari, 2008).

Oskamp (dikutip dalam Nasution, 2007) menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan

alasan-alasan mendapatkan

penerimaan.

Wills (dalam Nasution, 2007) : Jumlah rokok yang dikonsumsi oleh kalangan remaja berkaitan dengan stres yang mereka alami, semakin besar stres yang dialami, semakin banyak rokok yang mereka konsumsi.

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

04 ―… Saya mulai merokok sejak SMP tahun 1983..apa kelas 1 atau kelas 2 di SMP…‖

―… Pertama, pergaulan. Artinya ada salah-satu teman merokok ya ikut, ya iseng. Akhirnya ketagihan…‖

Saya mulai merokok sejak SMP tahun 1983, sekitar kelas 1 atau kelas 2 di SMP.

Ikut-ikutan dengan teman hingga ketagihan. Semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan yang terjadi dari fakta bahwa remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temanya atau sebaliknya (Mu‘tadin, 2002)

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

―… Karena pergaulan sekolah, ituji. Keluarga perokok, orangtua perokok tapi kita takut…‖

―… Sebenarnya tidak ada efek positif kalo merokok, makanya tidak ada efek positifnya ya saya harus berhenti…‖

―… Kalo habis merokok ya perasaan sesak, itu terutama sesak. Yang kedua, baunya kurang sedap, bau mulut, lebih-lebih kalo kita buang air. Saya bisa bedakan bahwa ini perokok, ini tidak. Biasa kalo saya punya teman datang di rumah, buang air kecil, saya tahu bahwa ini perokok. Walaupun andainya anak saya merokok saya tahu bahwa kau merokok walaupun dia bilang tidak, saya pasti tahu…‖

―…keluarga rata-rata ya melarang. Kalo teman artinya kadang begitu (menjauhi), cuman dia menjaga perasaan kita yang perokok to. Tapi kita juga ini perokok mengerti bahwa teman ini agak terganggu.…‖ ―… Sampai dua bungkus satu hari. Waktu saya merokok saya tidak punya jadwal, yang penting kapan ada kesempatan, waktu hisap. Malah kalo tengah malam bangun, merokok lagi. Tapi paling banyak dihisap kalo ada kerja. Kalo kumpul sama teman, itu juga…‖

Tidak ada efek positif, karena tidak ada efek positifnya ya saya harus berhenti.

Sehabis merokok terkadang sesak, bau badan, bau mulut, terutama setelah buang air.

keluarga rata-rata melarang. Kalo teman artinya kadang menjauhi karena terganggu dengan asap rokok.

Bisa sampai dua bungkus sehari. Saya tidak punya jadwal, kapan saja ada kesempatan. Bahkan merokok jika terbangun di tengah malam. Tapi paling banyak menghisap rokok saat ada kerjaan, juga pada saat kumpul dengan teman.

Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh interpretasi terhadap efek yang segera dirasakan ketika individu merokok (Vinck, 1993)

Para perokok dapat juga menyebabkan bau nafas tidak sedap, warna kecoklatan pada kuku dan gigi, serta bau tidak enak pada rambut dan pakaian (DepKes RI, 2004)

Azwar (2012) Seseorang di sekitar kita dapat mempengaruhi sikap kita terhadap kesehatan. Terutama jika orang tersebut sangat berpengaruh bagi kita.

Setelah seseorang menghabiskan sebatang rokok, kadar nikotin dalam tubuh mulai menurun, dan perasaan menyenangkan perlahan menghilang, lalu timbul keinginan untuk merokok kembali. Jika itu ditunda, perokok mungkin akan merasakan kesal dan tegang. Kemudian kembali merokok untuk mengatasi rasa itu. Siklus pun berulang. (BPOM RI, 2013)

Pengalaman merokok : 05 ―… Sekitar tahun 1986 kelas 3 SMA…‖

―… Ikut-ikutan saja sama teman di sekolah, di lingkungan, keluarga rata-rata perokok kita juga ikut-ikut merokok. Sembunyi-sembunyi awalnya, tidak dikasi izin merokok…‖

Sekitar tahun 1986 kelas 3 SMA.

Ikut-ikutan dengan teman di sekolah, keluarga pun rata-rata perokok sehingga saya ikut-ikutan merokok. Awalnya tidak diizinkan sehingga dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Perilaku individu disebabkan oleh pengaruh lingkungan, individu, dan kognitif (Bandura, 1977)

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

―… Dekat rumah, karena teman dekat rumah sering ketemu. Kalo misalnya pulang sekolah, malam kita kumpul, sambil hisap, pertama-pertamanya sedikit-sedikit, akhirnya beli per batang, baru beli setengah bungkus, lalu beli satu bungkus, lalu begitumi terus…‖

―… Ada, kayaknya kita trenlah kalo kita merokok, yang kedua kalo kita sendiri enak ada teman, ada yang temani maksudnya…‖

―… Batuk, mungkin bukan pengaruh rokok, tapi kalo ditambah rokok tambah lama batuknya. Kalo misalnya memang kita habis flu disertai batuk to kayaknya tambah lama kalo kita merokok…‖

―… kalo keluarga biasaji, tidak ada larangan, hampir pasti tidak ada yang tegur merokok. Kalo teman kadangkala dia bilang wah rugi kenapa merokok, tidak bagus untuk kesehatan, Cuma kita tidak peduli waktu itu…‖

teman dekat rumah, misalnya merokok saat pulang sekolah, atau saat kumpul di malam hari, akhirnya beli per batang, lalu beli setengah bungkus, satu bungkus, dan begitu seterusnya.

Merasa trend dan menemani di saat sendiri.

Batuk dan flu, mungkin bukan pengaruh rokok, tapi kalau merokok, batuknya bisa lebih lama.

kalau keluarga hampir pasti tidak ada yang menegur saat merokok. Kalau teman terkadang menasihati bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan, hanya saja saya tidak peduli waktu itu.

Rata-rata sehari sebungkus, paling banyak dua bungkus.

saya tidak pernah merokok di pagi hari, tidak pernah juga merokok kalau tidak ada teh atau kopi, kalau sehabis makan sekitar 3 batang, saat

Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembanganya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok (Laventhal dan Cleary dalam Mc Gee, 2005).

Merokok mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari. Hansen ( dalam Sarafino, 1994) individu mencoba untuk merokok adalah karena ingin membebaskan diri dari kebosanan. (Mu‘tadin 2002) Seorang perokok aktif atau mantan perokok memiliki faktor risiko untuk menderita batuk kronik. Seseorang yang terpajan asap rokok secara terus-menerus bisa menyebabkan batuk dan kerusakan paru-paru (O‘Regan AW. 2004).

Perilaku dapat ditransmisikan melalui transmisi vertical dan horizontal (Berry dkk dalam Komasari & Helmi, 2000). Transmisi vertical dilakukan oleh orang tua dengan sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok dan transmisi horisontal adalah lingkungan teman sebaya.

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

―… Rata-rata sehari satu bungkus, paling banyak dua bungkus…‖

―… Saya mungkin lain dari orang yang perokok lain, kalo saya itu tidak pernah merokok pagi, tidak pernah juga merokok kalo tidak minum, tidak ada minuman di dekatku, maksudnya minum teh, kopi, habis makan, itu frekuensinya kalo habis makan, lebih banyak, 3 batang, biasa kalo nonton itu yang paling banyak, menonton kadang delapan, paling sedikit lima kalo nonton sepakbola, 90 menit bisa habis delapan kalo saya…‖

nonton itu 5 – 8 batang. Perokok jangka panjang biasanya

memiliki banyak kegiatan yang berhubungan dengan rokok. Ketika bangun pagi, makan, membaca, menonton TV, dan meminum kopi. (BPOM RI, 2013)

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

06 ―… Kalau tahunnya saya nda tau persis tapi kelas 1 SMP. Tahun 1989 – 1990. Mungkin karena lingkungan, teman-teman yang memicu juga untuk merokok, hanya persoalan lingkungan. Ikut-ikutan, lingkungan yang membentuk sampe kita merokok…‖ ―…Dari situ saja (lingkungan), awalnya kan terbentuk dari persoalan lingkungan itu tadi, selalu terbiasa karena begitu habis makan losiki‟…‖

―…Tidak ada kalo menurut saya, khususnya kalo pada prinsipnya dalam kesehatan itu tidak ada bagi saya, tapi di luar itu mungkin karena pertemanan, karena persoalan kebiasaan merokok itu sehingga tercipta suasana ya pertemanan itu saja…‖

―… Sebenarnya deto na gaci‟na maladde kalo efeknya terhadap fisik, badan, paling ya batuk, sering batuk, justeru itumi sampe ada keinginan untuk berhenti…‖ ―…kalo keluarga tidakji, kalo teman ndaji, biasa-biasaji juga…‖

―… Rata-rata dua bungkus, begitu aktif merokok iye satu, tapi biasa lebih dari satu bungkus. Jadi kira-kira satu bungkus…‖

―… Kebiasaan saya waktu aktif merokok itu setelah makan pagi jam 9, setelah itu tidak terjadwalmilah tergantung kondisinya saja kapan keinginan itu muncul untuk merokok ya merokok lagi. Paling banyak setelah makan, nyambung biasa itu rokok sampai tiga batang. lebih banyak pada saat kumpul sama teman, pada saat konsumsi juga dengan makanan-makanan, minuman juga, di situ juga memancing kita untuk merokok bagi saya. Pada saat situasi ngumpul sama teman-teman biasa 5 batang, bisa lebih…‖

kelas 1 SMP sekitar tahun 1989 – 1990. Mungkin karena lingkungan, teman-teman yang memicu juga untuk ikut-ikutan sampai saya merokok.

awalnya terbentuk dari persoalan lingkungan hingga akhirnya terbiasa merokok.

Tidak ada dari segi kesehatan tapi di luar itu mungkin karena menjalin hubungan pertemanan.

Sebenarnya tidak begitu berefek terhadap fisik, kadang batuk, justru karena itu saya ingin berhenti merokok.

Keluarga dan teman menganggap perilaku merokok sebagai hal biasa.

sekitar satu bungkus.

Kebiasaan merokok saya yakni setelah sarapan, setelah itu sudah tidak terjadwal, tergantung kondisinya saja kapan keinginan merokok muncul lagi. Setelah makan bisa merokok sampai 3 batang. pada saat kumpul dengan teman bisa 5 batang atau lebih, juga di saat ada kudapan.

Laventhal dan Cleary (dikutip dalam Nasution, 2007): Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif maupun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.

Oskamp (dikutip dalam Nasution, 2007) menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti mendapatkan penerimaan.

meskipun hampir setiap orang tahu bahaya rokok terhadap kesehatan, namun perilaku merokok tidak pernah surut dan dari waktu ke waktu jumlah perokok terus saja bertambah, tampaknya merokok merupakan perilaku yang masih ditolerir oleh masyarakat (White & Watt, 1981)

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

07 ―… Tahun 2002. Sejak kelas 1 SMP. Ikut-ikutan sama teman, baru baku ajak-ajakmi. Itu-ituji, gara-gara disituji pertamanya semakin lama enak jadi diteruskanmi…‖

―… Teman-teman dekat rumah, teman sekolah…‖ ―… Tidak bete pada saat sendirian to, atau bekerjaki, atau tidak ada ditau kerja ya merokok saja…‖

―… Tidak adaji, setahun yang lalu lah nafas nda teraturmi, sering capek, ituji saja…‖

―…keluarga selalu disuruh berhenti. Kalo teman jarang, merokok semua kayaknya…‖

―… Satu bungkus lebih lah. Habis makan, BAB juga, kumpul – kumpul sama teman merokok lagi, pokoknya kapan kita mau, merokok saja. Tidak ada waktu-waktu tertentu…‖

Tahun 2002. Sejak kelas 1 SMP. Ikut-ikutan oleh teman, lalu saling mengajak, karena semakin lama semakin enak, jadi diteruskan.

Teman-teman dekat rumah, teman sekolah.

Tidak bosan saat sendirian atau bekerja.

setahun yang lalu nafas sudah tidak teratur dan sering capek.

keluarga menyaraknkan untuk berhenti. Kalau teman lumayan jarang karena rata-rata perokok.

Satu bungkus lebih. Sehabis makan, di saat BAB, kumpul dengan teman, kapan saja saat ada keinginan merokok. Tidak ada waktu-waktu tertentu.

Smet (1994) menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan sosial, dan menyenangkan.

Bachri (dalam Mu‘tadin, 2002) mengungkapkan bahwa di antara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok.

Pengalaman merokok :

Pengalaman merokok paling banyak dipengaruhi oleh

Efek positif merokok

08 ―… SMP, kelas tiga. Ikut-ikutan sama teman- teman, biasa kumpul-kumpul to.…‖

―… Pergaulan, kumpul sama teman sekolah, karena teman-teman pada merokok semua, jadi begitu. Terus terang kalo bapak itu perokok berat, tapi saya nda ikut sama Bapak karena saya memang nda pernah mau berani merokok di depan keluarga, beda dengan adek – adek saya, berani semua pas tamat SMA masuk kuliah berani merokok di depan orangtua to kalo saya nda…‖

―… Paling cuma di pergaulan, karena dulu kan, teman-teman kayak merasa ini kalo merokok, karena jarang

SMP, kelas tiga. Ikut-ikutan dengan teman- teman.

Pergaulan, kumpul dengan teman sekolah. Bapak termasuk perokok berat, tapi saya bukan merokok karena Bapak, dan saya tidak memberanikan diri merokok di depan keluarga.

Hanya karena pergaulan semata, karena semua teman merokok.

Individu melihat lingkungan di sekitar mereka dan mencoba meniru apa yang mereka lihat tanpa ada saringan dari pihak keluarga. Ketika individu melihat orang tua mereka merokok atau teman teman sebaya mereka merokok saat sedang mengalami timbunan masalah maka individu tersebut akan cenderung meniru perilaku tersebut (Pulkinnen, 1983)

Pada saat kebiasaan merokok sudah terbentuk, faktor sosial memegang

Efek negatif merokok

Pendapat orang di sekitar tentang perilaku merokok informan

Intensitas dan jumlah batang rokok sehari

(teman yang tidak merokok), dicari yang tidak merokok…‖

―… Ndadaji…‖

―… Cuman orangtua, khususnya mama kan nda suka orang merokok, sebenarnya kalo kayak adek merokok ditegur bahkan disuruh berhenti to tapi dasar anak-anak nda bisa berhenti. jarang teman juga yang tidak merokok…‖

―… Nda sampe lima lah. Paling kalo waktu masih sekolah di kantin to habis makan merokok, trus pulang sekolah paling satu atau dua batang. Lanjut lagi kalo misalnya di rumah waktu masih sekolah itu kan masih kumpul-kumpul kalo malam di depan rumah merokok lagi nda lebih dari lima, kadang biasa sampe begadang juga. Pokoknya saya terus terang sering saya beli perbungkus, selalunya tapi paling Cuma nda banyak lebih banyak teman saya yang habiskan…‖

Tidak ada.

mama tidak suka perokok, dan adik sering pula ditegur. Sementara teman tidak ada karena rata-rata perokok.

Tidak sampai 5 batang. Waktu masih sekolah, merokok di kantin sehabis makan, sepulang sekolah merokok satu atau dua batang, kumpul kalau malam di depan rumah, merokok lagi tidak lebih dari lima batang, kadang biasa sampai begadang juga. Pokoknya saya sering beli

Dalam dokumen TESIS YUNITIA INSANI (Halaman 177-200)