HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Pengalaman Merokok Informan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 orang informan kunci ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka memulai aktifitas merokoknya di bangku sekolah. Ada yang memulai dari Sekolah Dasar hingga memulainya saat menempuh pendidikan tinggi sebagai mahasiswa namun sebagian besar baru memulai mencoba merokok di bangku Sekolah Menengah Pertama dan bervariasi dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP. Beberapa penuturan informan sebagai berikut :
“… Sejak SD sekitar kelas 3, tahun 1989, 1990an…”
(SG, 33 tahun)
“… Tahun 2002 Sejak kelas 1 SMP…”
(AR, 28 tahun)
Informan FA (9)
Pemuda ini pertama kali peneliti temui di kantornya. Beliau sangat murah senyum dan senang melucu. Mungkin karena anak bungsu, beliau terlihat kekanak-kanakan padahal sudah berusia 28 tahun. FA bertubuh sedikit gemuk, tinggi badan sedang, kulitnya putih bersih dan dengan senyum yang selalu mengembang. Saat diwawancarai, sesekali beliau mengambil jeda sebentar untuk menjawab, sesekali juga dengan jawaban yang konyol. FA tinggal bersama keluarga besar di jalan Wahidin Sudiro Husodo, bersama Ibu dan beberapa kakak yang sudah berkeluarga. Ayah beliau sudah wafat beberapa tahun silam.
Peneliti beberapa kali dibuat terpingkal karena cerita dari FA. Beliau menceritakan bahwa salah-satu alasan beliau berhenti merokok katanya karena wanita. Sangat sulit menggaet wanita yang tidak suka perokok. Beruntungnya karena beliau dulunya masih tergolong perokok ringan sehingga tidak begitu kesulitan untuk berhenti merokok. Katanya, saya tidak diatur oleh rokok sehingga tidak sulit menahan rasa ingin merokok terutama di waktu-waktu setelah makan. Di rumah pun FA dulunya jarang sekali merokok dan tidak ketahuan oleh orangtuanya. Beliau merokok saat berada di kantor dan proses berhentinya dilakukan secara bertahap, tidak langsung berhenti total dalam sehari namun FA berusahan mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap. Beliau pun cukup terbantu dari pengalaman teman kantor yang sudah berhenti merokok.
“… Sekitar tahun 1986 kelas 3 SMA…”
(ASH, 46 tahun)
“…aktifnya to sejak 2002…”
(IM, 30 tahun). Berikut skema hasil temuan wawancara dengan informan kunci tentang awal mula merokok setelah dikonfirmasi dengan informan terdekatnya.
Skema 2. Skema Awal Mula Informan Merokok Untuk lebih jelasnya pengkategorian tentang awal mula merokok informan dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 5. Bagan Tematik Awal Mula informan Merokok Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Sejak SD Sejak SMP Sejak SMA Sejak Kuliah Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Awal mula informan merokok SEJAK SD SEJAK SMP SEJAK SMA SEJAK KULIAH KELAS 1 KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 KELAS 3
Pengalaman merokok informan paling banyak dipengaruhi oleh teman, baik itu teman sekolah maupun dari tetangga dekat rumah informan. Meskipun sebagian besar dari orangtua informan adalah perokok namun informan tidak merasa bahwa perilaku merokoknya dipengaruhi oleh keluarga, karena merokok di usia belia masih menjadi larangan bagi orangtua, seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut :
“… Karena pergaulan sekolah, ituji. Keluarga perokok, orangtua perokok tapi kita takut…”
(MI, 48 tahun)
“… Ikut-ikutan saja sama teman di sekolah, di lingkungan, keluarga rata-rata perokok kita juga ikut-ikut merokok. Sembunyi-sembunyi awalnya, tidak dikasi izin merokok…”
(ASH, 46 tahun)
“… Pergaulan, kumpul sama teman sekolah, karena teman-teman pada merokok semua, jadi begitu. Terus terang kalo bapak itu perokok berat, tapi saya nda ikut sama Bapak karena saya memang nda pernah mau berani merokok di depan keluarga, beda dengan adek – adek saya, berani semua pas tamat SMA masuk kuliah berani merokok di depan orangtua to kalo saya nda…”
(TI, 30 tahun). Merokok bagi masing-masing informan juga membawa dampak yang cukup besar bagi kehidupan mereka. Informan merokok dalam jangka waktu lama tentu karena memperoleh efek positif entah itu membantu ketika beban pikiran semakin banyak, kepercayaan diri yang semakin bertambah, memperoleh banyak teman, hingga merasa ikut tren pada saat itu. Berikut kutipannya :
“…Kayak plong to, apalagi kalau lagi banyak pikiran baru merokok...”
(IM, 30 tahun)
“… Ada kepercayaan diri bertambah, kemudian sudah karena terbiasa jadi memang sudah tidak ini, pengaruh ketergantungannya sudah luar biasa…”
“… Banyak teman, biasanya kan kalo bergaulki gara-gara merokok to…”
(SG, 33 tahun)
“… kayaknya kita trenlah kalo kita merokok, yang kedua kalo kita sendiri enak ada teman, ada yang temani maksudnya…”
(ASH, 46 tahun).
Berikut skema efek positif yang dirasakan informan pada saat merokok:
Skema 3. Skema Efek Positif Merokok yang Dirasakan Informan Bagan di bawah ini akan memberikan informasi yang lebih jelas mengenai efek positif merokok yang dirasakan informan:
Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Menenangkan pikiran Menumbuhkan rasa percaya diri
pergaulan
tren
Tidak ada efek positif
pertemanan Penghalau rasa bosan
Merasa senang
Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9
Bagan 6. Bagan Tematik Efek Positif Merokok yang Dirasakan Informan
Walau dirasa memberikan efek positif, namun para informan mengakui bahwa dari segi kesehatan, rokok tentu membawa efek negatif. Adapun efek negatif yang dirasakan informan selama merokok yaitu cepat capek, batuk, susah tidur, tenggorokan sering sakit, sesak, bau mulut meskipun ada pula yang menyatakan tidak mendapat efek negatif selama dan setelah merokok.
“…Kadang cepat capek juga, apalagi kalau habis olahraga baru merokok, kan batuk-batuk to.
(IM, 30 tahun)
“…Sering batuk, kadang-kadang susah tidur, tenggorokan sakit...”
(SG, 33 tahun)
“… Kalo habis merokok ya perasaan sesak, itu terutama sesak. Yang kedua, baunya kurang sedap, bau mulut, lebih-lebih kalo kita buang air. Saya bisa bedakan bahwa ini perokok, ini tidak. Biasa kalo saya punya teman datang di rumah, buang air kecil, saya tahu bahwa ini perokok. Walaupun andainya anak saya merokok saya tahu bahwa kau merokok walaupun dia bilang tidak, saya pasti tahu…”
(MI, 48 tahun) Efek Positif Merokok yang Dirasakan Informan Tidak Ada Efek Positif Ada Efek Positif Menenangkan pikiran
Menumbuhkan rasa percaya diri
pergaulan tren pertemanan Penghalau rasa bosan
“… Tidak adaji, setahun yang lalu lah nafas nda teraturmi, sering capek, ituji saja…”
(AR, 28 tahun) Adapun skema efek negatif merokok yang dirasakan informan adalah sebagai berikut:
Skema 4. Skema Efek Negatif yang Dirasakan Informan Akibat Rokok
Untuk informasi lebih jelas, di bawah ini akan disajikan pengkategorian efek negatif yang dirasakan informan akibat rokok.
Bagan 7. Bagan Tematik Efek Negatif yang Dirasakan Informan Akibat Rokok Cepat capek batuk Susah tidur Sakit tenggorokan sesak
bau pesing dan mulut yang menyengat
Nafas tidak teratur Tidak merasa ada efek negatif Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9
Efek Negatif yang Dirasakan Informan Akibat Rokok Tidak Ada Efek Negatif Ada Efek Negatif Cepat capek batuk Susah tidur Sakit tenggorokan sesak
Bau pesing dan mulut Nafas tidak teratur
Orang-orang di sekitar informan baik itu keluarga maupun teman-teman yang tidak merokok menganggap perilaku merokok sebagai hal yang lumrah dan tidak berusaha memberikan tekanan yang besar atau tanggapan yang ekstrim ketika sebelumnya informan merokok. Perilaku merokok walau dianggap tidak berdampak baik untuk kesehatan namun sebagian besar keluarga atau orang terdekat informan masih menolerir perilaku merokok informan, meski ada pula yang melarang.
“…keluarga rata-rata ya melarang. Kalo teman artinya kadang begitu (menjauhi), cuman dia menjaga perasaan kita yang perokok to. Tapi kita juga ini perokok mengerti bahwa teman ini agak terganggu.…”
(MI, 48 tahun)
“… kalo keluarga biasaji, tidak ada larangan, hampir pasti tidak ada yang tegur merokok. Kalo teman kadangkala dia bilang wah rugi kenapa merokok, tidak bagus untuk kesehatan, Cuma kita tidak peduli waktu itu…”
(ASH, 46 tahun)
“… Cuman orangtua, khususnya mama kan nda suka orang merokok, sebenarnya kalo kayak adek merokok ditegur bahkan disuruh berhenti to tapi dasar anak-anak nda bisa berhenti. Jarang teman juga yang tidak merokok…”
(TI, 30 tahun)
“…kalo keluarga tidak ada ji, biasa – biasaji juga. Teman di lingkungan kantor, biasa nasuruhki jauh to, karena biasa tergangguki sama asap rokoknya…”
(FA, 28 tahun)
Merujuk pada kategori perokok menurut Sitepoe (2000), dilihat dari segi intensitas merokok, sebagian besar informan tergolong perokok sedang yakni yang mengonsumsi rokok rata-rata sebanyak 11 – 20 batang perhari. Meskipun begitu, ada pula informan yang mengonsumsi rokok kurang dari 11 batang (perokok ringan) atau lebih dari 20 batang per hari (perokok berat).
“..hampir sebungkus sehari. Paling enak itu menikmati rokok pada saat bangun..paling enak…paling nikmat…setelah itu sudah makan atau ada teman ngobrol. Tergantung lamanya ngobrol, kalo banyak ngobrol ya lebih enak kalo ada rokok. Maksud saya hampir nonstop merokoknya jadi kalo volume sepuluh menit satu batang ya dalam frekuensi satu jam ya bisa dibayangkan. Sampe mo tidur, ya…”
(AM, 44 tahun)
“… Rata-rata dua bungkus, begitu aktif merokok iye satu, tapi biasa lebih dari satu bungkus. Jadi kira-kira satu bungkus…”
“… Kebiasaan saya waktu aktif merokok itu setelah makan pagi jam 9, setelah itu tidak terjadwalmilah tergantung kondisinya saja kapan keinginan itu muncul untuk merokok ya merokok lagi. Paling banyak setelah makan, nyambung biasa itu rokok sampai tiga batang. Lebih banyak pada saat kumpul sama teman, pada saat konsumsi juga dengan makanan-makanan, minuman juga, di situ juga memancing kita untuk merokok bagi saya. Pada saat situasi ngumpul sama teman-teman biasa 5 batang, bisa lebih…”
(HK, 40 tahun)
“… Nda sampe lima lah. Paling kalo waktu masih sekolah di kantin to habis makan merokok, trus pulang sekolah paling satu atau dua batang. Lanjut lagi kalo misalnya di rumah waktu masih sekolah itu kan masih kumpul-kumpul kalo malam di depan rumah merokok lagi nda lebih dari 5, kadang biasa sampe begadang juga. Pokoknya saya terus terang sering saya beli perbungkus, selalunya tapi paling Cuma nda banyak lebih banyak teman yang saya habiskan…”
(TI, 30 tahun) Berikut skema kategori perokok dari seluruh informan di bawah ini:
Skema 5. Skema Kategori Perokok Informan. perokok ringan (1 – 10 batang/ hari) perokok sedang (11 – 20 batang/ hari) perokok berat (> 20 batang/ hari) Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9
Untuk lebih jelas, skema di atas akan dijabarkan dalam pengkategorian kategori perokok informan sebagai berikut:
Bagan 8. Bagan Tematik Kategori Perokok Informan.