• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks Kepentingan dan Kepuasan Petani Skala Menengah

V . GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT

7.2 Petani Tebu Rakyat Skala Menengah

7.2.2 Matriks Kepentingan dan Kepuasan Petani Skala Menengah

Unsur kepentingan dan unsur kepuasan dibutuhkan dalam menyusun matriks kepentingan. Penilaian kepuasan ini menjadi kurang berarti bagi perusahaan apabila hanya mencantumkan kepuasan saja tanpa memperhatikan tingkat kepentingan atribut tersebut.

Alat bantu yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dengan tingkat kepentingan atribut bagi petani mitra adalah analisis kuadran. Analisis ini menghubungkan antara customer satisfaction atau importance dengan service performance. Atribut-atribut yang menjadi kekuatan/kelemahan akan tergambar dari analisis kuadran dan diharapkan dapat memberi informasi lebih bagi perusahaan.

Kuadran A

Area ini menunjukkan lokasi atribut-atribut yang dianggap penting oleh petani mitra skala menengah akan tetapi secara kinerja belum sesuai dengan harapan mereka sehingga tingkat kepuasan mereka rendah terhadap atribut yang berada pada kuadran A. Atribut yang masuk dalam kuadran A adalah :

a. Respon terhadap segala keluhan (6) b. Rendemen yang diberikan (12)

Kuadran ini menggambarkan kinerja PG yang kurang baik sehingga pihak PG harus berkonsentrasi untuk meningkatkan kinerja pada atribut ini agar kepuasan petani dapat lebih baik. Respon terhadap segala keluhan menurut petani mitra skala menengah masih belum baik karena pihak PG masih sering memilih-milih petani tertentu untuk merespon keluhan. Respon terhadap keluhan lebih banyak diberikan kepada petani mitra skala besar. Harapan dari petani mitra skala menengah adalah adanya respon terhadap segala

keluhan dari pihak petani. Pihak PG dianggap hanya menampung aspirasi, namun tidak ada tindak lanjut dari penampungan aspirasi tersebut. Selain dari respon terhadap segala keluhan, atribut lain yang memiliki tingkat kepentingan tinggi tetapi kinerjanya rendah adalah rendemen yang diberikan PG terhadap petani mitra skala menengah. Rendemen yang diberikan kepada petani masih terasa transparan. Petani menduga adanya unsur politis dalam pemberian rendemen. Karena rendemen berhubungan erat dengan pendapatan yang diterima petani, maka tingkat kepentingannya menjadi tinggi. Hal ini membutuhkan rasa saling percaya antara PG dengan petani mitra, sedangkan PG pun harus lebih transparan dalam hal pemberian rendemen.

Kuadran B

Pada area kuadran B, atribut yang berada didalam kuadran B memiliki tingkat kepentingan yang tinggi disertai dengan tingkat kinerja yang tinggi pula. Atribut yang berada pada kuadran B patut untuk dipertahankan kinerjanya. Atribut kemitraan yang berada di kuadran B menurut petani mitra skala menengah adalah:

a. Kejujuran dari pihak inti (7)

Kejujuran yang dilakukan pihak PG dalam pelaksanaan kemitraan dengan petani mitra skala menengah sudah baik. Kejujuran dari pihak PG sangat diperlukan pada saat perhitungan bagi hasil dan pembayaran hasil tetes. Karena seluruh pembayaran itu, dilakukan pada musim akhir giling.

b. Komunikasi yang dibangun (8)

Selama kemitraan berlangsung, pihak PG telah mampu menjaga komunikasi dengan petani mitra skala menengah. Dengan demikian, segala sesuatu yang berhubungan dengan kemitraan dapat diketahui oleh pihak PG maupun petani mitra.

c. Pemetaan luas areal kebun (9)

Dari sisi petani mitra skala menengah, juru gambar yang dimiliki pihak PG sudah cukup baik dalam memetakan lahan kebun milik petani. Pemetaan ini digunakan dalam menentukan besarnya biaya garap yang akan diberikan kepada petani mitra. d. Frekuensi bimbingan teknis (10)

Petani mitra skala mitra kecil dan menengah sepakat bahwa bimbingan teknis oleh petugas kemitraan PG telah cukup baik dalam memberikan saran dalam pelaksanaan kemitraan. Dengan demikian, segala teknis kemitraan dapat sampai ke petani mitra dengan baik.

e. Pengaturan waktu giling (11)

Pengaturan waktu giling dilakukan agar tidak terjadi antrian yang panjang sebelum tebu digiling di pabrik. Pengaturan waktu giling juga mengatur tebu yang matang lebih dulu sehingga ada urutan tebang untuk masing-masing kebun milik petani. f. Penentuan kualitas tebu (13)

Sebelum tebu digilingkan ke PG, terlebih dahulu tebu tersebut dilihat tingkat kematangan dan kebersihannya. Bila tebu dibawah tingkat kematangan yang ditetapkan serta kotor, maka tebu tersebut akan ditolak oleh PG. Tingkat kematangan tebu merupakan salah satu faktor penentu tingkat rendemen.

g. Waktu pembayaran hasil panen (15)

Pembayaran hasil lelang gula dilakukan seminggu sekali, meskipun pelelangan gula tidak rutin terjadi. Selama pelelangan belum terjadi, petani menggunakan dana talangan yang berasal dari investor sehingga petani mendapatkan hasil tebunya tetap seminggu sekali.

Kuadran C

Ini adalah wilayah kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh petani mitra dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa. Atribut ini merupakan prioritas rendah dalam perbaikan kinerja kemitraan. Atribut kemitraan yang termasuk dalam kuadran C adalah :

a. Kualitas dan kuantitas bibit yang diberikan (1)

Bibit yang diberikan pihak PG termasuk dalam varietas yang unggul, namun varietas tersebut sangat terbatas sehingga tidak semua petani mendapatkan bibit yang baik dari PG. Meskipun tidak mendapatkan dari pihak PG, petani mampu menciptakan bibit yang unggul sendiri atau membeli dari luar yang kualitas hampir sama dengan varietas milik PG.

b. Bantuan biaya garap (2)

Biaya garap yang diberikan kepada petani mitra sangat terbatas. Tetapi petani berusaha untuk mencari pinjaman dari luar seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

c. Peminjaman sarana produksi (3)

Peminjaman sarana produksi adalah peminjaman traktor. Traktor dibutuhkan saat pertama kali membuka lahan. Traktor yang disediakan PG pun hanya sedikit sehingga petani seringkali meminjam traktor dari PG lain atau kontraktor.

d. Pupuk yang diberikan. (4)

Pupuk yang diberikan oleh PG sangat terbatas. Hal ini dapat terjadi karena kondisi sekarang ini, pupuk cukup langka di pasaran. Petani hanya dapat mengambil sebagian

dari dosis yang harus diberikan pada tanaman tebunya. Sebagian lagi petani mencari dari luar, tentu saja harganya menjadi lebih mahal.

e. Ketepatan waktu biaya garap (5)

Waktu datangnya bantuan biaya garap relatif cukup terlambat. Hanya saja petani dapat mencari sendiri pinjaman dari luar. Dengan demikian, ketika bantuan biaya garap telah keluar, maka pinjaman dari luar tersebut dikembalikan dengan bantuan biaya garap tersebut.

Tabel 17. Penyebaran Data Petani Mitra Skala Menengah dalam Matriks

Kepuasan-Kepentingan Atribut Harapan (Y) Kinerja (X) Y X K 1.Pelayanan sarana produksi

1.Kualitas dan kuantitas bibit

yang diberikan 25 24 2,778 2,667 C

2.Bantuan biaya garap 30 23 3,333 2,556 C

3.Peminjaman sarana produksi 28 21 3,111 2,333 C

4.Pupuk yang diberikan 31 25 3,444 2,778 C

5.Ketepatan waktu biaya garap 31 24 3,444 2,667 C

2.Pelayanan teknis budidaya

6.Respon terhadap segala

keluhan 32 25 3,556 2,778 A

7.Kejujuran dari pihak inti 33 29 3,667 2,778 B

8.Komunikasi yang dibangun 33 29 3,667 3,222 B

9.Pemetaan luas areal kebun 35 33 3,889 3,667 B

10.Frekuensi bimbingan teknis 32 32 3,556 3,556 B

11.Pengaturan waktu giling 35 32 3,889 3,556 B

3. Pelayanan pasca panen

12.Informasi rendemen 35 24 3,889 2,667 A

13.Penentuan kualitas tebu 33 32 3,667 3,556 B

14.Bantuan biaya tebang angkut 27 28 3,000 3,111 D

15.Waktu pembayaran hasil

panen 32 31 3,555 3,444 B

Kuadran D

Kuadran ini menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap tidak penting, namun kinerjanya dilakukan secara berlebihan. Pada petani mitra skala menengah, atribut yang masuk dalam kuadran D adalah bantuan biaya tebang angkut (14).

Petani mitra skala menengah lebih sering melakukan penebangan sendiri dibanding ditebangkan PG. Rata-rata petani mitra skala menengah memiliki tenaga tebang dan jasa angkut sendiri. 2.2 2.7 3.2 3.7 2.2 2.7 3.2 3.7 Tingkat Kinerja Ti ng k a t K e pe nt in ga n 12 5 A B C D 2 3 1 4 14 15 7&8 11 9 13 10 6

Gambar 9.Matriks Kepentingan-Kepuasan Petani Mitra Skala Menengah

Selain dari analisis kuadran, analisis gap juga dapat melihat kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kinerja dalam atribut kemitraan. Dari analisis gap dapat terlihat kesenjangan terbesar terjadi pada atribut rendemen yang diberikan kepada petani mitra sebesar -1,222 (Gambar 10). Hal ini sejalan dengan analisis kuadran bahwa perlu adanya perbaikan pada rendemen yang diberikan.

Tidak jauh berbeda dengan petani mitra skala kecil yang memiliki gap positif sebanyak satu atribut, pada petani mitra skala menengah juga hanya memiliki satu atribut yang gapnya bernilai positif. Atribut tersebut adalah bantuan biaya tebang angkut. Ketiga

belas atribut lainnya memiliki nilai gap yang negatif. Atribut yang memiliki nilai gap nol adalah frekuensi bimbingan teknis. Hal ini mengindikasikan bahwa atribut frekuensi bimbingan teknis sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh petani mitra skala menengah. -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selisih Rata-rata

Gambar 10.Selisih Nilai Setiap Atribut pada Petani Mitra Skala Menengah