• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan

V . GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEMITRAAN

6.2 Realisasi Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan

Pelaksanaan kemitraan antara PG XYZ dengan petani tebu rakyat hanya didasarkan rasa saling membutuhkan. Lemahnya perjanjian kontrak merupakan salah satu

faktor tidak sinergisnya kemitraan di PG XYZ. Perjanjian kemitraan tidak menyebutkan dengan jelas masing-masing kewajiban dan hak pelaku kemitraan. Pembuatan klausul perjanjian kemitraan hanya disusun oleh sepihak dari pihak inti, tanpa melibatkan pihak plasma. Isi perjanjian kemitraan yang selalu sama tiap tahunnya, mengakibatkan tidak adanya perbaikan dalam pencapaian kesinergisan kemitraan.

Secara ringkas realisasi hak dan kewajiban dapat dilihat pada matriks evaluasi dan realisasi, dimana dapat terlihat beberapa isi perjanjian yang berjalan dan tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada perjanjian kerjasama PG XYZ dengan petani tebu rakyat. Penilaiannya sendiri diperoleh dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan kemitraan ini.

Tabel 12 menunjukkan bahwa berdasarkan matriks realisasi perjanjian kemitraan yang dilakukan, pelaksanaan kemitraan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan isi perjanjian kemitraan sendiri. Hal ini terlihat bahwa dalam penyerahan tebu milik petani belum sepenuhnya digilingkan pada PG yang memberikan pinjaman kredit. Pihak PG pun tidak dapat memberikan transparansi rendemen yang diberikan kepada petani sehingga banyak petani yang melanggar etika kemitraan dengan menggilingkan tebunya pada PG lain yang memberikan tingkat rendemen yang lebih tinggi.

Selain itu, PG juga tidak memiliki kemampuan untuk menjual agunan milik petani. Hal ini disadari oleh PG sebagai suatu kelemahan sehingga bagi petani yang tidak dapat melunasi pinjamannya, maka agunan tersebut hanya disimpan oleh PG.

Dari perjanjian pada Tabel 12, masih banyak peraturan kemitraan yang belum dijelaskan secara mendetail seperti sanksi bagi petani yang menggilingkan tebunya pada pabrik lain dan jaminan rendemen yang diberikan kepada petani merupakan rendemen

yang sesungguhnya. Perjanjian kemitraan yang dilakukan pun lemah dari sisi hukum. Hal ini mengakibatkan masing-masing pihak kemitraan masih dapat berkehendak sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Tabel 12. Matriks Isi Perjanjian Kemitraan di PG XYZ Tahun 2006

Perjanjian Realisasi Keterangan

Kewajiban Pihak 1 (Inti) Memberikan pinjaman biaya garap,

pupuk, bibit dan tebang angkut. Pihak Inti telah memberikan bantuan kredit kepada petani. Sesuai Pembayaran pinjaman disesuaikan

dengan realisasi pekerjaan

Pembayaran bantuan kredit tidak seluruhnya diberikan langsung, melainkan secara bertahap sesuai pekerjaan

Sesuai

Kewajiban Pihak 2 (Plasma) Bantuan tersebut diakui hutang kepada

pihak 1 Petani mengakui bantuan tersebut sebagai hutang yang harus dibayar

Sesuai Pihak 2 wajib menyerahkan tebunya

untuk digiling dengan sistem bagi hasil yang berlaku

Pihak 2 hanya menyerahkan sebagian tebunya untuk melunasi hutang, sisanya digilingkan pada PG lain

Tidak Sesuai

Pelaksanaan tebang angkut dilaksanakan oleh pihak pertama, akan tetapi biaya tebang angkut ditanggung oleh pihak kedua

Pelaksanaan tebang angkut dilaksanakan pihak pertama atau pihak kedua mampu melaksanakan tebang angkut sendiri

Sesuai

Agunan Pihak kedua bersedia menyerahkan

agunan berupa sertifikat tanah sawah, tanah darat beserta bangunannya sebagai jaminan bilamana pihak kedua tidak dapat melunasi kewajibannya dan pihak satu dapat menjual agunan tersebut

Pihak kedua menyerahkan agunan berupa sertifikat, akan tetapi pihak satu mengalami kesulitan dalam melakukan penjualan ketika pihak dua tidak dapat melunasi kewajibannya.

Tidak Sesuai

Besarnya pinjaman biaya yang diberikan maximum 75 persen dari nilai agunan

Pinjaman biaya tidak ada yang melebihi 75 persen dari nilai agunan

Sesuai

6.3 Manfaat Pelaksanaan Kemitraan Bagi PG XYZ dan Petani Tebu Rakyat

Kemitraan yang dilakukan PG XYZ dengan petani tebu rakyat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tebu PG XYZ dan menjaga kekontinuian suplai bahan baku. Dengan kekontinuian suplai, PG XYZ dapat menggiling pada kapasitas giling

optimal. Kapasitas giling PG XYZ mencapai 22.000 kuintal per hari dengan perencanaan 170 hari giling. Kemitraan ini dilakukan PG XYZ karena tebu yang dikelola oleh PG sendiri tidak dapat mencukupi kebutuhan bahan baku dan kapasitas giling pabrik.

Kemitraan ini memberikan manfaat bagi petani mitra antara lain dapat membantu dalam :

1. Pengadaan bibit unggul lebih mudah

Untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi, dibutuhkan pula bibit unggul. Dengan mengikuti kemitraan, petani tebu rakyat dapat dengan mudah mendapatkan bibit dengan varietas yang unggul. Akan tetapi, banyak pula petani yang membuat bibit unggul sendiri karena wawasan petani cukup luas mengenai masalah bibit terutama petani skala besar dengan pengalaman usahatani tebu yang cukup lama.

2. Pengadaan pupuk lebih mudah

Hal ini dirasakan petani karena setahun terakhir ini sangat sulit mendapatkan pupuk. Akibat dari kelangkaan ini, harganya menjadi meningkat di pasaran. PG mampu menyediakan pupuk bagi petani mitra yang diambil langsung dari Petrokimia sehingga harganya lebih murah dibanding harga di tingkat pasar. Permintaan pupuk yang meningkat mengakibatkan PG tidak sepenuhnya memenuhi permintaan petani mitra. Oleh karena itu, dilakukan pembagian pupuk secara proporsional.

3. Mendapat bantuan permodalan

Sebanyak 60,60 persen petani menyatakan bahwa dengan mengikuti kemitraan, mereka mendapatkan bantuan pinjaman modal. Hal ini banyak diungkapkan petani yang memiliki luas lahan kecil dan pengalaman usahatani yang masih sedikit. Dengan

bantuan permodalan berupa peminjaman untuk pemenuhan sarana produksi pertanian, petani mitra terbantu dalam arus perputaran modal.

4. Jaminan tebu digiling

Petani mitra tidak terlalu khawatir terhadap hasil tebunya, karena setelah mengikuti kemitraan kepastian pasar sudah ada. Sebanyak 27,27 persen petani meyakini bahwa tebunya akan habis digiling oleh PG selama musim giling.

5. Memperoleh ilmu pengetahuan mengenai tebu dan kemitraan

Sebanyak 11 persen dari petani tebu rakyat melakukan kemitraan untuk menambah pengetahuan mengenai budidaya menanam tebu yang baik. Hal ini dilakukan oleh petugas tebu rakyat yang selalu memberikan bimbingan teknis dalam kemitraan, sedangkan pengetahuan budidaya tebu didapatkan dari sesama petani tebu yang sudah lama berusahatani tebu.