• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMINEE SHAREE AGREMENT

B. Mekanisme Keterbukaan Nominee Share Agreement Dalam Penanaman Modal Asing

Dikeluarkannya Perpres mengenai ―beneficial owner” dengan Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Dengan keluarnya perpres ini akan mempermudah dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang terhadap korporasi. Perpres ini dalam pasal 1 ayat (2) menjelaskan pengertian beneficial owner atau pemilik manfaat adalah orang perseorangan yang dapat menunjuk atau memberhentikan direksi dewan

140 Ibid

komisaris, pengurus, pembina, atau pengawas pada korporasi, memiliki kemampuan untuksss mengendalikan korporasi, berhak atas dan/atau menerima manfaat dari korporasi baik langsung maupun tidak langsung, merupakan pemilik sebenarnya dari dana atau saham korporasi.141

Mekanisme keterbukaan nominee oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap keterbukaan beneficial owner (BO) dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang semua diatur pada peraturan OJK Nomor 12 /Pojk.01/2017 Tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang Dan PencegahanPendanaan Terorisme Di Sektor Jasa Keuangan. OJK melakukan Identifikasi dan Verifikasi pemilik manfaat (beneficial owner) pada Pasal 27peraturan OJK Nomor 12 /Pojk.01/2017 yaitu :142

1. PJK wajib memastikan calon nasabah, nasabah, atau WIC (walk in customer) yang membuka hubungan usaha atau melakukan transaksi bertindak untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pemilik manfaat (beneficial owner)

Bagi Calon Nasabah orang perseorangan (natural person) diwajibkan memberikan yaitu :

g) alamat dan nomor telepon tempat kerja (jika ada);

h) jenis kelamin; dan i) status perkawinan;

2) Identitas pemilik manfaat (beneficial owner), jika ada

141 Leonard Pandapotan, Tesis, Prinsip Keterbukaan Benefecial Owner (BO) Perusahaan Terbuka Terhadap Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), (Medan: USU, 2019) Hal 82

142 Ibid Hal 94

3) Sumber dana

4) Penghasilan rata-rata per tahun; dan

5) maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan calon nasabah.

Bagi calon nasabah korporasi:

1) Nama;

2) Nomor izin dari instansi berwenang;

3) Bidang usaha atau kegiatan;

4) Alamat kedudukan;

5) Tempat dan tanggal pendirian;

6) Bentuk badan hukum atau badan usaha;

7) Identitas pemilik manfaat (beneficial owner) apabila calon nasabah memiliki pemilik manfaat (beneficial owner);

8) Sumber dana; dan

9) Maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan calon nasabah.

2. Dalam hal calon nasabah, nasabah, atau WIC bertindak untuk kepentingan pemilik manfaat (beneficial owner), PJK wajib melakukan CDD (customer due diligence) terhadap pemilik manfaat (beneficial owner).

3. Dalam hal pemilik manfaat (beneficial owner) tergolong sebagai PEP (Politically Exposed Person ) maka prosedur yang diterapkaan adalah prosedur EDD (Enhanced Due Diligence).

4. Dalam hal terdapat perbedaan tingkat risiko antara calon nasabah, nasabah, atau WIC dengan pemilik manfaat (beneficial owner), penerapan CDD (customer due diligence) dilakukan mengikuti tingkat risiko yang lebih tinggi

Mekanisme keterbukaan nominee diatur juga di Perpres No.13 Tahun 2018, bahwa berdasarkan standar internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme, perlu adanya pengaturan dan mekanisme untuk mengenali pemilik manfaat dari suatu korporasi guna memperoleh informasi mengenai pemilik manfaat yang akurat, terkini, dan tersedia untuk umum yang diatur di dalam Pasal 14 sampai 18 dalam Perpres No.13 Tahun 2018.

Pasal 14143

1. Korporasi wajib menerapkan prinsip mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi.

2. Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menunjuk pejabat atau pegawai untuk:

a. Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menunjuk pejabat atau pegawai untuk:

b. menyediakan informasi mengenai Korporasi dan Pemilik Manfaat dari Korporasi atas dasar permintaan Instansi Berwenang dan instansi penegak hukum.

Pasal 15144

1. Prinsip mengenali Pemilik Manfaat oleh Korporasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l4 meliputi:

a. identilikasi Pemilik Manfaat; dan b. verifikasi Pemilik Manfaat.

2. Penerapan prinsip mengenali Pemilik Manfaat oleh Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat:

a. permohonan pendirian, pendaftaran, pengesahan, persetujuan, atau perizinan usaha Korporasi; dan/ atau

b. Korporasi menjalankan usaha atau kegiatanny Pasal 16145

1. Korporasi melakukan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a melalui pengumpulan informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi.

2. Pengumpulan informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit mencakup:

a. Nama lengkap;

b. nomor identitas kependudukan, atau paspor; surat izin mengemudi,

c. tempat dan tanggal lahir;

d. kewarganegaraan;

e. alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas f. alamat di negara asal dalam hal warga negara asing;

143 Pasal 14 No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

144 Pasal 15 No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

145 Pasal 16 Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

g. Nomor Pokok Wajib Pajak atau nomor identitas perpajakan yang sejenis; dan

h. hubungan antara Korporasi dengan Pemilik Manfaat

3. Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilengkapi dengan dokumen pendukung.

Pasal 17146

1. Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilengkapi dengan dokumen pendukung.

2. Dalam hal diperlukan, Instansi Berwenang dapat melakukan verilikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b

Pasal 18147

1. Korporasi wajib menyampaikan informasi yang benar mengenai Pemilik Manfaat kepada Instansi Berwenang.

2. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan surat pernyataan dari Korporasi mengenai kebenaran informasi yang disampaikan kepada Instansi Berwenang.

3. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan surat pernyataan dari Korporasi mengenai kebenaran informasi yang disampaikan kepada Instansi Berwenang.

a. Pendiri atau pengurus Korporasi;

b. Notaris; atau

c. Pihak lain yang diberi kuasa oleh pendiri atau pengurus Korporasi untuk menyampaikan informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi.

Adapun pihak yang dapat menyampaikan informasi pemilik manfaat dari korporasi meliputi pendiri atau pengurus korporasi, notaris atau pihak lain yang diberi kuasa oleh pendiri atau pengurus korporasi untuk menyampaikan informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi hal ini diatur Pasal 18 ayat 3 Perpres No.13 Tahun 2018.

146 Pasal 17 Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

147 Pasal 18 Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

Dalam hal pengkinian informasi atau pelaporan terhadap pemilik manfaat dari korporasi, korporasi menyampaikan informasi terbaru tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM. Penyampaian pengkinian informasi pemilik manfaat dari korporasi dilakukan secara berkala setiap 1 (satu) tahun. Diatur pasal 21 ayat Perpres No.13 Tahun.148

Terkait dalam hal perizinan serta laporan oleh perusahaan kepada instansi pemerintah pada tahap ini semestinya peusahaan mengungkapkan nominee sharenya, korporasi harus memberikan informasi dan mengungkap pemilik manfaat sebenarnya hal ini diatur dalam Pasal 18 Perpres No.13 Tahun 2018.149

Keterkaitan antara proses perijinan dengan pelaksanaan keterbukaan nominee share melalui identifikasi dan verifikasi beneficial owner, dimana penyelenggara wajib memastikan Pengguna Jasa bertindak untuk diri sendiri atau untuk kepentingan beneficial owner. Dalam hal pengguna jasa bertindak untuk kepentingan beneficial owner, penyelenggara wajib melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap identitas beneficial owner. Dalam hal pengguna jasa berupa korporasi maka beneficial owner ditentukan berdasarkan kepemilikan saham mayoritas pada korporasi. Selain melakukan identifikasi dan verifikasi Penyelenggara wajib meneliti hubungan hukum antara pengguna jasa dengan beneficial owner; meminta pernyataan tertulis dari pengguna jasa mengenai kebenaran identitas maupun sumber dana dari beneficial owner; dan meminta

148 Pasal 21 Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

149 Pasal 13 Perpres No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

pernyataan tertulis dari beneficial owner bahwa yang bersangkutan adalah pemilik sebenarnya dari dana Pengguna Jasa.150

Identifikasi dan verifikasi beneficial owner, penyelenggara wajib memastikan Pengguna Jasa bertindak untuk diri sendiri atau untuk kepentingan beneficial owner. Dalam hal pengguna jasa bertindak untuk kepentingan beneficial owner, penyelenggara wajib melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap identitas beneficial owner. Dalam hal pengguna jasa berupa korporasi maka beneficial owner ditentukan berdasarkan kepemilikan saham mayoritas pada korporasi. Selain melakukan identifikasi dan verifikasi Penyelenggara wajib meneliti hubungan hukum antara pengguna jasa dengan beneficial owner, penyelenggara wajib melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap identitas beneficial owner. Selain melakukan identifikasi dan verifikasi Penyelenggara wajib meneliti hubungan hukum antara Pengguna Jasa dengan beneficial owner, meminta pernyataan tertulis dari Pengguna Jasa mengenai kebenaran identitas maupun sumber dana dari beneficial owner; dan meminta pernyataan tertulis dari beneficial owner bahwa yang bersangkutan adalah pemilik sebenarnya dari dana Pengguna Jasa.151

Proses Perizinan membantu pelaksanaan keterbukaan pemilik manfaat serta mengungkap pelaku nominee, dimana tujuan keterbukaan adalah untuk mewajibkan pemilik manfaat perusahaan (beneficial ownership) untuk membuka identitasnya secara jelas dan transparan. Hal ini sebagai upaya pengawasan dan pencegahan penyimpangan pemilik perusahaan, mulai dari pencucian uang hingga

150Leonard Pandapotan, Op Cit Hal 80

151 Ibid

pendanaan terorisme. Kewajiban tersebut tertuang dalam Perpres No. 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT).152

Pihak pihak yang harus membuat keterbukaan nominee share adalah perusahaan yang memiliki kewajiban menyampaikan informasi pemilik manfaat kepada instansi berwenang, maka hal tersebut dapat dilakukan oleh pendiri atau pengurus perusahaan, notaris, atau pihak lain yang diberi kuasa oleh pendiri atau pengurus Korporasi untuk menyampaikan informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi disertai dengan surat pernyataan mengenai kebenaran informasi.153

Tahapan yang mereka lakukan untuk keterbukaan nominee share yaitu menyampaikan informasi Pemilik Manfaat dalam hal Korporasi telah menetapkan Pemilik Manfaat atau menyampaikan surat pernyataan kesediaan Korporasi untuk menyampaikan informasi Pemilik Manfaat kepada Instansi Berwenang dalam hal Korporasi belum menetapkan Pemilik Manfaat pada saat permohonan pendirian, pendaftaran, pengesahan, persetujuan, atau perizinan usaha Korporasi. Jika belum, maka terdapat jangka waktu 7 hari kerja bagi korporasi untuk menyampaikan informasi Pemilik Manfaat setelah Korporasi mendapat izin usaha/tanda terdaftar dari instansi/lembaga berwenang. Lebih lanjut, penyampaian

152 Perpres No. 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT).

153 Kusrini Purwijanti dan Iman Prihandono, Jurnal Universitas Airlangga, 2018, Pengaturan Karakteristik Beneficiary Owner di Indonesia, Vol. 1 No. 1, Juni, Hal 29

informasi Pemilik Manfaat dilaksanakan melalui Sistem Pelayanan Administrasi Korporasi .154

Jika korporasi telah menjalankan usaha dan kegiatannya, maka prinsip mengenali Pemilik Manfaat dilaksanakan dengan cara menyampaikan setiap perubahan informasi Pemilik Manfaat kepada Instansi Berwenang melalui Sistem Pelayanan Administrasi Korporasi yang wajib disampaikan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak terjadinya perubahan informasi Pemilik Manfaat. Dalam hal pengkinian informasi, korporasi wajib melakukannya secara berkala setiap satu tahun155

Mekanisme mengenali Pemilik Manfaat dijalankan dengan mendapatkan pengawasan oleh instansi berwenang, bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dan jika dibutuhkan dapat berkoordinasi dengan lembaga terkait sesuai dengan kewenangannya dengan menetapkan regulasi atau pedoman sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden sesuai dengan kewenangannya melakukan audit terhadap Korporasi; dan mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden.Sedangkan dasar pengawasan instansi berwenang adalah hasil penilaian risiko tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme156

154 Ibid Hal 30

155 Ibid

156 Ibid

C. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Keterbukaan Nominee share agreement