• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN

3. Memanfaatkan Media Dakwah

Banyak cara yang dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa untuk meluaskan strategi dakwahnya, seperti dengan memanfaatkan media-media sebagai sarana. Diantara media-media tersebut adalah :

a. Media Cetak

Pemanfaatan media cetak dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa

dengan menulis buku tentang kenalilah aqidahmu, agar jama‟ah remaja dapat mngetahui akhlak mereka apakah sesuai dengan syari‟at dari Nabi atau belum. Kemudian Habib Mundzir Al-Musawwa mempublikasikan

dakwahnya dalam sebuah bulletin ceramah selama satu bulan.

b. Audio Visual

Sesuai dengan perkembangan tekhnologi audio visual maka beliau

mendokumentasikan dakwahnya yang berisi ceramah-ceramah pada saat

peringatan hari besar Islam, kedatangan gurunya yaitu Habib Umar bin

Hfidh, perjalanan dakwah beliau sendiri dan lagu-lagu shalawat kedalam

line yang dinamai forum Majelis Rasulullah, diselengarakan oleh Majelis

Rasulullah. forum tersebut dapat diakses melalui www.majelis

rasulullah.org.

Website ini digunakan untuk menyebarkan luaskan berita seputar

kegiatan Habib Mundzir dan Majelis Rasulullah, kemudian sebagai dakwah Habib Mundzir dengan cara menjawab pertanyaan darri jama‟ah apabila tidak sempat bertemu langsung dengan beliau

c. Spanduk, Umbul-Umbul, Helem

Setiap program dakwahnya Habib MundzirAl-Musawwa memanfaatkan media spanduk, umbul-umbul, helem berlogo Majelis Rasulullah dan jaket berlambangkan Majelis Rasulullah. Yang dimaksud untuk menandai bahwa ini adalah jama‟ah dari Habib Mundzir Al -Musawwa.

Pemanfaatan media ini cukuup efektif bagi Habib Mundzir Al-Musawwa dalam melakukan dakwahnya, mengigat pada masa sekarang ini media menjadi tempat informasi yang sangat baik, pemanfaatan media ini juga sesuai dengan asas kmampuan dan keahlian da‟i. Begitu pula yang dilakukan oleh habib Mundzir Al-Musawwa, memanfaatkan media untuk mendukung dalam beliau menjalankan dakwahnya. Secara tidak disadari ternya dari pemanfaatan media tersebutlah yang menjadi ciri khas dari dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa.

Setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Rasulullah tentu sangat mempertimbangkan da‟inya yaitu Habib Mundzir Al-Musawwa, kesibukan beliau dalam dakwah terkadang menjadikan kelelahan bagi tubuh

beliau. Karena dalam mengemban dakwah seorang da‟i harus memiliki kekuatan jasmani dan rohani agar apa yang disampaikan mudah diterima oleh jama‟ah.

Strategi dakwah ketika diimplementasikan bisa terlihat efisien jika dari segi kuantitas dan kualitas berjalan dengan baik. Kuantitas yaitu banyaknya jama‟ah sedangkan kualitas yaitu cara da‟i menyampaikan materi-materi secara bervariasi, sehingga menambah pengetahuan bagi para mad‟unya. Terlihat bahwa strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa secara kuantitas yaitu, dakwah yang dimulai dari tahun 2000-2013 sangat menanjak darstis yang awalnya jama‟ah hanya ada delapan orang kini telah mencapai ratusan ribu bahkan jutaan orang.

Secara kualitas banyak perubahan dari para remaja yang tadinya nongkrong-nongkrong sekarang lebih banyak duduk di majelis Rasulullah, serta shalawat yang sering dibawakan di majelis Rasulullah juga dibacakan oleh remaja-remaja di manapun, baik di rumah saat santai-santai dan di musholla ketika menjelang waktu maghrib.

Saya mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa kira-kira sudah tiga tahun dari tahun 2010, awalnya hanya ikut-ikutan diajak temen bareng-bareng remaja Masjid Al-Munawwar kadang hadir kalo lagi kepengen atau tidak kalau lagi malas, tapi sekarang menjadi rutin semenjak awal januari 2011.10

Remaja-remaja yang awalnya hanya ikut-ikutan kini menjadi istiqomah, pada taklim mingguan ataupun saat acara-acara besar Islam yang diselenggarakan oleh majelis Rasulullah. Walaupun sasaran dakwah yang awalnya adalah merangkul remaja, namun tidak menutup kemungkinan yang telah berkeluarga. Bahkan jama‟ah yang berasal dari luar kota berdatang untuk

10

Rendi Sumantoro, Jama‟ah Majelis Rasulullah, Wawancara Pribadi, Jakarta,17 Noember 2013, Jam 20.00 WIB.

mengikuti tabligh akbar disaat hari-hari besar islam yang dilakukan dipusat kota yaitu MONAS atau masjid-masjid besar yang ada dijakarta seperti Istiqlal dan lainnya.

Keadaan yang sesuai dengan harapan dari Habib Mundzir Al-Musawwa ini dan ini terus di dijaga oleh Habib Mundzir Al-Al-Musawwa dan jama‟ah agar terus menarik perhatian remaja lainnya untuk membenahi akhlak mereka.

81 A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai Strategi Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa, penulis dapat menghasilkan kesimpulan akhir dari penulisan karya ilmiyah ini yaitu sebagai berikut:

Habib Mundzir Al-Musawwa memiliki strategi dakwah yang efektif, terarah dan terencana dalam setiap kegiatan dakwahnya terhadap para remaja agar menjadi remaja yang berakhlaqul karimah. Dalam menjalankan straegi tersebut agar mencapai tujuan Habib Mundzir Al-Musawwa menggunakan strategi dakwah sebagai berikut :

1. Memfokuskan obyek dakwah pada kaum remaja

1) Mengetahui sasaran dakwah dan mengetahui keadaan sosial yang menjadia sasaran dakwah adalah merupakan salah satu hal penting yang harus diprhatikan oleh seorang da‟i, ini dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa sesuai dengan asas sosiologis (yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah). dan psycologis (yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan kejiwaan manusia). Habib Mundzir Al-Musawwa mengambil langkah pertama dalam strategi dakwah beliau dengan memfokuskan obyek dakwah pada kaum remaja, ini dulakukan agar dakwahnya lebih terarah. Remaja-remaja yang keadaan akhlaknya kurang baik ini lah yang lebih

diperhatikan oleh Habib Mundzir Al-Musawwa untuk mendapatkan bimbingannya di Majelis Rasulullah .

2. Menyusun program-program dakwah

Sesuai dengan asas fisiologis sera asas efektifitas dan efisiensi agar dalam aktifitas dakwah tercapai tujuan-tujuan yang telah dibiuat. Menyusun program-program dakwah merupakan langkah strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dalam melaksanakannya, dengan beberapa agenda keagamaan seperti pengejian rutin, mejelis keliling, tabligh akbar, ziarah dan peringatan hari besar Islam dan nasional. Hal ini dibuat bertujuan agar lebih kegiatan dan juga waktu terkonsep dengan baik, sehingga jama‟ah memiliki konsistensi terhadap apa yang mereka ikuti. Kemudian juga menjadikan keseimbangan bagi Habib Mundzir Al-Musawwa terhadap tenaga yang dikeluarkan.

3. Memanfaatkan media dakwah

Pemanfaatan media dakwah adalah bagian dari asas kemampuan dan keahlian seorang da‟i. Asas menuntu Habib Mundzir Al-musawwa ahli dalam segala medan dakakwah termasuk media untuk memperluas dakwahnya, di saat sekarang ini media merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Media sosial sudah menjadi hal yang penting dalam kehidupan manusia, website yang dibuat habib Mundir A-Musawwa, DVD dalam perjalanan dakwah, atribut dalam berkendaraan merupak stratedi yang tepat dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa untuk mendukung dan memperluas dakwahnya.

Dalam perjalanan dakwahnya habib Mundzir Al-Musawwa melibatkan peran dari Majelis Rasulullah yang didirikannya. Setiap keberadaan Majelis Rasulullah didukung oleh institusi terkait baik dari pemerintahan ataupun non pemerintahan, yaitu pimpinan daerah setempat, pimpinan Negara, tokoh masayarakat, tokoh agama, aparat penegak hukum, terlihat keberadaan mereka pada saat acara-acara yang yang dibuat Oleh Habib mundzir Al-Musawwa dan diselenggarakan oleh Majelis Rasulullah. Ini menjadikan Majelis Rasulullah terbina dengan baik.

Kegiatan dakwah yang didukung ini menjadikan dakwah benar-benar efektif, hal ini bisa dilihat dalam penjaringan massa lebih banyak saat ada kegiatan yang diadakan Habib Mundzir Al-Musawwa. Dari sisi lain penulis melihat bahwa strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa secara kuantitas, yaitu dakwah yang dimulai dari tahun 2000-2013 menunjukan perkembangan yang sangat darstis. Pada awalnya jama‟ah tediri ada delapan orang kini telah mencapai ratusan ribu bahkan jutaan orang.

B. Saran

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan saran yang semoga dapat menjadi sebuah masukan bagi keberlangsuangan dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dan Majelis Rasulullah yang dipimpinnya serata da‟i dan Majelis ta‟lim lainnya sebagai berikut:

1. Hendaknya strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dapat menjadi contoh untuk da‟i-da‟i lainnya agar dalm dakwah nya tidak terlihat monoton.

Majelis Rasulullah hendaknya jama‟ah yang memiliki kendaraan bermotor yang melewati jalan raya penulis menyarankan agar lebih peraturan lalulintas yang ada.

3. Diharapkan untuk generasi muda khususnya kalangan remaja agar menggunakan media tekhnologi dan informasi khususnya internet sebagai jembatan dalam menyampaikan dakwah.

4. Sebagaimana strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dalam skripsi ini, penulis berpandangan bahwa strategi Habib Mundzir Al-Musawwa bisa menjadi strategi baru dalam berdakwah bagi da‟i di masa sekarang khususnya da‟i dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

85

Aripudin, Acep & Syukriadi Sambas, Dakwah damai: pengantar dakwah budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2007)

Al-Jarisyah Ali, Adabal-Hiwar wa al-Munadzarah, (Al-Munawarah: Dar al-Wifa, 1989)

Mundzir Al-Musawwa, Habib, Kenalilah Aqidahmu, edisi I (Jakarta: Nafas 2010). Enjoy Budi, Wawancara Pribadi, (Jakarta: Pangkalan Ojek Pancoran, 23Aril

2013)

Ghazali, M. Bahri, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997)

Hamid Al-Bilali, Abdul, Fiqh Ad-Dakwah fi Ingkar Al-Mungkar(Kuwait: Dar al-Dakwah, 1989).

Hurlock, Elizabeth, Piskologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980)

Hayyan, Abu, al-bahrul Muhith, Jilid I, h, 392 juga dr. Zainal Abdul Karim, ad-Dakwah bil Hikmah Hasanudin, SH, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996).

Ibrahim Al-Juyusyi, Muhammad, Minhaj ad-Da’wah Wa Asalibaha, I.S.B.N 2001.

Jamal, Ahmad Muhammad, Perang Damai dan MIliter dalam Islam, (Jakarta: P.T.Fikhati Aneska, 1991)

Muhammad Thantawi , Sayyid., Adab al-Khiwar Fil Islam, Mesir, Dar Al-Nahdiyah, diterjemah oleh Zuhairi Misrawi dan Zamroni kamal, (Jakarta: Azan, 2001)

Majalah Al Kisah Edisi 18, (Jakarta : 2008)

Mulyawan, Adi, Wawancara Pribadi, Majid Al-Muhajirin, (Bekasi: 07 Meil 2013)

Munir, M, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenda Media, 2006)

Natsir, Mohammad. fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da‟wah, 1427 H, 2006 M) Saputra , Munzir, harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencanna, 2003) Sarwono, Wirawan S, Psikologi social, (Jakarta: Balai PUstaka, 1999)

1983)

Warson al-Munawwir, Ahmad, al-Munawwir, (Jakarta: Pustaka Progresif, 1997) Windi Mahardika Olga, Wawancara Pribadi, (Bekasi: Masjid Al-Muhajirin, 07

Meil 2013)

www.majelis rasulullah.org

Nama Jama’ah : Iqbal Tawakkal, 18 tahun siswa Madrasah Aliyah Negri kelas 3

Tanggal/Jam : 02 November 2013 Jam 14.35 WIB

1. Sudah berap lama anda mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa? Jawab :

Saya mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa kira-kira sudah sembila tahu dari tahun 2004, saya juga ikkut andil diadalam program dakwah Habib, karena saya Aktivis Majelis Rasulullah.

2. Apa yang menjadi alasan anda atau daya tarik apa sehingga anda mengikuti taklim dengan Habib?

Jawab :

Yang utama alasan saya adalah kelembutan Habib dalam menyampaikan dakwah yang mana tidak saya dapatkan pada penceramah sebelumnya, kemudian iringan hadrah pada pembacaan shalawat membuat saya merasa nyaman.

3. Apakan anda selalu mengikuti kegiatan yang terjadwal? Jawab :

Tidak semua saya ikuti karena saya terbentur dengan sekolah saya, tapi saya selalu mengikuti pengajian rutin malam selasa di Al-Munawwar serta acara-acara besar yang dibuat habib. Ada beberapa alasan mengapa diadakan jadawal mingguan, bulanan, serta tahunan. Pertama agar hari-hari jama’ah pada umumnya lebih banyak melakukan kegiatan yang baik di malam hari, lebih baik ta’lim mendapatkan ilmu dan juga mendapat pahala dan juga uang tidak terhambur-hamburkan begitu saja tanpa ada bekas yang menjadikan manfaat bagi diri sendiri. Kedua, ilmu disampaikan beberapa kali dalam seminggu seiring dengan jadwal kegiatan. Cara ini dilakukan

dilakukan benar-benar memiliki nilai efektivitas dan efisien ketika diimplementasikan.

4. Bagaimana sih sosok Habib dalam pandangan anda? Jawab :

Beliau sangat tawddhu, siapapun tamunya baik tua muda beliau selalu menghormati dan melayani dengan baik, tidak hanya muslim namun non muslim pun dilakukan sangat baik oleh beliau. Ketika mengajar beliau tidak pernah dengan marah-marah akan tetapi selalu dengan penuh rasa kasih sayang.

5. Materi apa saja sih yang diajarkan oleh Habib? Jawab :

masalah fiqih, aqidah dan akhlak serta sejarah dakwah Nabi SAW.

6. Setelah taklim selama ini apakah ada perubahan yang anda dapati dari diri anda? Jawab :

Alhamdulillah perlahan-lahan saya bisa menjalankan ibadah dengan baik terutama yang fardhu, yang tadinya bolong-bolong sekarang menjadi lengkap, yang tadinya tidak awal waktu sekarang menjadi awal waktu.

7. Memang ebelumnya bagaimana gaya hidup anda? Jawab :

Suka nongkrong-nongkrong aja tidak jelas sampai agi kalau hari libur sama teman sampai pagi.

Nama Jama’ah : Rendi Sumantoro, 15 tahun siswa SMP kelas 3

Tanggal/Jam : 23 November 2013 Jam 22.30 WIB

1. Sudah berap lama anda mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa? Jawab :

Saya mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa kira-kira sudah tiga tahun dari tahun 2010, awalnya hanya ikut-ikutan diajak temen bareng-bareng remaja Masjid Al-Munawwar kadang hadir kalo lagi kepengen atau tidak kalau lagi malas, tapi sekarang menjadi rutin semenjak awal januari 2011.

2. Apa yang menjadi alasan anda atau daya tarik apa sehingga anda mengikuti taklim dengan Habib?

Jawab :

Ceramah Habib gampang saya menegerti, jadi apa yang diajarkan saya bisa mengerti langsung dan juga tambah ilmu diluar sekolahan.

3. Apakan anda selalu mengikuti kegiatan yang terjadwal? Jawab :

Saya haya mengikuti taklim senin malam yang kebetulan dekat rumah saya dan ziarah pada malam minggu.

4. Bagaimana sih sosok Habib dalam pandangan anda? Jawab :

Habib baik dan reandah hati karena mau bersalaman walaupun didesak sam jama’ah 5. Materi apa saja sih yang diajarkan oleh Habib?

Jawab :

Alhamdulillah saya jadi mulai tinggalin main game di warnet, lebih seneng ke Musholla dan Masjid .

7. Memang sebelumnya bagaimana gaya hidup anda? Jawab :

Nama Jama’ah : Rahmat Setiawan, 18 tahun siswa SMA kelas 3

Tanggal/Jam : 23 November 2013 Jam 22.30 WIB

1. Sudah berap lama anda mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa? Jawab :

Saya mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa kira-kira sudah tiga tahun dari tahun 2010.

2. Apa yang menjadi alasan anda atau daya tarik apa sehingga anda mengikuti taklim dengan Habib?

Jawab :

Cara ceramah beliau dan mengajar yang sangat santun kemudian selalu senyum kapada stiap jama’ah ketika bertemu dimajelis, kesabaran beliau dalam menghadapi cobaan juga membuat saya terkesan.

3. Apakan anda selalu mengikuti kegiatan yang terjadwal? Jawab :

Saya haya mengikuti taklim senin malam dan kamis malam serta ziarah pada malam minggu.

4. Bagaimana sih sosok Habib dalam pandangan anda? Jawab :

Rendah hati dan tidak sombong, dan beliau ahli ma’rivat pada zaman ini. 5. Materi apa saja sih yang diajarkan oleh Habib?

Jawab :

masalah fiqih, aqidah dan akhlak yang dikaji dari hadist sahih Al-Bukhari dan Muslim 6. Setelah taklim selama ini apakah ada perubahan yang anda dapati dari diri anda?

yang fardhu, yang tadinya bolong-bolong sekarang menjadi lengkap, yang tadinya tidak awal waktu sekarang menjadi awal waktu.

7. Memang ebelumnya bagaimana gaya hidup anda? Jawab :

Suka nongkrong-nongkrong aja tidak jelas sampai agi kalau hari libur sama teman sampai pagi.

NAMA : Halomoan TANGGAL : 27 Januari 2013 PUKUL : 05.30 s/d selesai

1. Menurut Habibana Mundzir apa yang dimaksud dengan dakwah? Jawab :

Sebagai umat islam, kita diperintahkan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan menyampaikan kebenaran untuk mewujudkan kesungguhan atau keyakinan akan satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah Swt sebagai mana fiman Allah dlam surat Al-Imran ayat 19 “sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Dakwah merupakan salah satu perintah Allah terdapat di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 “serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan ambil pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” kemudian di dalam surat Al-Hajj ayat 32 “ demikianlah (perintah-perintah Allah Swt) dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah Swt, maka sesungguhnya hal itu merupakan ketaqwaan dalam hati”, sementara itu dakwah haruslah memiliki wadah untuk menyebarkan Hikmah dan pelajaran yang baik dari ajaran-ajaran agama dalam Islam’

Dakwah adalah kegiatan untuk menyeru/mengajak manusia kepada hal-hal yang bersifat kebaikan dan memperingati kepada hal-hal yang bersifat kemunkaran. Dakwah di zaman dulu itu lebih dikenal dengan perjalanan jauh dan perang terhadap selain muslim untuk tegaknya Islam, namun sekarang kan ini Islam sudah tegak dimuka bumi Allah dan da’i

menjalankan syari’at islam secara sempurna

2. Bgaimana langkah-langkah strategi dakwah yang dilakukan Habibana Mundzir? Jawwab :

Sepulang saya menimba ilmu di pondok pesantren Darul Mustafa di Yaman pimpinan Habib Umar bin Hfidh, saya melakukan strategi dakwah dengan membentuk majelis kecil yang dahulu di tahun 1998 masih sangat kecil dan sedikit jam’ahnya. Kemudian ditahun 2000 desakan dari jama’ah untuk member nama majelis, keputusan saya jatuh dengan nama majelis yaitu “Majelis rasulullah dan ini secara langsung sebagai media dakwah bagi saya. Dari situlah mulai dakwah dengan pebacaan Adhiya’ullami (rawi karangan Habib Umar) dengan iringn hadrah, lalu mengkonsep acara hari-hari besar Islam untuk menarik perhatian masyarakat muslim Jakarta dan Indonesia keseluruhan.

Dalam menjalankan dakwah haruslah memiliki wadah untuk menyebarluaskan hikmah dan pelajaran yang baik dari ajaran-ajaran agama Islam. Keadaan remaja pada zaman ini yang sangat memperihatinkan karena jauh dari ajaran syari’at Islam yang sebenarnya, memberikan wadah sebuah perkumpulan adalah cara yang mudah untuk menarik perhatian mereka agar mereka perlahan mengikuti di mana perkumpulan itu berkumpul 3. Dengan cara apa Habib Melakukan pendekatan?

Jawab :

4. Apa sja yang diajarkan di Majelis? Jawab :

juga dari rumah ke rumah jama’ah berputar secara begantian, cara ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi bagi saya dengan keluarga jama’ah, kemudian musholla ke musholla, masjid ke masjid untuk menarik jama’ah agar lebih banyak. Selanjutnya saya berbincang-bincang dengan mereka tentang masalah remaja saat ini. Mulai dari akhlak mereka kepada orang tua, lingkungan sekitar dan kepada pemerintah setempat, lalu pergaulannya seperti apa saat ini dan saya pun menanyakan bagaimana agar mereka bisa duduk bersama kita menimba ilmu. Apa bila mereka sudah bisa duduk bersama–sama kemudian nantinya perlahan saya akan memasukan masalah fiqih, akhlak agar mereka semakin terbenahi secara perlahan–perlahan dan kehidupan mereka pun semakin baik denga syari’at Islam yang telah diajarka ole Nabi Muhammad SAW

Di majelis saya banyak mengajarkan masalah aqidah, akhlak, fiqih , syrah hadist dari riwayat imam Al-Bukhari serta didukung kitab-kitab lain dalam mensyarahkannya, namun lebig banyak masalah aqidah dan akhlak.

5. Apa tujuan utama dari Majelis Rasulillah? Jawab :

Tujuan dari majelis adalah merangkul remaja agar mau bersama-sama menimba ilmu agama ,sehingga tercipta remaja yang shaleh dan shalehah. Mereka meninggalkan kegiata-kegiatan yang tak bermanfaat yang tidah membawa ridh Allah Swt. Seperti kegiatan nongkrong dipinggir jalan, nanton konser musik, main kewarnet yang mana itu semua sering membawa kemaksiatan.

Jawab :

Di Indonesia umumnya dan Jakarta kuhususnya telah banyak melupakan syari;at-syari’at Islam yang sesungguhnya, banyak yang melupakan shalawat dan juga yang miris adalah ringan dalam meninggalkan ibadah yang wajib. Sedangkan remaja jauh sekali dari yang kita para da’i harapkan, remaja saat ini lebih banyak mengadopsi pola hidup orang-orang diluar Islam. Keadaan ini memang pekerjaan rumah semua orang tua bukan hanya para da’i.

7. Apa saja kegiatan Habibana Mundzir bersama Majelis Rasulillah? Jawab :

Banyak sekali kegiatan saya dengan membawa nama Majelis Rasulullah tentunya kemanapun saya pergi untuk melakukan dakwah, baik itu di dalam kota ataupun di luar kota. Biasanya kalau di luar kota hanya berupa undangan atau mengisi pengajian bulanan, sedangkan di dalam kota banyak kegiatan yaitu pengajian mingguan dan memperingati hari-hari besar Islam.

8. Berapa rata-rata usia remaja yang mengikuti ta’lim di Majelis? Jawab :

Semua yang berumur remaja berkumpul disini dari yang berumur 13 tahun sampai 19 tahun, usia produktif ini harus sering diberikan pembekalan ilmu agar tidak tersesat dipertengan jalan kehidupan dunia ini tentunya saudarku Halomoan. Untuk mencari tau agar bisa menarik perhatian remaja, saya pun melakukan pendekatan sosiologis kepada mereka, dengan cara membuka pengajian dirumah saya pada permulaannya, kemudian

9. Siapa saja yang hadir bilaa ada acara besar Islam Bib? Jawab :

Mulai dari kalangan biasa, pejabat Negara, ulam-ulama se Indonesia dan juga presiden. Termasuk tamu dari luar negeri baik itu dai atau pejabat negaranya. Ini juga saya lakukan

Dokumen terkait