• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

3. Strategi Dakwah

Setelah membahas penegrtian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah, yaitu penggabungan dari strategi dan dakwah.

29

Sayyid. Muhammad Thantawi, Adab al-Khiwar Fil Islam, Mesir, Dar al-Nahdiyah, diterjemah oleh Zuhairi Misrawi dan Zamroni kamal, (Jakarta: Azan, 2001), Cet. Ke-1, pada kata pengantar.

30

a. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan managemen. Karena orientasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama mengarah kepada sebuah keberhasilan planning yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi. Pengertian managemen srategi adalah suatu proses managerial yang berdasar dan menyeluruh dalam mendayagunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan.

Sedangkan pengertian dakwah sebagaimana telah dijelaskan terdahulu secara singkat adalah upaya yang dilakukan individu ataupun kelompok (kolektif, lembaga, organisasi). Dalam merealisasikan ajaran Islam ditengah-tengah manusia melalui metode-metode tertentu dengan tujuan agar terciptanya kepribadian dan masayarakat yang menerapkan ajaran Islam secara utuh (kaffah) dalam mendapatkan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itu, dakwah sebagai proses kegiatan yang universal dan tidak hanya sekedar bentuk kegiatan ritual keagamaan, tetapi meliputi segala aktifitas hidup manusia, bahkan dakwah juga dituntut untuk menjadi problem solving bagi persoalan-persoalan yang berkembang dimasyarakat, juga mengadopsi istilah managemen dan strategi untuk menjelaskan rangkaian kegiatan dakwah yang dapat membantu pencapaian tujuan dakwah itu sendiri.

Strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik yang harus digunakan dalam aktivitas dakwah.31 Menurut Abu Zahra mengatakan bahwa strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan dan

31

operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapi tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.32

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka strategi dakwah harus mendapat menunujukan bagaimana operasionalnya yang harus dilakukan secara tekhnik atau taktik, karena sewaktu-waktu dapat berubah tergantung situasi dan kondisi.

Strategi dakwah tidak berbeda dengan strategi komunikasi. Jika dalam dakwah menggunakan startegi komunikasi, maka dakwah yang dilakukan akan berhasil karena sebelum memulai berkomunikasi terlebih dahulu harus paham siapa yang menjadi audiens, media apa yang digunakan sesuai keadaan, pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh audiens.

b. Asas-asas Strategi Dakwah

Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agar dakwahnya berjalan efektif dan tepat sasaran.

Adapun asas-asasnya yaitu sebagai berikut :

1) Asas Fisiologis, yaitu azas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam aktifitas dakwah.

2) Asas Sosiologis, yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.

32

Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah damai: pengantar dakwah budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2007), Cet. Ke-I, h. 138.

3) Asas kemampuan dan keahlian da‟i

4) Asas Psychologis, yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan kejiwaan manusia.

5) Asas Efektifitas dan efisiensi, yaitu asas ini maksudnya adalah dalam aktifitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara waktu ataupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya.33

Berdasarkan asas-asas strategi dakwah di atas, maka seorang da‟i perlu memiliki ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan asas-asas tersebut yaitu unsur-unsur dakwah seperti yang telah dibahas pada bab ini bagian kedua. Unsur-unsur dakwah dapat membantu para da‟i dalam menentukan strategi dakwah agar dakwahnya berjalan secara efektif.

B. Akhlaqul Karimah

Pada umumnya akhlaq terbagi menjadi dua, yaitu akhlaq mahmudah dan akhlaq madzmumah. Akhlaq mahmudah adalah akhlaq yang baik sedangkan akhlaq mahmudah merupakan akhlaq yang buruk. Dua hal ini ada jati diri dari seorang manusia, sebuah akhlaq tercermin pada keteguhan iman seseorang.

Menurut M. Ali Aziz mengutip pendapat Al-Ghozali memaknai akhlak sebagai “suatu sifat yang tetap pada seseorangyang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran”34

. Menurut Abd Al-Karim Zaidan adalah Akhlak merupakan “kumpulan dari nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan

33

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, op.cit h. 32

34

timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian harus melakukan atau meninggalkannya”35

.

Menurut pendapat Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, menyatakan bahwa masalah Ahklaq dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Dalam kitabnya “tanzib al-akhlaq”, Ibnu Maskaweh mengatakan bahwa, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.”36

Materi akhlak sangat luas sekali, bahkan tidak hanya bersifat lahiriyah saja, akan tetapi materi akhlak juga melibatkan bentuk pemikiran yang sangat mendalam. Secara garis besar materi akhlak meliputi tiga hal, yaitu:

1. Akhlaq terhadap Allah, akhlak ini tidak bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah

2. Akhlak terhadap manusia, yang meliputi : a. Diri sendiri

b. Tetangga

c. Masyarakat lainya

3. Akhlaq terhadap lingkungan adalah : a. Flora

b. Fauna.

Mengenai tiga hal di atas tersebut sangatlah saling berkaitan dan

35

Study Islam IAIN Supel Surabaya, Pengantar Study Islam, (Surabaya: IAIN Supel Surabaya, 2005).hal. 109.

36

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al Ikhlas, 1983),hal. 62.

sangat terikat satu sama lain, karena memang tidak dapat dipisahkan meski bisa untuk dibedakan. Walaupun sebagai perumpamaan yang tepat, Islam sebagai sebuah pohon yang amat rindang yang berada di perut bumi berupa aqidah, bahan pohonnya adalah hukum-hukum dan buah serta dedaunan adalah akhlaqul karimah (Budi pekerti).

C. Remaja

Dokumen terkait