• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN

1. Memfokuskan Obyek Dakwah Pada Kaum Remaja

Adapun strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa adalah sebagai berikut:

1. Memfokuskan Obyek Dakwah Pada Kaum Remaja

Langkah utama dalam perumusan strategi dakwah seorang da‟i adalah Mengenali sasaran dakwah. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui karakter yang dimiliki oleh para mad‟unya. Agar komunikasi berjalan dengan baik, sehingga pesan-pesan yang disampaikan sang da‟i biasa diterima dengan baik oleh mad‟unya.

2

Habib Mundzir Al-Musawwa, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan, 27 Januari 2013, Jam 05.30 WIB.

Habib Mundzir Al-Musawwa lebih memfokuskan dakwahnya kepada kaum remaja. Dalam dakwahnya ini Habib Mundzir Al-Musawwa bertujuan membentuk akhlaqul karimah remaja agar lebih baik. Untuk mencapai hal tersebut ada langkah-langkah yang diambil Habib Mundzir Al-Musawwa agar strategi dakwahnya tepat pada sasaran, langkah pertama yang dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa adalah, melakukan pendekatan secara agama untuk mengetahui keadaan sosial yang ada pada jama‟ah majelis Rasulullah khususnya para remaja. Sehingga dakwah yang disampaikan benar-benar menyentuh dan sesuai dengan kondisi mad‟unya, sebagaimana yang beliau ungkapkan.

“saya pun melakukan pendekatan religius kepada mereka dengan cara membuka pengajian di rumah saya. Pada awalnya yang jama‟ahnya dihadiri hanya delapan orang saja dan juga dari rumah ke rumah jama‟ah berputar secara begantian, cara ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi bagi saya dengan keluarga jama‟ah, kemudian musholla ke musholla, masjid ke masjid untuk menarik jama‟ah agar lebih banyak. Selanjutnya saya berbincang-bincang dengan mereka tentang masalah remaja saat ini. Mulai dari akhlak mereka kepada orang tua, lingkungan sekitar dan kepada pemerintah setempat, lalu pergaulannya seperti apa saat ini dan saya pun menanyakan bagaimana agar mereka bisa duduk bersama kita menimba ilmu. Apa bila mereka sudah bisa duduk bersama–sama kemudian nantinya perlahan saya akan memasukan masalah fiqih, akhlak agar mereka semakin terbenahi secara perlahan–perlahan dan kehidupan mereka pun semakin baik denga syari‟at Islam yang telah diajarka ole Nabi Muhammad SAW ”.3

Remaja yang menjadi sasaran dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa adalah remaja dengan berbagai problematika atau permasalahannya. Hal ini berdasarkan dari wawancara dan juga didukung dari pengamatan yang selama ini dilakukan, yaitu penulis mengikuti secara langsung taklim yang diadakan

3

Habib Mundzir Al-Musawwa, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan, 27 Januari 2013, Jam 05.30 WIB.

oleh Habib Mundzir Al-Musawwa dan penulis melakukan wawancara secara langsung kepada jama‟ah Majelis Rasulullah.

Permasalahan dan kenakalan remaja bukanlah suatu problem sosial yang hadir dengan sendirinya di tengah-tengah masyarakat. Tetapi masalah tersebut muncul karena beberapa keadaan, bahkan ada beberapa keadaan yang menjadi pendukung kenakalan remaja tersebut. Keadaan-keadaan yang menjadi pendukung kenakalan remaja sesuai yang penulis temui adalah dikarenakan ayah ibu yang bercerai, kesibukan dari orang tua karena pekerjaan, lingkungan rumah, sekolah, pekerjaan, bahkan pengaruh dari media massa.

Hal-hal yang menjadi pendukung timbulnya kenakalan remaja yang pertama seperti kehidupan keluarga yang kurang harmonis, yaitu akibat dari ayah ibu yang bercerai. Sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang kurang saat bergaul dengan teman yang kehidupan keluarganya masih utuh, itulah yang menjadikan mereka beralih untuk memilih hidup dalam lingkungan yang keras. Bergaul dengan komunitas pergaulannya yang bebas tanpa aturan Negara dan agama, cara ini yang dirasa mereka membuat percaya diri mereka bangkit. Penjelasan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh salah satu jama‟ah Majelis Rasulullah yang dahulunya hidup dalam komunitas punk jalanan.

“Saya sebelum mengikuti pengajian di Majelis Rasulullah adalah pengikut komunitas punk jalanan yang kerjanya hanya menghamburkan uang dengan cara minum-minuman keras, membuat tato ditubuh yang hitungan bulan hilang, kemudian membuat kembali. Tidak sampai disitu saya juga selalu nonoton konser punk yang didalamnya banyak terdapat pemakaian narkoba secara bebas dan leluasa. Dalam komunitas ini saya merasa menemukan jati diri saya yang sesungguhnya dan ini juga saya lakukan sebagai obat dari

kekecewaan saya ketika orang tua saya bercerai.”4

Hal kedua yang menjadi pendukung timbulnya kenakalan remaja yaitu kesibukan pekerjaan dari orangtuanya, karena sibuknya hingga jarang ada waktu dan mereka merasa tidak diperhatikan, sebab inilah mereka merasa bebas dan tidak terkontrol dalam pergaulannya. Remaja seperti ini banyak ditemui nongkrong-nongkrong dipinggir jalan.

Permasalahn remaja juga didapati karena pengaruh lingkungan pekerjaan, baik itu dari teman satu profesi dalam pekerjaan ataupun disebakan dari pekerjaan tersebut. Tidak hanya itu saja yang menjadi permaslahannya media massa sperti iklan juga menjadi pengaruh dalam timbulnya kenakalan remaja. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh remaja Majelis Rasulullah yang penulis wawancarai.

“Pengaruh teman di lingkungan rumah sama sekolah yang menjadikan saya melakukan hal-hal negatif yang dahulunya saya tidak pernah melakukannya sepert balapan liar motor malam hari, mencoba minuman beralkohol, sebab apabila tidak saya ikuti dan saya lakukan saya menjadi bulan-bulanan mereka dengan dibilang saya katro (tidak keren atau gaul dan jantan). Kemudian memang juga tuntutan gaya hidup masa kini menurut saya dan disertai pengaruh media, kaya iklan-iklan yang membuat saya jadi penasaran untuk coba mengikuti apa yang diiklankan.”5

Kenakalan remaja apbila tidak segera dibenahi tentu dapat merugikan diri remaja itu sendiri bahkan orang lain. Sudah banyak tentunya remaja yang terlibat dalam kasus-kasus kriminal, seperti pencurian, perampokan dan pemerkosaan, serta pemakai dan pengedar narkoba. Ini semua terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang-orang terdekat mereka. Remaja dengan seluruh problematikanya ini menunjukan bahwa remaja sedang dalam masalah yang sangat besar. Inilah yang menjadi sasaran dakwah dari Habib Mundzir

4

Rahmat Setiawan, Wawancara Pribadi, Masjid Al-Munawwar, 23 November 2013, Jam 22.30 WIB.

5

Irwan Syahputra, Wawancara Pribadi, warung kopi samping masjid Raya Al-mnawwar, 10 Desember 2013, Jam 23.15 WIB.

Al-Musawwa remaja-ramaja yang perlu pembinaan akhlak.

Dari permasalahan remaja yang ada dibutuhkan solusi yang dapat menekan permasalahan tersebut agar tidak berkembang, solusi yang baik ialah memberikan kegiatan-kegiatan positif untuk para remaja tersebut. untuk menarik perhatian tersebut Habib Mundzir Al-Musawwa memberikan wadah perkumpulan yaitu Majelis Rasulullah dan membuat kegiatan-kegiatan yang bisa membawa remaja-remaja kepada akhlak yang lebih baik.

Tujuan utama Habib Mundzir Al-Musawwa melalui majelis Rasulullah adalah membentuk pribadi remaja yang berakhlaqul karimah. Remaja dapat memahami ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya serta menjalin ukhwah islamiyah antara jama‟ah dan masyarakat di Majelis Rasulullah ketika sedang melangsungkan acara-acara yang diselenggarakan oleh Majelis Rasulullah.

Dari pengkajian tujuan yang telah dirumuskan itu peneliti mamahami bahwa pengkajian tujuan yang dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa dari dakwah Islamiyah yaitu untuk membentuk akhlaqul karimah kepada remaja disertai menjalin ukhwah islamiyah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan budi pekerti yang luhur. Hal tersebut bertjuan agar remaja yang berakhlaqul karimah memiliki keseimbangan antara Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK).

“strategi merupakan hal penting dalam menjalankan suatu keinginan terlebih lagi dalam menjalankan dakwah ini, tidak mudah untuk memberikan masukan-masukan kepada remaja agar mereka bisa menyeimbangkan antara iman dan taqwa dan juga ilmu pengetahuan. Hal kedua ini harus berjalan selaras agar menjadi manusia yang di cintai Allah dan Rasul Saw, untuk itu saya menggunakan strategi dengan cara membina mereka dengan masalah aqidah dan akhlak yang diajarkan di Majeli Rasulu;lah saat taklim agar mereka berakhlaqul karimah dan bisa menyeimbangkan iman dan taqwa, kemudian mengajarkan fiqih untuk memperluas meneguhkan iman dan taqwa

mereka serta memenjadikan mereka seimbang dalam ilmu tekhnologi dunia.”6

Berdasarkan tujuan tersebut Habib Mundzir Al-Musawwa mengambil langkah khusus agar tujuannya tersebut tercapai sesuai dengan asas fisiologis asas sosiologis, asas psychologis. Langkah khusus tersebut adalah mengadakan pengajian dengan materi-materi yang disampaikan mengutamakan pada masalah aqidah dan akhlak.

Pembinaan aqidah dan akhlak merupakan pondasi atau dasar agama untuk meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar. Kemudian barulah diajarkan maslah ibadah muamalah dan materi-materi lainnya yang menyangkut dengan ajaran Islam yang seutuhnya.

Banyak tentunya masyarakat muslim yang masih memberikan batas pergaulan mereka dengan non muslim, ada juga beberapa kelompok pengajian tertentu yang mengajarkan pembatasan pergaulan tersebut. hal ini tentu bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya yaitu toleransi beragama.

Untuk mengantisipasi atau merespon isu-isu yang beredar tentang intoleransi beragama pada kelompok-kelompok pengajian tertentu, di Majelis Rasulullah Habib Mundzir Al-Musawwa juga mengajarkan bagaimana mengembangkan sikap toleransi dan menjalin hubungan baik dengan msayarakat non muslim. Habib munzdir juga menekan kan kepada para jama‟ah agar terbentuk sehingga memiliki jiwa sosial dan solidaritas kepada non muslim, tidak menjadikan non muslim itu adalah musuh yang harus diperangi.

Penanaman ini harus dilakukan terhdap para remaja juga agar remaja memeiliki sifat toleransi yang baik, serta mengetahui apa saja toleransi dalam beragama yang sesuai dengan syari‟at Islam. Sehingga pengetahuan mereka

6

Habib Mundzir Al-Musawwa, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan, 27 Januari 2013, Jam 05.30 WIB.

luas dan tidak mudah dipengaruhi untuk melakukan hal yang telah dilarang oleh Agama.

Dokumen terkait