• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam langkah ini, guru memberikan penghargaan individu melalui

commit to user

individual peserta didik dari skor dasar ke skor tes berikutnya (terkini).

Selain penghargaan individu, penghargaan juga diberikan kepada kelompok terbaik.

Tabel 2.1. Sintaks Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Langkah Kegiatan Guru

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.

Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan

memotivasi peserta didik untuk belajar.

2) Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar.

Membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar dan memberikan penomoran.

3) Menyajikan materi pelajaran.

Menyajikan materi kepada peserta didik yang diakhiri dengan meminta peserta didik untuk mendiskusikan LK.

5) Melakukan diskusi kelas. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dari tiap kelompok. Peserta didik dalam setiap kelompok yang memiliki nomor sama dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Langkah ini diakhiri dengan mengarahkan peserta didik untuk memberikan kesimpulan atau

jawaban akhir dari semua pertanyaan yang didiskusikan.

6) Evaluasi. Mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang materi yang telah didiskusikan dengan memberikan tes kepada peserta didik secara individual.

7) Memberikan penghargaan.

Guru memberikan penghargaan pada individu maupun kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor tes berikutnya (terkini).

Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan penghargaan kelompok adalah sebagai berikut.

1) Menentukan skor awal masing-masing peserta didik. Skor awal ini berupa nilai yang diperoleh peserta didik pada ulangan sebelumnya.

2) Menentukan skor kuis yang dilaksanakan setelah peserta didik bekerja dalam kelompok, yang kemudian disebut nilai skor terkini.

3) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih skor kuis terkini dengan skor awal masing-masing peserta didik dengan menggunakan kriteria yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Kriteria Penentuan Nilai Peningkatan Hasil Belajar

Skor Kuis Terakhir Poin Peningkatan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

1 – 10 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

(Slavin, 2010: 159) Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan dalam menentukan poin peningkatan kelompok (Nk) adalah sebagai berikut.

kelompok anggota

Banyaknya

kelompok anggota

setiap peningka

Jumlah

Nk tan

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah

commit to user

kelompok tersebut, terdapat 3 tingkat penghargaan yang diberikan. Kriteria penghargaan kelompok disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.3. Kriteria Penghargaan Kelompok

Rata-Rata Skor Kelompok Penghargaan 15  Nk < 20

20  Nk < 25 Nk  25

Tim Baik Tim Sangat Baik

Tim Super

(Slavin, 2010: 160)

Mencermati sintaks penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, penomoran merupakan inti dari model pembelajaran ini. Melalui penomoran ini, setiap peserta didik dituntut untuk selalu siap. Dalam arti, setiap peserta didik harus mengerti dan memahami setiap pemecahan masalah. Hal ini disebabkan karena setiap jawaban yang disampaikan pada saat presentasi (jika nomornya dipanggil oleh guru) mempengaruhi nilai kelompoknya. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini menuntut tanggung jawab yang lebih besar dari setiap peserta didik untuk mengerti dan memahami setiap pemecahan masalah.

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Mencermati beberapa pendapat mengenai pengertian dan sintaks penerapannya, keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut.

1) Cocok untuk diterapkan pada setiap mata pelajaran di sekolah.

commit to user

2) Tidak ada peserta didik yang mendominasi dalam kelompok.

3) Setiap peserta didik dituntut untuk selalu siap dan bertanggung jawab penuh terhadap pemahaman diri dan kelompok terhadap suatu konsep.

4) Dalam mengkonstruksi pemahaman terhadap suatu konsep, peserta didik yang memiliki kemampuan akademik tinggi dapat membantu peserta didik yang memiliki kemampuan akademik kurang tinggi.

Selain keunggulan tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga memliki kelemahan, yakni sebagai berikut.

1) Pada saat pelaksanaan diskusi kelas, nomor yang sudah dipanggil dimungkinkan akan dipanggil kembali oleh guru.

2) Pada pelaksanaan diskusi kelas, tidak semua anggota kelompok dengan nomor tertentu dapat dipanggil oleh guru.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, seorang guru dapat membuat catatan terkait dengan nomor-nomor yang sudah dipanggil dalam setiap pertemuan. Untuk nomor yang belum dipanggil dapat dipanggil pada pertemuan berikutnya.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipandang sebagai model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Hal ini senada dengan pendapat Arends (1998:

commit to user

developed by Robert Slavin and his colleagues at the Johns Hopkins University and is perhaps the simplest and most straightforward of the cooperative learning approaches. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin ini banyak direkomendasikan bagi para guru yang belum terbiasa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dan keterampilan proses berkelompok yang memadai. Menurut H. Isjoni (2010: 74), model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Mencermati pendapat tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekanan interaksi peserta didik pada proses belajar sehingga menuntut peserta didik untuk terlibat aktif dalam mengkonstruksi pemahaman diri terhadap suatu konsep melalui diskusi kelompok.

b. Sintaks Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Layaknya model pembelajaran lain, dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Menurut Arends (1998: 317), terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

Students within a given class are devided into four-or five-number learning teams, with representatives on each team of both sexes, various radical or ethnic groups, and high, average, and low achievers. Team members use worksheets or ather study devices to master the academic materials and then help each other learn the materials through tutoring, quizzing one another, or carrying on team disccusions. Individually, students take weekly or biweekly quizzes on the academic materials. These quizzes are scored and each individual is given an “improvement score”. This improvement score is based not on a student‟s absolute score, but instead on the degree to which the score exceeds a student‟s past average.

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, peserta didik dibagi ke dalam kelompok belajar dengan memperhatikan heterogenitas jenis kelamin, suku, dan kemampuan akademik, berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dalam lembar kerja, mengerjakan kuis secara individual, dan diakhiri dengan penghargaan kelompok berdasarkan skor peningkatan individual.

Senada dengan pendapat di atas, Slavin (2010: 143) menyebutkan langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

1) Presentasi kelas

Materi pelajaran disampaikan pada presentasi kelas oleh guru.

Presentasi kelas dapat dilakukan dengan pembelajaran langsung atau diskusi kelas yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini tidak berbeda dengan pembelajaran biasa, hanya berbeda pada pemfokusan terhadap

commit to user

memperhatikan penjelasan guru selama presentasi kelas berlangsung karena akan mempermudahkan peserta didik dalam memahami konsep yang akan didiskusikan sehingga mampu menyelesaikan tes yang akan diberikan dengan baik.

2) Tim atau kelompok

Kelompok terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik dengan memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnisnya. Kerja sama kelompok merupakan ciri penting dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok lain. Keberhasilan dan kegagalan setiap anggota kelompok akan sangat mempengaruhi kesuksesan kelompok. Fungsi utama dari kelompok adalah untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam proses belajar dan secara khusus adalah mempersiapkan seluruh anggota kelompok agar siap dan berhasil baik dalam menghadapi tes.

3) Kuis atau tes

Setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan (diskusi kelompok), peserta didik diberikan tes yang harus diselesaikan secara individual.

Dalam mengerjakan soal kuis, setiap peserta didik tidak diperkenankan membantu peserta didik yang lain. Guru harus mengkondisikan kelas sedemikian sehingga tidak ada peserta didik yang bekerja sama dalam mengerjakan soal kuis.

4) Poin peningkatan individual

Ide yang mendasari poin peningkatan individual adalah keinginan untuk menunjukkan kepada peserta didik sasaran yang dapat dicapai jika belajar lebih giat dan memperlihatkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan prestasi belajar yang telah dicapai sebelumnya. Setiap peserta didik dapat menyumbangkan poin maksimum untuk kelompok-nya. Setiap peserta didik diberi skor dasar yang diperoleh dari rata-rata prestasi peserta didik yang diperoleh pada tes serupa sebelumnya. Hasil tes setiap peserta didik diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasar-kan selisih skor tes terdahulu (skor dasar dengan skor tes terakhir).

Kriteria pemberian poin peningkatan individual pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sama dengan kriteria pemberian poin pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang telah disajikan pada Tabel 2.2. pada halaman 67.

5) Penghargaan kelompok

Setelah poin peningkatan individual dihitung, dilanjutkan dengan penentuan penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan individu. Penentukan poin peningkatan kelompok (Nk) pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan rumus yang sama dengan rumus penentuan poin peningkatan kelompok (Nk) pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Terkai dengan hal tersebut, kriteria penghargaan kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga sama dengan kriteria

commit to user

penghargaan kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sebagaimana telah disajikan pada Tabel 2.3. pada halaman 68.

Berdasarkan pendapat di atas, langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Dalam penelitian ini, langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

Langkah 1. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Peserta didik Dalam langkah ini, guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Langkah 2. Mengorganisasikan Peserta Didik dalam Kelompok Belajar