• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2x3x2, seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Rancangan Faktorial 2x3x2 Keingintahuan

commit to user Keterangan:

a1b1c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan tinggi, dan gaya kognitif field dependent.

a1b1c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan tinggi, dan gaya kognitif field independent.

a1b2c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan sedang, dan gaya kognitif field dependent.

a1b2c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan sedang, dan gaya kognitif field independent.

a1b3c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan rendah, dan gaya kognitif field dependent.

a1b3c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, memiliki keingintahuan rendah, dan gaya kognitif field independent.

a2b1c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan tinggi, dan gaya kognitif field dependent.

a2b1c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan tinggi, dan gaya kognitif field independent.

a2b2c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan sedang, dan gaya kognitif field dependent.

commit to user

a2b2c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan sedang, dan gaya kognitif field independent.

a2b3c1 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan rendah, dan gaya kognitif field dependent.

a2b3c2 : Kelompok peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, memiliki keingintahuan rendah, dan gaya kognitif field independent.

D. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi

Populasi tidak hanya sekedar jumlah seluruh subjek yang diteliti, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek. Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pendapat senada dikemukakan oleh Budiyono (2009: 121) bahwa keseluruhan pengamatan yang ingin diteliti, berhingga atau tak berhingga, membentuk apa yang disebut populasi (universum). Dengan demikian, populasi merupakan seluruh objek individu dengan karakteristik tertentu yang hendak diteliti.

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah. Populasi ini tersebar di 76 SMP yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Blora. Daftar SMP di Kabupaten Blora dapat

commit to user 2. Sampel

Oleh karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana sedemikian sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti semua peserta didik yang ada pada populasi, maka peneliti hanya meneliti sampel yang diambil dari populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2008: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Senada dengan pendapat tersebut, Budiyono (2009: 121) menyatakan bahwa sebagian populasi yang diamati disebut sampel atau contoh. Dengan demikian, sampel dapat diartikan sebagai bagian dari objek individu yang hendak diteliti dengan karakteristik tertentu yang mewakili populasi.

3. Sampling

Untuk menentukan sampel penelitian, peneliti melakukan sampling.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 91), sampling adalah pemilihan sejumlah sampel penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi. Pendapat senada diungkapkan oleh Budiyono (2009: 121) bahwa sampling merupakan suatu proses pengambilan sampel. Dalam setiap penelitian, sampling yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh sampel penelitian yang representatif terhadap populasi. Dengan meneliti sampel yang representatif, hasil penelitian diharapkan mampu digunakan untuk menggeneralisasi populasi. Sugiyono (2008: 81) mengatakan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini, sampling dilakukan dengan menggunakan teknik stratified cluster random sampling.

Tahapan sampling yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dari 76 SMP yang ada di Kabupaten Blora terlebih dahulu diurutkan berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010. Selanjutnya, urutan tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan ini didasarkan pada asumsi normal, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kelompok tinggi jika rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 lebih dari rerata gabungan (̅ ) ditambah 0,5 simpangan baku gabungan .

b. Kelompok sedang jika rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 lebih dari atau sama dengan rerata gabungan (̅ ) dikurang 0,5 simpangan baku gabungan dan kurang dari atau sama dengan rerata gabungan (̅ ) ditambah 0,5 simpangan baku gabungan .

c. Kelompok rendah jika rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 kurang dari rerata gabungan ( ̅ ) dikurang 0,5 simpangan baku gabungan .

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap data rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010, diperoleh rerata gabungan (̅ ) sebesar 6,7795 dan simpangan baku gabungan sebesar 0,5247. Dengan demikian, kelompok tinggi merupakan kelompok SMP dengan rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran

commit to user

2009/2010 lebih dari 7,0418. Kelompok sedang merupakan kelompok SMP dengan rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 kurang dari atau sama dengan 7,0418 dan lebih dari atau sama dengan 6,5172. Kelompok rendah adalah kelompok SMP dengan rerata nilai matematika peserta didik pada ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 kurang dari 6,5172. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Mencermati urutan SMP di Kabupaten Blora, kelompok tinggi terdiri dari SMP dengan urutan 1-21 yang beranggotakan 21 SMP. Daftar SMP yang termasuk dalam kelompok tinggi dapat dilihat pada Lampiran 3. Kelompok sedang terdiri dari SMP dengan urutan 22-45 yang beranggotakan 24 SMP.

Daftar SMP yang termasuk dalam kelompok sedang dapat dilihat pada Lampiran 4. Kelompok rendah terdiri dari SMP dengan urutan 46-76 yang beranggotakan 31 SMP. Daftar SMP yang termasuk dalam kelompok rendah dapat dilihat pada Lampiran 5.

Dari tiga kelompok SMP tersebut, diambil secara acak masing-masing satu SMP sedemikian sehingga diperoleh satu SMP dari kelompok tinggi, satu SMP dari kelompok sedang, dan satu SMP dari kelompok rendah. Selanjutnya, dari masing-masing SMP yang terpilih, diambil secara acak masing-masing dua kelas. Dari dua kelas yang diperoleh, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen satu dan satu kelas lain digunakan sebagai kelas eksperimen dua.

Untuk memenuhi asumsi acak, pemilihan SMP, kelas ekperimen satu, dan kelas eksperimen dua dilakukan melalui pengundian. Hasil pengundian tersebut adalah sebagai berikut.

commit to user

a. SMP Negeri 2 Blora sebagai SMP dari kelompok tinggi dengan kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen satu, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas VIII 5 sebagai kelas eksperimen dua, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. SMP Muhammadiyah 1 Blora sebagai SMP dari kelompok sedang dengan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen satu, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dua, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. SMP Negeri 1 Cepu sebagai SMP dari kelompok rendah dengan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen satu, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dua, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dengan demikian, penelitian ini menggunakan tiga kelas eksperimen satu dan tiga kelas eksperimen dua.