• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenali Faktor yang Memengaruhi Pertanian

Melihat kenyataan bahwa pertanian merupakan salah satu bentuk pengolahan sumber daya alam, sehingga tidak dimungkiri lagi kalau alamlah yang menjadi faktor utama dalam keberadaan lahan pertanian pada umumnya. Nah, berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi pertanian serta peranannya.

a. Faktor Alami

Apabila kamu mampu membedakan berbagai bentuk perwujudan penggunaan lahan di bidang pertanian, setidaknya kamu akan menemukan faktor alami yang memengaruhi perbedaan tersebut.

1) Iklim

Iklim mempunyai beberapa unsur atau para- meter, yang tentunya juga bisa diukur. Lihat saja sawah tadah hujan yang tergantung dari ada tidaknya hujan, dalam arti yang luas yaitu ketersediaan air. Ya, seperti inilah peranan unsur iklim. Kamu telah belajar beberapa unsur iklim, sekarang cobalah temukan unsur iklim yang memengaruhi pertanian, jelaskan pula bagaimana peranannya. Kamu bisa menjawabnya dengan melakukan wawancara terhadap petani. Berikut ini salah satu contoh klasifikasi ketersediaan air berdasarkan zona agroklimat menurut Oldeman.

Tabel 3.8 Zona Agroklimat Menurut Oldeman (1975)

Zona Bulan Basah Bulan Kering Keterangan

A > 9 – Air hujan tersedia tanpa pembatas, sehingga penanaman padi lahan basah

dapat dilakukan sepanjang tahun.

B1 7–9 < 2 Air hujan tersedia melimpah dan cukup 2 kali penanaman padi lahan basah

selama periode hujan.

B2 7–9 2–4 Perencanaan yang hati-hati diperlukan untuk pertumbuhan tanaman,

karena curah hujan hanya cukup untuk 2 kali penanaman padi sawah selama setahun.

C1 5–6 < 2 Dua kali tanaman padi sawah, sekali tanaman lahan kering (sistem

gogorancah) selama setahun.

C2 5–6 2–4 Dua kali padi sawah, sekali palawija, dan diikuti sistem rotasi tanaman,

perlu penambahan air irigasi.

C3 5–6 5–6 Dua kali padi sawah, sekali palawija, dan diikuti sistem rotasi tanaman,

perlu penambahan air irigasi.

D1 3–4 < 2 Secara umum hanya sekali padi sawah, dengan ketersediaan air hujan

cukup selama musim hujan.

D2 3–4 2–4 Sekali padi sawah dan perlu perencanaan penanaman yang lebih hati-

hati, perlu penambahan air irigasi.

D3 3–4 5–6 Sekali padi sawah dan diterapkan sistem rotasi tanam.

D4 3–4 > 6 Hanya sekali penanaman dalam setahun, selebihnya bulan-bulan bersifat

kering (kurang air).

Sumber: www.sumber.litbang.deptan.go.id

E1 < 3 < 2 Diperlukan penambahan air irigasi untuk penanaman padi sawah, karena curah hujan tidak cukup.

E2 < 3 2–4 Diperlukan air irigasi yang baik dengan perencanaan penanaman yang

lebih hati-hati.

E3 < 3 5–6 Diperlukan air irigasi dan rotasi tanaman untuk menghemat air irigasi.

E4 < 3 > 6 Perlu irigasi yang baik dan hanya sekali penanaman selama setahun.

Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan 2) Tanah

Tanah merupakan faktor penting dalam pertanian, karena tanah sampai saat ini merupakan media utama yang digunakan untuk media pertanian. Meskipun akhir-akhir ini berkembang pertanian tanpa menggunakan media tanah, perkembangan itu juga layak kamu ikuti, siapa tahu bermanfaat bagimu. Komponen tanah yang dipertimbangkan terutama kesuburan tanah, tetapi kita harus ingat bahwa kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Masih ingat bukan apa saja sifat-sifat kimia, fisik, dan biologi tanah? Beberapa sifat kimia di antaranya kadar N (nitrogen), P (fosfor), dan K (potasium). Fungsi nitrogen dalam tanah terutama untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan pembentukan protein. Fosfor membantu dalam pembentukan sel, bunga, buah, dan biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang dan ketahanan terhadap penyakit. Sementara potasium mempercepat akar. Berikut ini klasifikasi kadar N, P, dan K untuk pertumbuhan tanaman.

Tabel 3.9 Klasifikasi N, P, dan K untuk Pertumbuhan Tanaman

Kandungan N (%) Kandungan P (ppm) Kandungan K (mg/100 gr)

Klas Kisaran Klas Kisaran Klas Kisaran

Sangat rendah < 0,10 Sangat rendah < 5 Sangat rendah < 10

Rendah 0,10–0,20 Rendah 5–10 Rendah 10–20

Menengah 0,21–0,50 Menengah 11–15 Menengah 21–40

Tinggi 0,51–0,75 Tinggi 16–20 Tinggi 41–60

Sangat tinggi > 0,75 Sangat tinggi > 20 Sangat Tinggi > 60

Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan

Sementara itu, sifat fisik tanah yang banyak dipertimbang- kan, yaitu drainase tanah, tekstur tanah, serta kedalaman efektif tanah. Drainase menggambarkan sifat kecepatan perpindahan air dari suatu bidang. Tekstur tanah menunjuk- kan ukuran butir tanah. Sifat tekstur berpengaruh pada kemudahan pertumbuhan akar tanaman dan pengolahannya. Nah, bagaimana menilai tekstur tanah pun pernah kamu praktikkan di kelas X. Adapun kedalaman efektif menunjuk- kan kedalaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, yaitu lapisan yang masih bisa ditembus oleh akar tanaman.

Lalu bagaimanakah karakteristik faktor-faktor tersebut yang mendukung terhadap pertanian? Cermati tabel-tabel berikut ini.

Tabel 3.10 Klasifikasi dan Kriteria Tekstur Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman

Tekstur Tanah Kode Karakteristik

Pasir (sand) p Kandungan pasir t 85% dan persentase debu ± 1,5 kalinya

persentase lempung tidak lebih dari 15%. Subklas pasir kasar (kadar pasir kasar t 25%, pasir halus < 50%); pasir (kadar pasir kasar menengah t 25%, pasir halus sangat halus < 50%); pasir halus (kadar pasir halus t 50%, < 25% pasir kasar menengah, pasir sangat halus < 50%); dan subklas pasir sangat halus (kadar pasir sangat halus t 50%).

Pasir bergeluh (loamy sand) pg Tanah yang mengandung 85–90% pasir dan persentase debu

± 1,5 kalinya persentase lempung tidak kurang dari 15% pada bagian atas; dan pada bagian bawah mengandung tidak kurang dari 70–85% pasir, dengan persentase debu ± 2 kalinya persentase lempung tidak kurang dari 38%. Kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi subklas pasir bergeluh kasar, pasir bergeluh sangat halus.

Geluh berpasir (sandy loam) gp Kandungan lempung d 20%, persentase debu ± 2 kalinya

persentase lempung > 30%, kadar pasir t 52%, lempung < 7%, debu < 50% dan pasir 43–53%. Kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi geluh berpasir kasar, geluh berpasir, geluh berpasir halus dan geluh berpasir sangat halus.

Geluh (loam) g Kadar lempung 7–27%, debu 28–50%, dan pasir < 52%.

Geluh berdebu (silty loam) gd Kadar debu t 50%, lempung 12–27 atau debu 50–80% dan

lempung < 12%.

Debu (silt) d Kadar debu t 80% dan lempung < 12%.

Geluh lempung berpasir (sandy eclay loam) glp Kadar lempung 20–30%, debu < 28%, dan pasir t 45%.

Geluh berlempung (clay loam) gl Kadar lempung 27–40% dan pasir 20–45%.

Geluh lempung berdebu (silty clay loam) gld Kadar lempung 27–40% dan pasir < 20%.

Lempung berpasir lp Kadar lempung t 35% dan pasir t 45%.

Lempung (clay) l Kadar lempung t 40%, pasir < 45%, dan debu < 45%.

Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan

Tabel 3.11 Klasifikasi dan Kriteria Drainase Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman

Klasifikasi Kode Kriteria

Kadar biasa baik d0 Air segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang ditahan oleh tanah, sehingga tanaman akan segera mengalami kekurangan air.

Kadar luar biasa baik d1 Pada tanah-tanah yang ditandai oleh permeabilitas cepat atau kapasitas kandungan air rendah. Kebanyakan pada tanah pasiran/porous, warna tanah kemerahan, kecokelatan, kekuningan, keabuan. Apabila terdapat bercak adalah hasil pelapukan batuan dan terbentuk pada kondisi basah.

Baik d2 Tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari atas sampai bawah

(150 cm) berwarna cerah yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning, cokelat atau kelabu.

Agak baik d3 Lapisan tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran. Tidak terdapat bercak berwarna kuning, cokelat atau kelabu pada lapisan atas (top soil) atau bagian atas lapisan bawah (sub soil) atau sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah.

Agak buruk d4 Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik dan tidak terdapat bercak berwarna kuning, cokelat atau kelabu. Adanya bercak pada kedalaman sekitar 40 cm dari permukaan tanah.

Buruk d5 Pada bagian bawah lapisan atas atau dekat permukaan terdapat tanah berwarna atau

bercak kelabu, cokelat atau kekuningan.

Sangat buruk d6 Pada seluruh lapisan tanah/horison tanah terdapat warna kelabu di lapisan atas dan bawah, serta di lapisan bawah dijumpai bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air yang menggenang di permukaan dalam waktu yang relatif lama sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan

Tabel 3.12 Klasifikasi dan Kriteria Kedalaman Tanah Efektif untuk Pertumbuhan Tanaman

Kode Klas Kedalaman (cm)

k0 Sangat dalam > 120

k1 Dalam 90–120

k2 Sedang 60–90

k3 Dangkal 30–60

k4 Sangat dangkal < 30

Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan

3) Kondisi Medan

Kondisi medan di sini berbeda dengan tanah. Menurut van Zuidam, medan adalah suatu bidang lahan yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik permukaan dan dekat permukaan yang kompleks dan penting bagi manusia. Jadi, kondisi medan lebih memandang bagaimana konfigursi permukaan Bumi yang ditentukan oleh kemiringan lereng, ada tidaknya singkapan batuan, serta keadaan batuan atau bahan kasar di permukaan Bumi. Bahan kasar tersebut seperti kerikil, kerakal, dan batuan biasa. Menurutmu mengapa hal ini perlu dipertimbangkan? Bisakah kamu bayangkan seorang petani harus membajak sawah pada lokasi yang masih terdapat banyak batuan? Pasti akan sangat sulit dalam pengolahan lahannya bukan? Tidak hanya itu, bahkan faktor persebaran bahan kasar ini juga menentukan pertumbuhan tanaman.

Selain itu, medan memengaruhi kondisi kestabilan lahan untuk bangunan. Meskipun kestabilan lahan tidak banyak berperan dalam memengaruhi keberadaan lokasi pertanian, namun perlu juga dipertimbangkan karena menyangkut kelangsungan lahan pertanian itu sendiri. Berikut ini kriteria dan klasifikasi medan yang bisa digunakan sebagai pedoman penilaian kelayakan lahan untuk pertanian.

Tabel 3.13 Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan Lereng, Persentase Bahan Kasar, dan Singkapan Batuan

Kemiringan Lereng

Klas Kemiringan (%) Topografi

Datar 0–3 Timbulan rata-hampir rata

Landai 3–8 Timbulan berombak

Agak miring 8–15 Timbulan bergelombang

Miring 15–30 Timbulan perbukitan

Agak curam 30–45 Timbulan pegunungan

Curam 45–65 Timbulan pegunungan

Sangat curam > 65 Timbulan pegunungan

Persentase Bahan Kasar terhadap Luas Permukaan

Kerikil Kerakal Batuan Lepas

Klas Kisaran Klas Kisaran Klas Kisaran

Tanpa 0 Tanpa 0 Tanpa < 0,01

Sedikit 0–15 Sedikit 0–15 Sedikit 0,01–3

Sedang 15–50 Sedang 15–50 Sedang 3–15

Banyak 50–90 Banyak 50–90 Banyak 15–90

Sangat banyak > 90 Sangat banyak > 90 Sangat banyak > 90

Persentase Singkapan Batuan terhadap Luas Permukaan

Klas Kisaran

Tanpa Kurang dari 2% luas permukaan tanah tertutup batuan.

Sedikit Kurang lebih 2–10% luas permukaan tanah tertutup batuan.

Sedang Kurang lebih 10–50% luas permukaan tanah tertutup batuan.

Banyak Kurang lebih 50–90% luas permukaan tanah tertutup batuan.

Sangat banyak Lebih dari > 90% luas permukaan tanah tertutup batuan. Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan

b. Faktor Ekonomis dan Manusia

Bagaimana faktor ini memengaruhi pertanian? Pertanian dapat dikatakan sebagai proses produksi. Suatu proses produksi akan mempertimbangkan keuntungan secara ekonomi termasuk manusia sebagai salah satu modal dalam pengelolaan pertanian.

1) Manusia

Manusia sebagai tenaga pengelola lahan dibutuhkan dalam pertanian. Di beberapa tempat yang tersedia tenaga kerja yang melimpah, maka pertanian cenderung menggunakan tenaga manusia lebih banyak. Selain itu, keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil pertanian.

2) Modal

Ketersediaan modal memengaruhi beberapa bagian dalam sistem pertanian. Pengaruhnya sering bisa dilihat dari hasil