• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Desa dan Kaitannya dengan Perkembangan Desa-Kota

Secara umum, desa merupakan permukiman penduduk yang terletak di luar kota dan mata pencaharian sebagian besar penduduknya di bidang agraris. Kebanyakan orang sering menyebutnya dengan kampung.

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, persentase penduduk Indonesia di perkotaan adalah 42,0%. Ini berarti, persentase penduduk yang tinggal di perdesaan masih lebih tinggi, yaitu 58% dari jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan penduduk perdesaan bekerja di bidang pertanian, sehingga dapat dikatakan bahwa desa- desa di Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai desa agraris. Mengapa bidang pertanian menjadi andalan mata pencaharian penduduk di desa? Bagaimana menurutmu?

Menurut Bintarto, desa memiliki tiga unsur utama yang meliputi daerah, penduduk, dan tata kehidupan.

a. Daerah (Wilayah)

Daerah yang dimaksud berupa lahan yang produktif maupun yang tidak produktif, termasuk penggunaan tanah, letak, luas, dan batas lahan di lingkungan setempat. Unsur daerah meliputi lahan di desa, misalnya lahan pekarangan, persawahan, tegalan, dan permukiman.

b. Penduduk

Unsur desa ini meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Unsur ini terkait dengan kualitas dan kuantitas penduduk desa.

Berdasarkan perkembangan masyarakat desa, termasuk kategori yang manakah wilayah tempat tinggalmu?

Sumber: agribisnis.tripod.com

Gambar 6.2 Pertanian menjadi kegiatan utama desa. Sumber: Earth Our Home, halaman 150

Gambar 6.1 Desa terpencil di pegunungan.

Jika wilayahmu termasuk kategori desa, amatilah apakah sektor pertanian masih menjadi andalannya!

Di desa sering terdapat peng- angguran tidak kentara (disguished unemployment). Apa yang dimaksud pengang- guran tidak kentara? Usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Sumber: Manusia dan Lingkungan 2, halaman 67

Gambar 6.4 Hasil panen dari desa.

c. Tata Kehidupan

Tata kehidupan desa berupa pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan penduduk desa. Tata pergaulan berkaitan dengan seluk- beluk kehidupan masyarakat desa (rural society). Tata kehidupan ini erat kaitannya dengan usaha penduduk desa dalam mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan hidup (living unit). Kemajuan desa dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut terutama yang berkaitan dengan faktor usaha manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting).

Kemajuan dan kemakmuran desa ditentukan oleh usaha penduduk desa selain tata geografinya. Desa yang memiliki banyak sumber daya alam tetapi penduduknya tidak cukup mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan semangat membangun mengakibatkan desa kurang maju. Sebaliknya, meskipun desa memiliki sumber daya alam terbatas tetapi penduduknya terampil, berpengetahuan, dan bersemangat dalam membangun desa sehingga mampu mengatasi hambatan alam dan geografis wilayah maka desa akan cepat maju.

Letak suatu desa pada umumnya jauh dari pusat keramaian. Desa yang terletak di perbatasan kota mempunyai kemungkinan lebih berkembang dibanding desa-desa di pedalaman. Unsur letak menentukan besar kecilnya isolasi suatu desa terhadap desa lain. Desa yang terletak jauh dari kota memiliki lahan yang luas. Penggunaan lahan lebih banyak untuk pertanian tanaman pokok dan tanaman perdagangan daripada untuk gedung- gedung atau perumahan.

Desa memiliki fungsi penting bagi perkembangan daerah sekitarnya. Fungsi desa sebagai berikut.

a. Dalam interaksi desa-kota, desa berfungsi sebagai daerah dukung (hinterland) atau daerah penyuplai

bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela, kacang, kedelai, buah-buahan, sayur-sayuran, dan daging hewan.

b. Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) ditinjau dari sisi potensi ekonomi. c. Dari sisi kegiatan kerja (occupation), desa dapat

berfungsi sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri, dan desa nelayan.

Kebanyakan desa di Pulau Jawa berfungsi sebagai desa agraris. Meskipun demikian, beberapa desa sudah menunjukkan perkembangan baru, yaitu munculnya industri-industri kecil yang disebut industri perdesaan

(rural industries).

Desa mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena menjadi daerah produksi pangan dan komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan jumlah dan kualitas komoditas, seperti

kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkih, teh, dan karet juga penting untuk meningkatkan ekspor dan devisa negara. Penduduk desa nelayan

Sumber: www.solok.go.id

Gambar 6.3 Letak desa terhadap kota memengaruhi perkembangannya.

banyak menghasilkan bahan pangan protein tinggi, seperti ikan dan udang. Mereka memenuhi kebutuhan ikan dan udang dalam negeri serta untuk komoditas ekspor.

Peranan desa dalam pembangunan wilayah sangat penting karena banyak potensi yang dimilikinya. Pengembangan desa perlu mempertimbangkan potensi desa. Desa memiliki potensi fisik dan nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki desa? Potensi fisik antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.

a. Lahan

Lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.

b. Air

Pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Air digunakan penduduk desa untuk keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan lain. Secara kuantitas dan kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.

c. Iklim

Iklim memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti per- kebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan. d. Flora dan Fauna

Di desa masih banyak lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha di bidang pertanian. Berbagai jenis tanaman pangan dan hewan ternak banyak dibudidayakan di daerah perdesaan. Hal itu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pangan di daerah perdesaan maupun di perkotaan.

Selain potensi fisik, desa juga memiliki potensi nonfisik. Potensi nonfisik desa antara lain sebagai berikut.

a. Penduduk Desa

Masyarakat desa merupakan kelompok sosial dengan hubungan yang erat dengan solidaritas tinggi. Hal itu merupakan kekuatan dalam membangun wilayah perdesaan .

b. Lembaga dan Organisasi Sosial

Lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain sebagainya.

Sumber: Manusia dan Lingkungan 2, halaman 6

c. Aparatur dan Pamong Desa

Aparat desa bertugas menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan sumber daya manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan lain-lain.

Potensi yang dimiliki oleh setiap desa sesungguhnya berbeda. Mengapa demikian? Karena ada perbedaan lingkungan geografis dan keadaan penduduknya. Selain itu, luas lahan, jenis tanah, dan tingkat kesuburan juga tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan menyebabkan corak kehidupannya juga berbeda.

Keadaan dan tata kehidupan penduduk desa memengaruhi karakteristik dan tingkat kemajuan desa. Sebutan desa tradisional, desa swadaya, desa swakarya (sedang berkembang), dan desa swasembada (maju) menunjukkan tingkat kemajuan desa. Faktor apakah yang menentukan kemajuan desa? Faktor-faktor yang menentukan kemajuan desa sebagai berikut.

a. Potensi Desa

Potensi desa mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia. Penduduk desa dan pamong (aparatur) desa merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan kemajuan desa. b. Interaksi dengan Daerah Lain

Interaksi dapat terjadi antara desa dengan desa, serta desa dengan kota. Perkembangan komunikasi dan transportasi memudahkan interaksi desa dengan daerah lain sehingga desa semakin maju.

c. Lokasi Desa

Lokasi desa berkaitan dengan letak desa terhadap daerah di sekitarnya. Desa akan lebih berkembang apabila lokasinya berdekatan dengan daerah yang lebih maju.

Pada waktu lalu, orang beranggapan bahwa modernisasi hanya berlaku di daerah kota. Anggapan itu tentu saja tidak

benar, pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi menyebabkan perdesaan semakin maju. Pembangunan jalan dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak di perdesaan telah meningkatkan interaksi desa kota.

Perkembangan jaringan telepon serta jangkauan siaran radio dan televisi di desa telah meningkatkan komunikasi antara penduduk desa dan penduduk kota. Penggunaan kompor gas dan mesin cuci banyak membantu para ibu di desa untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Dengan demikian, terjadi perubahan kehidupan penduduk desa akibat pengaruh modernisasi.

Apakah modernisasi desa menjadi tujuan dari pembangunan desa? Untuk menjawabnya, ada baiknya kamu perlu mengetahui tujuan pembangunan desa sebagai berikut.

a. Menempatkan penduduk desa dalam kedudukan yang sama dengan penduduk kota. Artinya, tidak ada perbedaan status antara penduduk desa dengan penduduk kota.

b. Mengusahakan peningkatan kehidupan penduduk desa yang sejahtera atas dasar keadilan dan rasional.

c. Meningkatkan kreativitas penduduk desa dalam menghadapi masalah dan kesulitan hidup.

Sebutkan dan jelaskan bebe- rapa contoh pengaruh positif dan negatif modernisasi bagi desa!

Sumber: www.transuksumsel.go.id

Gambar 6.6 Transportasi memudahkan interaksi desa dengan daerah lain.

Gambar di atas menunjukkan foto keadaan suatu daerah di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat dalam rentang waktu yang berbeda. Foto diambil pada tahun 1855, awal abad XX, dan tahun 1980. Dalam rentang waktu tersebut tidak banyak perubahan yang terjadi.

Masyarakat Siberut melakukan kegiatan bercocok tanam umbi-umbian dan sayur-sayuran, beternak ayam dan babi, serta berburu dan menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Teknologi pembuatan kain dengan tenun dan pengolahan logam belum dikenal oleh masyarakat Siberut. Mereka melakukan transaksi pertukaran kelapa dan hasil hutan dengan perkakas logam dan kain tenun untuk dibuat pakaian sederhana.

Tahun 1855 Awal Abad XX Tahun 1980

Sumber: Agama dan Upacara, halaman 72

Bagaimana komentarmu ten- tang perkembangan atau kemajuan daerah di Pulau Siberut di samping? Mengapa bisa terjadi demikian? Apakah faktor yang menyebabkan- nya? Diskusikan dengan teman kelasmu.

B. Kota

Kamu tentu sudah sering mendengar berbagai sebutan kota, seperti kota metropolitan, kota modern, kota satelit, atau kota masa depan. Dalam sistem administrasi wilayah di Indonesia kamu juga mengenal istilah kota dan kabupaten. Apa sih sebenarnya kota itu? Ketika mendengar kata kota, pikiran kamu tentu menunjuk suatu kawasan yang sangat ramai, lalu lintas yang padat, pertokoan yang berderet- deret, dan fasilitas umum yang tersedia di berbagai tempat.

Terlepas dari segala kemewahan yang ditawarkan, kota menyimpan sejuta permasalahan. Permasalahan di kota jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan desa. Masalah kota yang sering muncul adalah kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas. Permukiman sangat padat dan orang bisa berjam-jam di jalanan karena terjebak kemacetan. Masalah kota yang lain adalah pencemaran udara, kriminalitas, lahan permukiman yang sempit, dan kekumuhan.

Bagaimana sebenarnya kota itu? Kamu dapat mengikuti pemaparan tentang kota sebagai berikut.

1.

Pengertian Kota

Para ahli memberi pengertian tentang kota sesuai dengan sudut pandang keilmuannya masing-masing. Pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai berikut.

Sumber: www.wpa.gov

a. Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan. (Bintarto)

b. Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan. (Max Weber)

c. Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

(Louis Wirth)

d. Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing. (Arnold Toynbee)

e. Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan. (Grunfeld)

f. Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihat- kan watak dan ciri kehidupan perkotaan. (Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1)

Apa ciri-ciri yang dimiliki sebuah kota? Menurut Bintarto, ciri- ciri kota dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

a. Ciri-Ciri Fisik

Di wilayah kota terdapat:

1) Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket. 2) Tempat parkir yang memadai.

3) Tempat rekreasi dan olahraga. 4) Alun-alun.

5) Gedung-gedung pemerintahan. b. Ciri-Ciri Sosial

1) Masyarakatnya heterogen.

2) Bersifat individualistis dan materialistis. 3) Mata pencaharian nonagraris.

4) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).

5) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.

6) Norma-norma agama tidak begitu ketat. 7) Pandangan hidup lebih rasional.

8) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.

Jika kamu bertempat tinggal di kota, apakah kondisi yang ada sesuai dengan ciri-ciri, seperti definisi di samping?

2.

Klasifikasi Kota

Seperti halnya desa, kota juga memiliki karakteristik yang berbeda- beda. Untuk membedakannya, kota diklasifikasikan berdasarkan pada hal-hal sebagai berikut.

a. Berdasarkan jumlah penduduk, kota diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang.

2) Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara

1–5 juta orang.

3) Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000–

1 juta orang.

4) Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara

100.000–500.000 orang.

5) Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000

orang.

b. Berdasarkan tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi:

1) Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi

kota baru.

2) Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki

sifat agraris.

3) Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang

perekonomiannya sudah mengarah ke industri.

4) Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang

terdiri atas beberapa kota metropolis yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.

5) Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang kehidupannya

sudah dipenuhi dengan kerawanan sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

6) Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang

berkembang menuju keruntuhan.

c. Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan sebagai berikut. a) Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai

pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.

b) Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong, Jakarta, dan Singapura.

c) Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.

d) Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.

Berdasarkan tingkat per- kembangan kota, kota-kota di Indonesia termasuk pada tingkat yang mana? Pada tingkat yang manakah Kota Jakarta saat ini? Jelaskan!

Sumber: www.static.flickr.com