• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Sudut Arah

Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetr

BUKITTINGGI SAWAHLUNTO

C. Pengukuran Sudut Arah

Jika ditanya tentang letak sekolahmu, apa jawaban yang kamu berikan? Boleh jadi kamu menjawab bahwa letak sekolahmu di sebelah utara Kantor X, atau di sebelah barat Jalan Y, dan seterusnya. Mungkin benar, tetapi lebih sering salah karena bisa jadi sebenarnya sekolahmu berada di sebelah utara agak ke barat dari Kantor X dan tidak persis berada di sebelah barat Jalan Y.

Untuk mengetahui arah sebenarnya, kamu memerlukan kompas. Kompas berfungsi sebagai penunjuk arah dan sudut. Cermati gambar 2.8! Berapakah besar sudut pada berbagai arah yang ditunjukkan oleh kompas tersebut?

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.7 Orang mengukur jarak antara A dan titik B

dengan meteran. C

A a1 a2 a3 B

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.6 Pengukuran pada wilayah dengan batas

yang tidak teratur.

Sumber: Earth Our Home, halaman 208

Arah utara mempunyai sudut 0°. Jika pengukuran diawali dari arah utara, arah selatan mempunyai sudut 180°. Pernyataan arah yang

demikian disebut sebagai pernyataan sudut arah dengan Azimuth.

Dalam ilmu ukur tanah atau Handasah, dikenal dua cara untuk

menyatakan besarnya sudut arah, yaitu Bearing dan Azimuth.

Bagaimanakah perbedaan antara keduanya? Lihat pernyataan sudut arah pada gambar 2.9!

Menurutmu, berapakah besar sudut arah Uc? Ya, mungkin kamu akan menjawab bahwa besar sudut arah tersebut adalah 135° atau S 45° T (Selatan 45° Timur). Kedua bentuk pernyataan tersebut tidak salah, pernyataan sudut arah 135° merupakan pernyataan dalam bentuk

Azimuth, sedangkan pernyataan S 45° T merupakan pernyataan dalam

bentuk Bearing. Perhatikan gambar 2.10, manakah gambar yang

merupakan pernyataan sudut dengan Azimuth, dan mana yang berupa

pernyataan Bearing.

Kamu telah mampu membedakan kedua pernyataan sudut arah tersebut. Berikan kesimpulanmu mengenai perbedaan kedua hal tersebut, jangan lupa diskusikan dengan guru dan teman-temanmu.

Pernyataan Bearing, merupakan sudut arah yang diukur dari utara

atau selatan magnet Bumi ke titik lain searah atau berlawanan arah jarum jam dengan sudut maksimum 90°. Untuk menunjukkan awal dan arah pengukuran, di depan angka harus ditulis S (dari selatan) atau U (utara) serta di belakang angka diikuti huruf T (timur) atau B (barat).

Pernyataan Azimuth, merupakan besarnya sudut arah yang diukur

dari utara magnet Bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam.

Dengan demikian, pengukuran dengan metode Azimuth mempunyai

kisaran 0°–360°.

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.9 Pernyataan sudut arah.

U S c 135o 45o B T

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.10 Berbagai macam pernyataan sudut arah.

U S B T a c d 60o f O U S B T f a c d 30o 60o 45o 80o O Contoh 1:

Besarnya sudut arah:

Uoa = U 60° T (pengukuran diawali dari arah utara, menuju ke arah timur 60°)

Soc = S 45° T (pengukuran diawali dari arah selatan, menuju ke arah timur 45°)

Sod = S 80° B (pengukuran diawali dari arah selatan menuju ke arah barat 80°)

Uof = U 30° B (pengukuran diawali dari arah utara menuju ke arah barat 30°) Contoh 2: sudut Uoa = 60° sudut Uoc = 135° sudut Uod = 260° sudut Uof = 330°

1. Kamu telah memahami bagaimana membaca dan mengukur arah dengan metode Bearing. Mari berlatih dengan soal di bawah ini. a. Berapakah sudut arah

1) UOx 2) SOy 3) SOz 4) SOi

b. Gambarkanlah pernyataan sudut di bawah ini dalam sketsa kompas, untuk menggambarkan sudut, gunakanlah busur.

1) U 45° T 2) S 80° T 3) S 32° B 4) U 10° B

2. Kamu juga telah memahami bagaimana membaca dan mengukur sudut arah dengan metode Azimuth. Mari berlatih dengan soal di bawah ini. a. Berapakah sudut arah (gunakanlah busur)

1) sudut Uoa 2) sudut Soc 3) sudut Sod 4) sudut Uof

b. Gambarkanlah pernyataan sudut di bawah ini dalam sketsa kompas, untuk menggambarkan sudut gunakanlah busur. 1) 45° 2) 61° 3) 33° 4) 12° U S B T i x y z O U S B T U S B T f a c d O U S B T

Jika kamu akan membuat peta tanpa pengukuran langsung, kamu memerlukan peta dasar. Kamu pernah mempelajari berbagai jenis peta termasuk peta dasar. Peta umum dapat disebut juga sebagai peta dasar. Nah, dari peta-peta tersebut dapat dibuat menjadi peta tematik. Apakah perbedaan dari peta-peta tersebut?

Peta umum merupakan peta yang memuat kenampakan secara umum, baik kenampakan asli maupun buatan. Contoh-contoh peta umum antara lain peta topografi, peta administrasi, dan sebagainya. Apabila dari peta umum tersebut kamu buat lagi menjadi peta dengan tema tertentu, maka peta umum tersebut dapat disebut sebagai peta dasar. Langkah yang biasa dilakukan dalam penggunaan peta dasar

adalah memperbesar atau memperkecil peta. Nah, hal ini pernah kamu lakukan pada waktu SMP, menggunakan metode grid. Pembesaran dan pengecilan peta dapat juga kamu lakukan dengan fotokopi atau dengan alat pantograf.

Adapun peta dengan tema tertentu yang dibuat berdasarkan peta dasar, dapat disebut sebagai peta tematik. Ada banyak sekali contoh- contoh peta tematik, seperti peta geologi yang menggambarkan kondisi kulit Bumi maupun kondisi di dalam Bumi. Pada peta geologi terdapat informasi mengenai jalur-jalur gunung api, kondisi perlapisan batu- an, garis-garis patahan kulit Bumi, dan sebagainya. Contoh peta tematik yang lain seperti peta persebaran penduduk, peta iklim, peta tanah, peta pariwisata, dan masih banyak lagi. Informasi yang ada pada peta tematik sangat mendukung tentang tema apa yang dipetakan. Seperti peta iklim sering disertai dengan informasi unsur-unsur iklim seperti suhu udara dan arah angin. Begitu juga dengan peta pariwisata yang memuat informasi persebaran objek wisata juga fasilitas pelengkapnya,

seperti hotel, bandara, stasiun, money changer, dan lain-lain. Berbagai

macam kondisi di sekolahmu pun dapat disajikan dengan peta tematik. Tetapi yang harus kamu ingat dalam pembuatan peta adalah persyaratan bagaimana peta yang baik.

Syarat-syarat peta yang baik antara lain adanya kelengkapan komponen-komponen peta seperti judul, skala, legenda, penunjuk arah, simbol, proyeksi, gambar, koordinat peta, serta tahun pembuatan. Semakin lengkap komponen-komponen tersebut pada suatu peta, akan sangat membantu dalam menggali informasi dari peta. Namun, dalam pembuatan peta kamu juga harus memerhatikan penggunaan komponen dan komposisi peta. Hal itu akan kita bahas nanti.