• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.4 Proses Pengolahan Limbah Padat Medis di Incinerator RSUP H. Adam Malik

4.4.3 Mengolah Limbah Padat Medis dengan Menggunakan Incienerator

Hasil wawancara pada informan didapat penjelasan bahwa mengolah limbah padat medis dengan menggunakan incenerator relatif sama, adapun jawaban informan disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Proses Mengolah Limbah Padat Medis Dengan Menggunakan Incenerator

Informan Jawaban

Informan 1 Pagi-pagi dibongkar debu sisa bakaran semalam, setelah abu dibongkar, dimasukkan sampah, baru ditutup, kita hidupkan dulu barner paling diatas sampai suhu 700 C, baru setelah 700 baru kita hidupkan api dibawah “primery chamber” Bahan bakar solar,

Dari tempat penyimpanan sampah diangkat caranya masih manual, dilemparkan saja pakai tangan dari luar kedalam incenerator pembakaran

Dalam proses pembakaran untuk pemusnahan itu sekitar ada dua jam, pendinginan sampai 3 jam, total pembakaran ada 5 jam. Pendinginan sampai suhu 300 0

Menggunakan sepatu boot, sarung tangan, helm, clemek, masker jenis N95, ada juga menggunakan masker racun, tidak digunakan masker racun terlalu berat, sering terjatuh.

C.

Untuk mengatasi asap supaya tidak keluar hitam, biasana stelan tekanan angin harus di stel dulu kalau dalam keaadaan baik.

Sampai sekarang belum pernah terkena bahaya limbah padat medis, yang sering terkena pada petugas yang satu lagi.

Biasanya Kedalanya pada mesin, mesin kadang-kadang kalau kondisi sampah lagi banyak, kita lakukan 2 sampai 3 kali pembakaran kadang-kadang mau korslet, itu aja. Kadang-kadang minyak sumbat nozelnya kotor. Kendala selalu pada mesinnya aja, kadang-kadang trafo terbakar.

Kondisi incenerator yang sekarang ini udah seharusnya diganti karena sudah terlalu sering rusak, kondisi saat sekarang ini incinerator sudah banyak perubahan, sudah banyak barang luar yang masuk “modifikasi” tidak sesuai lagi dengan produksinya

Informan 2 Adapun langkah-langkah untuk proses pembakaran sampah medis yaitu ; sebelum pembakaran kita terlebih dahulu membongkar abu sisa pembakaran yang telah dibakar sebelumnya, setelah itu abu pembakaran kita buang ke lanfil, yaitu lanfil tempat pembuangan abu

Tabel 4.8 (Lanjutan)

sisa bakar, setelah itu kita masukkan sampah-sampah medis yaitu sampah kuning dan sampah ungu kita masukkan dalam ruang incinerator dengan volume pembakaran yaitu ¾ dari ruangan pembakaran. sebelum dibakar, kita menghidupkan dulu primery chamber yaitu untuk pemanasan suhu dalam 900 0C, sampai 900 0Cbaru kita menghidupkan mesin secondary chamber yang ke dua. Setelah proses pembakaran kita hidupkan blower, blower itu untuk mempercepat pembakaran sekalian pendinginan untuk pembakaran. suhu maksimal pembakaran dalam ruangan itulah 1200 0C. Setelah sampainya 1200 sekitar 20 menit dalam proses 1200 0C, maka akan otomatis mesin pembakaran secondari chamber akan mati, blower tetap hidup untuk proses pendinginan.

Kalau mesin tidak seperti sekarang ini, pembakaran bagus berjalan 2 jam habis sampai proses pendinginan 3 jam, sudah selesai 3 jam. Selanjutnya bisa masuk yang kedua.

Isi sampah medis banyak jarum suntik yang sering saya terkena jarum suntik, seharusnya jarum suntik ditaruh dijeregen dalam kotak spuit kotak kuning. Mungkin juga karena ada pencekeran dari cleaning servicie, atau bagaimana kita tidak tahu. Tapi setiap kali kena jarum saya tanya, kenapa ada jarum disampah infeksius, katanya dari atas itu semua dari perawat-perawat salah tempat.

Dulu kita bakar pagi, setelah ada penataran, maunya setelah ada terik matahari dilakukan pembakaran, karena kalau pagi begini asap masih turun kebawah karena suhu diatas masih dingin, makanya pembakaran dilakukan diatas pukul 09.00. kalau udara sudah kering asap atau abu melayang diudara, asap-pun tidak lagi kebawah.

Dilaksanakan hal seperti ini sejak 3 bulan yang lalu sewaktu penanggung jawab Kesling penataran ke Jakarta.

Setiap pembakaran tidak ada dilakukan pencatatan sistim standar mekanik. Cuma kalau sudah rendah dibawah 200 0

Proses pembakaran kita lakukan menggunakan SOP, tapi pada saat ini mesin kita sedang dalam perbaikan, jadi kita melakukan yang manual untuk pembakaran yaitu menggunakan solar pembakaran untuk menyiram dan menghidupkan blower.

C baru kita tambah untuk pembakaran selanjutnya.

Septy yang sering saya pakai masker, sepatu boot baru pakai helm, sarung tangan. maskernya yang biasa cuma yang disuruh pakai yaitu masker N95, itupun sering tidak ada “habis”.

Yang saya tahu mestinya kita menggunakan masker N95, Cuma jarang ada, karena terlalu boros, itu kan sekali pakai, rugi Adam Malik katanya, kadang-kadang dikasih juga 1 kotak, jarang, itu pun satu bulan sekali.

Tabel 4.8 (Lanjutan)

Ada juga kemaren dikasinya masker macam Densus 88 yang dua filternya, cuma jarang kita pakai, pengap kali, nggak bisa pakek, apalagi kerja panas gitu, ngangkat-ngangkat gitu nggak bisa nafas, kita angkat dua kali nanti udah nggak lagi nafas, itu kendalanya.

Terlalu sempit, untuk pernafasan, posisi kita lagi capek, butuh tenaga

“Oksigen. Lebih leluasa menggunakan masker N95 sama masker biasa, lagian kalau kita menggunakan helm yang bagus debunya tidak masuk, untuk keselamatan diri kita sendiri saya kira sudah bagus.

debunya segala macam tidak masuk kedalam helemnya berkaca, saat membongkar debu, tidak masuk kedalam tapi menempel di masker.

Berdasarkan tabel 4.8. Informan menjelaskan bahwa langkah pelaksanaan pemusnahan limbah padat medis relatif sama yaitu pada awal pelaksanaan adalah membongkar debu sisa pembakaran kemaren, kemudian memasukkan limbah padat yang akan dimusnahkan. Kemudian barner yang diatas dihidupkan (pemanasan secondary chamber) sampai mencapai 700 0

Informan 1 menjelaskan bahwa cara memasukkan limbah padat medis kedalam primery chamber secara manual yaitu limbah medis yang telah terkemas dalam kantong plastik diangkat satu persatu dari tempat penyimpanan mendekati pintu ruang primery chamber, kemudian melemparkan kedalam ruang primery chamber.

C, kemudian menyalakan pengapian primery chamber yang menggunakan bahan bakar solar.

Informan 1 menjelaskan ; proses Incinerator dalam pembakaran limbah padat medis memakan waktu sekitar 2 jam, kemudian pendinginan mamakan waktu 3 jam hingga ruang bakar primery chamber mencapai suhu sebesar 300 0

Informan menjelaskan ; dalam bekerja mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa sepatu boot, sarung tangan, helm, celemek, masker N95. Dijelaskan juga bahwa masker racun ada juga, namun tidak tidak dipergunakan karena terlalu berat, mudah terjatuh saat bekerja.

C. Setelah itu pembakaran selanjutnya dapat dimasukkan kedalam primary chamber.

Informan 1 menjelaskan bahwa, mengendalikan keluaran asap agar tidak pekat, adalah menyetel kecukupan angin pada pembakaran, itu bisa dilakukan kalau incinerator dalam keadaan baik.

Kendala yang sering terjadi bila kondisi limbah padat sangat banyak untuk dimusnahkan, maka dilakukan pembakaran 2 sampai 3 kali, terjadi minyak sumbat, kadang korslet, trafo terbakar.

Ditambahkan penjelasan informan bahwa kondisi incinerator yang saat ini sering rusak, sudah seharusnya diganti, karena sudah banyak juga peralatannya dimodifikasi.

Informan 2 menjelaskan ; untuk proses pembakaran dilakukan terlebih dahulu pembersihan debu sisa pembakaran sebelumnya. Kemudian memasukkan sampah yang akan dimusnahkan sebanyak ¾ muatan primary chamber, kemudian menghidupkan barner pada primery chamber saampai mencapai suhu 900 0C.

Selanjutnya menghidupkan barner secondary chamber. Suhu maksimal dalam ruangan primery chamber sampai 1200 0C,. Bila suhu telah mencapai 1200 0C, barner mati secara otomatis, namun blower tetap hidup. Demikian juga barner secondary chamber bila telah mencapai 1200 0

Informan 2 menjelaskan bilamana incinerator dalam kondisi baik, tempo 3 jam proses pembakaran limbah padat mbedis selesai dan bisa dilanjutkan yang kedua.

C maka secara otomatis barner mati, blower tetap hidup.

Informan 2 menjelaskan ; kemasan limbah padat medis tidak tajam masih banyak yang berisi jarum suntik. Mestinya yang tajam ditaruh dalam kotak kuning.

Terjadinya pencampuran ini informan menduga “mungkin ada ulah cleaning sercice menceker diruangan” setiap kali kena jarum ditanya pada cleaning service. “kenapa

ada jarum di limbah infeksius. Cleaning service menjawab “itu semua dari perawat-perawat, salah tempat.

Informan 2 menjelaskan bahwan pelaksanaan pembakaran, dulu dilakukan pada pagi hari, setelah penanggung jawab Instalasi Kesehatan Lingkungan mendapat penataran di Jakarta pada 3 bulan yang lalu bahwa pembakaran dilaksanakan setelah adanya terik matahari, agar asap yang keluar cerobong tidak cepat jatuh disekitar incenerator.

Informan 2 menjelaskan ; bahwa setiap dilakukan pembakaran tidak ada dilakukan pencatatan mekanik proses pembakaran. Bila suhunya sudah rendah baru ditambah untuk pembakaran selanjutnya. Proses pembakaran dilakukan sesuai SOP, namun untuk saat ini incinerator kondisi perbaikan, maka proses pembakaran dilakukan manual dengan cara menyiram solar dan menghidupkan blower.

Informan 2 menjelaskan ; APD yang dikenakan berupa masker, sepatu boot, helm, sarung tangan. Masker yang biasa sering dipakai yaitu masker N95 namun sering habis. Pernah juga dikasih masker racun, namun susah untuk menggunakannya saat mengangkat-ngangkat, apalagi saat capek susah bernafas.