• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL FAKULTAS USHULUDDIN, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN MAHASISWA

D. Kiat dalam Menjaga Hafalan

Upaya untuk melestarikan hafalan al-Qur’an dari kelupaan adalah dengan menciptakan kreativitas takrir secara teratur. Upaya ini merupakan faktor penting dalam rangka menjaga ayat-ayat al-Qur’an yang telah dihafal agar tidak hilang.33 Selain upaya tersebut dalam proses penjagaannya perlu di awali dengan menjaga kelurusan niat karena ini merupakan motif dasar yang mendorong seseorang melakuakan sesuatu untuk mencapai tujuannya.

Bahirul Amali Herry mengemukakan pendapatnya mengenai bagaimana menjaga ayat-ayat suci yang telah dihafal oleh seseorang supaya tidak lupa karena pada dasarnya menghafal itu mudah, namun yang paling sulit adalah menjaganya. Alasan inilah yang sering dikeluhkesahkan bagi para penghafal al-Qur’an berapapun yang dihafalnya. Berikut yang perlu diperhatikan untuk menjaga hafalan supaya tidak hilang34:

Pertama, Muroja’ah yaitu mengulang bacaan ayat atau surat yang telah dihafal dengan baik. untuk memiliki hafalan al-Qur’an yang banyak maka perlu manajemen pengulangan tersendiri. Kedua, Bertakwa kepada Allah, menjauhi maksiat dan dosa. Berdasarkan pesan dari Imam Nawawi,

“Sudah selayaknya bagi orang yang hendak menghafal al-Qur’an untuk selalu menjaga kebersihan hatinya dari segala macam kotoran sehingga dirinya pantas untuk membaca, menghafal dan memperdalam pengetahuan tentang al-Qur’an. Ketiga, membaca hafalan dalam shalat. Dalam hal ini, membaca ayat-ayat suci al-Qur’an yang telah dihafal oleh seseorang sangatlah membantu untuk menyempurnakan shalat karena bacaan shalat dan al-Qur’an yang tidak baik akan berdampak pada kekurangsempurnaan shalat yang bisa mengurangi nilai pahala dalam shalat. Keempat, memperdengarkan hafalan kepada orang lain, yang akan membantu

33 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an, 85.

34 Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk bisa Menghafal al-Qur’an, 153-166.

pemindahan dari otak kiri yang cepat hafal tapi mudah hilang ke otak kanan yang lamban tapi dapat bertahan lama. Kelima, membawa al-Qur’an ukuran saku, mushaf sudut (mushaf Utsmani) seperti ini akan sangat membantu untuk menghafal al-Qur’an ataupun muroja’ah kemanapun pergi.

Bagi semua informan satu-satunya cara untuk mempertahankan hafalannya yaitu hanya dengan mengulang-ulang. Pada saat menghafal biasanya terlebih dahulu membaca dengan al-Qur’an mushaf Utsmani. Al-Qur’an seperti ini yang di awali dan di akhiri dengan ayat yang utuh, maksudnya adalah dalam satu ayat tidak terputus pada halaman lain. Hal ini memudahkan untuk melakukan perhitungan yang telah dihafal.

Amirah mengaku bahwa setiap harinya paling tidak mengulang dua kali sehari dimulai pada pukul 02.00 hingga subuh dan bada subuh. Begitu juga dengan Nurussinayah yang melakukan muroja’ah dua kali sehari.

Tidak jauh berbeda dengan Nada, dalam sehari muroja’ah dua kali yaitu bada isya atau bada maghrib. Lain dengan Zein mengaku bahwa ia memberi target wajib sehari minimal mengulang 2 juz baik dilakukan ketika melaksanakan shalat, mandiri dan didepan pembimbing atau instruktur.

Arini menyempatkan waktunya untuk muroja’ah sebanyak tiga kali dalam sehari, selain itu Radina lebih sering mengulang dibandingkan dengan menambah hafalannya perhari. Sedangkan Ririn dan Luthfi mengusahakan untuk selalu muroja’ah perhari walaupun hanya sekali. Muhammad Farhan menceritakan bahwa dalam menjaga hafalan al-Qur’an yaitu jika sedang banyak aktifitas atau tugas sehari minimal muroja’ah 3 juz namun ketika banyak waktu luang maka akan muroja’ah 5 juz dalam sehari. Dan Ahmad Asmul akan menyempatkan waktunya melakukan muroja’ah dalam sehari minimal 2 halaman.

Hasil wawancara dengan para informan di atas penulis menyimpulkan bahwa seseorang yang sedang menghafal al-Qur’an itu Allah beri

kemudahan jika dia memiliki kemauan, niat dan usaha serta mereka yang istiqomah untuk melakukan muroja’ah atau pengulangan setiap hari pada ayat-ayat atau surat-surat yang sudah dihafal agar hafalannya tetap terjaga.

63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah penulis jabarkan dari hasil penelitian penulis, maka untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa menghafal al-Qur’an merupakan impian bagi setiap orang muslim, karena dengan menghafal al-Qur’an seseorang akan mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun akhirat kelak. Namun semua itu tidak lepas dari adanya motivasi baik dari dalam diri mereka sendiri, keluarga, maupun lingkungan/masyarakat yang serta merta mendukung mereka untuk mencapai keberhasilannya dalam menghafal al-Qur’an.

Dalam penelitian ini, terdapat persamaan dan perbedaan dalam praktik menghafal di antara keduanya. Persamaannya adalah mahasiswa pada kedua Fakultas tersebut menggunakan metode yang menurut mereka mudah dan cepat dihafal yaitu dengan pengulangan berkali-kali pada setiap ayat seperti metode Wahdah. Dalam penerapannya menggunakan dua cara;

Pertama, pengulangan perkata hingga lancar dalam satu ayat kemudian lanjut ayat berikutnya. Kedua, pengulangan perkata hingga bacaan lancar dalam satu ayat dengan memahami makna/artinya dari kata atau lafadz tersebut kemudian melanjutkan untuk menghafal ayat berikutnya. Selain itu, untuk jumlah pengulangnya tergantung pada kemampuan dari masing-masing mahasiswa.

Kemudian perbedaan pada Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran yaitu mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, dalam menghafal konsisten untuk menambah hafalan walaupun hanya satu halaman dan setiap hari melakukan muroja’ah pada ayat yang telah dihafalnya meskipun hanya dipraktikkan ketika melaksanakan shalat.

Berbeda pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, mereka tidak mewajibkan untuk menambah hafalan melainkan hanya melakukan muroja’ah pada ayat-ayat yang telah dihafalnya saja. Kelebihan dari adanya program ini yaitu dapat membantu mahasiswa untuk tetap terjaga hafalannya.

Sedangkan kekurangannya adalah bersifat tidak wajib bagi para penghafal untuk mengikuti program ini.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis menyadari dengan adanya kekurangan yang terdapat di dalam karya tulis ini. Setelah penulis mencermati beberapa uraian di atas, maka penulis menyarankan sejumlah hal kepada beberapa pihak yang terkait, di antaranya adalah:

1. Kepada peneliti berikutnya, penulis berharap penelitian mengenai menghafal al-Qur’an dapat disampaikan dan dilakukan dengan berbeda dan lebih menarik.

2. Kepada pembaca, semoga dengan adanya skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam menghafal al-Qur’an serta adanya kemauan untuk belajar dan memahami isi kandungan dari ayat-ayat suci al-Qur’an.

3. Kepada Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran, untuk meningkatkan Program Menghafal al-Qur’an agar dapat membantu lebih banyak lagi mahasiswa baik yang sudah maupun belum memiliki hafalan al-Qur’an.

65

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait