• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK MENGHAFAL AL-QUR AN MAHASISWA DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRAKTIK MENGHAFAL AL-QUR AN MAHASISWA DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Indah Alfa Rahmatina NIM. 11140340000118

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H /2021 M

(2)

PRAKTIK MENGHAFAL AL-QUR’AN MAHASISWA DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Indah Alfa Rahmatina 11140340000118

Pembimbing

Muslih, M.Ag

NIP. 19721024 200312 1 002

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021 M

(3)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul PRAKTIK MENGHAFAL AL-QUR'AN MAHASISWA DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal20 April 2021.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 21 Mei 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19740510 200501 1 009 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dasrizal, M.I.S Hasanuddin Sinaga, M.A NIP. 19850724 201503 1 003 NIP. 19701115 199703 1 002

Pembimbing,

Muslih, M.Ag

NIP. 19721024 200312 1 002

(4)

v

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indah Alfa Rahmatina

NIM : 11140340000118

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Judul Skripsi : Praktik Menghafal al-Qur’an Mahasiswa di

Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 11 Maret 2021

Indah Alfa Rahmatina

(5)

vii

ABSTRAK Indah Alfa Rahmatina 11140340000118

Praktik Menghafal al-Qur’an Mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan sebagai sumber hukum utama untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi Umat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, al-Qur’an lebih bagus dilakukan oleh siapapun baik dari kalangan santri, siswa maupun mahasiswa yang memiliki banyak kegiatan. Namun adanya berbagai hambatan dalam menghafal ataupun menjaga hafalannya berdasarkan masing-masing individu. Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat membantu para penghafal al-Qur’an yang sedang menghadapi masalah-masalah terkait dengan menghafal al-Qur’an.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan praktik menghafal al-Qur’an yang diterapkan mahasiswa yang memiliki hafalan di Fakultas Ushuluddin khususnya Mahasiswa Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

mengenai penerapan serta kelebihan dan kekurangan dari praktik menghafal al-Qur’an.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menempuh penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu dengan 10 mahasiswa yang sebelumnya telah penulis konfirmasi kesediaannya dalam keikutsertaan penelitian ini. Tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumen. Kedua data yang terkumpul kemudian dikelompokkan dalam beberapa analisis.

Hasil yang penulis temukan dari penelitian ini adalah (1) Persamaan, mahasiswa menghafal menggunakan metode Wahdah. Dalam hal ini ada 2 cara; pertama, pengulangan perkata dalam satu ayat hingga hafal kemudian lanjut pada ayat berikutnya. Kedua, pengulangan perkata dalam satu ayat dengan memahami makna atau artinya dilanjutkan menghafal ayat berikutnya. (2) Perbedaan, mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, konsisten untuk menambah hafalan walau hanya satu halaman. Mahasiswa Fakultas Kedokteran, tidak diwajibkan menambah hafalan melainkan hanya melakukan muroja’ah atau pengulangan pada ayat-ayat yang telah dihafal saja.

Kata Kunci: Praktik Menghafal, Menghafal al-Qur’an, Mahasiswa

Fakultas Ushuluddin, Mahasiswa Fakultas Kedokteran, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(6)

ix

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنٰمْحَّرلا ِهللا ِمْسِب

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subḥanahu wa taʻālā, atas segala nikmat iman, jasmani dan rohani tiada henti kepada-Nya penulis meminta agar selalu diberi kesehatan, kemudahan, kesabaran dan kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini, berkat kasih sayang serta petunjuk dan rahmat-Nya penulis dapat mengolah data menjadi kata, menjadi kalimat serta paragraf-paragraf yang berisi ide, kemudian dari kumpulan paragraf menjadi bab-bab dan akhirnya menjadi skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ʻalaihi wa sallam, beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita mendapat syafa’at Rasulullah SAW di hari kiamat kelak. Alhamdulillah dengan izin Allah SWT penelitian penulis ini dapat diselesaikan dengan judul “Praktik Menghafal al-Qur’an Mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, bahkan jauh pada kata sempurna. Untuk ini penulis sangat membuka dan menerima segala saran, kritik dan masukan dari semua pihak agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Dalam perjalanan penelitian ini, penulis menyadari bahwa banyak

pihak yang terlibat, baik sosok kerabat dan orang-orang spesial dari

berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak

membantu penulis, hingga penelitian ini selesai. Maka pada kesempatan ini,

(7)

penulis ingin mengungkapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada:

1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr.

Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH, selaku Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir serta Civitas Akademik Fakultas Ushuluddin yang telah membantu melancarkan penulis untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Kusmana, M.A., Ph.D. yang banyak memberi masukan kepada penulis selama studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Muslih, Lc., M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesabaran beliau dalam meluangkan waktunya dan membimbing penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ushuluddin khususnya Dosen

Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang dengan sabar dan ikhlas telah

mengajarkan dan memberi berbagai wawasan, ilmu serta pengalaman

kepada penulis selama studi di kampus tercinta ini.

(8)

7. Seluruh staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin yang telah membantu penulis untuk mendapatkan referensi dalam penelitian ini.

8. Dekan Fakultas Kedokteran yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan wawancara dan mahasiswa yang sudah berkenan penulis wawancarai untuk menyelesaikan penelitian pada skripsi ini.

9. Untuk Nenek Hj. Nuryati, saudara/i kandung (mas Mohammad Shobahur Rizqi, mas Mukhammad Aenul Yaqin, mba Fitrotul Hidayati), saudara/i ipar (mba Luzum Imaniyah, mba Siti Ayu Ningsih, mas Muhammad Irkham) yang selalu mendoakan, mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta keponakan-keponakanku (Sammy Aisy Mansyur, Irfan Ghulam Zaki, Adisty Adibatul Husna dan Muhammad Nabil Azlan) yang selalu menghibur penulis.

10. Mulqi Yagiasa Ulfah teman seperjuangan yang selalu ada untuk membantu penulis dan teman bergadang yang saling support untuk sama-sama menyelesaikan penelitian skripsi kami.

11. Teman satu atap selama penulis menyusun skripsi Ismiyatul Arifiyah, Eli Irmawati, ka Ruwaidah dan Janiati yang selalu memberikan semangat pada penulis.

12. Teman-teman TPQ al-Muhajirun terutama Ka Ruwaidah, Ka Umu Kulsum dan Ka Rina Indri Astuti yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.

13. Bu Rumsinah dan Bu Fitrianti selaku teman seperjuangan di TK FIP

Lab School UMJ yang selalu memberi semangat dan dukungan pada

penulis.

(9)

14. Teman-teman seperjuangan prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir terutama Mulqi, Firoh dan Andriliana serta Kelas TH C 2014 yang menemani dari awal hingga akhir perkuliahan.

Terakhir penulis ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua penulis yang terkasih dan tersayang. Abah Darum yang telah mengajarkan penulis untuk hidup mandiri, disiplin, kuat dan bercita- cita setinggi-tingginya dengan usahanya sendiri. Umi Fatikha yang sangat sabar dan penuh dengan kasih sayang tak terhingga serta menerima segala kekurangan maupun kelebihan penulis baik dan buruk. Mereka yang tidak pernah lelah memberi dukungan, doa dan semangat kepada penulis sehingga dapat mencapai kesuksesan ini dengan meraih gelar S1 dan terus mendukung untuk sukses di hari yang akan datang.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Adapun kelebihan dalam penelitian ini semata-mata datangnya dari Allah SWT dan kekurangannya adalah milik penulis.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya, aamiin.

Ciputat, 11 Maret 2021

Indah Alfa Rahmatina

(10)

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543 b/u/1987 1. Padana Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab

Huruf Latin Keterangan

ا dilambangkan Tidak Tidak dilambangkan

ب b Be

ت t Te

ث es dengan titik atas

ج J Je

ح ha dengan titik bawah

خ kh Ka dan ha

د d De

ذ Zet dengan titik atas

ر r Er

(11)

ز z Zet

س s Es

ش sy Es dan ye

ص es dengan titik bawah

ض de dengan titik bawah

ط te dengan titik bawah

ظ zet dengan titik bawah

ع ,, Koma terbalik di atas hadap kanan

غ gh ge dan ha

ف f Ef

ق q Qi

ك k Ka

ل l El

م m Em

ن n En

و w We

(12)

h Ha

ء ῾῾ Apostrof

ي y Ye

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a Fathah

i Kasrah

u Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

و au a dan u

(13)

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َﯨا ā a dengan topi di atas

ْﻲِﯨ ī i dengan topi di atas

ُﯨ ْو ū u dengan topi di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al- dīwān bukan ad-dîwân.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda ( ﹷ ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya kata ( ةرورضلا ) tidak ditulis ad-darūrah melainkan al- darūrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbūtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

(14)

huruf /h/ (lihat contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (naʻt) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No. Kata Arab Alih Aksara

1 ةقيرط Tarīqah

2 ةيملاسلإا ةعماجلا al-jāmī’ah al-islāmiyyah

3 دوجولا ةدحو Wahdat al-wujūd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketetuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hamīd al-Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al- Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EHB sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tdak dialihaksarakan meskipun

(15)

akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al- Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Narini, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (Fi’il), kata benda (Isim), maupun huruf (Harfu) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan diatas

Kata Arab Alih Aksara

ْمُكِسُفْ نَا ْنِم ْمُكَل َلَعَج ُهللاَو Wallahu jaʻala lakum mmin anfusikum

بِّيَّطلا ُمُكّل َّلِحُا َمْوَ يْلَا

ُت Alyawma tayyibātu uhilla lakumu al-

بِّيَّطلاَو ِل ُت لاَو َنْيِبِّيَّطل َّط ِّي

بِّيَّطلِل َنْوُ ب

ِت Wa al-tayyibātu li al-tayyibīna wa al-tayyibūna li al-tayyibāti

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak dialihaksarakan. Contoh: Nurcholis Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fazl

al-Rahmān.

(16)

xix

9. Singkatan

Huruf Latin Keterangan

Swt Subḥanahu wa taʻālā

Saw Ṣalla Allāh ʻalaihi wa sallam

QS. Qur’an Surat

M Masehi

H Hijriah

W Wafat

(17)

xxi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... v

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI... xiii

DAFTAR ISI ... xxi

DAFTAR TABEL ... xxiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Penelitian Terdahulu ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II : KAJIAN TEORI A. Pengertian Menghafal al-Qur’an ... 21

B. Metode-metode Menghafal al-Qur’an ... 25

C. Syarat-syarat Menghafal al-Qur’an ... 28

D. Keutamaan Menghafal al-Qur’an ... 32

BAB III : PROFIL FAKULTAS USHULUDDIN, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN MAHASISWA A. Profil Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .... 35

1. Sejarah ... 35

2. Visi dan Misi... 36

B. Profil Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .... 37

1. Sejarah ... 37

(18)

2. Visi dan Misi ...39

C. Profil Mahasiswa ...40

1. Mahasiswa Umum ...40

2. Responden ...44

BAB IV : PENERAPAN MAHASISWA DALAM MENGHAFAL A. Praktik Menghafal ...47

B. Motivasi Mahasiswa ...52

1. Motivasi Intrinsik ...53

2. Motivasi ekstrisik ...53

C. Manfaat dan Hambatan ...55

1. Manfaat ...55

2. Hambatan ...57

D. Kiat dalam Menjaga Hafalan ...60

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...63

B. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ...65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(19)

xxiii

DAFTAR TABEL

3.1. Tabel Jumlah Mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir berdasarkan Jenis

Sekolah Angkatan 2017/2018 ... 40

3.2. Tabel Jumlah Mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir berdasarkan Jenis

Sekolah Angkatan 2018/2019 ... 41

3.3. Tabel Jumlah Mahasiswa Kedokteran berdasarkan Jenis Sekolah

Angkatan 2017/2018... 42

3.4. Tabel Jumlah Mahasiswa Kedokteran berdasarkan Jenis Sekolah

Angkatan 2018/2019... 43

4.1. Jumlah Hafalan dan Waktu Menghafal ... 49

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Risalah yang diserukan oleh Nabi Muhammad beberapa abad yang lalu masih terdengar sampai saat ini yaitu Islam, sumber pembentukan syariatnya adalah al-Qur’an dan Sunnah. Allah telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk serta keterangan dari petunjuk itu melalui al- Qur’an dan Sunnah. Kitab suci ini merupakan pedoman bagi pengembangan akal budaya manusia dalam menghadapi segala tantangan hidup serta berusaha mengharapkan petunjuk dan pedoman yang telah diatur di dalamnya.

1

Selain itu pula al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, serta manusia dengan alam sekitarnya.

2

Dalam buku Ensiklopedia Mukjizat dan Khasiat al-Qur’an

,

Imām Qurthūbī menjelaskan bahwa, “al-Qur’an akan menjadi penolong bagi orang yang mengamalkan dan mengikuti petunjuk yang ada di dalamnya, serta akan menjadi pendakwa (penuntut) bagi orang yang tidak mengamalkan dan mengikuti petunjuknya...”.

3

Selain itu, al-Qur’an juga memberi keberkahan terhadap orang yang membacanya dan Allah menjanjikan sebuah mahkota yang bersinar kelak (pahala yang luar biasa) kepada orang tua yang memiliki anak penghafal al-Qur’an, hati orang yang membaca al-Qur’an akan senantiasa dibentengi dari siksaan, hati mereka

1 Imam Muchlas, al-Qur’an Berbicara Kajian Kontekstual Beragam Persoalan (Surabaya: Pustaka Progressif, 1996), 19.

2 Said Agil Husein al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 3.

3Imam Qurthubi al-Andalusi, Ensiklopedia Mukjizat dan Khasiat al-Qur’an, terj.

Pardan Syafrudin (Jakarta: PT. Lenter Abadi, 2009), 57.

(21)

menjadi tentram dan tenang, serta dijauhkan dari penyakit menua yaitu kepikunan.

4

Dalam skripsi Nur Laila yang berjudul “Membaca dan menghafal al- Qur’an di kalangan mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta studi kasus mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 tahun 2013” menyebutkan bahwa manfaat yang didapatkan dengan membaca dan menghafal al-Qur’an seperti dapat menjaga diri dari hal-hal yang bersifat negatif, mendapat rizki yang berlimpah, merasa dipermudah dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain, ilmunya akan bertambah serta memiliki prestasi yang bagus.

5

Membaca al-Qur’an termasuk bukti nyata untuk memenuhi rukun iman yang ketiga. Membaca al-Qur’an tidak seperti membaca buku, koran, majalah atau bacaan lain, ada aturan mengikat yang harus dipatuhi oleh seorang muslim ketika akan membaca kitab Allah. Segala sesuatu itu ada ilmunya.

6

Membaca al-Qur’an mempunyai nilai ibadah yang mendatangkan pahala. Al-Qur’an mempunyai keutamaan yang sangat luar biasa. Jika membacanya saja bernilai ibadah, apalagi dengan menghafalkannya. Itulah kemukjizatan al-Qur’an. Etika seperti ini sangat perlu untuk diperhatikan, mengingat bahwasannya orang yang sedang membaca ataupun menghafal al-Qur’an ibarat berdialog dengan Allah.

7

4 Yusron Masduki, “Implikasi Psikologis Bagi Penghafal al-Qur’an,” Medina-Te, vol. 18, no. 1 (1 Juni 2018): 29.

5 Nur Laila, “Membaca dan menghafal al-Qur’an dikalangan mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta studi kasus mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 tahun 2013”

(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 62.

6Yuni Amri Priyanti, “Hubungan antara Penguasaan Ilmu Tajwid dengan Kemampuan Membaca dan Menghafal al-Qur’an Suratan Pendek Siswa di MI Ma’arif NU Rawalo Kabupaten Banyumas” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2016), 2.

7 Ulin Nuha Mahfudhon, Jalan Penghafal al-Qur’an (Jakarta: PT. Gramedia, 2017), 104.

(22)

Menghafal al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia,

8

yang mengandung sikap meneladani Nabi Muhammad saw.

lantaran beliau sendiri menghafal al-Qur’an dan senantiasa membacanya.

9

Kegiatan ini dilakukan dari berbagai penjuru baik di pedesaan maupun di perkotaan, secara individu maupun berkelompok, dan diikuti dari berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.

10

Namun jika dilihat dari realita yang ada, al-Qur’an hanyalah dijadikan sebagai pajangan atau hiasan rumah semata dan dibaca hanya pada saat bulan Ramadhan saja tanpa memahami makna yang terkandung atau bahkan dihafalkan. Bahan tidak sedikit orang tua yang sibuk dengan urusan lainnya tanpa mengingat pentingnya mendidik anak supaya menjadi anak penghafal al-Qur’an. Bagi seorang muslim, menghafal al-Qur’an baik secara keseluruhan 30 juz maupun sebagainya, merupakan ibadah. Oleh sebab itu, manusia diperintah untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an.

Sebagaimana tercantum dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5:

















































:قلعلا(

5 - 1 )

8 Ahsin Wijaya al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 26.

9Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal al-Qur’an (Yogyakarta: Diva Press, 2012), 25.

10Ahmad Atabik, “The Living Qur’an: Potret Budaya Taẖfīẕān Al-Qur‘an di Nusantara,” dalam Jurnal Penelitian, Vol. 8, No. 1 (Februari, 2014): 163.

(23)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

11

(QS. al-‘Alaq[96]: 1-5)

Dengan demikian umat Islam disunahkan memperbanyak membaca dan menghafal al-Qur’an karena di dalam hadis disebutkan:

َس :َلاَق ُهْنَع ُهللا َيِضَر ُيِلِهاَبْلا ةَماَمَأ ْيِبَأ ْنَع ىَّلَص ِهللا َلْوُسَر ُتْعِم

:ُلْوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا

ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي ْيِثْأَي ُهَّنِإَف ،َنآْرُقْلا اوُءَرْ قِإ اًعْ يِفَش

م هاور( ِهِباَحْصَِلِ

)ملس

“Abū Umāmah al-Bahīlī ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.

bersabda: Bacalah al-Qur’an karena ia (al-Qur’an) akan datang pada hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya”.

12

(HR. Muslim)

Berdasarkan al-Qur’an dan hadis di atas, mengandung anjuran bagi setiap umat Islam untuk selalu membaca al-Qur’an, mengingat sangat besar manfaat yang terkandung di dalamnya.

13

Selain itu, para penghafal al- Qur’an mendapatkan dua keistimewaan sekaligus yaitu keistimewaan dunia dan keistimewaan akhirat. Keistimewaan dunia bagi penghafal al-Qur’an merupakan nikmat Rabbānī yang mendatangkan kebaikan, keberkahan dan rahmat. Sedangkan keistimewaan akhirat bagi mereka yaitu al-Qur’an akan menjadi penolongnya, memberi kemuliaan kedua orang tua dan lainnya.

14

11Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1984), 597.

12 HR. Muslim, Hadis Muslim, Jilid 2 (Semarang: Asyifa, 1993), 82.

13 Ahsin Wijaya al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an, 5.

14 Qomariah Nurul dan Irsyad Mohammad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal al-Qur’an (Yogyakarta: Semesta Hikmah), 16.

(24)

Banyak ulama yang menghafal al-Qur’an sejak kecil, seperti Imām al- Ghazālī, Imām Hanafi, Imām as-Syafi’ī dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan dengan menghafal al-Qur’an, niscaya tidak akan ada waktu yang terbuang sia-sia, serta tidak akan ada rasa bosan, khawatir, depresi maupun takut. Al-Qur’an akan menghilangkan rasa duka, sedih serta rasa yang mengganjal. Hafal al-Qur’an akan menghilangkan beban negatif yang ada dalam otak.

15

Sehingga hidup akan terasa lebih tenang dan ringan.

Tidaklah mudah menjadi pelajar atau mahasiswa sekaligus menghafal al-Qur’an. Para penghafal al-Qur’an memiliki tantangan dan tanggung jawab yang sangat berat, bahkan lebih berat dari seseorang yang tidak menghafal al-Qur’an. Mengapa demikian? Selain menghafal dan menjaga hafalan al-Qur’an, mereka para penghafal juga dituntut dengan kegiatan seperti tugas-tugas organisasi dan lain sebagainya ditambah dengan kegiatan menghafal.

Namun demikian, kita tidak bisa mempertentangkan antara kegiatan taḥfīẓ dengan kegiatan lainnya. Karena keduanya itu merupakan aktifitas mulia yang kita butuhkan. Keadaan tersebut tidak boleh menjadi penghalang niat seseorang untuk menghafal al-Qur’an.

Tidak ada seorang pun yang mustahil menjadi penghafal al-Qur’an.

Sesibuk apapun tidak dapat menghalangi niat dan azam seseorang untuk menghafal al-Qur’an. Usia, pekerjaan, kesibukan, tuntutan ekonomi, bahkan sewaktu negara dalam keadaan perang tetap muncul para penghafal al- Qur’an.

Kenyataan pada salah satu Universitas yang berada di Jakarta yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dari 13 Fakultas yang terdapat dalam kampus tersebut ada dua Fakultas yaitu Fakultas Ushuluddin

15Abdud Daim al-Kahil, Hafal al-Qur’an tanpa Nyantri (Sukoharjo: Pustaka Arafah, 2011), 23.

(25)

dan Fakultas Kedokteran yang mengadakan Program kegiatan Taḥfīdz Qur’an dengan tujuan membantu mahasiswa yang memiliki hafalan supaya lebih terjaga hafalannya. Walaupun belum lama program tersebut berjalan, namun sudah ada sebagian mahasiswa yang dapat mengikuti kegiatan menghafal al-Qur’an.

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi yang melahirkan seorang cendekiawan muslim, sehingga dengan adanya program kegiatan taḥfīẓ al- Qur’an ini menjadi salah satu peminat para mahasiswa dalam keseriusan menggali isi kandungan al-Qur’an itu sendiri dan mahasiswa merupakan regenerasi yang diharapkan mampu memberikan seluruh ilmunya agar bermanfaat untuk bangsa dan masyarakat, serta mempunyai kewajiban untuk menjaga al-Qur’an dan sunatullah.

16

Bahwa dengan adanya program kegiatan menghafal tersebut pasti adanya motif dan tujuan yang melatarbelakangi. Sehingga penulis ingin melakukan penelitian terkait dengan menggunakan metode studi komparasi.

Oleh karena itu penulis tertarik ingin mengangkat penelitian yang berjudul “Praktik Menghafal al-Qur’an Mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

Bertujuan untuk kaca perbandingan hafalan di antara kedua jurusan tersebut karena yang menjadi penelitian penulis yaitu terkait praktik menghafal yang digunakan mahasiswa pada program kegiatan tersebut.

16Ahmad Ali Azim, “Metode Pembelajaran Tahfidz al-Qur’an bagi Mahasiswa di Pesantren al-Adzkiya’ Nurus Shofa Karangbesuki Sukun Malang” (Skripsi S1., Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), 4.

(26)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan hafalan al-Qur’an?

b. Apakah metode menghafal yang digunakan mahasiswa Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran?

c. Dasar-dasar dalam menghafal al-Qur’an?

d. Bagaimanakah sejarah terbentuknya program menghafal al-Qur’an pada prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran?

e. Bagaimana praktik mahasiswa prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran?

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan tidak terarah, maka penulis membatasi masalah dari identifikasi di atas hanya poin b dan e yaitu dengan meneliti mahasiswa penghafal al-Qur’an Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran Angkatan 2017/2018 dan 2018/2019 yang menerima beasiswa.

3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan penulis kaji adalah Bagaimana penerapan metode menghafal al- Qur’an yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini, sebagai berikut:

(27)

1. Untuk mengetahui metode menghafal al-Qur’an yang digunakan mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk mengetahui penerapan metode menghafal al-Qur’an mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode menghafal yang diterapkan oleh mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah tulisan-tulisan yang sudah ada mengenai metode menghafal al-Qur’an.

2. Penulis harap penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai program taḥfīẓ di dalamnya.

D. Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini merupakan telaah dari karya- karya tulis baik berupa Tesis, Buku, Skripsi ataupun Desertasi, penulis mencari perbedaan-perbedaan dari karya tulis tersebut. Berdasarkan pencarian yang penulis lakukan ada beberapa karya tulis yang berkaitan dengan tema yang penulis teliti. Di antara karya-karya tersebut adalah:

Pada tahun 2008, Farid Wajdi menulis sebuah tesis yang berjudul

Taẖfiẕ al-Qur’an dalam Kajian ‘Ulûm al-Qur’an (Studi Kasus Berbagai

Metode Taẖfiẕ). Dalam penelitian ini, menjelaskan tentang metode

(28)

gabungan dalam menghafal al-Qur’an sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya.

17

Pada tahun 2009, Ahmad Syatibi AH. dari Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an menulis sebuah jurnal yang berisi tentang hasil penelitian terhadap 20 pondok pesantren yang tersebar di pulau Jawa, Madura dan Bali.

Penelitian tersebut mengkaji mengenai sejarah kelembagaan, sanad atau silsilah hafalan yang dimiliki oleh para kyai atau tokoh, metode yang digunakan dalam menghafal dan kurikulum yang digunakan.

18

Pada tahun 2010, Lilik Ummi Kaltsum menulis sebuah artikel jurnal yang berjudul “Menghafal al-Qur’an dalam Pendidikan Formal”. Tiga sebab yang menjadi kegagalan penerapan tahfidz di sekolah-sekolah formal.

Pertama, manajemen tahfidz yang diterapkan oleh instruktur. Yang hanya menekankan menambah hafalan, tanpa ada penekanan untuk mengulang- ulang hafalan yang sudah dihafalkan. Kedua, Orang tua yang merasa kasihan karena anaknya terbebani dengan banyaknya tugas. Ketiga, Pihak kepala sekolah. Pada umumnya kepala sekolah hanya mempercayai instruktur tahfiznya mengenai pola atau metode yang akan diterapkan.

19

Pada tahun 2014, Nur Laila menulis sebuah skripsi yang berjudul Membaca dan menghafal al-Qur’an di kalangan mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta studi kasus mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 tahun 2013. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa manfaat yang dirasakan setelah menghafal al-Qur’an di antaranya dapat menjaga diri dari hal-hal yang bersifat negatif, mendapatkan rizki yang berlimpah, merasa

17 Farid Wajdi, “Tahfizh al-Qur’an dalam Kajian ‘Ulum al-Qur’an (Studi Kasus Berbagai Metode Tahfiz)” (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

18 Ahmad Syatibi AH. “Potret Lembaga Tahfidzul al-Qur’an di Indonesia: Studi Tradisi Pembelajaran Tahfidz", Suhuf, (Maret 2008).

19 Lilik Ummi Kaltsum, “Menghafal al-Qur’an dalam Pendidikan Formal” (12 Juli 2010).

(29)

dipermudah dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain. Selain itu, hal yang sangat penting bagi seorang penghafal al-Qur’an yakni bukan hanya sekedar menghafal saja melainkan menjaganya dengan baik.

20

Pada tahun 2016, Moch Fatchur Rohman menulis sebuah tesis yang membahas tentang bentuk kecintaan siswa pada al-Qur’an yakni dengan melalui program tahfidz di Sekolah Dasar Islam Baitussalam seperti siswa senantiasa membaca dan menghafal al-Qur’an. Sedangkan perilaku sosial siswa dalam penelitian ini adalah hubungan siswa dengan siswa, siswa dengan guru. Sedangkan faktor yang mempengaruhinya adalah faktor pendidikan di sekolah dan keluarga di rumah. Sedangkan perilaku sosialnya dipengaruhi dengan keteladanan guru, orang tua dan lingkungan.

21

Pada tahun 2017, sebuah skripsi yang ditulis oleh Sefty Nur’ainy yang berjudul “Metode bimbingan menghafal al-Qur’an pada anak pemulung di Sahabat Bumi Bintaro”. Dalam penelitian ini membahas metode yang digunakan dalam bimbingan menghafal di Sahabat Bumi Bintaro adalah metode umum yang dipakai antara lain: keikhlasan, menghafal di waktu kecil, memilih waktu yang tepat, proses menghubungkan antara ayat akan membuat hafalan yang saling bersambung, proses pengulangan dapat menjaga hafalan baru dari terlepas dan hilang, hafalan harian seara teratur lebih baik dari pada yang terputus-putus, mempraktikkan hafalan dan bacaan dalam amal perbuatan serta selalu menjalankan ketaatan dan meninggalkan segala kemaksiatan. Metode khusus yang dipakai merupakan campuran antara Thariqah Wahdah dan Thariqah Jama’.

22

20 Nur Laila, “Membaca dan Menghafal al-Qur’an di kalangan Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta Studi Kasus Mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 tahun 2013.”

21 Moch Fatchur Rohman Saekoni, “Pengaruh Tingkat Kecintaan Siswa pada al- Qur’an terhadap Perilaku Sosial di Sekolah Dasar Islam Baitussalam Toyamas Kabupaten Banyuwangi” (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim Malang, 2016).

22 Sefty Nur’ainy, “Metode bimbingan menghafal al-Qur’an pada anak pemulung di sahabat Bumi Bintaro” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

(30)

Pada tahun 2017, Muhammad Hidayat Ginanjar menulis sebuah artikel yang berjudul “Aktivitas Menghafal al-Qur’an dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Beasiswa Ma’had Huda Islami, Tamansari Bogor)”.

23

Pada tahun 2018, sebuah skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Master Dalam Menghafal Al-Qur’an di Yayasan Askar Kauny” yang ditulis oleh Ahmad Iqbal. Dalam penelitiannya membahas tentang penggunaan gerakan beberapa anggota badan ketika menghafal. Gerakan anggota badan tersebut merupakan visualisasi atau gambaran dari arti kosa kata ayat yang sedang dihafalkan. Sehingga, melalui metode ini, seseorang yang menghafalkan al-Qur’an tidak hanya hafal Arab-nya saja, namun juga hafal arti atau makna dari ayat yang dihafalkannya.

24

Pada tahun 2019, sebuah Skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan Menghafal al-Qur’an pada Siswa Kelas VII di SMPIQU Al-Bahjah Tulungagung” yang ditulis oleh Sulastri. Dalam penelitian ini membahas tentang bentuk kesulitan yang dialami oleh siswa siswi ketika menghafal al- Qur’an.

25

Pada tahun 2019, Futihatun Wasilah menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Praktik Tahfiz al-Qur’an di Pondok Pesantren Dar al-Qur’an (Cirebon)”. Dalam penelitian ini, Futihatun menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam menghafal di pesantren yaitu metode takrir. Yang dimaksud dengan metode takrir yaitu dengan membaca secara berulang-

23 Muhammad Hidayat Ginanjar, “Aktivitas Menghafal al-Qur’an dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Beasiswa Ma’had Huda Islami, Tamansari Bogor)” vol 6, no.11, (2017).

24Ahmad Iqbal, “Penggunaan Metode Master dalam Menghafal al-Qur’an di Yayasan Askar Kauny” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).

25Sulastri, “Analisis Kesulitan Menghafal al-Qur’an pada Siswa Kelas VII di SMPIQU Al-Bahjah Tulungagung” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2019).

(31)

ulang sampai 30 kali sampai ayat-ayat tersebut hafal kemudian mengulang kembali ayat-ayat yang telah dihafal sebelumnya hingga lancar dan seterusnya.

26

Pada tahun 2019, Mavatih Fauzul Adziima menulis sebuah skripsi yang berjudul “Strategi Guru dalam Meningkatkan Hafalan al-Qur’an Anak di Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Azhar Kedungwaru Tulungagung”. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan minat, kuantitas dan kualitas hafalan pada siswa.

27

Pada tahun 2020, Said Syarifuddin menulis sebuah artikel yang berjudul “Makna Menghafal al-Qur’an bagi Masyarakat Kampung Lempangeng Desa Boddie Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep”.

Penelitian ini membahas tentang masyarakat yang pernah memiliki motivasi yang sangat kuat dalam bidang tahfidz Qur’an di periode 1980-an hingga penghujung tahun 1990-an namun mulai melemah di tahun 2000-an hingga saat ini.

28

Pada tahun 2020, Moh. Yazid Robbani menulis sebuah karya skripsi yang berjudul “Kesulitan Mahasiswa dalam Program Tahfiz al-Qur’an (Analisis pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah)”. Dalam penelitian ini membahas berbagai kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam menghafal al-Qur’an.

29

26 Futihatun Wasilah, “Praktik Tahfiz al-Qur’an di Pondok Pesantren Dar al-Qur’an (Cirebon)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019).

27 Mavatih Fauzul Adziima,“Strategi Guru dalam Meningkatkan Hafalan al-Qur’an Anak di Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Azhaar Kedungwaru Tulungagung”

(Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2019).

28 Said Syarifuddin, “Makna Menghafal al-Qur’an bagi Masyarakat Kampung Lempangeng Desa Boddie Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep” Vol. 1, No. 1, (Januari 2020).

29 Moh. Yazid Robbani, “Kesulitan Mahasiswa dalam Program Tahfiz al-Qur’an (Analisis pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

(32)

Walaupun ada beberapa kesamaan seperti metode menghafal al- Qur’an, adapun persamaan terletak pada menghafal al-Qur’an. Namun perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran, selain itu waktu dan tempat penelitian serta objek yang nantinya juga akan mengdapatkan hasil yang berbeda pula.

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian lapangan (field search) dengan cara mendatangi langsung subjek yang akan diteliti untuk mendapatkan data–data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan living Qur’an.

2. Sumber Data Penelitian

Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, terbagi dalam dua sumber di antaranya: Sumber data primer yang mencakup wawancara langsung dengan subjek, buku karya Abdul Aziz Abdul Rauf yang berjudul Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah dan karya Ahsin Wijaya Al Hafidz yang berjudul Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Kemudian sumber data sekunder yang penulis gunakan sebagai sumber data mencakup data-data yang diperoleh dari bagian PUSTIPANDA dan buku Tata Cara/

Problematika Menghafal al-Qur’an dan Petunjuk-petunjuknya karya

Muhaimin Zen, buku Menjadi Hafizh: Tips dan Motivasi Menghafal al-

Qur’an karya Ahmad Baduwailan, buku Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal

al-Qur’an karya Bahirul Amali Herry, skripsi

Membaca dan Menghafal al- Qur’an di kalangan Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta Studi Kasus Mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 tahun 2013 karya Nur Laila, Tesis karya Farid

(33)

Wajdu yang berjudul

Tahfizh al-Qur’an dalam Kajian ‘Ulum al-Qur’an (Studi Kasus Berbagai Metode Tahfizh) dan lain-lain.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan objek dari penelitian ini mahasiswa yang menghafal al-Qur’an di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2017/2018 dan 2018/2019.

4. Populasi dan Tehnik Sampling a. Populasi

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi Social Situation atau situasi sosial yaitu kesinambungan antara tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

30

Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah mahasiswa Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran yang memiliki hafalan al- Qur’an dan mendapatkan beasiswa.

b. Tehnik Sample

Dalam penelitian ini tehnik yang dipakai adalah Purposive sampling, merupakan bagian dari Nonprobability sampling. Nonprobability adalah tehnik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang kesempatan sama bagi para anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. Purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

31

Dimana peneliti membuat kisi-kisi atau batas- batas berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.

32

30 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 215.

31 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 218-219.

32 Supardi, Laporan Penelitian: Populasi dan Sampel Penelitian, Jurnal UNISIA, No. 17, 1993, 107-108.

(34)

Kemudian purposive sampling berarti menentukan sampel dengan kecakapan atau pertimbangan pribadi peneliti.

33

5. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, penulis menggunakan tehnik sebagai berikut:

a. Wawancara/Interview

Wawancara atau Interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.

34

Dalam penelitian ini tehnis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Yaitu wawancara yang hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.

35

b. Dokumentasi

Dalam buku Pendidikan Perspektif Islam, disebutkan bahwa metode dokumentasi adalah metode yang dipergunakan dalam mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, surat kabar dan sebagainya.

36

Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan tanya jawab untuk menggali beberapa informasi mengenai mahasiswa tersebut yang nanti hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk mengambil kesimpulan.

6. Tehnik Analisa Data

Setelah data-data dikumpulkan, selanjutnya adalah proses analisis data. Analisis data adalah upaya untuk mengorganisasikan, memilah dan

33 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta:

PT. Raja Grafindo, 2005), 156.

34 Nazin Moh, Metode Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), 234.

35 Kholid Nurbuko, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 85.

36 Faisol, Pendidikan Perspektif Islam (Jakarta: Guepedia, t.t), 110.

(35)

menemukan apa yang penting, untuk selanjutnya disampaikan atau layak diterima oleh orang lain. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metode analisis kategori dengan memperhatikan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan model interaksi. Adapun deskripsi data, nantinya akan disajikan secara naratif untuk menggambarkan seluruh kegiatan yang telah diteliti.

7. Tehnik Penulisan

Adapun tehnik penulisan skripsi ini di bawah panduan Buku Pedoman Akademik dan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017. Yang disusun oleh tim penyusun dan diterbitkan pada tahun 2017.

37

F. Sistematika Penulisan

Sebagai hasil karya tulis ilmiah, maka dari itu penulis akan menyusun penulisa skripsi ini secara sistematis. Dalam kerangka penulisannya penulis mencoba membagi menjadi lima bab dan pada setiap babnya akan dibagi dari beberapa sub-bab sebagai penjabaran atau penjelasan. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama membahas tentang pendahuluan, yaitu terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, tehnik pengumpulan data, populasi dan tehnik sampel, analisa data, tehnik penulisan dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisikan landasan teori yang memuat tentang gambaran umum menghafal al-Qur’an terdiri dari pengertian menghafal, kemudian menjelaskan metode-metode menghafal al-Qur’an, syarat-syarat yang harus

37 Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.

(36)

dipenuhi untuk menghafal al-Qur’an, selain itu membahas keutamaan bagi para penghafal al-Qur’an.

Bab Ketiga membahas tentang gambaran umum objek penelitian yaitu Fakultas Ushuluddin, Fakultas Kedokteran dan para mahasiswanya.

Pada bab ini penulis menjelaskan profil kedua Fakultas tersebut mencakup sejarah berdirinya, visi dan misi, serta jumlah mahasiswanya.

Bab Keempat membahas tentang hasil penelitian dari objek yang diteliti berdasarkan dari data-data yang telah diambil. Di antaranya wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa yang terkait praktik dalam menghafal. Bab ini juga berisikan tentang sejauh mana mahasiswa Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Kedokteran memahami hafalannya itu sendiri, baik secara tehnik ketika mereka menghafal maupun ketika menjaga hafalannya.

Bab Kelima merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dari penelitian serta memuat sejumlah saran untuk dapat dimanfaatkan oleh pihak lain yang mana membaca skripsi ini pada umumnya.

Adapun pada bagian terakhir dari skripsi ini terdiri atas daftar pustaka

dan lampiran-lampiran.

(37)
(38)

19

BAB II KAJIAN TEORI

Sebelum membahas pengertian menghafal al-Qur’an, penulis akan membahas terlebih dahulu tentang sejarah singkat al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

melalui malaikat Jibril kemudian disampaikan kepada para sahabat. Para sahabat langsung menghafalkannya setiap Nabi Muhammad mengajarkan kepada mereka, namun adapula beberapa sahabat yang mampu menulis maka mereka langsung mencatatnya pada pelepah-pelepah kurma, batu, tulang, sobekan kain, kulit binatang, yang biasa mereka sebut shuhuf.

Dengan demikian hafalan para sahabat lebih terjaga.

1

Selain itu, mereka juga sangat mengetahui di mana ayat-ayat al-Qur’an tersebut diturunkan. Di antara para sahabat yang sangat menguasai ilmu tersebut adalah Ibnu Mas’ud ra. Kemudian ketika para sahabat mendapatkan kesulitan maka mereka akan langsung menanyakan kepada Nabi saw.

2

Di setiap bulan Ramadhan Nabi Muhammad saw. selalu tadarus mengkhatamkan al-Qur’an bersama malaikat Jibril

3

yang kemudian diikuti oleh para sahabat.

Meski Nabi Muhammad telah mencurahkan segala upaya yang mungkin dapat dilakukan dalam memelihara keutuhan al-Qur’an, beliau tidak merangkum surah ke dalam satu jilid. Ketika wafatnya Nabi Muhammad berarti wahyu berakhir untuk selamanya. Tidak akan ada ayat lain, perubahan hukum, serta penyusunan ulang. Kondisi seperti itu, telah mapan dalam waktu yang tepat guna memulai penyatuan al-Qur’an ke

1Nur Laila, “Membaca dan Menghafal al-Qur’an di kalangan Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Jakarta Studi Kasus Mahasiswa Tafsir Hadis Semester 3 dan 5 Tahun 2013,”

20. 2 Abdul Hamid, Pengantar Studi al-Qur’an (Jakarta: Prenada media, 2016), 10-11.

3 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an, terj. Abdul Hayyi al-Kattani (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 217.

(39)

dalam satu jilid. Tidak ada keraguan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan akan tugas ini. Allah swt. memberi bimbingan para sahabat dalam memberi pelayanan terhadap al-Qur’an sebagaimana mestinya memenuhi janji pemeliharaan selamanya terhadap Kitab-Nya. Selain itu, para sahabat mengkhawatirkan akan terjadi kembali peperangan yang menelan korban para sahabat sebagai syuhadā dari para penghafal al-Qur’an dan memungkinkan terjadi musnahnya sebagian al-Qur’an. Maka dari itu, para sahabat sepakat untuk mengumpulkan shuhuf-shuhuf dan huffaz untuk menyatukan ayat-ayat al-Qur’an.

4

Dalam hal ini Abū Bakr dan ‘Umar sepakat untuk menyerahkan pengumpulan mushhaf itu kepada Zayd bin Tṡabit, supaya dicocokkan antara al-Qur’an yang ditulis di papan-papan dengan al-Qur’an yang dilafalkan sebelum terjadinya malapetaka terhadap para huffaz sehingga tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tulisan dan hafalan itu dapat saling menyempurnakan.

5

Setelah beberapa persoalan yang telah dihadapi oleh para sahabat dalam pengumpulan dan penyusunan al-Qur’an sehingga seluruh umat Islam dapat membaca, menghafal dan memahami serta mengamalkan al-Qur’an sampai saat ini.

6

Keotentikan al-Qur’an dapat ditelusuri berdasarkan sejarahnya, yaitu sampai sekarang al-Qur’an teruji melalui perjalanan historisnya bahwa al- Qur’an tidak pernah berubah satu huruf pun dan tidak ada campur tangan manusia. Al-Qur’an tetap menggunakan tulisan Arab dan bahasa aslinya.

Meskipun al-Qur’an dipalsukan maka akan diketahui oleh pembacanya.

7

4 Al-A’zami, Sejarah Teks al-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi: Kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terj. Shihirin Sholihin, dkk.

(Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 83-84.

5 Ibrahim al Ibyariy, Pengenalan Sejarah al-Qur’an, terj. Saad Abdul Walid (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), 77.

6Muhammad Ilham Nur, Ketika al-Qur’an Tak Lagi Diagungkan (Jakata: PT Alex Media Komputindo, 2017), 92.

7 Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Ayat al-Qur’an (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005), 18.

(40)

A. Pengertian Menghafal al-Qur’ān

Secara etimologi, menghafal dalam kamus Munawwir berasal dari kata اًظْفِح – ُظَفْحَي – َظِفَح (Ḥafiẓa-yaḥfaẓu-Ḥifẓan) yang artinya menjaga, memelihara melindungi.

8

Dalam buku al-Mu’jam al-Mufahras karya Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi menjelaskan bahwasannya di dalam al- Qur’an, kata al-Ḥifdẓ dengan segala perubahannya telah disebutkan oleh Allah swt. sebanyak 23 kali.

9

Dari kata-kata tersebut bermakna menjaga, mengawasi, memelihara sesuatu (dengan teliti secara terus menerus), malaikat-malaikat pengawas seperti kata َظ ًة َح َف (surat al-an‘am/6:61) dan

َح ِظ ْي ِفا

َن (surat al-Infiṭār/82:10) dan nama tempat yaitu lauhul mahfuz ظْوُفْحَم

(surat al-Buruj/85:22). Sedangkan menurut Abdurrab Nawabuddin, menghafal berasal dari kata al- Ḥifdẓ yang merupakan lawan kata dari lupa, yaitu selalu ingat atau sedikit lupa.

10

Adapun menghafal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa menghafal berasal dari kata dasar hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.

11

Selain itu menghafal juga dapat diartikan dari

8 A.W. Munawir, Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1977), 279.

9 Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras (Beirut: Daar al-Kutub al- Mashriyah), 207.

10 Abdurrab Nawabuddin, Kaifa Tahfazhul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), 23.

11 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustama, 2003), 381.

(41)

kata memory yang artinya ingatan, daya ingatan, juga mengucapkan di luar kepala.

12

Menghafal menurut Ibnu Madzkur yang telah dikutip oleh Abdurrab Nawabuddin dalam buku Tehnik Menghafal al-Qur’an, yaitu orang yang selalu menekuni pekerjaannya.

13

Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdur Ra’uf mendefinisikan menghafal adalah suatu proses pengulangan baik dengan membaca atau mendengar karena pekerjaan apapun yang sering diulang maka akan hafal dengan sendirinya.

14

Menghafal merupakan landasan awal ketika Rasulullah saw.

menerima al-Qur’an dari malaikat Jibril as. Firman Allah dalam surah al-

‘Ankabūt[29]: 49



















 ....



( :توبكنعلا ٩٤

)

“Sebenarnya, al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberiilmu ...”

15

(QS. Al-‘Ankabūt[29]: 49)

Sungguh betapa indahnya ayat ini yang menjelaskan tentang agungnya aktifitas dada orang-orang yang menghafal ayat-ayat Allah swt.

mereka disifatkan sebagai orang-orang yang diberi ilmu oleh Allah swt.

16

Tradisi menghafal al-Qur’an telah ada sejak pengaruh Wali Songo,

17

dan tradisi ini dipelihara secara turun-temurun sepanjang zaman, baik oleh

12 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia An English Indonesian Dictionary (Jakarta: Gramedia, 1992), 378.

13 Abdurrab Nawabuddin, dkk., Teknik Menghafal al-Qur’an, cet. 1 (Bandung:

Sinar Baru, 1991), 49.

14 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah (Bandung:

PT. Syamil Cipta Media, 2004), 23.

15 Soenarjo, al-Qur’an dan terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989), 636.

16 Dar Rasa’il, Yakinlah! Menghafal al-Qur’an itu Mudah, 6.

17 Pamungkas Stiyamulyani dan Sri Jumini, “Pengaruh Menghafal al-Qur’an terhadap Highorder Thingking Skis (HOTS) Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Mahasiswa,” Kajian Pendidikan Sains, vol. IV, no.1 (April 2018): 28.

(42)

bangsa yang berbahasa Arab maupun yang bukan berbahasa Arab, termasuk bangsa Indonesia.

18

Salah satu cara untuk menjaga keaslian ayat-ayat al-Qur’an adalah dengan menghafalkannya.

19

Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi seluruh umat Islam

20

agar risalahnya tersampaikan dengan menyeluruh, layaknya sebuah umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya dan sebagai saksi atas mereka di dunia dan akhirat. Allah telah menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan yang baik bagi umat Islam. Menghafal al- Qur’an adalah bagian dari meneladani sunnah-sunnahnya. Dikarenakan Rasulullah selalu menghafalkannya, rajin membacanya dan simak menyimak dengan para sahabat, begitu pula sebaliknya.

21

Fenomena menghafal al-Qur’an merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh umat Islam dan tidak dimiliki oleh umat lain. seperti halnya pada penganut agama Kristen, mereka tidak seorang pun yang hafal isinya walaupun hanya seperempat saja baik dia seorang rahib, pendeta, uskup maupun seorang kardinal.

22

Inilah satu keistimewaan bahwa al-Qur’an mudah dihafalkan, baik oleh orang Arab sendiri maupun non Arab yang sama sekali tidak mengerti arti kata yang ada dalam al-Qur’an. Bahkan anak yang usianya di bawah 10 tahun pun dapat menghafalkannya.

23

Allah memudahkan al-Qur’an untuk diingat walau oleh seorang anak kecil, yang menjaminnya selamat dari berbagai perubahan sehingga al- Qur’an tetap terjaga berkat karunia Allah selama malam dan siang masih

18 Muhammad Makmum Rasyid, Kemukjizatan Menghafal al-Qur’an (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), xviii.

19 Muhammad Makmum Rasyid, Kemukjizatan Menghafal al-Qur’an, xiii.

20 Zuhair Ahmad Assiba’i, Dokter-dokter Bagaimana Akhlakmu, terj. Aziz Salim Basyarahil (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), 9.

21 Dar Rasa’il, Yakinlah! Menghafal al-Qur’an itu Mudah, 6-8.

22 al-Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an, 187.

23Muhaimin Zen, Tahfidz al-Qur’an Metode Lauhun: Panduan Menghafal al- Qur’an di Pesantren dan Pendidikan Formal (Jakarta: Transpustaka, 2013), 1.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan cepat saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Status Identitas Terhadap Agresivitas pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta ” adalah

Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan demikian peneliti ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, perilaku merokok dan nikotin dependen mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu

2. Lihat juga al-Suyūṭī, al-Itqān Fī ‘Ulūm al-Qur’ān, h. Lihat juga al-Suyūṭī, al-Itqān Fī ‘Ulūm al-Qur’ān, h.. Nama-nama surah dan nama lainnya yang

Penelitian yang akan penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui mengapa terjadi penurunan hafalan Al-Qur‟an pada alumni Pondok Pesantren Al- hikmah Karanggede, bagaimana

lebih dari pihak yang terkait dan dilakukan secara maksimal maka akan memberikan dampak yang positif yaitu termotivasinya mahasiswa dalam menghafal Al-Qur’an

ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode Turki Usmani Dalam Menghafal Al-Qur`an Di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur`an Al-Qodr Tangerang” oleh Nila