• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman dan pengalaman mahasiswa fakultas Ushuluddin dan filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemahaman dan pengalaman mahasiswa fakultas Ushuluddin dan filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN MAHASISWI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2011 Studi kasus tentang Hadis

Tabarruj”

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelarSarjana Ushuluddin (S.Ud) pada program studi Tafsir Hadis

Oleh : Tezar Alfi Syahdan

105034001260

Program Studi Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ………...………. v

PEDOMAN TRANSILITERASI ………..……….... vii

BAB I PENDAHULUAN BAB II PANDANGAN ISLAM MENGENAI Latar Belakang Masalah ………..………. 1

Pembatasandan Perumusan Masalah …………..……….. 5

Tujuan dan Manfaat Penulisan ...…………..………...…. 5

Tinjauan Pustaka …...……….…….. 6

Metodologi Penelitian ……….. 6

Sistematika Penulisan ………...………... 8

Pengertian ………..………...… 19

Bahaya Dalam Hadis ………..………...… 27 TABARRUJ

Tabarruj

(6)

BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT DAN AKTIVITAS MAHASISWINYA

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN HADIS

TERHADAP MAHASISWI FAKULTAS UHSULUDDIN DAN FILSAFAT

BAB V PENUTUP

Sejarah Singkat Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat ……….. 33

Visi dan Misi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ………... 37

Latar Belakang Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat …. 38 Aktivitas Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat …...…… 42

Deskripsi Data ………..……..….. 46

Pengolahan Data ……….………….. 47

Analisa ……….. 58

Kesimpilan ……….……….. 60

(7)

DAFTAR PUSTAKA

PedomanTransliterasi

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

………...……… 62

Tidakdilambangkan

b Be

t Te

ts Tedanes

j Je

h h dengangarisbawah

kh kadan ha

d De

dz de danzet

r Er

(8)

?

(9)

Sebagai sumber hukum, hadis berfungsi menjelaskan ayat-ayat al-Qur'an secara global. Penjelasan Nabi itu dapat berupa perkataan maupun perbuatan. Dalam kenyataannya, banyak ayat al-Qur'an yang memerlukan penjelasan dari Nabi, seperti perintah salat, zakat, dan haji yang di dalam al-Qur'an tidak terdapat petunjuk secara teknisnya.2

Hadis memiliki fungsi dan kedudukan yang penting setelah al-Qur'an. Al-Sunnah sesungguhnya memiliki pengertian yang sama dengan hadis. Masing-masing berkaitan dengan ucapan, perbuatan, atau ketetapan Nabi SAW. Inilah pendapat yang dominan di kalangan ahli hadis.3 Dengan demikian, penyebutan kata al-Sunnah atau hadith sebenarnya menunjukkan hal yang sama.

Pentingnya kedudukan al-sunnah setelah al-Qur'an karena al-Sunnah merupakan setiap hal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. yang tidak berkata mengikuti hawa nafsu. Dengan alasan inilah, al-Sunnah menjadi sumber kedua setelah al-Qur'an.

Berdasarkan penjelasan di atas, sangat jelas bagaimana hadis sangat penting bagi umat Islam. Maka tidak mengherankan ketika seseorang telah menyebutkan suatu perkara dengan menyandarkannya pada hadis, akan mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi umat Islam.

(10)

al-Qur'an dan al-Sunnah, agama Islam ditegakkan dan disempurnakan. Tidak ada sesuatu yang dikehendaki manusia dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi, dalam semua bidang kehidupan melainkan ada disebutkan dalam al-Qur'an dan Hadis, serta untuk dipahami, dimengerti, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Islam agama sempurna, tidaklah Rasulullah SAW meninggal kecuali beliau telah tuntas menyampaikan risalah yang dibawa dari Rabbnya. Seluruh permasalahan yang berhubungan dengan hidup dan kehidupan manusia telah tuntas panduan dan acuannya. Mulai dari persoalan ideologi, ibadah, tingkah laku, ucapan, perbuatan, pola hubungan antar manusia, dan lain sebagainya.

Di antara persoalan besar yang dihadapi oleh manusia diantaranya adalah yang berkaitan dengan wanita. Harta paling berharga yang dimiliki wanita adalah rasa malu dan harga diri. Jika wanita melepaskan pakaian malunya dan tidak lagi menjaga harga diri serta kewanitaannya, dampaknya akan menimpa keluarga dan masyarakat. Maka selayaknya keluarga dan masyarakat juga turut dalam menjaga nilai-nilai ini pada diri wanita-wanitanya. Salah satu persoalan yang terkait dengan permasalahan wanita ialah / memamerkan perhiasan.

Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. al-Ahzâb/33 ayat 33:

??? 4

tabarruj

t tbö s%ur ’Îû £`ä3Ï?qã‹ç/ Ÿwur šÆô_§ y9s? yl• y9s? Ïp¨ŠÎ=Îg»yfø9$# 4’n<rW{$# ( z`ôJÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# šúüÏ?#uäur no4qŸ2¨“9$# z`÷èÏÛr&ur ©!$# ÿ¼ã&s!qß™u‘ur 4 $yJ¯ RÎ) ߉ƒÌ ムª!$# |=Ïdõ‹ã‹Ï9 ãNà6Ztã }§ô_Íh 9$# Ÿ@÷dr& ÏMø t7ø9$# ö/ä.t ÎdgsÜãƒur #Z ÎgôÜs? ÇÌÌÈ {

:33}

• ? ?

(11)

Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu5 dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu6 dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait7 dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. al-Ahzâb/33 ayat 33)

Dan sabda nabi Muhammad SAW :

????? ??? ? ? ? ? ???????? ?? ?? ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ?????????? ??? ??? ? ???? ????? ?? ? ? ?.? ??????

?? ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ? ? ??????????? ?????/ ? n ? P ? ? l?????????? ??- ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ??????????? ???? ?? ? ?? ??????Z? – = † … ? ‰???? ?? ‰???? ? ??????

? ?????P ? ? l ? ™ ? e ????? ????? ¦ ? ? ? ? ???? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ???????????? ? ????? - + - ¯ _ ¦ ????? ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ? ? ???????? ?? - - + - ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ? ? ??????????? ?? ?????????0??? ? ? ?.? ?? ?( - ¦ + + + ???????? ?????' ‹ ? ? / ? n ? P?????????

?? ? ? ? ? ? ? ? ? ????????????? ?????? ?????????8

Artinya : ”gadis Umayma binti raqoiqah datang menemui Rasulullah SAW ingin menanyakan tentang Islam dan Rasul Bersabda: aku baiat kamu, janganlah menyekutukan Allah dengan apapun, mencuri, melakukan zina atau membunuh anakmu, tidak datang dengan kebohongan yang sengaja antara tangan dan kaki kamu. tidak berkabung, jangan memamerkan pehiasan sebagaimana orang-orang jahiliyah yang pertama”. (HR. Ahmad)

Allah melarang para wanita untuk setelah memerintahkan mereka

menetap di rumah. Tetapi apabila ada keperluan yang mengharuskan wanita keluar

rumah, hendaknya mereka tidak keluar dengan mempertontonkan keindahan dan

kecantikannya kepada laki-laki asing yang bukan muhrimnya. Di zaman sekarang ini

banyak fitnah dan godaan, karena interaksi kita dengan dunia luar, misalnya melalui

media masa audio maupun visual. Wanita dibiarkan berkeliaran ke mana saja tanpa

batas dan bergaul dengan siapa saja serta dengan dandanan model zamannya, membuka aurat, dengan kosmetik dan parfum yang menarik perhatian.

{ }

(12)

Setelah penulis mengumpulkan berbagai macam teori tentang

bahwasanya islam sangat menjaga dan memelihara penganutnya, khususnya wanita.

Dalam hal ini, penulis berusaha melakukan penelitian secara langsung terhadap

mahasiswi Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

semester I, III, V, dan VII, dan kenyataannya, penulis menemukan adanya ketidaksamaan antara teori dan praktek tentang Semestinya, mereka lebih

memperhatikan tentang apa yang telah di berikan oleh agama Islam khususnya dalam

masalah larangan memamerkan perhiasan /

Secara garis besar hal ini memacu penulis untuk meneliti lebih dalam

terhadap pengetahuan dan pengamalan mahasiswi Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tentang larangan mempertontonkan perhiasan, sehingga

perlu diteliti lebih lanjut apakah mahasiswi tersebut sadar bahwa Islam telah melarang memamerkan perhiasan.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis ingin mengkaji

lebih dalam hadis tentang Dan untuk menjawab permasalahan tersebut,

maka penulis tertarik membuat skripsi dengan judul: PEMAHAMAN DAN

PENGAMALAN MAHASISWI FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2011 StudiKasus Tentang Hadis tabarruj

tabarruj.

tabarruj.

tabarruj.

(13)

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

penulis membatasinya hanya pada hadis yang berkaitan dengan Selain hadis tersebut penulis tidak akan membahasnya.

Kemudian merumuskan permasalahan pada: Bagaimana dalam

hadis? dan bagaimana pemahaman dan pengamalan Mahasiswi Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011 semester I, III, V, dan VII

khususnya tentang ,

Pemahaman dalam penelitian ini meliputi pengetahuan tentang pengetahuan hadis, dan pemahaman hadis serta pengetahuan

hukum Islam tentang larangan bersolek pada wanita secara umum. Sedangkan

pengamalan dalam penelitian ini meliputi cara berpakaian, kebiasaan berias diri,

pergaulan dengan lawan jenis, pandangan terhadap cara berpakaian dan pergaulan

mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tahun 2011 saat berada

dikampus/kuliah.

Adapun tujuan dan manfaat penulisan skripsi ini, yaitu

Memperoleh pemahaman yang mendalam tentang dalam Hadis. Sebagai

bahan informasi untuk penelitian dalam praktek lapangan yang serupa. Memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) program Strata Satu (S1) jurusan

tabarruj.

tabarruj

tabarruj tabarruj

tabarruj, tabarruj,

(14)

Tafsir Hadits fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Agar

bisa mengetahui lebih detail pengetahuan dan pengamalan hadis khususnya

dikalangan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2011 semester I, III, V, dan VII.

Setelah melakukan berbagai penelitian di berbagai perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan skripsi yang didalamnya ada pembahasan tentang larangan memamerkan perhiasan / akan tetapi kasusnya berbeda. Adapun skripsi tersebut ialah ”Penggunaan Parfum Bagi Wanita Dalam Perspektif Hadits”9 oleh Nurhasanah, 2008.

Adapun buku yang penulis jadikan tinjauan adalah / Fiqih Wanita10 oleh Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah.

Metodologi adalah model yang mencangkup prinsip-prinsip teoritis maupun kerangka pandang yang menjadi pedoman mengenai bagaimana penelitian akan dilaksanakan

dalam konteks paradigma tertentu. Metodologi penelitian berarti metode atau teknik tabarruj

tabarruj,

Jamii' Fii Fiqh al-Nisaa

Tinjauan Pustaka

(15)

yang berisi standar dan prinsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian.11

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang memungkinkan

peneliti untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.12

Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan

prilaku yang dapat diamati.13

Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk

memanipulasi penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu

fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada.14

Dalam pendekatan kualitatif terdapat beberapa metode penelitian. Salah satunya

adalah studi kasus. Digunakannya studi kasus dalam penelitian ini mengacu pada

penjelasan, bahwa studi kasus lebih dapat digunakan bila peneliti hanya memiliki

sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa dalam kehidupan nyata.15

Penelitian ini penulis lakukan di Fakultas Ushuluddin Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. setting

Tempat penelitian

(16)

Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai akhir Februari 2011.

Menurut Sarantakos, prosedur penentuan subjek atau sampel penelitian dan sumber data di dalam penelitian kualitatif umumnya

menampilkan karakteristik16 :

Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus

tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Begitu pula penelitian ini yang

menggambarkan pemahaman dan pengamalan hadis tabarruj Mahasiwi

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tahun 2011.

Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah sesuai dengan

karakteristik pada pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian.

Maka dari itu jumlah subjek dalam penelitian ini dapat berubah, disesuaikan

dengan instrument penelitian, dan kebutuhan pengumpulan data.

Tidak diarahkan pada keterwakilan, melainkan pada kecocokan konteks.

Mengacu pada Sarantakos, maka karakteristik, jumlah, serta tekhnik pemilihan

subjek di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

Subjek penelitian adalah Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pada tahun 2011 yang terdiri dari semester I, III, V, dan VII, dari semua jurusan, yaitu

Tafsir Hadist, Aqidah Filsafat, dan Perbandingan Agama.

Jumlah subjek

Arikunto, mengatakan dalam bukuya, apabila subjek penelitian kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.17 Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul

“Pemahaman Dan Pengamalan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 “Studi Kasus Tentang Hadis

mengambil 20 mahasiswi subjek untuk menggambarkan kecenderungan

pemahaman dan pengamalan hadis tabarruj dari 197 mahasiswi.18 Sementara

untuk kebutuhan mengenai alasan dan latar belakang pemahaman dan

pengamalan hadis tabarruj peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang.

Pengambilan jumlah sampel ini, penulis mengambil 10% dari populasi.

Teknik pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis teknik pengambilan

(18)

tujuan dari metode tersebut.

Untuk metode pengambilan data yang menggunakan angket, penulis

menggunakan teknik pengambial sample secara , yaitu mahasiswi

Fakultas Ushuluddin yang memilki karakteristik yang diharapkan dalam penelitian

secara kebetulan di tempat penelitian. Sehingga semua populasi memiliki

peluang untuk menjadi sampel ( ).

Sedangkan metode pengumpulan data dengan wawancara, teknik pengambilan sampel yang dugunakan adalah dengan teknik

(bertujuan), dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan

dianggap sebagai orang-orang yeng tepat dalam memberikan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan penelitian.19

Adapun data yang diperoleh dari mahasiswa fakultas Ushuluddin dan

Filsafat tahun 2011, FUF Penjaga Kantin, dan orang-orang lainnya yang masih bersangkutan dengan subjek penelitian adalah sebagai data

pendukung

Dalam upaya mendapatkan data yang akurat, penulis melakukan penelitian

lapangan ( ) dan penelitian kepustakaan ( ), yaitu

mengumpulkan berbagai literatur yang relevan tentang melalui: accidental

equal probability

Purposive

Cleaning service ,

(significant other).

field research library research tabarruj

(19)

Observasi

Yaitu pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap

mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2011 semester I, III, V, dan VII.

Angket / Kuisioner

Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi

responden dari mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 semester I, III, V, dan VII. Angket sebelumnya telah penulis uji validitas dan reliabitas dengan

menggunakan pada penelitian sebelumnya ( ). Adapun

pertanyaan yang dimuat dalam angket adalah indikasi dari pengalaman

beragama, pemahaman, dan pengamalan hadist sebanyak 20

item.

Interview

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai adalah orang yang

memberikan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penilitian, kepada

spss pilot study

tabarruj

(20)

seseorang yang diwawancarai atau responden.20

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara

sekaligus dia bertindak sebagai “pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia pula berhak menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan

dimulai dan diakhiri. Namun, kadang kala informan pun menentukan

perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai

dilaksanakan dan diakhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara, informan adalah orang yang diperkirakan

menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta suatu objek

penelitian.21

Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.22

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan angket penelitian, pedoman wawancara,

untuk menyimpan hasil wawancara.

Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan

(21)

yang dapat diceritakan kepada orang lain.23

Sejalan dengan Bogdan dan Biklen, mengemukakan bahwa data terdiri atas

pengujian, pengkatagorian, pentabulasian, ataupun pengombinasian kembali

bukti-bukti untuk menunjuk proporsi awal suatu penelitian.24

Proses analisis data kualitatif menurut sieddel sebagai berikut25:

Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar

sumber datanya tetap dapat detelusuri.

Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan , mengsintesiskan, membuat

ihtisar, dan membuat indeksnya.

Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu makna, mencari

dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Prosedur Penelitian

(22)

dengan menggunakan angket, dengan prosedur sebagai berikut:

Penulis mempersiapkan angket yang telah diujikan sebelumnya dan menghitung

tingkat validitas dan realibitas alat ukur tersebut dengan menggunkan SPSS,

sehingga angket telah memilki tingkat validitas tertentu.

Menentukan tempat penelitian. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat

pemahaman dan pengamalan Hadis pada mahasiswi Fakultas

Ushuluddin maka penelitian dilakukan di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis membagikan angket kepada 20 orang mahasiswi yang ditemui dengan cara accidental, dengan karakteristik subjek yang telah ditentukan.

Penulis mengumpulkan angket dan mengolah data tersebut dengan metode

deskripsi data, adapun statistic yang digunakan yaitu pemusatan dan

survey.

Untuk mencari alasan, pandangan, dan pengalaman sampel terhadap

pemahaman dan pengamalan hadist , penulis melakukan penelitian dengan

teknik wawancara, berikut langkah-langkahnya:

Penulis membuat pedoman wawancara yang kontennya telah disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

Penulis menemui subjek penelitian dengan tempat dan subjek penelitian yang Tabarruj

(23)

sama pada saat menggunakan angket.

Subjek wawancara diambil dengan cara dengan karakteristik

yang telah ditentukan. Yaitu subjek dalam penelitian angket yang diambil

dengan tujuan berdasarkan pada kecocokan sampel.

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan .

Data kemudian dituangkan kedalam tulisan, kemudian dianalisi.

Agar penelitian yang penulis lakukan ini tidak diterlalu banyak melibatkan

unsur subjektivtas penulis, mengingat metode penelitian ini kualitatif, dimana setiap

analisa dan pengambilan kesimpulan adalah hasil tafsiran penulis, maka penulis

melakukan wawancara pada orang-orang yang berada disekitar fakultas Ushuluddin

dan Filsafat yang secara langsung atau tidak langsung dengan sampel

penelitian. Penulis bermakasud menanyakan pandangan, komentar, dan penilai terhadap cara berpakaian dan bertingkah laku mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat tahun 2011 yang merrupakan indikasi dari tabarruj. Subjek tersebut disebut

dengan Berikut langkah-langkah penelitiannya.

Penulis menemui salah seorang di Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, kemudian mewawancarainya, dan hasil wawancara disimpan dalam

bentuk rekaman.

purposive sampling,

tape recorder

significant others.

(24)

Penulis menemui penjaga Kantin Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, kemudian

mewawancarainya, dan hasil wawancara disimpan dalam bentuk rekaman.

Penulis menemui seorang pemilki kostan yang beberapa diantara penghuninya

adalah sampel dari penelitian, kemudian penulis wawanca, dan hasilnya

berupa rekaman.

Seluruh hasil wawancara penulis tuangkan dalam bentuk tulisan.

Dan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2009/2010.26

Sebagai karya tulis ilmiah, maka penulisan skripsi ini akan disusun secara

sistematis. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

agar tidak keluar dari permasalahan penulis membatasi pada pembatasan dan perumusan masalah, serta tujuan dan manfaat penulisan, adapun sumber yang penulis pakai akan penulis cantumkan pada pustaka, sedangkan

metode penelitian ini penulis cantumkan pada sub bab metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

(25)

analisa bagi pembahasan dari data hasil temuan lapangan. Penulis akan menjabarkan

tentang landasan teori yang meliputi pengertian , dan bahaya .

Bab ketiga, dikarnakan skripsi ini lebih menggunakan metode penelitian

maka penulis akan membahas tentang Gambaran Umum Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat yang merupakan tempat dimana sampel penelitian berada, dan membahas tentang aktivitas mahasiswi tersebut.

Bab keempat, Penulis akan menganalisa hasil dari penelitian skripsi ini, yang meliputi tentang pemahaman dan pengamalan hadis terhadap

mahasiswi fakultas Ushuluddin dan filsafat tahun 2011, dan juga beberapa pendapat

orang-orang yang berada pada lokasi penelitian dan aktif bersama sampel penelitian,

pada bab ini penulis menerangkan tentang deskripsi data, penyajian data, dan analisa. Bab kelima, akan dimuat kesimpulan dan saran pada bab - bab sebelumnya.

tabarruj tabarruj

(26)

BAB II

PANDANGAN ISLAM MENGENAI

Pengertian

TABARRUJ

Tabarruj

Menurut bahasa, kata (???? ) dan (27 ???? terambil dari kata

( ?? ) yaitu dan Larangan berarti larangan menampakan “perhiasan” dalam pengertian yang umum yang biasanya tidak ditampakan oleh wanita baik-baik, atau memakai sesuatu yang tidak wajar

dipakai.Seperti berdandan secara berlebihan, atau berjalan berlenggak-lenggok dan

sebagainya.28 Menurut Qatadah, adalah wanita yang jalannya dibuat-buat

dan genit. Menurut Muqatil, adalah seorang wanita yang melepaskan

jilbabnya sehingga tampak darinya kalung dan gelangnya. Menurut Ibnu Katsir,

adalah wanita yang keluar rumah dengan berjalan di hadapan orang laki-laki

dengan maksud mengundang nafsu mereka. Inilah yang disebut sebagai

Jahiliyah. Menurut Bukhari, adalah tindakan menampakkan kecantikan di

hadapan orang lain.29

adalah wanita yang memamerkan keindahan dan perhiasannya kepada laki-laki. artinya wanita yang menampakkan

tabarrajna tabarruj baraja nampak tinggi. bertabarruj

tabarruj tabarruj

tabarruj

Tabarruj tabarruj

Tabarruj

Tabarrajatil mar'ah

(27)

kecantikannya, lehernya, dan wajahnya.Ada yang mengatakan, maksudnya adalah wanita yang menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki dengan maksud untuk membangkitkan nafsu syahwatnya.30

Allah SWT dalam al-Qur'an telah memerintahkan para wanita agar berjilbab

dan berdiam diri di rumah, serta menjauhi dari dari perbuatan mempertontonkan aurat

atau melemah lembutkan suara dalam berkata kepada pria, agar terhindar dari

kerusakan dan fitnah. Allah SWT berfirman:

??°

? 31

Artinya:“ Wahai istri-istri nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, zakat dan taatilah Allah dan Rasulnya. Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.“ (QS: Al-Ahzab: 32-33)

Sebelum Islam (zaman Jahiliyah), jilbab/kerudung pada itu sudah

dipakai oleh kaum wanita, walaupun pemakaian jilbab/kerudung yang dipakai

sekarang yang menutup seluruh kepala,leher, dan dada. Pakaian adalah barang yang

uä!$|¡ÏY»tƒÄcÓÉ<¨Z9$#¨ûäøó¡s97‰tnr'Ÿ2z`ÏiBÏä!$|¡ÏiY9$#4ÈbÎ)¨ûäøø‹s)¨?$# Ÿxsùz`÷èŸÒøƒrBÉAöqs)ø9$$Î/yìyJôÜuŠsù“Ï%©!$#’Îû¾ÏmÎ7ù=s%ÖÚt tBz`ù =è%urZwöqs%$]ùrã ÷è¨BÇÌËÈtbö s%ur’Îû£`ä3Ï?qã‹ç/ŸwuršÆô_§ y9s?yl•

y9s?Ïp¨ŠÎ=Îg»yfø9$#4’n<rW{$#(z`ôJÏ%r&urno4qn=¢Á9$#šúüÏ?#uäurno4qŸ 2¨“9$#z`÷èÏÛr&ur©!$#ÿ¼ã&s!qß™u‘ur4$yJ¯ RÎ)߉ƒÌ リ!$#|=Ïdõ‹ã‹Ï9ãNà6 Ztã}§ô_Íh 9$#Ÿ@÷dr&ÏMø t7ø9$#ö/ä.t ÎdgsÜãƒur#Z ÎgôÜs?ÇÌÌÈ{

(28)

dipakai (baju, celana, dan sebagainya).32 Dalam bahasa Indonesia, pakaian disebut

busana. Menurut W.J.S Purwadarminta, busana ialah pakaian yang indah-indah,

perhiasan.33Jadi pakaian perempuan adalah busana yang dipakai oleh perempuan.

Pakaian wanita yang beragama Islam disebut dengan busana muslimah. Sedangkan

pada zaman jahiliyah hanya sekedar menutup kepala, rambut masih tatap terlihat,

karena bahan jilbab/kerudungnya tipis, leher masih terbuka, dan kebiasaan wanita arab pada masa itu senang menonjolkan perhiasan-perhiasannya kepada kaum pria.34

Tradisi di zaman menurut Mujahid adalah tabarrujnya wanita yang berjalan bebas diantara kerumunan laki-lakidengan berpakaian dan memakai perhiasan yang merangsang shahwat laki-laki.35 Meskipun ayat ini turun dikhususkan untuk isteri-isteri Nabi dan , namun sudah menjadi kewajiban tiap muslimah untuk mengikuti perintah Allah dan berittiba' kepada Rasulullah dan

tuntunan .36

Dalam ayat ini Allah SWT melarang istri-istri nabi yang mulia (para

) dan mereka adalah sebaik-baik wanita dan paling suci- dari

melemah-lembutkan suara dalam berbicara kepada kaum pria, agar orang-orang yang

dalam hatinya ada penyakit sahwat tidak berhasrat kepada mereka, dan mengira

bahwa mereka juga punya hasrat yang sama denganya.

Allah memerintahkan mereka agar berdiam diri di rumah serta melarang mereka mempertontonkan aurat sebagaimana prilaku berupa menampakan perhiasan

tabarruj jahiliyah

Ahlul Bait

Ummahaatul Mu'miniin

ummahaatul mukminin

(29)

dan keindahan seperti kepala dan wajah, leher, dada, lengan, betis serta perhiasan lainya, karena dapat menimbulkan bencana kerusakan dan fitnah yang besar serta menggerakan hati kaum pria untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendekatkan kepada . Jika Allah SWT memperingatkan kepada

(istri-istri nabi saw) dari kemungkaran tersebut, padahal mereka adalah wanita-wanita yang beriman dan senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian mereka, maka yang selain mereka lebih utama untuk menerima peringatan dan lebih dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam fitnah.37

Allah memberitakan bahwa perintah untuk tidak ber ini dimaksudkan sebagai cara untuk mensyukuri nikmat-Nya yang banyak dan tak dapat kita hitung jumlahnya meski lautan sebagai tinta dan langit serta bumi sebagai bukunya. Karena wahyu Allah turun di rumah-rumah mereka (para ).

Allah SWT juga berfirman dalam surat ayat 35 dan 59:

? ??? ??? 38

Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan

(30)

perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS: AL-Ahzab: 35) dan,

??? 39

Artinya: “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS: AL-Ahzab: 59)

Ayat yang mulia ini dengan jelas menunjukan kewajiban wanita untuk

membatasi diri dari laki-laki dan tidak menampakan auratnya.Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa ber adalah lebih suci bagi hati para laki-laki dan hati

para perempuan serta lebih menjauhkan mereka dari perbuatan keji dan dari segala

yang mendekatkan kepadanya, Allah juga mengisyaratkan bahwa keterbukaan dan

tidak ber adalah prilaku yang buruk baginya dan masyarakat.

Allah SWT memerintahkan para wanita orang-orang mukmin agar

menutupkan jilbab-jilbab mereka pada sisi-sisi keindahan mereka seperti rambut,

wajah dll, agar dikenal (menjaga kesucian) sehingga dirinya terhindar dari fitnah

dan orang lainpun tidak tergoda untuk mengganggunya.

$pkš‰r'¯ »tƒ ÓÉ<¨Z9$#@è%y7Å_ºurø—X{y7Ï?$uZt/urÏä!$|¡ÎSurtûüÏZÏB÷sßJ ø9$#šúüÏRô‰ãƒ£`Íkö n=tã`ÏB£`ÎgÎ6 Î6»n=y_

4y7Ï9ºsŒ#’oT÷Šr&br&z`øùt ÷èミxsùtûøïsŒ÷sãƒ3šc%x.urª!$##Y‘qàÿxî$VJ

ŠÏm§‘ÇÎÒÈ{ :59}

? •

hijab

hijab

(31)

'Ali bin Abi T{alhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas,“ Allah memerintahkan para wanita orang-orang beriman, jika mereka keluar dari rumah untuk satu keperluan, agar menutupi wajah-wajah mereka dari mulai atas kepala mereka dengan jilbab, dan

menampakan satu mata“.40 Dan Muhamad ibnu Sirin mengatakan,“ aku bertanya

kepada 'Ubaidah As-Salmani tentang firman Allah:

…." ??????????????????n orang lainpun tidak tergoda untu? "

Artinya: “ ….Hendaklah mereka menutupkan hijabnya ke seluruh tubuh mereka“,

Maka ia menutup mukanya dan kepalanya serta menampakan mata kirinya.

Kemudian Allah SWT mengabarkan bahwa Dia maha pengampun atas segala

kekurangan yang telah lampau dalam maslah tersebut sebelum turunya larangan dan

peringatan dari-Nya. Allah SWT berfirman:

?? ??? ?? 41

Artinya: “ Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakan perhiasan, tetapi memelihari kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.“ (QS: An-Nur: 60)

Allah SWT mengabarkan bahwa para perempuan tua yang telah berhenti (dari

haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), ada dosa atas mereka

untuk menanggalkan pakaian dari wajah dan tangan mereka jika mereka tidak

߉Ïãºuqs)ø9$#urz`ÏBÏä!$|¡ÏiY9$#ÓÉL»©9$#Ÿwtbqã_ö tƒ%[n%s3ÏR}§øŠn=s ù ÆÎgøŠn=tæîy$oYã_br&šÆ÷èŸÒtƒ Æßgt/$uŠÏOu ö xî¤M»y_Îh y9tFãB7p uZƒÌ“Î/(br&uršÆøÿÏÿ÷ètFó¡o„× ö yz Æßg©93ª!$#urìì‹ÏJy™ÒOŠÎ=tæÇÏÉÈ{

: 60}

? • ?

(32)

bermaksud menampakan perhiasan mereka. Dari sini diketahui bahwa wanita yang

berniat menampakan perhiasan tidak boleh menanggalkan dari wajah dan

tanganya atau dari aurat lainya, dan ia berdosa ketika itu meskipun telah tua, karena

setiap yang jatuh selalu ada yang memungutnya, dan karena menampakan perhiasan dapat menyebabkan fitnah terhadap pelakunya meskipun ia adalah orang yang tua,

dan tentu dosanya lebih besar dan dampak fitnah terhadapnya juga besar.

Allah SWT mensyaratkan pada wanita tua hendaklah tidak termasuk yang

masih ingin menikah (sebagaimana dalam ayat diatas), karena jika masih ingin nikah,

maka keinginanya itu akan mendorongnya untuk selalu berhias dan menampakan

perhiasanya demi mendapatkan pasangan, maka ia dilarang untuk menanggalkan pakaianya dari tempat-tempat perhiasanya untuk menghindarkan dia dan orang lain

dari fitnah.

Kemudian Allah SWT menutup ayat-Nya dengan anjuran kepada para

perempuan tua agar menjaga kehormatan, hal itu lebih baik bagi mereka meskipun

mereka tidak punya maksud menampakan perhiasanya. Nampak dari sini keutamaan

berhijab serta menutup aurat dengan pakaian meskipun oleh wanita tua, dan itu lebih

baik bagi mereka dari pada menanggalkan pakaian, dengan demikian maka berhijab

dan menjaga kehormatan dengan tidak menampakan perhiasan jauh lebih utama dan wajib bagi para remaji dan lebih menjauhkanmereka dari fitnah.

Allah SWT berfirman:

@è%šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9(#q‘Òäótƒô`ÏBôMÏdÌ »|Áö/r&(#qÝàxÿøts†uróOßgy_rã èù4y7Ï9ºsŒ4’s1ø—r&öNçlm;3¨bÎ)©!$#7 Î7yz$yJÎ/tbqãèoYóÁtƒÇÌÉÈ@è %urÏM»uZÏB÷sßJù=Ïj9z`ôÒàÒøótƒô`ÏB£`ÏdÌ »|Áö/r&z`ôàxÿøts†ur£`ßgy_rã è

• ? •

(33)

ùŸwuršúïωö7ャ`ßgtFt^ƒÎ— wÎ)$tBt ygsß$yg÷YÏB(tûøóÎ ôØu‹ø9ur£`ÏdÌ pandanganya, dan memelihara kemaluanya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya, dan memelihara kemaluanya, dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-pura saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka memiliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan ( terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung“. (QS: AN-Nur: 30-31)

Dalam dua ayat diatas Allah SWT memerintahkan kepada laki-laki beriman

dan para perempuan beriman agar menjaga pandangan dan kemaluan, hal

itu karena betapa kejinya dan betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan

olehnya, dan dikarenakan melepaskan pandangan merupakan jalan bagi datangnya

penyakit hati dan terjadinya tindakan keji, sedangkan pandangan adalah

(34)

kemaluan adalah lebih suci bagi orang-orang beriman di dunia maupun di akhirat,

sedang melepaskan pandangan dan kemaluan adalah sebab dan azab di

dunia dan akhirat.

Dari semua pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

adalah keluarnya wanita yang telah berhias dari rumahnya yang dengan

sengaja tidak memakai hijab (jilbab) serta berpakaian lagi ketat padahal dia

mengetahui hukumnya (memakai jilbab) sambil berjalan dengan memperlihatkan kecantikan wajah dan tubuhnya dengan genit serta melenggak-lenggokkan jalannya

sehingga terlihat perhiasan yang ada padanya di hadapan orang lain baik dengan

maksud menarik perhatian, merangsang nafsu syahwat laki-laki yang dilewatinya,

pujian dari orang, ataupun tidak.

Bahaya Dalam Hadits

Dalam Islam hak-hak wanita sangat dijaga kehormatannya.Bahkan hal ini telah dijelaskan oleh ulama-ulama seperti Imam Ja'far Shadiq yang mengatakan bahwa wanita itu bebas dari perang, bahkan memakruhkan mereka s}alat di masjid.43

Hal ini menunjukan bahwa wanita sangat dihargai oleh Islam. Bahkan dalam segi berpakaian diatur oleh aturan Islam sebagaimana hadits nabi yang penulis temukan dalam riwayat Ahmad bin Hambal yaitu :

tabarruj

Tabaruj

fiqhi

????? ?? ? ? ? ? ????????? ?? ??¦ ¦ ¦ ? ? ? ? ? ????????? ??? ? ?? ? ???? ?? ? ??? ? ?????

??? ? ? ? ? ? ? ? ? ??????????? ????? P ? ? l ? ™ ???????? ??? ?? ¯ _ ¦ ¦ ¦ ¦ ? ??????????? ?????l? ??? ?????† … ? ‰ ' ‹ ? ??????` ?????

(35)

??p ?????????l? ???? ? ?Ð ? ¦ - - + - ¯ ??????? ?0 ????? ? ™ ? e ? ? ? ?????????? ??? ? ? ? ? ? ? ? ???????????????????

{???? ???? : }44

Artinya : ”gadis Umayma binti raqoiqah datang menemui Rasulullah SAW ingin menanyakan tentang Islam dan Rasul Bersabda: Aku bai'at kamu janganlah menyekutukan Allah dengan apapun, mencuri, melakukan zina atau membunuh anakmu, tidak datang dengan kebohongan yang sengaja antara tangan dan kaki kamu. tidak berkabung, jangan memamerkan pehiasan sebagaimana orang-orang jahiliyah yang pertama”. (HR. Ahmad(

Menurut kaidah ilmu , bahwasanya larangan yang termaktub dalam Surat : 33 menunjukkan pengertian pengharaman (????????????), maka dihukumi haram dan setiap muslimah diwajibkan untuk menjauhi apapun

alasannya. Karena dengan ber secara otomatis seorang muslimah telah

ber seperti orang-orang yang dahulu.45

sungguh berbahaya.Karena merupakan ciri kebodohan.46Hal ini terdapat pada zaman nabi Nuh dan Idris ,yang pada saat

ituterdapat dua kaum yang berbeda kehidupannya. Kaum pertama tinggal di dataran

rendah, wanitanya berparas cantik sedangkan lelakinya buruk.Adapun kaum

kedua tinggal didataran tinggi yang wanitanya berparas buruk dan lelakinya berparas

tampan.Tiba-tiba datanglah iblis yang membuat mereka bertemu sehingga terjadilah

pergaulan bebas diantara mereka yang menggumbar sehingga terjadilah

perzinaan diantara mereka, hal ini didapat dari riwayat Ibn Abbas r.a.47

Rangkaian dosa yang berkepanjangan akan selalu tercipta seketika akibat

(36)

'Azza Wajalla

tabarruj aqidah tabarruj

tabaruj

zina zina zina zina zina zina

tabaruj

tabarruj muslimah

muslimah

tabarruj

, melainkan dapat dipastikan dia keluar rumah diniatkan untuk pergi ke

konser, diskotek, dll.tempat maksiat.Dosa kedua. Keluarnya wanita yang ber

pasti bersama wanita-wanita yang serupa, sehingga pengaruh pelunturan akan semakin cepat dan berbahaya. Dosa ketiga, yaitu wanita yang ber pasti

berkumpul di suatu tempat yang nista sambil membuat gosip dan tanpa rasa malu

membicarakan hal-hal yang asusila serta dengan bebas bergaul dengan lelaki asing.

Dosa keempat yaitu wanita yang ber akan berani untuk berkhalwat dan pacaran sehingga menuju ke arah ( mata - mulut - hati - pikiran -badan).

Inilah dosa-dosa yang terjadi pada wanita yang ber sehinga beredarlah

banyak video-video dan gambar-gambar porno yang beredar di media massa sehingga meracuni norma susila kaum remaja dan berlanjut dengan kriminalitas seperti

perkosaan, pelecehan seksual, penyimpangan seksual, dan sebagainya.48

Inilah beberapa dosa yang ditimbulkan dari ber- yang berbahaya bagi

ketetapan iman di hati setiap .Sekali mencobanya, pasti ketagihan. Namun

tak sedikit dari wanita yang kurang akal dan rendahnya kadar imannya,

merasa keberatan untuk menutup auratnya hanya demi uang, pujian, dan popularitas.

Mereka telah menjadikan tubuh mereka seperti barang dagangan dan media pengeruk

keuntungan tapi mereka tidak mengetahuinya atau bahkan mereka sebenarnya tahu tapi tidak mau tahu.Tubuh wanita yang ber telah dijual di iklan-iklan

(37)

lagi, secara tidak langsung mereka telah ber dengan menjual tubuhnya ke media

massa dan mempertontonkan auratnya sehingga dilihat banyak orang dan

menimbulkan syahwat.

Ironisnya, mode buka-bukaan atau pamer aurat dikatakan seni. Dengan

berprinsip kebebasan seni dan berekspresi, mereka mengatakan bahwa tubuh wanita

itu indah, kenapa harus ditutup-tutupi? Mereka tidak menyadari akibat dari terbukanya aurat wanita. Padahal menurut Islam, seluruh tubuh wanita

adalah 49 dan haram untuk ditampakkan apalagi untuk dilihat.

Penulis melihat segolongan muslimah banyak yang keberatan menutup

auratnya hanya atas nama perkembangan zaman. Atas dasar itu, pakaian yang

dianggap dan pakaian yang dianggap . atau bahkan karena

ikut-ikutan teman karena takut dicap 'kuper' dan ketinggalan zaman. Apa yang ditonton menjadi tuntunan serta tren tuntutan zaman dan yang seharusnya menjadi tuntunan

malah menjadi tontonan dan cemoohan dari berbagai pihak.

Hal ini dikuatkan dengan dua hadits yang diriwayatakan oleh Abi Daud, dan

Ibn Majjah

?? ?????? ?????? ? ? ? ? ? ????????? ??0 ????? ? ? ? ? ? ????? ??? ? ? ? ? ? ? ??????? ??? ????? ? ? ???????50 “setiap wanita mana saja yang terkena bau wangi, maka hendaklah dia tidak mengerjakan shalat isya' bersama kami” (H.R Abi Daud)

Kemudian hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah , menceritakan, ada seorang wanita yang berpakaian tidak sopan yang berjalan didepan orang-orang sehingga terlihat auratnya, sebagaimana hadits dibawah ini :

zina

Syari'at 'aurat

syar'i

jahili jahili syar'i

Rad}iyallahu'anhu

(38)

???????????????? ????????????????????? ?????????????????????

{???? ??? ? ??? }51

Artinya : Dua golongan dari penduduk neraka yang saya pernah melihatnya sebelumnya: Kaum yang mempunyai cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi untuk memukul manusia dengannya dan para perempuan yang berpakaian tapi telanjang berjalan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta, mereka tidaklah masuk surga dan tidak (pula) menghirup baunya, padahal baunya dihirup dari jarak begini dan begini.

Hadits ini menunjukan bahwa bagi wanita berbahaya,.Sedangkan hal ini menunjukan bahwa Allah dan Nabi SAW melarang ber- .Bahkan wanita yang ber dapat dikategorikan wanita yang bodoh52 sebagaimana dikatakan dalam buku / Fiqih Wanita oleh Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah. Beliau mencontohkan wanita -wanita Eropa yang bertelanjang dada bahkan berzina dihalaman rumah. Hal ini menunjukan hilangnya nilai nilai susila dan norma -norma agama, sehingga nyatalah sabda Nabi SAW yang berbunyi ” Wanita itu

mempunya kekurangan akal dan agama”.53

Statement ini menunjukkan bahwa itu sanagat bahaya, bahkan menjadikan seorang wanita itu tidak lagi menghayati nilai-nilai Ilahi, dan mengundang hal yang negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Demikianlah beberapa pesan islam yang dianggap sebagai syarat pakaian wanita ketika bertemu lelaki lain, dan ditegaskan kembali bahwa yang jadi penilaian adalah esensinya,54bukan bentuknya. Esensinya ialah sebagai penutup yang menutup perhiasan atau bagian-bagian yang mengandung

tabarruj

tabarruj tabarruj

al-Jamii' Fii Fiqh al-Nisaa

(39)

dan mengundang fitnah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

??? ?? ‰ ' ‹ ? ? /?????? ??? ??? ? ? ? ? ? ? ? ?????????0 ? ??? ? ? ? ? ?????????À ???= † … ? ‰ ' ‹ ?????????? ??? + + + ????? ??? e ? ? ????

55

Artinya: “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnahnya wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sejarah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tidak bisa lepas dari sejarah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara keseluruhan, sejak berdirinya ADIA (1957)56 hingga

menjadi UIN sekarang ini. Berikut sejarah UIN syarif Hidayatullah Jakarta.57

Akademik Dinas Ilmu Agama (ADIA) berdiri tanggal 1 juni 1957, lama pendidikan 5

tahun terdiri dari semi akademi 3 tahun dan akademi 2 tahun. ADIA mempunyai 3 jurusan 1. Jurusan Pendidikan Agama, 2. Jurusan Bahasa Arab dan, 3. Jurusan

{ : }

BAB III

GAMBARAN UMUM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT DAN AKTIVITAS MAHASISWINYA

(40)

Khusus untuk Imam Tentara. Pimpinan ADIA pada saat itu adalah Prof. Dr. H.

Mahmud Yunus sebagai Dekan, dan Prof. Dr. H Bustami A Ghani sebaga Wakil

Dekan (Wadek).

Dalam perkembangan selanjutnya untuk meningkatkan pendidikan tinggi Islam

timbullah untuk menggabungkan PTAIN (Perguruan Tinggi Islam Negeri) di

Yogyakara, dan ADIA di Jakarta dalam bentu Universita Institut, usaha tersebut

berhasil dengan diresmikannya IAIN (Institut Agama Islam Negeri)

oleh mentri Agama di gedung kepatihan Yogyakarta,

berdasarkan Keppres RI No.11 tahun 1960, tanggal 24 Agustus 1960 (2 Robiul Awal

1380 H) kantor pusat IAIN pada saat itu berada di Yogyakarta. 1998/1999. Pada tahun 2000 dibuka program Agribisnis dan teknik informatika sama dengan IPB

(Institut Pertanian Bogor) dan BPPT, managemen dan akuntansi. Pada tahun 2001

diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekarja sama dengan IDB

(Islamic Development Bank), sebagai penyandang dana pembangunan yang modern

antara lain Mc. Gill University (CIDA), Leiden University (INIS), Universitas

Al-Azhar (Kairo), King Saud (Riadh), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian

Bogor (IPB) Universitas Muhamaddiyah Jakarta dan Universitas serta lembaga lainnya.

Langkah perubahan IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi dengan

(41)

No.4/KB/2001 dan Menteri Agama RI No.500/2001 tanggal 21 November 2001dan

disamping itu dua belas program studi Ilmu Sosialdan Eksakta mendapat rekomendasi

dari Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS dalam surat No.088796/MPN/2001

tanggal 22 November 2001.

Adapun peresmian IAIN menjadi UIN dilakukan oleh Wapres H. Hamzah Haz

tanggal 8 juni 2002 bersamaan dengan ulang tahun yang ke-45 dan Lustrum ke-9 serta

pemancangan tiang pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Cikal bakal fakultas Ushuluddin dan filsafat di UIN Syarif hidayatullah Jakarta bermula dari jurusan Da'wah wal Irsyad58 yang berdiri pada tahun 1959 pada masa

ADIA, adapun Fakultas Ushuluddin berdiri tanggal 5 Nopember 1962, diresmikan

oleh menteri Agama K.H. Syaifuddin Zuhri. Pada saat itu fakultas tersebut dibawah

pimpinan Prof. H. M Toha Yahya Omar, MA.59 Jurusa ini juga dikenal sebagai jurusan

khusus, karena mahasiswanyaterdiri dari imam-imam tentara yang diberi tugas

belajar, baik dari angkatan darat maupun angkatan udara. Pada tahun 1960, jurusan ini

juga dikenal dengan PT PAL (Pendidikan Tjalon Perwira Angkatan Laut) karena

mahasiswanya berasal dari Angkatan Laut.

Fakultas Ushuluddin pada tahun 1964 membuka jurusan pertama kalinya bernama

ilmu dakwah60 dan mengeluarkan sarjana pertama kalinya tahun 1968, itu

jurusan tersebut memisahkan diri menjadi fakultas tersendiri. Pada tahun 1967

(42)

tiga tahun kemudian telah melahirkan sarjananya. Pada 1982, fakultas yang

dikenal sebagai sarang pemikir kritis ini mendirikan jurusan Aqidah Filsafat. Dengan

berdirinya jurusan ini, maka semakin kukuh pula citra Ushuluddin sebagai

Fakultas pengusung pembaharuan pemikir Islam di Indonesia. Pada tahun 1989

fakultas Dakwah resmi mengeluarkan diri menjadi fakultas tersendiri, sebagai gantinga Ushuluddin membuka jurusan baru yaitu jurusan Tafsir Hadits yang akhirnya jurusan

yang paling diminati sampai sekarang

Tahun 1999/2000 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat membuka dua Program

studi sekaligus yaitu jurusan Sosiologi Agama dan Pemikir Politik Islam. Hal ini

muncul dari keinginan IAIN untuk mengadakan perubahan keindonesiaan61.

Pada tahun 2002 presiden RI mengeluarkan KEPPRES No.31 tahun 2002

tanggal 20 mei 2002 tentang perubahan IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama dengan itu fakultas ushuluddin berubah menjadi fakultas Ushuluddin dan

Filsafat.

Program studi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat terdiri dari :

Jurusan Perbandingan Agama dibuka tahun 1967. Pada awalnya dibuka program

Doktoral, namun karena besarnya miat masyarakat maka fakultas ini

menambah kelas sore pada tahun 1985 diperbolehkan lulusan SLTA untuk

(43)

Program Studi Aqidah Filsafat, dibuka sejak tahun akademik 1982/1983 sebagai

pengembangan diri jurusan yang ada penyelenggaraan program studi ini

dikukuhkan dengan SK menteri Agama No.E/48/1999 tentang penyelenggaran

jurusan dan program studi pada fakultas-fakultas dilingkungan IAIN.

Program Studi Tafsir Hadits, berdiri sejak 1 maret 1989 SK Rektor IAIN Jakarta

No.09 tahun 1989 tentang pembentkan jurusan Tafsir Hadits di bawah

naungan Fakultas Ushuluddin.

Program Studi Sosiologi Agama. Pembukaan program studi ini di mulai pada

tahun akademik 1999/2000 merupakan jawaban yang diberikan Fakultas

Ushuluddin terhadap kebutuhan masyarakat akan sarjana agama yang

memiliki wawasan ilmu social empiris.

Program Studi Pemikir politik Islam (PPI), dibuka sejak tahun akademik

1999/2000 sebagai pengembangan darijurusan-jurusan yang ada di Fakultas

Ushuluddin, PPI dikukuhkan dengan SK Rektor IAIN Jakarta No.30 tahun

2000 pada tanggal 26 April tentang penyelenggaraan jurusan dan program

studi pada fakultas-fakultas di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Namun, seiring waktu berjalan, berdilah Fakultas Ilmu dan Ilmu Politik

(FISIP) mulai tahun akademik 2009/2010,62 dan bersamaan dengan itu dua

jurusan di fakultas ushuluddin dan filsafat bergabung dengan fakultas tersebut,

(44)

Islam.

Sampai saat ini, jurusan yang ada di fakultas ushuluddin dan filsafat saat ini

adalah jurusan Tafsir Hadits, jurusan Aqidah Filsafat, dan jurusan

Perbandingan Agama.

Visi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) adalah menjadikan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat sebagai salah satu fakultas yang terkemuka dalam

pengembangan dan pengintegrasian ilmu-ilmu dasar keislaman dan ilmu-ilmu

sosial yang berdimensi etis, keindonesiaan, dan kemanusiaan63.

Misi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat64:

Melaksanakan pengajaran, pendidikan, dan pengembangan ilmu-ilmu dasar dan

ilmu-ilmu sosial islam, baik yang besifat teoritik dan aplikatif.

Memelihara tradisi keilmuan dan intelektual yang sudah baik dan sekaligus

mendorong penemuan teori-teori baru.

Memotivasi mahasiswa agar bersifat etis, berfikir rasional, analitis-kritis, dan

berorientasi pada pemecahan masalah, serta berpandangan jauh kedepan.

(45)

pengembangan ilmu-ilmu dasar dan sosial Islam.

Melaksanakan kerja samadengan lembaga intrauniversitas dan ekstrauniversitas

untuk memberi wawasan dan kesempatan yang luas kepada akademika

untuk ektualisasi diri.

Melaksanakan ekstrakulikuler yangg mendukung dan menumbuhsuburkan minat

dan bakat mahasiswa.

Memelihara dan meningkatkan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada

masyarakat.

Melakukan manajemen modern yang berbasis pada akuntabilitas, transparasi,

efisiensi, dan efektifitas.

Untuk mengetahui latar belakang mahasiswi, penulis melakukan sebuah

penelitian lapangan dengan menggunakan angket. Terdapat lima indikator untuk

mengetahui latar belakang mahasiswi, dan tiga indikator kontrol yang perlu diketahui agar tidak mempengaruhi variable yang hendak diukur, yaitu pengetahuan dan

pengamalan hadist tabarruj. Variable yang akan dikontrol diantaranya usia subjek,

Jurusan, semester, dan tempat tinggal, dengan cara membatasi karakteristik subjek,

(46)

Tinggal bersama orang tua, saudara, kost, atau suami.

Berdasarkan hasil penelitian, subjek 15% berusia 18 tahun, 5 % berusia 19 tahun,

30 % berusia 20 tahun, 40 % berusia 21 tahun, dan 10 % berusia 23 tahun.

18 thn 3 orang 15 %

19 thn 1 orang 5 %

20 thn 6 orang 30%

21 thn 8 orang 40 %

22 thn - 0 %

23 thn 2 orang 10 %

Data penelitian menunjukan subjek berasal dari jurusan Tafsir Hadist 80%,

Aqidah Filsafat 10%, dan Perbandingan Agama 10%. Terdiri dari 15 %

mahasiswi semester I, 25% semester III, 5% semester V, dan 55% semester

VII.

Tabel 1

Gambaran usia subjek penelitian

Usia Subjek Jumlah

Jumlah Persentase

(47)

Tabel 2

Gambaran Jurusan dan Semester Subjek Penelitian

Jurusan Semester

Jurusan Jumlah % Semester Jumlah %

Jumlah 20

orang

100% Jumlah 20 orang 100%

Tabel 3

Gambaran Umum Tempat Tinggal Subjek Penelitian

Tinggal Bersama Jumlah

Jumlah %

Tafsir Hadist 16 orang 80% I 3 orang 15%

Aqidah Filsafat 2 orang 10% III 5 orang 25 % Perbandingan

Agama

2 orang 10% V 1 orang 5%

VII 11 orang 55%

Subjek penelitian 60% tinggal bersama orang tuanya, 5% tinggal bersama saudara,

(48)

Orang Tua 12 orang 60%

Saudara 1 orang 5 %

Kost 6 orang 30%

Suami 1 orang 5%

Indikator yang penulis teliti untuk mengetahui latar belakang subjek yaitu

mengenai pendidikan terakhir sebelum masuk Fakultas Ushuluddin, Motivator atau

orang yang mendorong untuk masuk Fakultas Ushuluddin, Orang tua di

Masyarakat, pengalaman subjek memakai jilbab, dan kegiatan diluar kuliah.

Dari hasil data yang diperoleh dapat terlihat pendidikan terakhir subjek

75 % dari 20 sampel adalah lulusan Madrasah Aliyah, 20 % lulusan Pesantren,

dan 5 % pendidikan umum. Motivator masuk Fakultas Usuluddin pada subjek penelitian didapatkan data 55 % dimotivatori oleh orang tua, dan 45 % oleh

diri sendiri. Peran orang tua subjek dimasyarakat 60 % masyarakat sipil, 35 %

tokoh agama, dan 5 % tidak tahu peran orang tuanya di masyarakat.

Pengalaman memakai jilbab 50 % menggunakan jilbab dimulai ketika Baligh, 45 % Sejak kecil, dan 5 % ketika masuk kuliah.

(49)

Tabel 4

Gambaran Umum Subjek

Pendidikan Terakhir

Motivator masuk Fak. Ushuluddin

Peran Orang tua di Masyarakat

Pengalaman Memakai jilbab

Jumlah 100% Jumlah 100% Jumlah 100% Jumlah 100

%

Aktivitas Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Pesantren 20 % Diri

Sendiri

45 % Tokoh Agama

35 % Sejak Kecil

45 %

MA 75 % Orang

Tua

55% Sipil 60 % Baligh 50 %

Umum 5 % Teman 0% Tidak

Tahu

5 % Kuliah 5 %

Sekilas tentang aktivitas mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Sarlito

Wirawan Sarwono dalam tesisnya mendifinisikan mahasiswa sebagai orang

(50)

tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun65 , sedangkan menurut peraturan

pemerintah RI No.30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi, mahasiswa adalah

peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu.66

Kegiatan-kegiatan mahasiswa dinaungi oleh lembaga yang ada di fakultas,

yang ada di fakultas, yang terbagi dalam beberapa tingkat, diantaranya:

Tingkat Universitas

Lembaga mahasiswa yang ada di universitas terdiri dari: (KMU) Kongres

Mahasiswa Universitas, (DPMU) Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas, (BEMU)

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas, dan (UKM) yang di dalamnya meliputi:

(KPA.Arkadia) Kelompok Pecinta Alam. Arti Keagungan dan Indahnya Alam, (Teater

Syahid), (KSR-PMI) Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia, (MENWA) Resimen

Mahasiswa, (KMM-RIAK) Komunitas Musik Mahasiswa - Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan, (KOPMA) Koperasi Mahasiswa, (PRAMUKA) Praja Muda Karana,

(HIQMA) Himpunan Qori dan qoriah Mahasiswa, (LDK) Lembaga Dakwah Kampus,

(PSM) Paduan Suara Mahasiswa, (Flat Bahasa), (FORSA) Federasi Olah Raga, (KMF-Kalacitra) Komunitas Mahasiswa Fotografi, dan (LPM-Institut) Lembaga Pers

(51)

Tingkat Fakultas

Dalam lembaga kemahasiswaan semua fakultas terdiri atas: (DPMF) Dewan

Perwakilan Mahasiswa Fakultas, (BEMF) Badan Eksekutif Fakultas,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat juga sangat konsen terhadap penerbitan jurnal sebagai media publikasi bagi civitas akademika dalam rangka menunjang kegiatan

pendidikan dan komonikasi internal maupun eksternal yang benama REFLEKSI,

mulai terbit tahun 1998, frekuensi penerbitan dalam kurun waktu setahun 3X.

Tingkat Jurusan

Lembaga Kemahasiswaan pada semua tingkat jurusan / Program Studi

terdapat beberapa lembaga, antara lain: (DPMJ) Dewan Perwakilan Mahasiswa

Jurusan dan (BEMJ) Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan.

Lembaga Ekstra Kampus

Selain lembaga kemahasiswaan yang bersifat intra kampus terdapat juga

beberapa organisasi ekstra kampus yang menjadi kegiatan mahasiswa mulai dari

forum diskusi sampai forum aksi.

(52)

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia),

IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), LS-ADI (Lembaga Studi Advokasi

Demokrasi Indonesia), KOMPAK (Komite MahasiswaAnti Kekerasan), KAM-UIN

(Kesatuan Aksi Mahasiswa - UIN), FORMACI (Forum Mahasiswa Ciputat), FMN (Front Mahasiswa Nasional)

Ada pula organisasi primordial sebagai wadah para alumni Pon-Pes ataupun

daerah, pada intinya mayoritas lembaga-lembaga ekstra di latar belakangi

oleh keinginan untuk mengembangkan kapasitas intelektual mahasiswa mayoritas

lembaga-lembaga tersebut adalah kedaerahan.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mendapatkan data 20% dari jumlah

subjek penelitian bekerja diluar kegiatan kuliah, 15 % berorganisasi, dan 65 %

melakukan kegiatan lainnya, seperti mengikuti kajian, diskusi, seminar, pengajian, bermain olahraga, dan sebagainya.

Kerja 4 orang 20 %

Organisasi 3 orang 15 %

DLL (Pengajian, diskusi, seminar, dsb)

13 orang 65 % nongkrong,

nongkrong,

Tabel 5

Gambaran Kegiatan Subjek diluar Kuliah

Kegiatan Jumlah %

(53)

BAB IV

Analisis Pemahaman Dan Pengamalan Hadis Terhadap Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Taahun 2011 Tabarruj

(54)

tindak kegiatan baik secara fisik maupun non-fisik.Padahal di Indonesia ini

mayoritas penduduknya beragama Islam, dimana membaca Al-Quran menjadi suatu

kewajiban. Terlebih lagi dengan hadirnya perguruan-perguruan tinggi agama Islam,

baik negeri maupun yayasan.Hal ini seharusnya memperbesar kesempatan untuk mempelajari agama Islam (Al Quran dan Hadis).Sehingga prilaku yang

menyimpang dari syariah Islam.Begitu pula dengan adanya Fakultas Ushuluddin yang

notabene mempelajari asal usul, pokok ajaran agama Islam.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk melihat relevansi antara pengetahuan hadis dan pengamalannya, dengan subjek penelitian mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang memang mempelajari pokok-pokok agama

Islam.

Penelitian ini terdiri dari 20 subjek, terdiri dari tiga jurusan Hadist,

Aqidah Filsafat, Perbandingan Agama) dan empat jenjang semester (I,III,V,VII), dan

berusia 18-23 tahun seperti yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan teknik angket, observasi, dan wawancara terhadap

responden dan orang-orang yang berada disekitar responden ( .

Peneliti mewawancara 5 orang responden dari mahasiswi merupakan subjek

penelitian.

tabarruj

tabarruj

(55)

Pengolahan Data

Pengetahuan Hadis

Tabel 5

Gambaran Pengetahuan Hadis Tabarruj

Tabarruj

Penulis melakukan penelitian mengenai pengatahuan mahasiswi

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dengan menggunakan angket, yang terletak

pada point nomor 7, 8, dan 9.

Berdasarkan hasil penelitian, pada point nomor 7 tentang pengetahuan

tabarruj, 0% menjawab sangat tahu, 65% menjawab tahu, 35% menjawab

tidak tahu. Point no. 8 tentang pengetahuan hadis , 5% menjawab

sangat tahu, 25% menjawab tahu, dan 70% menjawab tidak tahu. Dan point

no. 9 tentang larangan bersolek pada wanita dalam Islam, 0% menjawab

sangat tahu, 85% menjawab tahu, 15% menjawab tidak tahu. Artinya,

sebanyak 65% mahasiswi Fakultas Ushuluddin tahu mengenai , 70% mahasiswi Fakultas Ushuluddin tidak tahu hadis tentang , dan 85 %

mahasiswi Fakultas Ushuluddin tahu bahwa Islam melarang wanita untuk

bersolek.

tabarruj

(56)

Pengetahuan Tabarruj Pengetahuan Hadis Pengetahuan Larangan Bersolek bagi Wanita dalam Islam

Jawaban Jumlah % Jawaban Jumlah % Jawaban Jumlah %

Pengamalan Hadis

Berdasarkan table tersebut dapat dilihat 65% subjek penelitian

mengetahui apa itu , tetapi 70% tidak tahu hadis , artinya dari 35% subjek penelitian yang tidak tahu tentang , bertambah 35%

subjek yang tahu tentang tapi tidak tahu hadisnya. Dan untuk

pengetahuan tentang Islam melarang wanita untuk bersolek 85% subjek tahu.

Pada penelitian ini penulis lebih menekankan pada pengamalan

hadis, maka indikasi yang diukurpun lebih banyak. Terdapat 12 point

pertanyaan mengenai pengamalan hadis dari 20 point pertanyaan

tabarruj tabarruj

tabarruj tabarruj

(57)

yang diajukan. Yaitu pada point nomor 6, 10,11,12, 13,14, 15, 16, 17, 18,19,

dan 20. Pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan tingkah laku sehari-hari,

cara berpakaian dan berpenampilan, dan pandangan terhadap diri sendiri,

orang lain, dan Fakultas Ushuluddin mengenai cara berpakain dan pergaulan.

Dari 20 subjek penelitian, didapat 30 % menjawab sering

menggunakan dalam keseharian, 60% kedang-kadang menggunakan

, dan 10% tidak pernah menggunakan Dalam pertanyaan

mengenai pandangan apakah mahasiswi Fakultas Ushuluddin pantas

menggunakan busana yang menampakan bentuk tubuh,10% menjawab pantas, 75% menjawab tidak pantas, dan 15% menjawab biasa saja.

Pertanyaan mengenai pergaulan dengan lawan jenis, 20% sering

bergaul dengan lawan jenis, 70% menjawab kadang-kadang, dan 10%

menjawab tidak pernah. Untuk pertanyaan mengenai pengamalan hadis , 20% menjawab sudah mengamalkan hadis , 40% menjawab

sesekali, dan 40% menjawab tidak pernah. Pada pertnayaan mengenai

perasaan ketika menggunakan pakaian islami (busana muslim), 60% menjawab senang, 35% menjawab biasa saja, dan 5% menjawab risih

menggunakan busana muslim. Dan untuk pertanyaan mengenai penggunaan

pakaian ketat, 5% menjawab sering, 30% menjawab sesekali, dan 65%

menjawab tidak pernah. Pertanyaan mengenai tindakan atau prilaku yang dilakukan ketika meluhat mahasiswi lain berdandan berlebihan, 30%

make up

make up make up.

(58)

menjawab menegur, 70% menjawab abaikan saja, dan 0% untuk jawaban

mencontohnya. Pertanyaan mengenai perasaan ketika bentuk tubuh subjek

dilihat oleh lawan jenis, subjek menjawab senang sebesar 0%, subjek menjawab biasa saja sebanyak 10%, subjek menjawab risih sebanyak 90%.

Berhias diri

pantas atau tidaknya

mahasiswi Fakulatas

pergaulan di Fakultas

(59)

Pergaulan dengan lawan Pengamalan Hadis Sudah

4 orang Tindakan ketika melihat

mahasiswi lain

Ditegur mengenai cara

(60)

Pandangan terhadap

cara berpakaian diri

sendiri

tergolong wanita yang

melakukan

Perasaan ketika bentuk

tubuh dilihat oleh lawan

jenis

Data diatas merupak hasil pengolahan data terhadap analisi angket tentang

pengetahuan dan pengamalan dan hadistnya. Sementara hasil wawancara

dengan 5 orang responden menunjukan bahwa, rata-rata dari kelima responden

menyatakan senang, dan merasa biasa jika wanita mengunakan make up, sementara

mengenai pandangan dan perasaan menggunakan pakaian ketat dan pakaian

muslimah, didapatkan jawaban yang bervariatif, berikut kutipannya,

Ketika penulis bertanya tentang cara berpakaian mahasiswi pada kuliah,

Apakah anda suka berhias diri dan berpakaian ketat, kenapa? Ada yang menjawab tabarruj

Gambar

GAMBARAN UMUM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT DAN
Tabel 1Gambaran usia subjek penelitian
Tabel 2Gambaran Jurusan dan Semester Subjek Penelitian
Tabel 4Gambaran Umum Subjek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Damayani (2015) yang menganalisis faktor pengetahuan dan sikap ibu terhadap ketepatan pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kabupten

In the process of teaching and learning vocabulary through Wall Dictation the teacher explain the material well and then the teacher explained about Wall Dictation and the rules

[r]

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Penulis menyusun contoh kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin kedalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Mandarin, dengan

Tabel 2 menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan penderita TB Paru melakukan kontrol ulang secara rutin diperoleh hasil bahwa sebanyak 22

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT. Keuntungan revaluasi

yang terdapat dalam tuturan tersebut ialah tindak tutur direktif karena penutur meminta mitra.. tutur untuk melakukan sesuatu yang termasuk ke dalam kategori verba meminta