• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENULIS CERPEN

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 102-108)

RIBUAN ARTEFAK BATAK DI MUSEUM EROPA

17. MENULIS CERPEN

Pengertian cerpen menurut Edgar adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk. Kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Di dalam cerpen terdapat tiga jenis ;

1. Cerpen yang pendek atau cerpen pendek, yaitu panjang tulisan berkisar 500-750 kata.

2. Cerpen sedang, yaitu cerpen yang panjangnya 750-1000 kata. 3. Cerpen yang panjang, panjangnya berkisar 1000-ribuan kata. Lebih lanjut Edgar memaparkan, dalam cerpen antara lain :

 Cerpen harus pendek

 Cerpen harus diarahkan pembuatan efek tunggal dan unik

 Cerpen harus ketat dan padat  Cerpen harus tampak sungguh

 Cerpen harus member kesan tuntas Sedangkan teknik menulis cerpen meliputi :

 Bahan menulis : televisi, koran dan peristiwa nyata

 Bahasa yang digunakan cenderung menggunakan bahasa yang hidup, menimbulkan kesan mendalam.

 Memahami pengetahuan mengenai aliran sastra dan ilmu psikologi, sosiologi dan religi.

Selain hal-hal diatas, membuat cerpen harus bisa membuat pembuka yang baik, tokoh yang hidup, dan alur yang menarik.

Untuk memperdalam pemahaman kalian tentang penulisan cerpen, lebih lanjut perhatikan uraian berikut ini.

Meskipun tubuhku telah rapat didekapan ibu, masih saja kurasakn dingin menggigit. Tetes hujan yang masih satu-satu memperbasah badanku. Aku menggigil makin keras. Ibu memelukku makin erat. Kurasakan hawa kedamaian merasuk sukma walau rasa dingin terus menggigit. Kulihat wajah ibuku, mata ibuku menatap penuh kasih.

‘”Bersabarlah, Nak. Sebentar lagi hujan reda dan kita akan segera sampai.” Bisik ibuku lembut. Aku hanya bisa mengangguk, untuk sekadar

mengiyakan perkataan ibu, bibirku bergetar itupun terasa berat menahan dingin. Aku tak mampu berucap apapun.

Cerita di atas menggambarkan ketunggalan pikiran, yang tampak pada laku tokoh “aku”. Dapatkah kalian menuliskannya ?

 Rumah tahanan ini rasanya menebarkan aroma pengasingan. Terasa pada tatapan mata yang kosong. Loromg-lorong angkuh membatasi mata memandang. Jeruji besi yang karatan menemani mereka menghitung hari. Mungkin juga segumpal penyesalan menyembul di dada mereka.

Cerita di atas terasa ketat dan padat bukan ? Hal itu disebabkan karena tulisan itu mampu memadatkan detil rumah tahanan (rutan) tanpa membuat detil-detil panjang yang akan membuat pembaca (penikmat) menjadi jenuh. Kalimat pertamanya merupakan pemicu utama pada emosi pembaca yang diikuti kalimat berikutnya sekadar penjelas kalimat tersebut. Coba buatlah kalimat pembuka seperti di atas yang mengesankan obsesional dan emosional !

 Anissa melihat jam dinding di kamarnya. Sudah pukul 5 pagi. Matahari menjelang terbit. Ia segera bangkit dari tidurnya. Penuh semangat. Seperti semangat matahari yang membagi cahayanya kepada seluruh isi bumi. Hatinya berbunga. Rasanya ingin cepat siang. Ia pencet nomer ponsel, belum aktif. Hanya terdengar suara operator. “Mungkin dalam perjalanan”. Bisik hati Anissa.

Cerita di atas menggambarkan hal yang nyata, suasana pagi, jam, matahari, ponsel. Namun pembaca merasa “enak membaca” karena cerita dikemas dalam ungkapan yang berbeda yang tidak membuat jenuh pembaca. Silakan kalian coba mengungkapkan hal yang senada !

 Tak ada kata-kata. Tak ada air mata. Tak ada saling menyalahkan lagi ketika ibu membaca catatan harian Ari pada malam sebelum Ari dijemput ajal. “ Barang siapa dipimpin oleh seorang penguasa, kemudian ia melihat penguasa tersebut terjatuh ke dalam perbuatan kemaksiatan tersebut, namun janganlah hal itu menyebabkan tidak taat. “Makanya ketika kutemui hal semacam ini, jalan yang bisa kutempuh hanyalah bersabar dan menyerahkan urusan mereka kepada sang pencipta….”

Paragraf penutup cerita di atas memunculkan teka-teki yang membuat imajinasi pembaca bangkit. Pembaca menentukan apa maksudnya, tidak dengan menggurui. Akan muncul berbagai dugaan mengapa Ari mati ? Mengapa ia rela bersikap seperti itu ? ada masalah misterius apa ? Cobalah kalian buat penutup cerpen yang penuh imajinasi !

Untuk pengetahuan tambahan, berikut ini hal-hal penting yang juga harus kalian pahami.

1. Bahan menulis

Bahan dasar menulis cerpen adalah tema. Tema merupakan ide yang mendasari cerita. Secara umum tema cerpen dibagi menjadi tiga :

a. Estetis, yaitu tema tentang keindahan baik titk maupun psikis misalnya percintaan.

b. Etis, yaitu tema yang berkaitan dengan idealisasi yang ada di masyarakat seperti kepahlawanan.

c. Religius, yaitu tema yang berbau ketuhanan.

Tema-tema di atas bukanlah harga mati , artinya bisa saja dikembangkan ke tema-tema yang lain. Tema itu akan muncul jika berinspirasi misalnya saat melihat tayangan televisi, membaca koran, menyaksikan peristiwa nyata, dan sebagainya.

2. Bahasa dalam cerpen

Bahasa dalam cerpen cenderung konotatif dan ambigu, dengan jenis ini cerpen akan menjadi hidup, tidak kering, dan bersemi.

3. Aliran-aliran sastra

a. Realisme, menggambarkan kenyataan secara utuh, apa adanya tanpa ada manipulasi.

b. Romantisme, mengarah pandangkan mengenai konsep sesuatu yang indah.

c. Naturalisme, menggambarkan sesuatu apa adanya seperti keadaan aslinya.

d. Eksistensialisme, memegang konsep bahwa manusia adalah sosok yang bebas namun bertanggung jawab. Dengan demikian menggambarkan kebebasan yang disertai tanggung jawab.

Beberapa cara menukis cerpen 1. Cara menulis pembuka cerpen

Menulis pembuka cerpen merupakan seni tersendiri. Pembuka yang menarik akan memikat pembaca untuk masuk ke dunia imajinasi yang diciptakan penulis cerita. Cara menulis pembuka bisa dimulai dengan deskripsi orang, tempat, ataupun suasana.

2. Cara menulis tokoh yang hidup

Tokoh yang hidup tampak dalam penggambaran karakternya, bagaimana gambaran tokoh yang emosional, egois, pemarah, peramah, dsb.

3. Cara menulis alur yang hidup

Alur dapat dibuat melali jalinan waktu maupun hubungan sebab akibat. Secara singkat dibagi menjadi tiga yaitu perkenalan (awal), tengah (konflik), dan akhir (penyelesaian). Presentase ketiganya bergantung kepada suasana hati, masalah yang disuarakan, kebutuhan akan hiburan, atau misi yang tersembunyi.

4. Cara menulis latar

Latar merupakan saran karena dari latar ini muncul dan dari tokoh muncul konflik sehingga tercipta alur. Pemahaman latar melalui nilai informatif (informasi mengenai banyak tempat), emotif (menghayati), dan ekspresif (mengungkapkan kembali demi kepentingan cerita). Penulis cerita yang dapat menggambarkan imajinasinya tentang latar yang bersifat geografis, budaya, maupun yang abstrak akan menghasilkan tulisan yang menarik & indah.

5. Cara menulis penyelesaian

Penyelesaian cerita ada tiga, yaitu senang, sedih dan menggantung. Permainan emosi dalam cerita bergantung kehendak penulis atau teks yang sudah menggejala kuat selama proses penulisannya.

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 102-108)

Dokumen terkait