• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENULIS RESENS

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 97-102)

RIBUAN ARTEFAK BATAK DI MUSEUM EROPA

16. MENULIS RESENS

Kalian tentu sudah pernah membaca resensi buku di surat kabar atau majalah. Apakah resensi itu ? untuk dapat memahami hakikat dan pengertian resensi buku, coba perhatikan baik-baik contoh resensi berikut ini !

Judul buku : Daulat Raja menuju Daulat Rakyat Demokratisasi Pemerintah di Yogyakarta

Penulis Penerbit Edisi Tebal : : : : Tri Yunianto

Cakra books Solo 1 November 2010 XVI + 134 halaman

Polemik keistimewaan Jogja masih terus bergulir. Kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono ( HB ) X sebagai Gubernur DIY yang akan berakhir bulan Oktober 2011 masih diliputi tanda tanya, akankah pada masa yang akan datang jabatan gubernur ditetapkan dan Sultan kembali menjabat, ataukah akan dilakukan Pilkada sebagaimana daerah lain ? Bisakah keistimewaan itu tetap terjaga ?

Dua pertanyaan tersebut sempat menjadi kontroversi bahkan mengusik ketenangan rakyat Yogyakarta yang selama ini tentram dengan keberadaan pemimpinnya, yang sejak dahulu kala sudah ditetapkan Sultan sebagai gubernur dan Paku Alam sebagai wakil gubernur. Namun saat ini payung hukum untuk mengatasi polemik ini pun tak kunjung selesai digodok. Di satu pihak Presiden menghendaki pemerintahan monarki segera diakhiri kemudian jabatan gubernur dipilih melalui pilkada. Di lain pihak, masyarakat DIY minta keistimewaan di Jogja yang identik dengan ditetapkannya sultan menduduki jabatan gubernur dipertahankan.

Banyak komentar dan saling mengecam satu dengan yang lainnya. Presiden SBY diminta menghargai pengorbanan raja Jogja Sri Sultan HB IX yang dulu telah banyak berkorban demi tegaknya pemerintahan RI. Ketika

pada awal pemerintahan RI yang hanya tersisa DIY, pusat pemerintahan dipindahkan dari Jakarta ke Jogja. Presiden Soekarno dan wakilnya sempat diboyong ke Jogja serta mendapat perlindungan Sultan. Karena jasa-jasa seperti itulah ( salah satunya ) maka Jogja dijadikan daerah istimewa.

Kini, keistimewaan itu diusik. Dan buku ini terbit persis ketika DIY sedang terusik. Oleh karena itu, momentum ini sangat tepat. Buku ini dibagi lima bab. Dalam Bab I diuraikan peran rakyat dalam pemerintahan. Bab II, sejarah sosial Yogyakarta, Bab III, terbentuknya lembaga demokrasi di Yogyakarta. Bab IV, proses demokrasi di Yogaykarta. Bab V, daulat raja menuju daulat rakyat. Sumbanga pemikiran dalam buku ini bisa menjadi referensi sebelum RUUK Jogja diputuskan. Buku ini cocok dibaca untuk semua kalangan yang ingin mengetahui sejarah DIY beserta keistimewaannya. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran mungkin agak susah mendapatkan buku ini karena belum tersedia di semua toko buku. Setelah membaca contoh resensi di atas, untuk meningkatkan pemahaman kalian, cobalah jawab pertanyaan berikut ini !

a. unsur-unsur apa saja yang dikemukakan oleh penulis dalam buku yang kalian baca ?

b. apa yang ingin disampaikan oleh penulisnya ? c. apa tujuan yang ingin dicapai dengan teks ini ?

jika sudah kalian jawab pertanyaan di atas, sebenarnya kalian sudah melakukan tahap-tahap secara induktif dalam rangka memahami hakikat dan pengertian resensi buku.

Resensi artinya “pertimbangan” atau “perbincangan”. Resensi buku artinya pertimbangan atau perbincangan terhadap sebuah buku. Tujuannya adalah menunjukan kepada khalayak apakah karya itu pantas dibaca ataukah tidak.

Perbincangan yang dimaksukan adalah tulisan yang dimuat di media massa cetak yang berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku, menarik atau tidaknya tema buku dan isi buku, kritikan dan dorongan kepada khalayak ramai tentang perlu tidaknya suatu buku dibaca, dimiliki atau dibeli.

Untuk menghasilkan resensi yang baik, kalian perlu memahami bakal dasar resensi. Hal-hal apa saja yang perlu kalian perhatikan ?

1. Memahami tujuan penulis

Tujuan penulis dapat siketahui dari kata pendahuluan yang dibuat oleh penulis buku yang di resensi.

2. Memiliki tujuan resensi

Kepedulian peresensi terhadap pembaca dengan memberikan pilihan- pilihan bagi pembaca terhadap kehadiran buku tersebut. Bisa saja peresensi mengajak pembaca untuk membaca buku yang baru terbit,

memberi peringatan agar hati-hati terhadap buku tersebut atau bahkan melarang calon pembaca agar tidak membaca buku tersebut.

3. Mengenali selera dan tingkat pemahaman pembaca

Ini merupakan pengetahuan tentang pangsa pasar yang dibidik penerbit ketika memutuskan menerbitkan buku tertentu.

4. Menguasai berbagai disiplin ilmu

Peresensi perlu memberikan evaluasi tentang kelebihan dan kekurangan/ kelemahan buku.

5. Memiliki sifat “kutu buku” dan menjadi “kolektor buku”

Orang yang memiliki sifat tersebut, memiliki peluang memberikan informasi yang lebih komprehensif terhadap buku yang diresensi. Ia tidak perlu susah-susah mencari bahan karena sifat yang dimiliki dan kepemilikan banyak buku dirumahnya membuat ia mudah menemukan informasi yang dicarinya.

Setelah memiliki bekal dasar meresensi, selanjutnya perlu kalian pahami struktur tulisan resensi. Sebuah resensi berisi 3 bagian :

1. Bagian Pendahuluan

Bagian ini berisi karakteristik fisik dari sebuah buku yang diresensi, berupa :  Judul buku  Pengarang  Penerbit  Tahun terbit  Cetakan ke-  Jumlah halaman  Ukuran buku  Harga buku 2. Bagian isi

Bagian ini merupakan bagian penting yang paling banyak menyita jumlah baris dan halaman. Bagian ini menduduki presentase paling besar. Bagian ini berisi ulasan tentang judul atau tema buku,

paparan isi buku (mengacu daftar isi) atau gambaran tentang isi buku, dan informasi tentang latar belakang serta tujuan penulisan buku. Perlu juga diulas tentang gaya penulisan, perbandingan buku dengan buku lain yang bertema sama, atau buku lain yang ditulis oleh penulis yang sama. Bagian ini lebih kompleks dan lebih berat, kemampuan dan kegemaran membaca buku pada diri peresensi amat dituntut dalam tahap ini.

3. Bagian penutup

Bagian ini berisi penilaian terhadap kualitas isi buku secara keseluruhan, menilai kelebihan atau kekurangan buku, memberi kritik atau saran kepada penulis dan penerbitnya serta memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli pembaca. Pada tahap ini, peresensi dapat memberikan saran-saran kepada penerbit terhadap perbaikan-perbaikan kelemahan yang ada. Misalnya, peresensi memberikan saran terhadap penyuntingan, cover sampul, dan perwajahan.

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 97-102)

Dokumen terkait