• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENULIS NARAS

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 32-38)

Sebelumnya kalian telah mempelajari cara menulis dongeng. Kali ini kita akan melanjutkan ke menulis narasi. Tahukah kalian apakah narasi itu ? Narasi adalah suatu corak karangan atau wacana yang menceritakan atau mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian dalam suatu rangkaian waktu. Pengisahan ini diharapkan dapat membawa pembaca kepada suatu suasana yang membuatnya seolah-olah seperti menyaksikan sendiri kejadian atau peristiwa yang disampaikan itu. Dengan demikian yang terpenting dalam narasi yaitu adanya kejadian serta latar waktu dan tempat.

Narasi sebagai suatu karangan sebetulnya mempunyai unsur-unsur yang saling terkait dan mendukung. Yang termasuk unsur narasi yaitu :

1. Alur (plot)

Alur ini merupakan penceritaan berbagai peristiwa yang tersusun secara runtut dan memiliki hubungan kausalitas. Alur yaitu hubungan fungsional antar unsur yang timbul dari perilaku dan perbuatan, karakter, suasana hati, dan pikiran, serta sudut pandang yang ditandai oleh berbagai konflik dan klimaks dalam suatu rangkaian peristiwa yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi. Unsur-unsur itu berhubungan sebab akibat secara wajar atau logis. Secara umum alur narasi terdiri atas pendahuluan; perkenalan; pengembangan : pertikaian, perumitan, dan klimaks; dan penutup : peleraian. Namun kenyataanya ada pula narasi yang alurnya menyimpang dari pola tersebut. Penyimpangan ini dinamakan sorot balik (flash back).

2. Latar (setting) yaitu waktu , tempat, dan suasana yang melingkupi terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dalam cerita.

3. Tokoh yaitu pelaku yang terlibat dalam sebuah cerita. Setiap tokoh yang muncul memiliki watak/karakter yang disajikan secara analitik, dramatik, atau analitik dan dramatik. Penggambaran karakter tokoh disebut penokohan.

4. Sudut Pandang atau pusat pengisahan.

Sudut pandang ini merupakan posisi pengarang dalam sebuah cerita. Untuk keperluan penceritaan dia dapat menggunakan sudut pandang orang pertama (pencerita akuan) atau sudut pandang orang ketiga (pencerita diaan) karena menggunakan nama, gelar, atau kata ganti dia.

Makna karangan narasi biasanya tersirat dalam cerita itu sendiri. Ia merupakan hasil penafsiran penulis, yang mungkin saja tidak sama dengan sikap pengarang sesungguhnya.

Karakteristik narasi seperti yang disebutkan di depan secara dominan merupakan ciri-ciri narasi sugestif yaitu karangan kesastraan yang dimaksudkan untuk membangkitkan daya imajinasi pembaca. Ada bentuk narasi lain yaitunarasi eksplositoris yaitu karangan yang menyajikan sesuatu yang faktual untuk menambah keluasan pengetahuan atau informasi pembaca.

Bagaimana dengan penjelasan di atas ini ? Menulis karangan bercorak apapun sebenarnya tidak jauh berbeda seperti yang telah kalian pelajari sebelumnya. Begitu pula halnya dengan menulis narasi :

Baiklah, untuk kepentingan menulis narasi ini ada beberapa hal yang harus kalian persiapkan yaitu :

1. Menentukan tema dan amanat Mau menulis tentang apa ?

Pesan apa yang akan kalian sampaikan melalui tulisan itu ? 2. Menetapkan sasaran

Siapakah yang akan membaca tulisan kalian itu ? Anak-anak, remaja, atau orang dewasa.

3. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.

- Kejadian apa yang akan dimunculkan ? - Apakah kejadian itu penting ?

- Adakah kejadian penting yang belum tertampilkan ?

4. Membagi peristiwa-peristiwa ke dalam bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup cerita.

- Peristiwa apa yang cocok untuk setiap bagian cerita ?

- Adakah peristiwa itu telah tersusun secara logis dan memiliki hubungan sebab akibat yang wajar ?

5. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam peristiwa pendukung.

- Kejadian penting dan menarik apa saja yang berkaitan dan mendukung peristiwa utama ?

6. Menyusuri tokoh perwatakan, latar, dan pusat pengisahan/sudut pandang.

Nah, berdasarkan perencanaan di atas, kalian sebenarnya telah siap untuk menulis narasi secara lengkap. Namun, ada pula penulis yang bertolak dari rencana menulis ikhtisar cerita yang akan dikembangkanya dalam satu atau dua alenia. Ini dilakukan untuk mempermudah penulis, terutama penulis pemula, dalam mengembangkan karanganya. Bagi penulis pemula “Ikhtisar karangan” itu dapat memberinya pedoman dan gambaran utuh mengenai cerita yang akan ditulisnya sehingga dapat menulis lebih lancar dan terarah. Bagaimana dengan kalian ? Mau mencoba ? Baiklah, sebelum kalian mencoba memulai menulis, terlebih dahulu bacalah contoh narasi sederhana berikut ini !

1. Narasi Ekspositoris

Ciri-ciri bonsai adalah : kerdil, berbentuk indah dan tua. Cara mengerdilkanya ialah dengan menanam pohon itu dalam tempat yang kecil (terbatas) seperti : pot, rongga, dan sebagainya. Tempat dan tanah yang terbatas ini akan membatasi pertumbuhan tanaman. Kemudian membuang semua tunas baru terus-menerus kecuali tunas baru itu diperlukan untuk penyempurnaan bentuk. Dengan membuang tunas-tunas ini, bagian-bagian lain dari pohon tumbuh menjadi lebih sempurna,

sehingga bentuk asli pohon itu dapat dipertahankan. Kemudian pada waktu-waktu tertentu dikurangi akarnya. Dengan demikian pertumbuhan batang, dahan, dan ranting akan terhambat. Bonsai ini hendaknya diletakkan di tempat yang mendapat sinar matahari penuh sepanjang hari dan mendapat angin secukupnya untuk mempercepat penguapan. Selanjutnya diperpendek batangnya dengan memotong pucuknya. Hal dapat dilakukan berulang-ulang sesuai dengan keinginan kita.

2. Narasi Sugestif

Ayah melepaskan syal hitam putih itu dan melilitkan pada leher Tina hingga menutupi mulutnya. Hidung dan lehernya sekarang terasa lebih hangat saat ia menghembuskan nafasnya, meski saat menarik nafasnya syalnya yang lembab itu melekat dengan sentuhan rasa dingin pada dagunya.

Sopir bus itu tengah mengerjakan sesuatu di tengah jalan. Dia memperbaiki busnya untuk waktu yang cukup lama. Sementara itu, para penumpangnya dengan setengah menggigil, mondar-mandir seraya menggerak-gerakkan kakinya.

“Wuh, dinginya !”

“Ayah !” ucap Tina. Syalnya seketika dipenuhi uap dari hembusan nafasnya.

“Ayah, yang di sana itu pohon apa ?” si Ayah memperhatikan pohon itu beberapa saat.semua tegak berdiri, ramping, dan lurus seperti lilin.

Ranting-rantingnya yang rapat tertutup salju seolah-olah menjadi pohon yang sama sekali putih.

Dalam dokumen AYO, MENULIS APA SAJA ! TAHUN 2011 (Halaman 32-38)

Dokumen terkait