• Tidak ada hasil yang ditemukan

menyeru kebaikan & mencegah keburukan, di atas landasan iman

Amar Ma’ruf

Nahi Munkar

menyeru kebaikan & mencegah keburukan,

di atas landasan iman

َنوُرُمۡأَت ِساَّنلِل ۡتَجِرۡخُأ ٍةَّمُأ َ ۡ�َخ ۡمُتنُك

ِفوُرۡعَمۡلٱِب

ِۗ َّ�ٱِب َنوُنِمۡؤُتَو ِرَكنُمۡلٱ ِنَع َنۡوَهۡنَ�َو

Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang menyeru pada kebaikan (amar ma’ruf), mencegah

kemunkaran (nahi munkar), serta mengimani Allah. QS Ali Imran [3]: 110 92

Amar ma’ruf nahi munkar adalah dua tiang pokok dalam membentuk tatanan masyarakat Islam. Keduanya merupakan sikap dan tindakan untuk mewujudkan misi

rahmatan lilalamin , yakni ‘menghadirkan kebaikan bagi seluruh alam’, yang merupakan tujuan dari risalah Islam.

92 Lihat juga QS 3: 104, 114; QS 7: 157; QS 31: 17; QS 22: 41; QS 9: 71, 112

Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, serta saling menasihati dalam kebenaran, dan

saling menasihati dalam kesabaran. QS ‘Ashr [103]: 1-3

“Agama adalah nasihat,” dengan tegas Nabi mengulang kalimat ini sebanyak tiga kali.93 Maka berbuat kebajikan dan saling menasihati adalah serangkaian hal yang semestinya senantiasa mengisi keseharian seorang muslim. Bukan sekadar kebajikan dan nasihat biasa, melainkan yang dilandasi oleh iman—atas dasar dan alasan tauhid.

Setiap muslim wajib untuk senantiasa mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Islam bukan ajaran pasif, maka tak pantas bagi muslim jika hanya menghindar dan sekadar lari dari keburukan tanpa berupaya mencegah atau menghapusnya.

Demikianlah hakikat hidup seorang muslim. Sesiapa yang terlepas dari itu, maka ia divonis telak sebagai orang yang merugi, karena di kehidupan yang hakiki kelak ia dipastikan tidak akan menggapai keselamatan—artinya, Surga tak dipantaskan sebagai tempat kembalinya.

114 | IKHTISAR RISALAH

Nabi ﷺ bersabda:

Sesiapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak pula mampu, maka dengan

(penolakan di) hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman. HR Muslim: 49 94

Maka upaya seorang muslim dalam bertindak dalam menegakan amar ma’ruf nahi munkar adalah juga cerminan kualitas imannya. Dalam hadits ini juga tergambarkan sikap aktif sebagai bagian dari kekhasan ajaran Islam.

Islam memberikan peringatan sangat keras bagi seseorang yang hanya mengupayakan kebaikan hanya bagi diri sendiri (dan keluarganya) tanpa peduli kemaslahatan bersama. Di sebuah kisah dalam hadits digambarkan, ketika dalam suatu masyarakat terjadi kemungkaran, sementara masih ada satu ‘orang shalih’ tinggal di situ dan ia tidak mengupayakan apa-apa, maka Allah memerintahkan diturunkan azab justru bermula dari ‘orang shalih’ tersebut. Individualisme, egoisme, serta segala bentuk ketidakpedulian adalah pasal pelanggaran berat dalam Islam.

ۮ

adalah pengingkaran terhadap risalah serta

penghambaan kepada selain Allah. Jenis amar ma’ruf nahi munkar dalam tegaknya tauhid inilah perjuangan utama para para nabi dari zaman ke zaman.

ۡدَقَلَ�

ِنَأ �وُسَّر ٖةَّمً ُأ ِّ ُ� ِ� اَنۡثَعَ�

ْاوُدُبۡ�ٱ

َ َّ�ٱ

َو

ْاوُبِنَتۡجٱ

َۖتوُغَّٰطلٱ

Dan sungguh Kami telah mengutus rasul di tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut." 95

QS an-Nahl [16]: 36

Jihad

Jihad adalah bagian yang sangat penting dari

pengamalan amar ma’ruf nahi munkar. Jihad merupakan puncak ajaran Islam—dan bisa pula dikatakan sebagai bagian dari kekhasan ajaran Islam. Namun di kalangan awam, jihad seringkali hanya dikenali sebagai ‘perang’ (dengan konotasi yang tidak baik pula). Padahal jihad memiliki makna yang mendalam dan dengan cakupan yang luas pula.

95 Thaghut yakni segala sesuatu selain Allah, yang dipuja, disembah,

diagungkan dan diperlakukan berlebihan (termasuk raja, kepala negara, bahkan guru dan pemuka agama). Lihat juga QS 43: 45; QS 29: 25

116 | IKHTISAR RISALAH

Kata jihad memiliki makna akar kata yang berarti ‘bersungguh-sungguh’ atau ‘mencurahkan segenap kemampuan’. Istilah jihad sering bersanding dengan kata

fisabilillah yang artinya ‘di jalan Allah’. Maka jihad fisabilillah bisa diartikan ‘bersungguh-sungguh di jalan Allah’. Maknanya menunjukkan totalitas, yakni sebuah dedikasi dan penyerahan diri secara total—tanpa keraguan dan rasa risau sedikitpun (!).

Pengejawantahannya bisa dengan bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan Islam, mencurahkan segenap kemampuan untuk menyebarkan Risalah Allah, bersungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan dan menolak kebatilan, dan dalam makna yang umum:

bersungguh-sungguh meniti jalan takwa kepada Allah.

Istilah jihad memang lebih identik dengan perang, karena mempertaruhkan jiwa raga dengan turun di medan perang adalah gambaran tentang kesungguhan dan totalitas seorang muslim dalam memperjuangkan Islam dan keislamannya. Segenap daya dicurahkan dengan taruhan nyawa. Gugur di medan perang demi memperjuangkan Islam sangatlah mulia dan bahkan termasuk dalam derajat yang paling tinggi.

1) Menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim dengan segala resikonya

2) Perang untuk mempertahankan diri dan melawan musuh yang zalim, demi menjaga agama,

kehormatan bangsa, keutuhan wilayah, dsb.96 3) Perang untuk menyebarkan tauhid dengan melawan penguasa zalim, yakni penguasa yang berbuat kemungkaran, ketidakadilan, penindasan, dan terutama jika mengingkari Risalah Allah.97

Jihad melawan syaitan

dengan godaan, syubhat,

serta segenap keburukan yang diusungnya.

96 Contohnya perang para pejuang Nusantara dalam melawan penjajah Belanda, semisal yang dilakukan Dipnegoro, Cut Nyak Din, Malahayati, Imam Bonjol, dsb.; seperti pula para mujahidin Palestina yang saat ini berjuang melawan penjajah Israel; atau berbagai bentuk perjuangan semacamnya yang dilandasi keimanan kepada Allah.

97 Contohnya perang yang dilakukan Rasulullah ﷺ dan Khulafaurasyiddin dalam menentang dua emporium superpower Romawi dan Persia, serta kerajaan-kerajaan lain di zaman itu yang berbuat zalim dan mengingkari Risalah Allah. Jihad jenis ini biasanya diawali dengan jalur diplomasi, baik melalui pertemuan langsung atau korespondensi, seperti surat-surat yang menyeru ajakan tauhid yang dikirim Rasulullah ﷺ kepada Kaisar Romawi, Kisra Persia, dan raja-raja di sekitaran Jazirah Arab saat itu. Ini karena pada prinsipnya, kaum kafir bukanlah untuk ditumpas atau dihancurkan, melainkan untuk didakwahi—kecuali jika mereka menyerang atau berbuat kezaliman, maka itu akan menjadi cerita lain, dan tak ada toleransi untuk itu.

118 | IKHTISAR RISALAH

Jihad melawan hawa nafsu

dengan

mengendalikan gejolak dan kecenderungan buruk dari dalam diri (hasrat, ambisi, ego, kemalasan, dsb.). Termasuk saat menghindari kemaksiatan, serta berupaya menjalankan ibadah dan amal kebajikan. Jihad bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa lewat perbuatan/tindakan atau lisan, bisa pula menggunakan harta, ilmu pengetahuan, bahkan dalam bentuk sikap hati. Sangat banyak bentuk ketakwaan yang tak ada kaitannya dengan peperangan tapi juga disebut sebagai jihad. 98 Walau jihad di medan perang adalah bentuk jihad yang tampak paling heroik dan yang mahsyur dikisahkan dalam sejarah Islam, namun jihad yang disebut oleh Nabi ﷺsebagai jihad besar dan paling tinggi derajatnya adalah jihad melawan hawa nafsu dan jihad

menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim. Apapun bentuknya, jihad fisabilillah dengan segala kemuliaannya adalah puncak ajaran Islam yang mesti berusaha diupayakan oleh setiap muslim.

Wallahu a’lam bishawab []

98 Semisal bakti anak kepada orangtua dengan segala ketulusannya, kepatuhan istri terhadap suami atas dasar cinta yang ikhlas karena Allah, kesungguhan dalam menuntut ilmu, kerelaan mengorbankan harta untuk kepentingan Islam, perjuangan menahan hawa nafsu dalam situasi godaan yang besar, menolong dan memberikan perlindungan kepada kaum lemah (kaum miskin, janda terlantar, dsb.), perjalanan haji yang ikhlas, dsb. Selama dilakukan dengan penuh kesungguhan dan totalitas, sangat mungkin suatu amalan termasuk ke dalam jihad.

Tazkiyatunnafs