• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Metode Demonstrasi

Metode atau cara guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu faktor penentuan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode atau teknik mengajar merupakan sekumpulan teknik-teknik pengajaran yang dikelola secara sistematis dengan tujuan siswa mengalami kemudahan dalam memahami objek belajar. Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu program untuk mengembangkan metode mengajar moderen adalah metode mengajar yang selama proses pembelajarannya menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah demonstrasi.

Dengan demikian kegiatan belajar mengajar dengan demonstrasi adalah kegiatan belajar mengajar yang didalamnya terdapat kegiatan untuk menunjukkan sesuatu. Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Maka model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika (Suparno, 2006:142)

Dalam arti sempit demonstrasi sebagai metode pembelajaran mempunyai hakikat yaitu percobaan yang dilakukan untuk memperoleh data (Sund, 1973: 61 dalam Kartika Budi, 2005 :43), sehingga proses analisis dan kesimpulan dapat berlangsung. Dalam demonstrasi, guru atau sekelompok siswa menunjukkan sesuatu kepada orang lain atau kelompok lain. Menurut Muhibbin Syah (1995: 209) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kegiatan, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa (Moedjiono dan Dimyanti, 1992 :72 ).

Dalam proses kegiatan belajar mengajar fisika, sesuatu yang ditunjukkan dapat berupa obyek, gejala, proses atau suatu percobaan yang telah dimodifikasi atau disederhanakan. Demonstrasi dapat dilakukan di laboratorium, di muka

kelas, atau di luar kelas. Demonstrasi dapat dilakukan dimanapun sesuai dengan kemudahan yang tersedia dan prosedur-prosedur pelaksanaannya (Kartika Budi, 1998). Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru; guru dengan bantuan siswa; atau siswa secara perorangan atau kelompok.

Menurut (Sund,1973:168 dalam Kartika Budi,1998), pelaksanaan demonstrasi dibedakan atas demonstrasi guru, demonstrasi guru-siswa, dan demonstrasi siswa. Demonstrasi guru merupakan demonstrasi yang dilakukan sepenuhnya oleh guru, demonstrasi ini baik dilakukan apabila percobaan sukar. Perlu kahati-hatian dan resiko yang tinggi, resiko kerusakan alat dan bahaya cukup tinggi, kemungkinan kegagalan cukup besar. Demonstrasi guru siswa adalah demonstrasi yang dilakukan oleh guru, dibantu oleh satu atau dua siswa untuk bagian kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa. Demonstrasi siswa adalah demonstarsi yang sepenuhnya dilakukan oleh siswa dibawah pengawasan dan bimbingan guru, demonstrasi ini dapat dilakukan dengan percobaan yang muda, aman, dan yang pasti berhasil.

Kunci berhasilnya demonstrasi adalah interaksi antara guru dan siswa. Dengan melihat dan mendengarkan saja, belum tentu siswa belajar ataupun siswa belajar hal yang salah. Melalui interaksi, guru dapat mengenal pikiran siswa dan mengoreksinya jika terdapat kesalahan. Waktu demonstrasi siswa diajak untuk berpikir. Biasanya demonstrasi dalam pelaksanaanya dapat dihentikan sementara dan siswa diberikan pertanyaan – pertanyaan atau tugas. Persiapan tanya jawab adalah tugas yang terpenting dalam demonstrasi. Dalam beberapa percobaan

guru dapat meminta siswa untuk memprediksikan hasil percobaan dan menulis hasil prediksi serta penjelasan. Tugas memprediksi sangat penting dalam percobaan dengan hasil yang tidak cocok dengan intuisi. Dalam percobaan semacam itu, kebanyakan siswa merasa mampu untuk memprediksikan hasil, tetapi jika hasil percobaan berbeda dengan intuisi siswa, motivasi mereka untuk memahami penjelasan justru tinggi.

Demonstrasi dan hasilnya seringkali lebih mudah dipahami dan diingat dibandingkan dengan bahasa buku ataupun penjelasan dari guru. Demonstrasi akan bermanfaat dengan baik apabila dilaksanakan dengan tepat dan persiapan yang mantap. Demonstrasi memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Adapun keunggulan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut : Muhibbin Syah (1995: 210-211) mengungkapkan keunggulan menggunakan metode demonstrasi antara lain : (1) perhatian siswa lebih dapat dipusatkan, (2) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, (3) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Menurut Moedjiono dan Muh. Dimyanti (1992: 74-75) keunggulan menggunakan metode demonstrasi antara lain: (1) memperkecil kemungkinan salah konsep bila dibandingkan dengan siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja; (2) memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi, sehingga memberikan kesempatan yang benar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman; (3) memudahkan pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting, sehingga para siswa akan

benar-benar memberikan perhatian khusus pada hal tesebut. Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju yang lain; (4) memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama proses demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru.

Sedangkan Menurut Ed van den Berg dkk (1991:25) keunggulan demonstrasi adalah : (a) dengan demonstrasi pemikiran siswa dapat dibimbing oleh guru secara langsung. Maka demonstrasi merupakan cara mengajar yang lebih sistematis dan lebih terkontrol; (b) demonstrasi dapat dilaksanakan dalam pelajaran biasa (tidak membutuhkan waktu di luar jam sekolah); (c) demonstrasi dapat diajar secara terpadu dengan teori; (d) demonstrsi tidak membutuhkan ruangan khusus dan satu set peralatan cukup; (e) demonstrasi membutuhkan waktu persiapan tetapi tidak sama banyak dengan praktikum.

Adapun kelemahan demonstrasi adalah sebagai berikut : 1) Apabila jumlah siswa terlalu banyak maka tidak semua siswa bisa melihat dengan jelas, 2) Bila obyek yang didemonstrasikan terlalu kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop, maka sulit sekali untuk dapat menunjukkan yang mana yang harus diperhatikan, 3) Tidak semua hal yang didemonstrasikan guru dapat diulang berkali-kali. 4) Dengan metode demonstrasi siswa tidak selalu mengalami percobaan sendiri.

Untuk mengatasi kelemahan dapat dilakukan hal-hal antara lain (1) agar setiap siswa dapat melihat dengan jelas maka kegiatan demonstrasi dilakukan

ditengah-tengah siswa atau menggunakan meja yang lebih tinggi dibandingkan meja siswa, (2) jika peralatan demonstrasi sederhana dan dimungkinkan siswa bisa membuatnya maka siswa dapat menirukannya diluar sekolah sehingga siswa mengalami sendiri percobaan.

Menurut Ed van den Berg, dkk (1991: 24 ) manfaat demonstrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu manfaat dari segi pendidikan dan manfaat dari segi ilmu.

1. Manfaat demonstrasi dari segi pendidikan

Manfaat dari segi pendidikan antara lain: a) demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran; b) demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam dalam lingkungan kita; c) apabila dilaksanakan secara tepat, demonstrasi dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa; d) demonstrasi dapat mendorong motivasi siswa; e) demonstrasi dan hasilnya seringkali lebih mudah teringat daripada bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan guru, seperti film lebih mudah diingat daripada ceramah.

2. Manfaat dari segi ilmu

Manfaat dari segi ilmu antara lain : a) demonstrasi memperlihatkan ciri eksperimental IPA; b) demonstrasi dapat dipakai untuk melatih penalaran siswa dalam cara berpikir secara eksperimental.