• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan I : Rangkaian Seri Tujuan :

Kegiatan 2 : Rangkaian paralel Tujuan :

F. Data Posttest Dan Pembahasan

4. Pemahaman Siswa Mengenai Rangkaian Seri dan Paralel

Soal-soal posttes yang berhubungan dengan rangkain seri adalah soal no 8, 9, 10, dan 11 sedangkan soal yang berhubungan dengan rangkain parallel adalah 12,13,14 dan 15.

a. Rangkaian Seri

Soal yang diberikan pada posttes konsepnya sama dengan soal yang diberikan pada pretest hanya beda bentuk keterangannya. Pada soal no 10 skor jawaban yang diperoleh siswa pada skor 3 sebesar 97,14% dimana dalam soal ini menanyakan tentang bagaimana kedaan lampu pada rangkaian seri jika salah satu lampunya dilepas dari fitingnya. Jawaban dari siswa secara keseluruhan mengatakan bahwa lampu akan padam jika salah satu lampu yang lain dicabut dari fittingnya dengan memberikan alasan bahwa tidak ada arus yang mengalir dalam rangkain tersebut. Hanya ada satu siswa yang tidak bisa menjelaskan alasannya, hal ini mungkin dalam pembelajaran siswa tersebut tidak memperhatikan sehingga tidak dapat menjawab dengan lengkap. Adapun variasi alasan jawaban siswa adalah sebagai berikut : Tabel 18. Variasi Alasan Jawaban Siswa Soal No 10

No

soal Jawaban Alasan jawaban

10 Padam 1) karena tidak ada arus yang melewati lampu 2

2) karena pada rangkaian seri jika salah satu lampu dicabut, maka lampu yang lain akan padam. Tidak ada arus yang lewat 3) karena hanya ada satu arus, jika lampu 1 terputus maka lampu

2 juga tidak ada arus

Kemudian pada soal no 8 skor jawaban pada skor 3 yang diperoleh siswa sebesar 88,57%. Soal ini menanyakan pada siswa bagaimana nilai arus pada rangkaian seri dilihat dengan keterangan gambar jika diketahui hambatannya R1> R2. siswa bisa menjawab

dengan baik dan menjelaskan alasannya yaitu bahwa nilai kuat arus pada setiap lampu sama karena dalam rangkain seri hanya ada satu arus. Adapun variasi alasan jawaban siswa adalah sebagai berikut : Tabel 17. Variasi Jawaban Siswa Soal No 8

No

soal Jawaban Variasi jawaban

8 Sama besar 1) karena rangkaian seri, kuat arus listrik dimana-mana

sama

2) karena hanya ada satu jalan arus pada rangkaian seri sehingga arus pada lampu 1 sama dengan arus pada lampu 2

Jika dibandingkan dengan pretes siswa tidak bisa mengungkapkan alasannya dengan tepat dalam menjawab pertanyaan no ini. Sebelumnya siswa menganggap besarnya nilai kuat arus bergantung pada besarnya hambatan dan posisi lampu dari baterei. sebelum pembelajaran pengetahuan siswa masih mengalami miskonsepsi dan pemikirannya masih sederhana. Setelah kita membandingkan hasil pretes dan postes dapat kita ketahui bahwa terjadi peningkatan skor jawaban yang diperoleh dan terjadi perubahan konsep pada siswa yang sebelumnya masih salah dalam menjawab pertanyaan pretes menjadi benar dalam menjawab pertanyaan posttes dan yang masih kurang lengkap menjadi lengkap.

Sedangkan pada soal no 9 skor jawaban yang diperoleh siswa sebear 77,14 %. Pada soal ini meminta siswa untuk memprediksikan bagaimana nilai tegangan dari masing-masing

lampu. adapun variasi jawaban siswa pada soal no ini adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Variasi Jawaban Soal No 9

No

soal Jawaban Variasi jawaban

9 Beda 1) karena hambatannya beda

2) pada rangkaian seri, tegangan bergantung pada R. jika nilai R beda V juga beda

Siswa pada umumnya menjawab nilai hambatannya berbeda dengan alasan yang pada intinya sama, bahwa pada rangkain seri yang sama hanya arusnya sedangkan nilai tegangannya bergantung pada hambatan. Jika hambatannya sama maka nilai tegangannya juga akan sama jika tegangannya beda maka nilai tegangannya juga akan berbeda. Konsep yang masih salah atu kurang lengkap yang terjadi pada saat pretes dapat berubah dan tidak terjadi lagi kepada siswa. Namun ada beberapa siswa yang tidak menjawab pertanyaan dan tidak menjelaskan jawaban mereka. Hal yang bisa dikatakan peneliti bahwa pada saat pembelajaran mungkin siswa tidak memperhatikan sehingga ada yang hilang dari konstruksi pengetahuannya sehingga tidak bisa menjawab dengan baik.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran demonstrasi ini bisa membantu mengubah pemahaman konsep siswa yang belum lengkap menjadi lengkap yang salah menjadi benar. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil posttest dimana

sebagian besar siswa bisa menjawab dengan baik walaupun ada beberapa yang masih bermasalah.

Soal pada no 11 adalah soal terapan untuk mencari hambatan pengganti rangkaian seri. Skor jawaban benar pada skor 3 yang diperoleh siswa adalah sebesar 91,42%. Sedangkan pada pretes skor jawaban pada skor 3 yang diperoleh siswa hanya sebesar 5,71 %.. Pada hasil analisis posttest ada siswa yang tidak mengerjakannya hal ini mungkin dikarenakan siswa kehabisan waktu. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang sangat bagus pada siswa dalam menjawab soal dengan menggunakan rumus dan bisa mengerjakannya dengan benar.

b. Rangkaian Paralel

Soal yang berkaitan dengan rangkain parallel adalah soal no 12, 13, 14, dan 15. konsep soal ini sama dengan pada pretes hanya bentuk soalnya saja yang berbeda dimana nilai hambatan lampunya yang diubah yaitu R1(lampu1) lebih besar daripada R2 (lampu 2). Pada soal no 12 skor jawaban benar pada skor 3 yang diperoleh siswa adalah sebesar 54,28%. Soal ini terdiri dari 2 bagian yaitu pada no 2a meminta siswa untuk memprediksikan bagaimana besar tegangan pada masing-masing lampu. adapun variasi jawaban siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 19. Variasi Jawaban Siswa Soal No 12

No

soal Variasi jawaban Variasi alasan jawaban

12a Sama

1) Pada rangkaian paralel hanya ada satu beda

potensial

2) Karena pada rangkaian paralel nilai tegangan

dimana-mana sama

12b Beda 1) Karena memiliki nilai hambatannya beda

2) Karena letak lampu 1 beda dengan lampu 2

Sebagian besar siswa bisa menjawab dan menjelaskan alasannya dengan baik bahwa tegangan disetiap lampu pada rangkain paralel besarnya sama karena hanya ada satu beda potensial persekutuan. Selain itu juga ada siswa yang belum mampu menjelaskan alasan jawabannya. Yang terjadi pada sebagian siswa ini adalah karena mereka kurang memperhatikan sehingga pemahaman mereka tidak berubah dari sebelumnya. Berbeda dengan yang terjadi pada sebagian besar siswa yang lain dimana bisa menjawab dan menjelaskan alasannya dengan baik.

Walaupun ada beberapa yang masih bermasalah atau belum menjawab dengan lengkap namun secara keseluruhan siswa membawa perubahan yang lebih baik. Kemudian pada soal no 2b yang meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana kuat arus yang melalui lampu A dan lampu B pada rangkain paralel. Siswa menjawab bahwa kuat arus yang melalui lampu pada rangkain paralel akan berbeda tergantung nilai hambatannya. Jawaban ini merupakan jawaban dan alasan yang tepat. Namun ada juga yang

masih bermasalah dengan menjawab bahwa kuat arusnya beda karena posissi lampu yang berbeda sehingga mempengaruhi kuat arus. Jadi disini siswa kurang memperhatikan sehingga pemahamannya menjadi bermasalah dan tidak berubah dari konsep yang sebelumnya. Namun secara keseluruhan jika dibandingkan dengan persentase skor jawaban yang diperoleh siswa dari pretes dan posttes terjadi peningkatan skor dimana membawa perubahan konsep yang baik pada siswa setelah melakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Pada soal no 13 berbeda dengan soal pretes sebelumnya namun konsepnya sama, dimana pada soal ini merupakan soal penerapan dengan perhitungan matematis yang sederhana mengenai arus pada titik cabang Imasuk = Ikeluar . Prosentase skor jawaban yang diperoleh soal ini adalah sebesar 65,71%. Sebagian besar siswa bisa mengerjakannya dan menuliskan rumusnya dengan benar. Namun sebagian siswa tidak bisa mengerjakannya karena tidak tahu merumuskannya seperti apa, peneliti menduga mungkin hal ini dikarenakan siswa tidak terlalu memperhatikan sehingga ingatan mereka rendah akan penjelasan yang diberikan oleh guru ataupun pada saat melakukan demonstrasi tidak konsentrasi dan pada saat bediskusi dengan teman kelompok tidak serius.

Namun jika kita membandingkan hasil pretes dan posttes dapat kita ketahui bahwa ada peningkatan hasil skor jawaban siswa. Dengan demikian ada perubahan konsep yang berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pada soal no 14 skor jawaban benar pada skor 3 yang diperoleh siswa sebesar 88,57%. Dilihat dari hasil ini terjadi peningkatan skor jawaban siswa yang begitu besar jika dibandingkan dengan skor jawaban benar pada skor 3 yang diperoleh siswa pada saat pretes. Pada soal ini meminta siswa untuk memprediksikan bagaimana keadaan lampu jika salah satu lampu lain dicabut dari fitingnya. Siswa dapat menjawab dan menjelaskan alasannya bahwa lampu yang lain tetap menyala karena masih ada arus yang mengalir dan rangkaiannya tidak saling berhubungan sehingga tidak saling mempengaruhi. Sebagian kecil ada yang menjawab namun tidak menjelaskan alasannya.

Sedangkan pada soal no 15 skor jawaban yang diperoleh siswa sebesar 83,81%. Pada soal ini merupakan pertanyaan terapan yang menggunakan persamaan matematis untuk menghitung rangkaian pengganti pada rangakaian paralel. Pada soal ini siswa sudah mampu menuliskan rumus dan menyelesaikannya dengan baik. Namun ada juga yang masih bermasalah dengan penyelesaian soal, dimana mereka tidak mampu untuk menyelesaikan persamaannya. Yang bermasalah dalam hal ini hanyalah sebagian

kecil siswa, mereka masih bermasalah dengan konsep matematika sedangkan konsep fisikanya sudah tidak menjadi masalah karena mereka tahu persamaan matematisnya. Jika dilihat dari hasil skor jawaban siswa pada pretes dan membandingkannya dengan posttes, ada peningkatan hail skor dan konsep siswa dapat berubah dari sebelumnya yaitu menjadi tahu, menjadi benar, dan menjadi lengkap.

Berdasarkan perbandingan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat membuat perubahan konsep pada siswa dari yang salah menjadi benar, dari konsep yang kurang lengkap menjadi lengkap, dan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Proses pembelajaran dengan metode demonstrasi ini dapat membuat siswa lebih tertarik dan aktif untuk belajar, untuk tahu dan melakukan serta membuktikan sendiri konsep awal yang mereka pikirkan terlepas bahwa konsep yang mereka miliki itu benar atu salah.