• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Teoritis

2. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran. Setiap guru harus punya keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Ketepatan suatu metode mengajar bergantung pada materi pelajaran yang akan disampaikan, situasi dan kondisi siswa, dan sarana prasarana belajar yang ada.11

Zulfiani, dkk, mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta.12 Dalam proses belajar dengan metode eksperimen/ percobaan

10

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 148.

11

Zulfiani, op.cit., h. 97.

12

ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.13 Metode ini, diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta.

b. Karakteristik Metode Eksperimen

Menurut Udin S. Winataputra yang dikutip oleh Komang Widarmika, karakteristik metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa antara lain:

1) Ada alat bantu yang digunakan 2) Siswa aktif melakukan percobaan 3) Guru membimbing

4) Tempat dikondisikan 5) Ada pedoman untuk siswa 6) Ada topik yang dieksperimenkan 7) Ada temuan-temuan.14

Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari penggunaan metode eksperimen antara lain :

1) Mengamati sesuatu hal 2) Menguji hipotesis

3) Menemukan hasip percobaan 4) Membuat kesimpulan

5) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

6) Menerapkan konsep informasi dari ekperimen

c. Jenis-Jenis Metode Eksperimen

Ada beberapa jenis metode eksperimen, yaitu: eksperimen sederhana, eksperimen terkontrol, dan eksperimen berujung-terbuka.15

13

Djamarah, op.cit., h. 95.

14

Komang Widarmika, Metode Eksperimen, 2012,

1) Eksperimen Sederhana

Banyak permasalahan IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahapan-tahapan kerja yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dari eksperimen sederhana ini adalah pengajuan masalah, pelaksanaan percobaan untuk pengamatan, dan pengambilan kesimpulan. Dalam eksperimen sederhana tidak perlu dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebas yang tidak dipelajar, karena pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat diabaikan atau tidak ada variabel lain yang berpengaruh kecuali variabel yang sedang dipelajari.

2) Eksperimen Terkontrol

Banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak dapat langsung diamati, dikarenakan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diamati. Sehingga diperlukan adanya tindakan atau perlakuan untuk membandingkan hasilnya. Misalnya, bola berukuran besar yang dijatuhkan dari bidang miring lebih cepat sampai ke dasar bidang dibandingkan bola berukuran kecil. Tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan bola sampai di dasar bidang mirig lebih cepat adalah ukuran bola, karena mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi kecepatan bola sampai didasar bidang miring.

Maka dalam pelaksanaan eksperimen terkontrol, ada langkah-langkah yang perludilaksanakan meliputi:

a) Pengajuan masalah. b) Pengajuan hipotesis

c) Pengontrolanvariabel: membuat perlakuan variabel bebas dan mengendalikan variabel kontrol.

d) Pelaksanaan eksperimen. e) Pengolahan data.

f) Pengambilan kesimpulan; kesimpulan ini merupakan jawban yang pasti (bersifat tertutup), maka tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, atau tidak mengundang munculnya masalah baru.

15

Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), h. 68-69.

3) Eksperimen Berujung-Terbuka

Metode eksperimen berujung-terbuka memiliki langkah-langkah yang sama dengan eksperimen terkontrol. Yang membedakan antara keduanya adalah pada eksperiomen berujung-terbuka kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka. Artinya kesimpulan dari suatu masalah dapat menimbulkan masalah yang baru atau hipotesis baru (lebih kompleks). Disamping itu, pada eksperimen sederhana dan terkontrol, hipotesis dan rancangan kegiatan eksperimen disiapkan oleh guru, sedangkan pada eksperimen berujung-terbuka pserta didik dapat diminta menemukan masalah, menyusun hipotesis, dan membuat eksperimen sendiri.

d. Tujuan Metode Eksperimen

Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu dan menemukan sendirim berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan melakukan percobaan sendiri. Selain itu siswa terlatih dalam berpikir ilmiah

(scientific thinking), dengan melakukan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang dipelajari.

Penggunaan metode eksperimen dalam proses belajar mempunyai tujuan, sebagai berikut:

1) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.

2) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan

3) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.16

16

Reni Ernasari, Metode Eksperimen, 2013,

e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

1) Kelebihan metode eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:

a) Siswa dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka, dan objektif.

b) Siswa dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains, seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan, dan melakukan eksperimen.

c) Siswa belajar secara konsruktif tidak bersifat hafalan, sehingga pemahamannya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama.

d) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga tidak mudah bosan.

e) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran. f) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.

2) Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain: a) Memerlukan waktu yang relatif lama

b) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau mahal harganya.

c) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang, hal ini menutut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikan dalam kegiatan eksperimen.

d) Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang diuji.

e) Cenderung memerlukan ruang khusus(laboratorium), untuk lebih leluasa melakukan eksperimen.17

Menurut Dedy Kurniawan beberapa keuntungan metode eksperimen dlam proses pembelajaran di sekolah adalah: (1) siswa terlibat aktif dalm melakukan percobaan, (2) semua siswa mendapatkan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep, (3) siswa menjadi trampil menggunakan alat, (4) siswa terlatih untuk berpikir ilmiah, (5) hasil belajar siswa sifatnya tahan lama, (6) siswa semakin mempercayai konsep yang telah dicobanya sendiri.18

Selain memiliki keuntungan, metode eksperimen tentu saja memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan metode eksperimen antara lain: (1) memerlukan waktu secara khusus karena eksperimen membutuhkan waktu cukup lama, (2) biaya sangat mahal, (3) kegagalan dalam eksperimen.19