Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan:
48
Fendi, op.cit., h. 186
49 Ibid.,
1. Douglas G. Wren Ed. D. dalam jurnalnya yang berjudul Performance Assessment : A Key Component Of A Balanced Assessment System, memberikan informasi bahwa penilaian kinerja digunakan untuk mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi dan akuisisi dari pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan bagi siswa. Selain itu, pada penelitian ini mencakup klasifikasi dari penilaian kinerja, perbandingan penilaian tradisional dan penilaian kinerja , dan deskripsi dari prosedur yang terlibat dalam mengembangkan penilaian kinerja serta rubrik yang digunakan untuk skor penilaian.50
2. Johnson Ayodele Opateye dalam jurnalnya yag berjudul Developing and Assessing Science and Technology Process Skills (STPSs) in Nigerian
Universal Basic Education Environmenht, memberikan informasi bahwa
pengajaran sains, teknologi dan matematika pada siswa SD dan SMP tidak hanya melihat aspek kognitif tetapi juga keterampilan proses yang telah dikuasai siswa. Selain itu, kurikulum sains dan teknologi harus dimodifikasi agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan proses sains dan teknologi selama proses belajar, mengajar dan penilaian.51
3. Rose Amnah Abd Rauf (2013) dalam jurnal internasional yang berjudul Inculcation of Science Process Skills in a Science Classroom. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki apakah pendekatan mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar dari kelas sains mampu memberikan kesempatan untuk menanamkan keterampilan proses sains dan mengidentifikasikan ilmu keterampilan proses yang ditanamkan (jika ada) selama pelajaran tanpa benar-benar berencana untuk mengajarkan keterampilan proses sains. Penelitian ini mengungkapkan bahwa proses pengajaran dan pembelajaran IPA yang menggunakan berbagai pendekatan
50
Douglas G. Wren, Ed.D, Performance Assessment: A Key Component of A Balanced
Assessment System, Journal from the Department of Research, Evaluation, and Assessment, Vol. 2, 2009, pp. 1.
51
Johnson Ayodele Opateye, Developing and Assessing Science and Technology Process Skills (STPSs) in Nigerian Universal Basic Education Environmenht, Journal of Educational and Social Research, Vol. 2 No.8, 2012, pp. 34.
pengajaran dalam satu pelajaran ilmu memiliki keuntungan tambahan dalam hal memberikan kesempatan bagi penanaman keterampilan proses sains. Hal ini juga berhasil memberikan siswa dengan kesempatan untuk belajar secara mandiri di memperoleh beberapa keterampilan. Penggunaan berbagai pengajaran pendekatan dalam satu pelajaran dapat menciptakan lebih banyak kesempatan untuk penanaman dan perolehan keterampilan proses sains di kelas.52
4. Albertus D Lesmono (2012) dalam jurnal Nasional yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Performance Assessment Praktikum Pada
Pembelajaran Fisika di SMA.” Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
instrumen penilaian kinerja eksperimen dalam pembelajaran fisika yang mempunyai validitas bagus dan mendeskripsikan kinerja siswa dengan menggunakan pengembangan instrumen penilaian kinerja eksperimen. Hasil dari tes validitas menunjukkan bahwa pengembangan instrumen penilaian kinerja eksperimen mendapatkan skor 4,74 dengan kategori baik. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja siswa dalam melakukan eksperimen sehingga kinerja siswa dapat dideskripsikan secara baik dan detail menggunakan pengembangan instrumen penilaian kinerja eksperimen.53 5. Dharmawan Susanto (2015) dalam jurnal Nasional yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Terhadap Keterrampilan Proses Sains Fisika Siswa SMA Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu efek dari masalh berdasarkan pembelajaran melalui metode eksperimen pada keterampilan proses sains fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek berbasis masalah pembelajaran melalui metode eksperimen pada proses sains fisika keterampilan siswa dari SMA Negeri 1 Selong tahun akademik 2014/2015.54
52
Rose Amnah Abd Rauf, Inculcation of Science Process Skills in a Science Classroom, 2013, Asian Social Science, Vol. 9 No.8, pp. 47.
53
Albertus D Lesmono, Pengembangan Instrumen Performance Assessment Praktikum Pada Pembelajarn Fisika di SMA, 2012, Jurnal pembelajaran Fisika, Vol. 1, h. 87.
54
Dharmawan Susanto, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMA Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2014/2015, 2015, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. 1 No. 3, h. 160.
6. Attri Fersanti (2014) dalam jurnal Nasional yang berjudul “Pengembangan
Performance Assessment untuk Mengukur Keterampilan Proses dalam
Menggunakan Alat Ukur Panjang pada Siswa X-MIADi SMA Negeri 5
Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015.” Berdasarkan hasil validasi performance assessment total jangka sorong dari dosen ahli dan guru untuk aspek materi sebesar 3,05, konstruksi 3,09 dan bahasa 3,09 dengan interpretasi baik. Sedangkan hasil validasi performance assessment total mikrometer sekrup dari dosen ahli dan guru untuk aspek materi sebesar 3,10, konstruksi 3,00 dan bahasa 3,02 dengan interpretasi baik. Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan performance asssessment termasuk dalam kategori baik dengan rerata 3,17, hasil respon siswa terhadap performance asssessment diperoleh rerata 3,26 dengan kategori baik. Ketercapaian lembar performance assessment untuk mengukur keterampilan proses siswa dalam menggunakan jangka sorong mencapai rerata 3,39 dan mikrometer sekrup mencapai rerata 3,42 dengan kategori baik. Dengan demikian, produk pengembangan performance assessment layak digunakan sebagai perangkat penilaian dan berdasarkan hasil ketercapaian maka performance assessment yang dikembangkan dapat mengukur keterampilan proses dalam menggunakan alat ukur panjang.55
7. Viki Laeli Zulfiatin (2104) dalam skripsinya yang berjudul Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Dalam Kegiatan Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi informasi tentang profil Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA dalam kegiatan praktikum materi elastisitas yang dinilai menggunakan penilaian kinerja. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa instrumen yang disusun sudah layak digunakan untuk menilai KPS dalam kegiatan praktikum materi elastisitas dengan hasil validasi sebesar 0.780 yang berada dalam kategori tinggi dan hasil uji coba untuk menentukan ketetapan rubrik dan LKS melalui kesamaan pencapaian skor masing-masing
55
Attri Fersanti, Pengembangan Performance Assessment untuk Mengukur Keterampilan Proses dalam Menggunakan Alat Ukur Panjang pada Siswa X-MIADi SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015, 2014, Jurnal Radiasi, Vol. 5, h. 1.
sebesar 0.778 dan 0.650 yang juga berkategori tinggi, sedangkan hasil perhitungan reliabilitas dari LKS yang dihitung menggunakan persamaan Alpha Cronbach setelah dilakukan dua kali uji coba sebesar 0.5779 dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa profil KPS siswa secara keseluruhan mengalami perkembangan dari kategori baik pada praktikum pertama hingga kategori sangat baik pada praktikum kedua dan ketiga. Selain itu, siswa menyetujui adanya kegiatan praktikum yang dinilai dengan penilaian kinerja untuk menilai keterampilan siswa. 56
8. Yuli Restiviani dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum untuk Menilai Kemampuan Bekerja Ilmiah Siswa SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan pertemuan pertama sampai ketiga mengalami kenaikan dengan persentase total rata-rata kemampuan bekerja ilmiah sebesar 78,79 % termasuk kriteria terampil. Pencapaian keterampilan observasi sebesar 65,87 % dan keterampilan komunikasi sebesar 72,13 %, keduanya termasuk kriteria cukup terampil sedangkan untuk kaspek keterampilan klasifikasi sebesar 89,85 % dan interpretasisebesar 87,72 %, keduanya termasuk kriteria terampil. Penerapan penilaian kinerja mendapat respon positif dari siswa. Selain itu instrumen penilaian kinerja yang digunakan yaitu lebar observasi dan LKS keduanya sesuai untuk digunakan dalam mengukur aspek kemampuan bekerja ilmiah.
9. Fitria Arumsari (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya meningkatkan
keterampilan proses sains melalui penerapan metode eksperimen pada
kelompok B1 di TK Assa’adah Balendono Purworejo.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains anak. Keterampilan proses sains anak sebelum dilakukan tindakan tidak ada (0%) anak dengan kriteria baik dan sangat baik. Pada siklus I keterampilan proses sains anak meningkat sebanyak 7 anak (30,4%)
56Viki Laeli Zulfatin, “Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Dalam Kegiatan Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, tidak dipublikasikan.
dan pada siklus II menigkat hingga 19 anak (82,6%) dengan kriteria baik dan sangat baik.57