• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN

B. Kajian Teoretis

3. Metode Pembelajaran Teks Negosiasi

Pada bagian ini diuraikan pengertian metode, pengertian metode rle playing, manfaat metode role playing, kekurangan dan kelebihan metode role

playing, langkah-langkah metode role playing, dan penerapan metode role playing dalam pembelajaran teks negosiasi.

a. Pengertian Metode

Mulyasa (2014, 2014: 142) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah bentuk yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas leh guru. Metode digunakan sebagai acuan seorang pendidik dalam melaksanakan pemeblajaran. Metode yang digunakan juga disesuaikan dengan pembelajaran. Dengan adanya metde siswa dapat lebih mudah menerima pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar. Yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Metode dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran ( Shoimin, 2014: 23 dalam Bariani, 2015).

http//Definisi Metode Menurut Para Ahli.htm. diunduh 15 Januari 2017.

Menurut Fathurohman (2015: 20) yang dimaksud metode adalah sebuah cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pembelajaran dengan cara yang

menyenangkan dan teratur. Seorang pendidik harus mampu memilih metode yang tepat dalam pembelajaran. Dengan adanya metode diharapkan siswa lebih mudah menguasai pembelajaran yang diberikan. http//Definisi Metode

Menurut Para Ahli.htm. diunduh 15 Januari 2017.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan pembelajaran. Guru sebaiknya memilih metode yang tepat. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, agar siswa dapat menerima pembelajaran denagn baik. Metode yang digunakan dalam pembelajaran khususnya bahasa Indonesia antaralain : (1) Quantum, (2) Jigsaw, (3) picture

and picture, (4) Role Playing, dan lain sebagainya.

b. Pengertian Metode Role Playing

Salah satu meode yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah role playing. Role playing atau bermain peran adalah sejenis permaianan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan, dan (Fogg, dalam Huda 2001). Dalam RP, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas di mana pembelajaran membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.

Role playing adalah sesuatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan

imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan. Pada titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Role playing menuntut siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran karena yang memerankan siswa itu sendiri dan bagi yang tidak memerankan mengamati temannya yang seadng memerankan.

Peserta didik berperan atau memainkan peran dalam dramatisasi masalah-masalah sosial/psikologis. Dengan mendramatisasikan siswa dalam situasi peranan yang dimainkannya harus bisa berpendapat, memberikan argumentasi, dan mempertahankan pendapatnya, tetapi bila perlu harus bisa mencari jalan ke luar atau kompromi bila terjadi banyak perbedaan pendapat.

Role playing mengajak siswa belajar untuk mengeluarkan pendapat dan

mempertahan pendapatnya. Hal ini, membuat siswa belajar mengeluarkan dan mempertahankan pendapat. Siswa juga diajak untuk mencari jalan keluar dari masalah yang di hadapi. Dengan mendramatisir apa yang sedang diperankan secara tidak langsung mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah. Selain itu, siswa juga belajar mengeluarkan argumen. Argumen atau pendapat sangat di perrlukan dalam kehidipan sehari-hari (Roestiyah, 2012: 90-91).

Role playing merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh.

Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa role playing merupakan metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, role playing diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarmanusia, terutama kehidupan peserta didik. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia. Dengan cara memperagakannya dan mendiskusikan sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan mencari topik dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat dengan mudah mengeluarkan perasaan yang sedang dirasakan. Mereka juga belajar menyelesaiakan masalah yang sedang dihadapi. Di harapkan siswa dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (Mulyasa, 2013: 111-112).

Dari uraian di atas, dapat diambil definisi bahwa metode role playing adalah sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif melakukan praktik-praktik dengan teman sekelas. Dalam metode role playing siswa diberi kebebasan berimpovisasi, namun masih dalam batas-batas skenario dari guru.

c. Manfaat Role Playing

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan metode role playing sebagai metode dalam kegiatan menulis teks negosiasi. Di dalam kegiatan menulis, role playing membantu siswa dalam mengatasi

hambatan menulis. Role playing dapat bertahan lama dalam ingatan siswa.

Role playing juga bisa membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Siswa

lebih mudah dalam menerima pembelajaran (Huda 2013: 210).

Dengan metode role playing dapat melatih sikap empati dan simpati. Siswa dapat mengeksplorasi perasaan- perasaannya memperoleh wawasan keterampilan sikap, nilai, dan sikap dalam memecahkan masalah. Siswa memperoleh keterampialn memecahkan masalah karena siswa terjun langsung dalam mengeluarkan pendapat. Role playing juga dapat melatih sikap simpati dan emapati terhadap sesama (Mulyasa,2016: 113).

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing

Dalam metode terdapat kelebihan dan kekurangan (Huda, 2013: 210) menyatakan kelebihan role playing di antaranya adalah.

1) dapat memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

2) bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan. 3) membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusiastis.

4) membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.

5) memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu atau yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.

Hakikat pembelajaran bermain peran (role playing) terletak pada keterlibatan emsional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secar nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan

para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaannya; memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan mengeksplrasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara (Mulyasa, 2015: 113).

Dalam bermain peran (role playing) siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran, karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Role

playing lebih mudah memahami masalah-masalah sosial. Dengan bermain peran

siswa merasakan menjadi orang lain, sehingga menumbuhkan rasa toleransi dan saling pengertian. Bagi yang tidak memerankan mereka tidak menjadi penonton yang pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.

Kekurangan metode Role Playing dalam pemeranan peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah memakan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan bermain peran dihentikan (Mulyasa, 2015: 117).

Menurut Huda (2016: 211) metode role playing memiliki kekurangan antara lain (1) banyaknya waktu yang dibutuhkan, (2) kesulitan menugaskan peran tertentu kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik, (3) ketidakmungkinan menerapkan RP jika suasana kelas tidak kondusif, (4) membutuhkan persiapan yang benar-benar matang, (5) tidak semua materi pelajaran dapat disajikan memalului metode ini.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing akan memudahkan siswa dalam pembelajaran khususnya menulis teks negosiasi bagi siswa SMA. Melalui metode role playing siswa lebih mudah dalam menulis

karangan karena dengan metode role playing pembelajaran tidak membosankan dan memberikan kesan yang kuat dan tahan lama. Walaupun metode role playing memiliki kekurangan, namun metode role playing dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi karena metode role playing mempunyai banyak kelebihan yang menguntungkan bagi siswa dan guru.

e. Langkah-langkah Metode Role Playing

Menurut Huda (2013: 209) metode role playing dapat dilihat dalam tahap-tahap sebagai berikut.

1) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2) guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan maksimal 5 orang.

3) guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu yang telah ditentukan.

4) guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5) guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan

skenario yang sudah dipersiapkan.

6) masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7) setelah selesai ditampilakan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi penialian atas penampilan masing-masing kelompok.

8) masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) guru memberikan kesimpulannya.

Menurut Mulyasa (2013: 155) tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) menghangatkan susasana dan memotivasi siswa. 2) memilih peran dalam pembelajaran.

3) menyusun tahap-tahap peran. 4) menyiapakan pengamatan. 5) tahap peranan.

6) diskusi dan evaluasi pembelajran. 7) pemeranan ulang.

8) diskusi dan evaluasi tahap dua.

9) membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan.

Menurut Roestiyah (2012:91-92) tahap role playing adalah sebagai berikut.

1) guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini

2) memilih masalah yang urgent.

3) guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan pertama.

4) guru harus bisa mempertimbangkan apakah peranan itu tepat untuk diperankan.

5) siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. 6) guru harus membantu siswa apabila mengalami kesulitan. 7) di buka diskusi dan evaluasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan langkah role

playing adalah sebagai berikut.

1) guru menjelaskan materi negosiasi

2) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

3) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

4) guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri.

5) guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan.

6) guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan. 7) siswa memerankan skenario yang telah di berikan.

8) siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan. 9) guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan

membahas dari hasil diskusi.

f. Penerapan Metode Role Playing dalam Menulis Teks Negosiasi Menurut (Huda, 2013: 210) penerapan metode role playing terdapat tiga tahap yaitu persiapan, tahap tindakan, serta tahap evaluasi. Pada tahap persiapan, guru membantu siswa untuk mengenalakan dan memahami situasi dalam bermain peran khususnya dalam memerankan negosiasi. Pada persiapan ini siswa juga dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok yang berpartisipasi dan kelompok pengamat. Siswa diberi penjelasan tentang

tanggung jawab dari setiap kelompok baik itu kelompok partisipan dan kelompok pengamat.

Untuk tahap tindakan dan diskusi, siswa diberi kesempatan yang sama untuk mencoba bermain peran dengan ekspresinya sendiri. Kegiatan diskusi dibimbing oleh guru untuk menumbuhkan pemahaman baru yang berguna untuk merespon situasi lain dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pemahaman siswa mengenai peran yang dimainakan akan dihubungan dengan situasi dalam kehidupan nyata. Tahap evaluasi, siswa diberi kesempatan untuk memberi komentar, pendapat, atau masukan tentang proses bermain peran yang telah dilaksanakan.

Berbeda dngan Mulyasa (2015: 115) terdapat sembilan tahap role

playing yang dapat dijadikan pedoman dalam pemeblajaran: (1)

menghangatkan suasana dan memtivasi peserta didik, (2) memilih partisipan/ peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6), diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan kesimpulan.

1) Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

Menghangatkan suasana kelompok termasuk menghantarkan pesertas didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini, dapat dilakukan dengan mengindentifikasi masalah, menjelaskan masalah.

2) Memilih peran dalam pembelajaran

Pada tahap ini peserta didik dan guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeranan.

3) Menyusun tahap-tahap peran

Pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan diaminkan.

4) Menyiapkan pengamat

Penagamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikan

5) Tahap pemeranan

Pada tahap ini peserta didik mulai beraksi secara spntan, sesuai dengan peran masing-masing. Mereka berusaha memainkan setiap peran seperti benar-benar dialaminya.

6) Diskusi dan evaluasi

Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran.

7) Pemeranan ulang

Pemeranan ulang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif-alternatif pemeranan.

8) Diskusi dan evaluasi tahap dua

Diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti pada tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang, dan pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas.

9) Membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan

Tahap ini tidak harus menghasilakan generaliasi secara langsung karena tujuan utama role playing ialah membuat para peserta didik untuk memperoleh pengalaman.

Berbeda dengan Roestiyah (2012:91-92) tahap role playing adalah sebagai berikut.

1) guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini. Guru bertugas memperkenalkan metode yang sedang diterapkan dalam pembelajaran.

2) memilih masalah yang urgent. Guru harus memilih masalah yang penting untuk diperankan yaitu masalha dalam kehidupan sehari-hari.

3) guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan pertama. Ketika guru menjelaskan tentang metode yang di gunakan guru dapat mulai mengatur adegan pertama yang akan diperankan.

4) guru harus bisa mempertimbangkan apakah peranan itu tepat untuk diperankan. Guru memilih adegan yang pantas untuk diperankan dalam pembelajaran agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

5) siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Siswa yang tidak ditunjuk untuk bermain peran diberi tugas untuk mencari topik dan mengevaluasi siswa peranan dari temannya.

6) guru harus membantu siswa apabila mengalami kesulitan.sesuai dengan tugas guru yaitu sebagai fasilitator, yaitu guru hanya bertugas menjadi fasilitas bagi siswa ketika mengalami kesulitan.

7) di buka diskusi dan evaluasi. Diskusi dan evaluasi bertujuan untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Dengan adanya diskusi juga melatih siswa untuk bekerja sama.

Setalah metode role playing diterapkan dalam pembelajaran negosiasi siswa diminta untuk membuat teks negosiasi. Setelah membuat karangan siswa ditugasi untuk membuat teks negosiasi berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan setelah bermain peran.

Dokumen terkait