• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

2. Perubahan Sikap dan Perilaku pada Siswa Kelas X SMA

3. peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing.

F. Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif yang dapat dipertimbang-kan dalam usaha memperbaiki mutu pendididipertimbang-kan. Manfaat teoritis yang lain adalah diharapkan mampu memberi konstribusi ilmiah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam menulis teks negosiasi. 2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut.

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dengan memberikan informasi mengenai metode pembelajaran role

peneliti lain untuk meneliti kemampuan menulis, sehingga akan menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan keterampilan menulis teks negosiasi. Diharapkan pula siswa dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran kemampuan menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role

playing.

c. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan alternatif pilihan dalam pembelajaran keterampilan menulis khususnya menulis teks negosiasi.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis teks negosiasi.

G. Penegasan Istilah

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Istilah yang dijelaskan sebagai berikut

1. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan ( komunikasi ) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

2. Teks negosiasi adalah teks yang berisi tentang hubungan atau interaksi antara dua orang atau lebih untuk memutuskan sesuatu dari kepentingan yang berbeda. Teks negosiasi berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama diantara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. 3. Motode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Metode bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya menulis.

4. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.

5. Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh atau benda mati.

Penulis mengambil judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun Pelajaran 2016/2017” adalah usaha penelitian yang menekankan pada peningkatan kemampuan menulis siswa khususnya dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role

13

Pada bab ini akan dikemukakan tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan hipotesis penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah tinjauan terhadap penelitian-penelitian yang relevan sebelumnya. Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu sehingga diketahui perbedaan yang khas. Penelitian mengenai pembelajaran menulis teks negosiasi dilakukan oleh Pinangsari (2015), Ade (2015), dan penggunaan metode role playing dilakukan oleh Handayani (2013)

Penelitian yang dilakukan Pinangsari (2015) berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Negosiasi dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas X Teknik Kontruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Purworejo.”

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Pinangsari (2015) penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model berbasis masalah dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X Teknik Kontruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Purworejo dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan aspek keaktifan siswa, interaksi siswa, keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dalam berkelompok,

dan perhatian siswa. Hal ini, dapat teratasi dengan menggunakan strategi berbasis masalah. Hasil belajar siswa dalam menulis teks negosiasi mengalami peningkatan. Peningkatan yang diperoleh dari hasil menulis teks negosiasi tiap siklus yaitu pra siklus rata-rata nilai siswa sebesar 5,6, pada siklus I rata-rata menulis siswa meningkat 11.93% menjadi 67,93 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mingkat sebesar 9,6% menjadi 77,53 sehingga pelaksanaan siklus II dianggap berhasil.

Terdapat perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Pinangsari dengan penulis. Perbedaannya adalah pada metode yang digunakan. Metode yang digunakan oleh Pinangsari adalah strategi berbasis masalah, sedangkan penelitian ini menggunakan adalah metode role playing. Penelitian Pinangsari melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Purworejo, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya yaitu keduanya meneliti tentang kemampuan menulis teks negosiasi.

Penelitian tentang teks negosiasi juga dilakukan oleh Ade (2015) yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Teks Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Jember”.

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Ade (2015) penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Jember dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan hasil pembelajaran baik dengan tingkat pemahaman struktur dengan skor rata-rata 5 dan dapat mengembangkan isi

teks dengan baik. Hal ini, teratasi dengan menggunakan role playing. Hasil belajar siswa dalam menulis teks negosiasi mengalami peningkatan. Peningkatan yang diperoleh dari hasil menulis teks negosiasi tiap siklus yaitu pra siklus rata-rata nilai siswa sebesar 30,5 %, pada siklus I rata-rata menulis siswa meningkat menjadi 72,5% dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mingkat sebesar 90% sehingga pelaksanaan siklus II dianggap berhasil.

Terdapat perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Ade dengan penulis. Perbedaannya adalah tempat penelitian. Penelitian Ade melakukan penelitian di SMA Negeri 4 Jember, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya yaitu keduanya meneliti tentang kemampuan menulis teks negosiasi dan melakukan penelitian tentang menulis teks negosiasi.

Metode role playing digunakan oleh Handayani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri Playen III”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran. Untuk perolehan skor pada siklus I, persentase sebesar 53,57%, menjawab pertanyaan 52,38%, menyelesaikan tugas 54,76%, diskusi 52,28%, mencatat materi pembelajaran 55,93%, dan menyimpulkan materi pembelajaran 51,19%. Pada tahap tindakan siklus II, persentase tiap aspek mengalami kenaikan menjadi partisipasi bertanya memiliki persentase sebesar 76,19% menjawab pertanyaan 79,76%, menyelesaikan tugas 82,14%, berdiskusi 80,95%, mencatat materi pembelajaran sebesar 77,38%,

mengerjakan soal 78,57%, menyelesaikan tes secara individu 77,38%, dan menyimpulkan materi pembelajaran sebesar 77,38%. Dengan demikian, penggunaan metode role playing dalam proses pembelajaran meningkatkan proses pembelajaran.

Terdapat perbedaan dan persamaan skripsi yang dilakukan oleh Handayani dengan penulis. Perbedaannya adalah tempat dan objek penelitian. Handayani meneliti tentang proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Playen III. Sebaliknya, penelitian melakukan penelitian pada teks negosiasi di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya keduanya menggunakan metode role playing dalam melakukan penelitian.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoritis merupakan penjabaran dari kerangka teoritis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Teori- teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) hakikat menulis meliputi pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis (2) pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, struktur teks negosiasi, dan tahap menulis teks negosiasi (3) metode pembelajaran yang meliputi hakikat metode pembelajaran, pengertian metode, pengertian metode role playing, kekurangan dan kelebihan metode role playing, manfaat metode role playing, langkah- langkah metode role playing, dan penerapan metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

1. Hakikat Menulis

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis.

a. Pengertian Menulis

Menulis seperti berbicara menyampaikan sebuah pesan, bisa berupa informasi, pemikiran, ajakan atau unek-unek. Keduanya, menulis dan berbicara merupakan keterampilan bahasa yang produktif, hanya berbeda dalam hal penyampaian, yang satu dalam bentuk tulisan dan satunya dalam bentuk lisan. Sebuah tulisan akan bertahan lama, hasil dari tulisan dapat dibaca kapanpun. Berbeda dengan berbicara hasilnya tidak bisa diulang lagi. Namun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memberi informasi, meyakinkan, dan menghibur pembaca.

Pada hakikatnya menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat untuk berkmunikasi secara tidak langsung. Dalam hal ini, narasumber tidak harus bertemu langsung atau bertatap muka dengan pembaca. Narasumber atau pengarang menuangkan ide, gagasan secara tertulis.

Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu . Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan

suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini, merupakan perbedaan utama lukisan dan tulisan. Pada prinsipnya fungsi dari sebuah tuliasan adalah sebagai alat kmunikasi yang tidak langsung.

Menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas aktif produktif ialah sebuah kegiatan yang menghasilkan sesuatu. Dalam kegiatan menulis seorang menulis menghasilkan sebuah tulisan yang akan disampaikan kepada khalayak umum. Tulisan tersebut bertujuan untuk mengemukakan gagasan atau pikiran dari penulis (Nurgiantoro, 2009: 298).

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Tulisan bertujuan untuk memberitahu, artinnya sebuah tulisan disampaikan untuk memberi informasi kepada pembaca. Tulisan juga bertujuan untuk menghibur, sebuah tulisan tidak hanya bertujuan untuk memberi informasi dan meyakinkan melainkan untuk mengibur. Tulisan yang ditulis diharapkan dapat memberikan hiburan bagi pembaca (Dalman , 2015:3).

Menulis merupakan aktivitas menuangkan gagasan. Secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks nonsastra dan karya sastra. Menulis memiliki tujuan, seperti memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, dan mengisahkan kejadian.

Sebuah tulisan dapat menumbuhkan daya khayal bagi penulis dan pembaca. Penulis akan menyampaikan pikirannya melalui tulisan sehingga pembaca akan terbawa dengan cerita yang disampaikan. Hal ini, bertujuan untuk menghibur pembaca (Sukirno, 2016: 6).

Kegiatan menulis dalam dunia pendidikan sangat penting dan berharga, sebab menulis akan lebih mempermudah seseorang untuk berpikir. Menulis merupakan suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan menulis siswa belajar untuk mengemukakan pendapat atau gagasan tanpa ada rasa takut dan malu. Mereka bebas mengeluarkan pendapat mereka melalui tulisan.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan gagasan, ide, atau pikiran ke dalam tulisan secara tidak langsung. Melalui menulis tersebut, segala pesan atau maksud dari penulis akan dapat dipahami oleh pembaca. Dengan menulis siswa dapat belajar mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut dan malu. b. Tujuan Menulis

Adapun yang dimaksud dengan maksud atau tujuan penulis (the

writer’s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis

akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa :

1. tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informatif.

2. tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.

3. tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer.

4. tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif ( Tarigan, 2008: 24).

Menurut Sukirno ( 2016: 5) memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian. Melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal/ imajinasi pembacanya. Menulis juga dapat menarik suatu makna baru dari luar apa yang diuangkapkan secara tersurat.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tujuan belajar menulis adalah (1) peserta didik dapat berkomunikasi dengan diri sendiri dan atau orang lain; (2) peserta didik dapat mendokumentasi hal-hal penting atau mengesankan yang diperoleh; (3) peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi; dan (4) menyalurkan bakat niat tulisan. Tujuan belajar menulis menurut pendekatan mdern tidak mementingkan hasil, tetapi juga proses (Nunan, 1994: 86 dalam buku Sukirno 2016: 5).

Dalman (2015: 12) menyatakan bahwa tujuan menulis ditinjau dari sudut pandang kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, antara lain (1) tujuan penugasan; (2) tujuan estesis; (3) tujuan penerangan; (4) tujuan pernyataan diri; (5) tujuan kreatif; (6) tujuan konsumtif.

1) Tujuan Penugasan

Pada umumnya para pelajar, menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.

2) Tujuan Estetis

Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk menciptakan keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu, penulis pada umumnya memerhatikan benar pilihan kata atau diksi serta penggunaan gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam mempermainkan kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang memiliki tujuan estetis.

3) Tujuan Penerangan

Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, maupun budaya.

4) Tujuan Pernyataan diri

Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat pernyataan. Penulisan surat pernyataan maupun surat perjanjian merupakan tujuan untuk pernyataan diri.

5) Tujuan Kreatif

Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa.

6) Tujuan Knsumtif

Tulisan dibuat untuk dijual dan dikonsumsi leh para pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca. Penulis lebih berorientasi pada bisnis. Salah satu bentuk tulisan ini adalah novel, dongeng, fabel, dan komik.

Dari pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa tujuan menulis adalah sebagai sarana untuk mengajar atau memberitahukan sesuatu hal ke khalayak. Menulis dapat meyakinkan pembaca atau mendesak pembaca untuk melakukan sesuatu hal yang dituliskan oleh penulis. Tulisan ini juga bisa bertujuan menghibur pembaca, dan umumnya tulisan merupakan sarana untuk mengekspresikan perasaan dan emosi. Menulis juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dengan diri sendiri atau orang lain, memberikan informasi, dan menuangkan ide atau perasaan yang ingin disampaikan. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan gagasan atau ide dengan bebas. Menulis juga dapat menghibur pembaca. Sebelum kita membuat suatu tulisan hendaknya kita harus terlebih dahulu memikirkan apa yang akan kita tulis dan kita berikan kepada pembaca agar pembaca merasa pembaca merasa tertarik dan terhibur dengan hasil kita.

c. Manfaat Menulis

Tarigan ( 2008: 22) menyatakan bahwa “Pada prinsipnya manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung”. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Menulis dapat memudahkan kita dalam merasakan dan menikmati hubungan-hubungan mendalam. Memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.

Sukirno (2010: 5-6) menjelaskan bahwa menulis itu bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imajinasi atau citraan yang tepat. Menulis bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan tertulis sehingga diketahui oleh orang lain. Dengan menulis dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas, dapat mengenal adat dan tata krama dalam bermasyarakat. Menulis melatih kita mengungkapkan pikiran dan perasaan yang sedang dirasakan. Pembaca akan mengerti apa yang sedang dirasakan

dan dipikirkan dengan menulis. Menulis dapat menambah kosa kata penulis karena terbiasa merangkai kata.

Sehubungan dengan hal tersebut, manfaat menulis adalah dapat membantu penulis dalam mengembangkan berbagai gagasan dan potensi dirinya serta dapat meninjau dan menilai gagasannya sendiri secara objektif. Dengan menulis kita terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur. Serta penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dan dapat memperbaiki kualitas kehidupan. Dengan menulis penulis dapat mengembangkan gagasan yang ada dalam pikirannya. Menulis juga dapat melatih keterampilan dalam berbahasa yang benar. Menulis juga dapat mengukur kemampuan sendirii kita dalam berbahasa secara objektif.

Menurut Dalman (2015 : 5) menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir. Dalam hal ini, menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif. Dengan demikan, penulis dapat menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Menulis membutuhkan kreativitas untuk menghasilkan tulisan yang tepat sasaran. Tulisan akan bermanfaat bagi pembaca, jika tulisan itu mengandung manfaat yang baik bagi pembaca.

Tercapainya tujuan belajar menulis sangat bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis sehingga ditahui orang lain. Dengan menulis kita dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas. Dapat belajar mengenal adat

istiadat, dan tata krama masyarakat. Keberhasilan itu juga berimplikasi terhadap keterampilan berbahasa secara umum seperti membaca, menyimak, dan berbicara karena sesuai dengan konsep belajar terkini. Proses belajar menulis dilakukan secara terpadu.

Membiasakan diri untuk menulis secara tidak langsung melatih otak kita untuk berpikir dan inovatif. Menulis juga melatih berbahasa yang baik. Dengan menulis kita juga dapat mengukur kemampuan diri sendiri secara objektif. Selain itu, kita juga dapat menghasilkan suatu karya baru yaitu berupa tulisan. Tulisan itu juga dapat bermanfaat bagi rang yang membacanya.

2. Hakikat Teks Negosiasi

Pada bagian ini diuraikan pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, struktur teks negosiasi.

a. Pengertian Teks Negosiasi

Menurut Sutrisno dan Kusmawan (2007: 8) negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikasi atau saling bergantian. Negosiasi antara penjual dan pembeli sering kita jumpai disekitar kita, contohnya di pasar tradisional.

Menurut Suherli et al (2016: 180) negosiasi ialah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi)

lain. Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan, untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yamg dapat iterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa atau perselisihan pendapat.

Untuk meyakinkan pihak lain dalam bernegosiasi, pihak lain harus menyertakan alasan yang tepat dalam bernegosiasi. Pihak lain harus mampu meyakinkan pihak lainnya bahwa pengajuan atau penawaran yang diajukan dapat atau bahkan harus diterima. Bernegosiasi juga tidak boleh memaksakan kehendak.

Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. Menurut Pruitt dalam Lewicki (2012: 3) negosiasi adalah bentuk pengambilan keputusan di mana dua belah pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka. Proses negosiasi yang paling baik yaitu kedua pihak bertemu dan merundingkan permasalahan diantara mereka. Dengan begitu permasalahan diantara kedua belah pihak dapat terselesaikan.

Dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak harus meletakkan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama. Kesepakatan harus dapat menguntungkan kedua belah pihak. Kesepakatan dalam negosiasi ini sebagai sebuah dasar dan jaminan untuk keberhasilan dalam negosiasi (Sutrisno dan Kusmawan, 2007: 9).

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan teks negosiasi adalah teks yang menggambarkan tawar menawar yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak. Negosiasi juga bertujuan mengatasi atau menyesuaikan perbedaan. Negosiasi dilakukan dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa atau perselisihan pendapat.

b. Ciri- Ciri Teks Negosiasi

Proses komunikasi dalam negosiasi dalam (Sutrisno dan Kusmawan, 2007) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) melibatkan dua belah pihak.

2) adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan . 3) kedua belah pihak menjalin kerja sama.

4) adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak .

5) untuk mengkonkritkan masalah yang masih abstrak.

Menurut Suherli et al teks negosiasi memiliki ciri sebagai berikut.

Dokumen terkait