• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

B. Pembahasan Data Hasil Penelitian

2. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Perubahan Sikap

Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi

Berdasarkan hasil observasi telah diperoleh pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Namun, sebelum penulis menjelaskan peningkatan sikap dan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II, terlebih dahulu akan penulis jelaskan sikap dan perilaku awal siswa pada tahap prasiklus. Adapun penjelasan lebih rinci data-data tersebut penulis uraikan sebagai berikut.

a. Deskripsi Prasiklus

Kondisi awal sikap dan perilaku siswa pada tahap prasiklus dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan. Adapun pembahasan lebih rinci kondisi awal sikap dan perilaku siswa penulis deskripsikan sebagai berikut.

1) Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi awal sebagaimana telah disajikan pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negoasiasi dapat dikatakan masih kurang. Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya,menanggapi, dan membuat catatan)hanya 20 siswa atau 6,25%. Berdasarkan hasil pengamatan masih banyak siswa yang tidak mau bertanya ketika guru menjelaskan materi.

Mereka lebih sering berbicara dengan temannya dibandingkan membuat catatan.

Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan diperoleh siswa juga masih sangat rendah, yaitu 17 atau 53,12 %. Berdasarkan hasil observasi siswa terkesan pasif. Mereka cenderung merasa malas dan bosan dengan metode yang digunakan oleh guru yaitu dengan metode ceramah. Walaupun dalam pembelajaran terkadang guru memberikan sedikit hiburan agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan. Hanya 3siswa atau 9,37% yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Skor tersebut masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan siswa juga masih terlihat pasif. Walaupun guru sudah berulang kali menggugah siswa untuk mau bertanya tetapi mereka tetap saja diam tidak mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Mereka masih terlihat kebingungan dalam menangkap materi teks karena materi tersebut merupakan materi baru bagi sebagian besar dari mereka.

Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik yang diperoleh siswa juga masih rendah. Pada aspek ini rata-rata skor yang diperoleh hanya 20 siswa atau 62,5 %. Respon siswa terhadap menulis teks negosiasi masih negatif. Walaupun tergolong cukup. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang masih menulis teks negosiasi dengan sikap yang

kurang tertarik. Mereka menulis dengan melihat pekerjaan milik temannya dan mengganggu teman yang sedang menulis teks negosiasi.

Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluhanya19 atau 40,62%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti menggambar atau mencoret-coret dibuku, berbicara dengan temannya, dan meletakkan kepalanya di meja. Dari aspeksiswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diberikan oleh guru yaitu 17 atau 53,12 5%. Siswa merasa teknik menulis yang diberikan oleh guru membosankan, sehingga siswa merasa acuh dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini, dapat dilihat dari perilaku siswa ketika proses pembelajaran. Siswa lebih sering berbicara dengan temannya dibanding mendengarkan penjelasan dari guru.

Selanjutnya dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan siswa yang pasif dan malas 27 siswa atau 84,37 %. Mereka lebih suka diam dibanding bertanya tentang materi yang sedang dijelaskan. Padahal, mereka mengalami kesulitan dalam menulis teks negosiasi. Dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya) masih sangat tinggi yaitu, 29 siswa atau 90,62%. Ketika siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal menulis teks negosiasi siswa lebih sering bercanda dengan temannya. Mereka sering melihat pekerjaan milik temannya. Menulis dengan kepala diletakkan di atas meja.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap prasiklus dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi masih kurang. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perbaikan untuk meningkatkan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Salah satu solusi yang penulis terapkan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi adalah menggunakan metode role

playing. Penerapan metode role playing ini nantinya diharapkan dapat

meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negoasiasi.

2) Hasil Pengisian Angket

Berdasarkan hasil pengisian angket yang telah siswa lakukan pada tahap prasiklus dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis dapat dikatakan masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4, siswa masih kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Salah satu faktor penyebab siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis karena selama mengajar guru belum sepenuhnya menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dan merasa bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit. Siswa juga sering mengeluh jika mendapat tugas menulis dari guru.

3) Wawancara

Dalam tahap prasiklus, penulis melakukan wawancara dengan siswa dan guru. Wawancara tersebut penulis lakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negoasiasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan siswa dapat disimpulkan bahwa minat siswa dalam pembelejaran menulis masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5. Pada kegiatan wawancara ini penulis mengambil lima anak untuk diwawancari terkait minat mereka dalam pembelajaran menulis. Pemilihan lima anak tersebut penulis lakukan dengan teknik random. Penulis memilih anak dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang. Sebagian besar siswa menjawab kegiatan menulis tidak mereka sukai karena sulit, terkadang malas menulis, dan jenuh dengan kegiatan menulis. Kesulitan yang mereka alami ketika membuat suatu tulisan adalah sulit mengembangkan judul, penggunaan EYD, dan penguasaan kosa kata yang baku.

Sikap dan perilaku siswa yang negatif dalam pembelajaran menulis juga diakibatkan oleh metode mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa menjawab guru belum sepenuhnya menggunakan metode pembelajaran saat proses pembelajaran menulis. Padahal, dengan adanya metode pembelajaran dapat dijadikan alternatif atau solusi untuk mengatasi pemasalahan tersebut. Oleh sebab itu, penulis berusaha mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

metode role playing terhadap pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi.

4) Dokumentasi

Dokumentasi foto juga penulis lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto penulis gunakan sebagai bukti visual sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Berdasakan hasil dokumentasi yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa sikap dan perilaku siswa masih kurang dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini dapat dilihat pada foto berikut ini.

Gambar 5. Perilaku Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran

Gambar 5 menunjukkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi masih kurang. Ketika guru menjelaskan materi teks negosiasi, siswa tersebut tidak memperhatikan mereka malah bercanda dengan temannya. Sementara itu, siswa lain menyandarkan badannya di dinding kelas. Rendahnya sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran

menulis teks negosiasi juga terlihat ketika diminta oleh guru membuat teks negosiasi mereka tidak percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Aktivitas Siswa Saat Menulis Teks Negosiasi

Gambar 6 menunjukkan bahwa siswa kurang percaya diri ketika diberi tugas menulis teks negosiasi. Masih ada beberapa siswa yang mencontek teman lainnya. Mereka masih merasa kesulitan dalam menulis teks negosiasi sehingga mereka berusaha melihat pekerjaan teman lainnya.

b. Deskripsi Siklus I

Pengaruh minat siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat dilihat dari hasil observasi, hasil angket, dan dokumentasi foto. Berikut penulis deskripsikan hasil pengamatan pada siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing.

1) Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan data pada tabel 6, dapat di ketahui bahwa sikap dan perilaku siswa mulai ada peningkatan setelah diadakan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Siswa sudah mulai aktif bertanya

dan berpendapat. Selain itu, siswa juga merespon positif (senang) terhadap metode role playing yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), terlihat rata-rata skor yang didapat siswa mulai meningkat dari tahap prasiklus menjadi 23 atau 71,81%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, siswa mulai antusias memperhatikan penjelasan guru. Siswa sudah mulai berani bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan membuat catatan . Dalam menyampaikan materi teks negosiasi, guru menggunakan powerpoin sehingga materi yang disampaikan cukup menarik.

Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan juga mengalami meningkat. Siswa yang merespon psitif semula 17 atau 53,12% pada siklus I meningkat menjadi 22 atau 68,75%. Berdasarkan hasil observasi, siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi.

Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif meningkat menjadi 21 atau 65,62%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan keaktifan siswa mulai terlihat. Guru selalu memancing siswa agar mereka mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Ketika mereka mengalami kesulitan menulis teks negosiasi misalnya, mereka tidak segan bertanya kepada guru.

Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek ini siswa yang menulis teks negosiasi dengan sikap baik sebanyak 23 atau 71,87%. Respon siswa terhadap proses pembelajaran sudah ada perubahan menuju respon positif. Hal ini terbukti dengan sikap baik yang ditunjukkan siswa dalam menulis teks negosiasi.

Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluketika menulis teks negosiasi. Hampir semua siswa menulis dalam menulis teks negosiasi menunjukkan sikap yang positif. Mereka tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu. Walaupun masih ada yang tidak memperhatikan guru. Siswa yang memperhatikan guru sebanyak 22 atau 78,75%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa tidak lagi melakukan hal yang tidak perlu.

Dilihat dari aspek siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diajarkan. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan karena metode role playing tidak membuat siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran. Hal ini, dapat dilihat siswa yang merespon negatif sebanyak 10 atau 31,25%.

Dilihat dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan. Pada tahap siklus I siswa sudah mulai aktif dalam bertanya mengenai materi teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sebanyak 9 atau 28,15%. Berdasarkan observasi yang dilakukan metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

Dilihat dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya). Pada siklus I siswa sudah ada peningkatan siswa tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti mencontek, tidur, dan bercanda. Walaupun masih ada siswa sebanyak 12 atau 6,25 yang masih melakukan hal yang tidak perlu. Namun, sudah ada peningkatan yang signifikan dibanding siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap siklus I dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sudah cukup baik. Rata-rata siswa sudah mengalami peningkatan dari skor sebelumnya. Walaupun sikap dan perilaku siswa sudah cukup baik, penulis dan guru bahasa Indonesia akan tetap melakukan perbaikan pada aspek-aspek yang dirasa belum maksimal sehingga pada pembelajaran selanjutnya sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik lagi.

2) Hasil Angket Siklus I

Berdasarkan hasil angket siklus I sebagaimana disajikan dalam tabel 7, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 3Purworejo memiliki perubahan sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa merasa terbantu dengan adanya metode role playing ketika mereka mendapat tugas menulis teks negosiasi. Hal itu dapat dilihat dari jawaban siswa yang terdapat pada tabel 7. Dari jumlah 32 siswa, siswa yang menjawab metode role playing dapat membantu dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi sebanyak 29 siswa atau 91,00% dan 3 siswa atau 9% menjawab tidak. Berdasarkan

jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa metode role pleying sangat membantu siswa ketika menulis teks negosiasi.

Perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing juga dapat dilihat dari pertanyaan angket nomor 5. Sebagian siswa merespon positif dengan adanya metode role

playing. Siswa yang menjawab metode role playing tidak membuat mereka

merasa bosan sebanyak 26 siswa atau 81%, siswa dengan jawaban tidak sebanyak 6 siswa atau 19 %. Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif dengan digunakannya metode role

playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini terjadi karena

skenario yang penulis dan guru memberikan skenario yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami teks negasiasi tersebut dan merasa tertarik dengan skenario tersebut.

Metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi memang sangat efektif digunakan karena dapat merubah sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini terbukti dari jawaban siswa yang terdapat dalam pertanyaan angket nomor 9. Siswa yang menjawab metode role playingmenarik bagi siswa, siswa yang tertarik dengan metode tersebut sebanyak 28 siswa atau 87,5%, siswa yang menjawab tidak sebanyak 4 siswa atau 12,5 %.

Metode role playing tepat digunakan sebagai metode pembelajaran karena selain terasa menyenangkan juga mempermudah siswa ketika mereka menulis teks negosiasi4. Hal ini dapat dilihat pada jawaban angket nomor 4.

Siswa yang menjawa metede role playing membantu mereka dalam menentukan topik sebanyak 28 siswa atau sebanyak 87,5%, siswa yang menjawab tidak sebanyak 4 siswa atau 12,5%. Dari hasil jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing memang tepat digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi. Hal ini diperkuat dari jawaban siswa dalam hasil angket siklus I nomer.2 dan 3. Siswa yang menjawab setuju jika metode role playing tepat digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sebanyak 24 siswa atau 75 %, siswa yang menjawab tidak sebanyak 8 atau 25% .

3) Dokumentasi Siklus I

Dokumentasi foto penulis lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto penulis lakukan sebagai bukti visual sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Berdasakan hasil dokumentasi yang telah dilakukan pada tahap siklus I dapat dikatakan bahwa sikap dan perilaku siswa mulai ada peningkatan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini dapat dilihat pada foto berikut ini.

Gambar 7. Aktivitas Siswa Ketika Berdiskusi dalam Kegiatan Metode Role Playing

Gambar 7 menunjukkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiaasi dengan metode role playing sudah meningkat, dibandingkan ketika belum menggunakan metode role playing . Ketika guru memberikan tugas menulis teks negosiasi siswa juga lebih serius. Mereka tidak lagi bercanda dengan dan temannya, mencontek, dan tidur dikelas. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 8. Siswa Lebih Serius dalam Menulis Teks Negosiasi Gambar 8 menunjukkan bahwa siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran teks negosiasi. Mereka tidak lagi bercanda dengan temannya dan melihat pekerjaan punya temannya. Suasana di kelas menjadi lebih kondusif. Berdasarkan dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif dan menunjukkan perubahan sikap dan perilaku ketika mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role

c. Deskripsi Siklus II

Sama halnya dengan siklus I, pengaruh metode role playing terhadap perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat dilihat dari hasil observasi, hasil angket, dan dokumentasi foto. Berikut penulis deskripsikan hasil pengamatan pada siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing.

1) Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan data pada tabel 8, dapat di ketahui bahwa sikap dan perilaku siswa ada peningkatan yang lebih setelah diadakan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siklus II. Siswa yang aktif bertanya dan berpendapat mulai bertambah. Selain itu, siswa juga merespon positif (senang) terhadap metode role playing yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), terlihat siswa mulai meningkat dari tahap siklus I menjadi 28 atau 87,5%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, siswa mulai antusias memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang berani bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan membuat catatan bertambah. Dalam menyampaikan materi teks negosiasi, guru menggunakan

powerpoin sehingga materi yang disampaikan cukup menarik dan lebih

mendalami materi yang dirasa kurang dipahami oleh siswa.

Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan juga mengalami meningkat. Siswa yang merespon positif pada

siklus II meningkat menjadi 29 atau 90,62%. Berdasarkan hasil observasi, siswa yangtertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi mengalami peningkatan perubahan sikap dan perilaku yang signifikan. Hal ini, disebabkan karena skenario yang dipakai pada metode role playing sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran.

Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif meningkat menjadi 26 atau 81,25%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan keaktifan siswa lebih terlihat. Guru selalu memancing siswa agar mereka mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Ketika mereka mengalami kesulitan menulis teks negosiasi misalnya, mereka tidak segan bertanya kepada guru.

Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek ini siswa yang menulis teks negosiasi dengan sikap baik sebanyak 26 atau 81,25%. Respon siswa terhadap proses pembelajaran siswa lebih menunjukkan perubahan menuju respon positif. Hal ini terbukti dengan sikap baik yang ditunjukkan siswa dalam menulis teks negosiasi.

Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluketika menulis teks negosiasi. Hampir semua siswa dalam menulis teks negosiasi menunjukkan sikap yang positif. Mereka tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu. Walaupun masih ada yang tidak memperhatikan guru. Siswa yang memperhatikan guru sebanyak

28 atau 87,5%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa tidak lagi melakukan hal yang tidak perlu.

Dilihat dari aspek siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diajarkan. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan karena metode role playing tidak membuat siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran. Hal ini, dapat dilihat siswa yang merespon negatif sebanyak 7 atau 21,87%.

Dilihat dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan. Pada tahap siklus II siswa lebih aktif dalam bertanya mengenai materi teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sebanyak 6 atau 18,75%. Berdasarkan observasi yang dilakukan metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

Dilihat dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya). Pada siklus II hampir semua siswa tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti mencontek, tidur, dan bercanda. Walaupun masih ada siswa sebanyak 4 atau 12,25 yang masih melakukan hal yang tidak perlu. Namun, sudah ada peningkatan yang signifikan dibanding siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap siklus II dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sangat baik. Walaupun sikap dan perilaku siswa sudah

sangat baik, penulis dan guru bahasa Indonesia akan tetap melakukan perbaikan pada aspek-aspek yang dirasa belum maksimal sehingga pada pembelajaran selanjutnya sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik lagi.

2) Hasil Angket Siklus II

Berdasarkan hasil angket siklus I sebagaimana disajikan dalam tabel 9, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa merasa terbantu ketika menulis teks negosiasi karena metode role playing dapat memberi gambaran siswa dalam pembelajaran menulis. Hal itu dapat dilihat dari jawaban siswa yang terdapat pada tabel 9. Dari jumlah 32 siswa, siswa yang menjawab metode role playing dapat membantu memberi gambaran ketika

Dokumen terkait