• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I . PENDAHULUAN

1.6 Metode Penelitian

Untuk memperoleh tujuan dan manfaat dari penelitian ini, maka diperlukan metode dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini juga merupakan metode yang mampu bertujuan

membuat deskripsi secara nyata, tersturktur dan terpercaya dengan cara menyelesaian masalah yang ada melalui pengumpulan data kemudian menyusun, meninjau dan memperjelaskan data tersebut. Menurut Siswanto (2016 :54) dengan metode deskriptif ini, seorang peneliti sastra harus mampu mengutarakan kenyataan yang ada atau data dengan cara memberikan deskripsi. Metode ini mampu memberikan penjelasan dan pemahaman yang jelas terhadap data yang dianalisis. Menurut Hadari Nawawi dalam Siswanto (2016 : 55) peran metode penelitian sangat penting untuk mencegah cara penyelesaian masalah dan cara berpikir spekulatif, mencegah cara kerja yang bersifat bermasalah serta meningkatkan sifat yang rasional dalam menggali kebenaran pengetahuan.

Sedangkan teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah library researchatau studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan metode yang digunakan melalui pengumpulan data melalui sumber seperti buku – buku dan catatan –catatan untuk memecahkan masalah penelitian yang berhubungan. Dan selain dari pustaka diperlukan juga sumber untuk menghimpun data yang bersumber dan tulisan – tulisan dari internet seperti google, wikipedia atau blog- blog mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian buku buku serta tulisan - tulisan tersebut dibaca dan disesuaikan dengan teori yang ada pada sumber data utama dalam penelitian ini yaitu novel “The Scent Of Sake” berdasarkan pendekatan pragmatik sastra . Kemudian semua data yang ada dianalisa untuk memecahkan masalah yang diteliti sehingga mendapatkan hasil, kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA DAN STUDI PRAGMATIK

2.1 Definisi Novel

Novel saat ini sudah banyak menarik perhatian dan minat dari berbagai kalangan.

Dari pandangan sejarahnya, novel mempunyai sebuah garis perkembangan yang membentang untuk kita lihat lagi kebelakang, ke tradisi – tradisi fiksi pendahulunya.

Sebagaimana yang kita ketahui,bahwa novel merupakan suatu karya fiksi, yang menceritakan suatu kisah peristiwa baik dari kejadian nyata maupun khayalan atau rekaan. Sebuah novel memiliki tokoh – tokoh dalam peristiwa yang diceritakan, peristiwa yang ada dalam novel juga biasanya adalah hasil dari gambaran kehidupan yang ada, penulis akan membuat karyanya melalui pengalaman diri sendiri, orang lain atau karangan yang mengandung unsur keadaan nyata dalam kehidupan masyarakat sehari – harinya dalam suatu cerita tersebut.

Menurut Aziez ( 2010 : 3) mengatakan bahwa novel sifatnya naratif dalam artian novel itu lebih terperinci dengan segala unsur- unsur dalam cerita. Novel dan drama dapat dibedakan yaitu dengan melihat bahwa novel memiliki ciri lebih bercerita sedangkan drama peragaan dan dialog. Dalam novel pembaca dapat melihat semua secara mendetail dengan apa yang sudah disediakan oleh pengarang seperti tokoh, perwatakan dan alur. Novel juga melibatkan sejumlah tokoh yang melakukan suatu kerangka yang sudah diatur dalam suatu uturan yang logis yaitu Dengan kata lain,

kronologis, sebab – akibat, dan sebagainya. Ian Watt dalam Aziez, dkk (2010 : 4) juga mengemukakan bahwa kenyataannya alur – alur novel tidak diambil dari sumber – sumber tradisional.

Menurut Suharianto (1982 : 67) novel dapat dibagi dari segi tinjauan isi, gambaran dan maksud pengarang, sebagai berikut ini:

1. Novel Berendens, adalah novel yang menampilkan suatu kejanggalan-kejanggalan yang ada dalam masyarakat.Itulah sebabnya novel berends sering disebut novel yang bertujuan.

2. Novel Psikologis, adalah novel yang menceritakan suatu keadaan kejiwaan tokoh dalam novel tersebut serta bagaimana perjuangannya.

3. Novel Sejarah, yaitu novel yang menceritakan seseorang dalam suatu masa sejarah.

Novel ini menggambarkan dan menelusuri adat istiadat dan perkembangan masyarakat pada masa itu.

4. Novel anak – anak, yaitu novel yang menggambarkan kehidupan dunia anak – anak . 5. Novel Detektif, yaitu novel yang isinya dapat mengajak kita berputar pikiran untuk

memikirkan alur cerita pada kejadian yang ada dalam novel karena perasaan penasaran dan ingin tahu.

6. Novel Perjuangan, yaitu novel yang menggambarkan suasana perjuangan dan peperangan yang dialami seseorang.

7. Novel Propaganda, yaitu novel yang isinya semata – mata untuk kepentingan guna memengaruhi pihak yang mendengar dan melihatnya.

Berdasarkan penjelasan pembagian jenis – jenis novel di atas, maka dapat dilihat bahwa novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini termasuk ke dalam jenis novel

perjuangan . Hal ini dikarenakan dalam novel ini terdapat suatu kisah yang menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan kelangsungan keluarganya . Banyak sekali pengorbanan yang ia lakukan demi mengabdikan diri untuk keluarganya yang notabennya adalah keluarga yang memiliki bisnis sake yang cukup berkualitas dan cukup terkenal kala itu.

Dalam novel ini Rie adalah tokoh utama yang memiliki peran sangat penting di keluarga Omura. Kenyataan yang ia harus terima juga bahwa Rie adalah satu – satunya anak di keluarga Omura setelah meninggalnya adik Rie Toichi saat berusia satu tahun.

Dan semua hal itu membuat Rie sangat paham dengan kondisi keluarga dan apa yang akan terjadi dan apa yang ia harus lakukan , semua tanggung jawab keluarganya kelak akan berada di punggungnya. Perjuangan Rie dimulai sejak ia dinikahkan dengan Mukoyoshi seorang suami adopsi yang dipilihkan oleh kedua orangtua Rie untuknya.

Ternyata Jihei suaminya Rie tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mengelola bisnis keluarganya agar semakin berkembang tetapi sebaliknya ia sering menghamburkan uang dengan mabuk dan geisha . Bahkan sampai Jihei memiliki anak – anak yang lahir dari rahim geisha dan karena kejadian yang menimpa kandungan Rie sampai akhirnya ia keguguran, keluarga Omura memutuskan untuk mengangkat anak Jihei dari geisha menjadi bagian keluarga Omura untuk kelangsungan bisnis sake keluarganya. Hubungan Rie dengan pekerja di rumah keluarga Omura sangat terjalin dengan baik namun, sebaliknya dengan suaminya. Banyak hal yang harus dilakukan Rie demi keluarganya karena suaminya tidak bisa diandalkan dalam hal ini. Setelah Rie membunuh perasaannya untuk dinikahkan dengan Jihei setelah pernikahan merekapun Rie harus tegar menghadapi kelakuan suaminya yang sering memperlakukannya dengan kasar sehingga mereka sering bertengkar dan ketegaran serta pengorbanan Rie dalam

mengasuh anak – anak geisha yang masuk ke dalam bagian keluarga Rie dan ia juga berjuang untuk ikut campur dalam bisnis keluarganya yang saat itu banyak aturan sistem budaya Jepang Kuno yang membatasi pekerjaan perempuan . Tapi, Rie berhasil melawan semua itu dengan ketegaran hatinya selama ini dan juga kerja kerasnya dalam segala hal.

2.2 Resensi Novel The Scent Of Sake

Setiap karya sastra terkhusus novel memiliki unsur-unsur yang saling membangun satu sama lain di dalamnya, unsur – unsur tersebut guna menciptakan suatu keselarasan dalam sebuah karya sastra. Dalam karya sastra novel pada dasarnya dibangun oleh unsur – unsur berupa tema, alur (plot), setting (latar), penokohan (perwatakan), dan sudut pandang . Unsur – unsur inilah yang akan menjadi fokus utama untuk ditelaah dalam pembahasan ini sebagai telaah umum terhadap unsur – unsur struktur formal dalam novel

“The Scent Of Sake”karya Joyce Lebra.

2.2.1 Tema

Menurut Staton dan Kenny dalam Ismawati (2013 : 71) tema adalah makna dalam sebuah cerita. Menurut Hatoko dan Rahmanto dalam Ismiwati (2013 :72) mengatakan bahwa tema adalah suatu pikiran yang menunjang sebuah karya sastra dan unsur makna serta hubungan dengan teks yang terkandung dan mengenai persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan yang ada.

Makna terdapat dalam sebuah cerita tidak dipaparkan secara spesifik oleh pengarang. Dalam hal tema pun diketahui adanya tema pokok dan tema tambahan

seperti sub tema. Menurut Nurgiyantoro dalam Ismiwati (2013 : 72) untuk menentukan makna yang terdapat pada sebuah cerita, pembaca harus memiliki pemahaman mengenai tema itu sendiri. Tema menjadi acuan dasar dalam pengembangan seluruh cerita, tema menyelami seluruh bagian cerita. Tema mempunyai cakupan yang umum, luas dan abstrak. Untuk menemukan sebuah tema sebuah cerita harus disimpulkan dari keseluruhan cerita. Menurut Aziez (2010: 75) mengatakan tema merupakan ide pokok yang dikembangkan dalam alur cerita. Suatu novel yang kompleks akan dapat dianalisis dengan sejumlah besar tema yang berbeda atau bahkan saling terkait. Hampir semua hal yang ada dalam hidup ini bisa dijadikan tema, sekalipun dalam praktiknya tema – tema yang paling sering diambil adalah beberapa aspek atau karakter dalam kehidupan ini, seperti ambisi, kesetiaan, kecemburuan, frustasi, kemunafikan, ketabahan dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, maka tema dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini adalah tentang perjuangan dan pengorbanan kehidupan seorang wanita dengan ambisi yang kuat serta loyalitas terhadap keluarganya dengan kondisi sosial masyarakat Jepang yang masih menganut pembatasan hak terhadap jalan hidup wanita.

2.2.2 Alur (Plot)

Alur atau Plot merupakan suatu urutan kejadian dalam sebuah cerita yang dihubungkan secara sebab akibat. Dengan adanya alur dapat memudahkan kita untuk memahami peristiwa kejadian yang ada dalam cerita tersebut. Menurut Nurgiyantoro dalam Ismawati (2013 : 73) Plot diwujudkan melalui perbuatan,

tingkah laku dan sikap tokoh – tokoh yang ada dalam cerita. Peristiwa, Konflik dan Klimaks merupakan tiga aspek yang sangat penting dalam sebuah cerita. Peristiwa merupakan suatu kejadian dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi yang tidak menyenangkan dan dialami tokoh – tokoh dalam cerita. Klimaks adalah dimana konflik telah mencapai titik puncaknya.

Namun setelah peristiwa, konflik dan klimaks dilalui ada sebuah pemecahan masalah yang biasa dikatakan dengan penyelesaian konflik dalam akhir cerita.

Klimaksnya menurun dan menuju sebuah solusi penyelesaian masalah dalam cerita.

Kemudian penulis akan mengakhiri cerita dengan keadaan bahagia, sedih ataupun menggantung.

Alur atau Plot merupakan jalan cerita yang memiliki keterkaitan sebab dan akibat. Dalam pembagiannya, alur dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Alur Maju (Progresif)

Alur maju menceritakan suatu kejadian yang ditandai dengan adanya sebab akibat yang diceritakan secara berurut maju kedepan mulai dari tahap pengenalan situasi, konflik, klimaks dan penyelesaian . Kronologis pada alur maju tidak mengacak.

2. Alur Mundur

Alur mundur menceritakan suatu kejadian tidak mulai dari awal, tetapi dari tengah atau akhir atau kilas balik ke masa lampau. Biasanya alur mundur ini memiliki tahapan akhir, antiklimaks, klimaks, perumitan dan awal.

3. Alur Campuran

Alur campuran menceritakan sebuah kejadian yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Dalam alur campuran perisitiwa dalam cerita bisa diawali dari masa saat ini kemudian masa lalu dan kembali diteruskan lagi ke masa saat ini hingga akhir cerita .

Dari penjelasan diatas, adapun alur yang terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” ini adalah alur maju . Hal ini bisa kita lihat dalam peristiwa dalam novel tersebut ceritanya sangat tersusun secara kronologis yang menceritakan tokoh utama Rie mulai dari masa remajanyanya di usia 20 tahun . Pada saat itu kedua orangtua Rie sudah mulai merencanakan pernikahannya dengan Jihei seorang mukoyoshi pilihan keluarganya . Saat itu Rie tidak punya pilihan untuk menolak dan pernikahanpun terjadi setelah mengadakan omiai kedua pihak keluarga dengan persaan terpaksa yang dirasakan Rie. Mulai dari Rie yang akhirnya mulai mengandung dan kandungannya saat itu tidak bertahan lama karena keguguran, akhirnya Rie mengadopsi anak laki – laki dari seorang geisha dan setelah itu dia dikarunia seorang anak perempuan dan ia mengadopsi 3 orang anak lagi dari geisha dan akhirnya Rie membesarkan 5 orang anak di rumah sake Omura yang akan menjadi penerus bisnis keluarganya. Begitulah seterusnya kehidupan Rie hingga hari tuanya dan bisnis sakenya diwariskan hingga ke anak cucu. Cerita ini terus berlanjut sampai tokoh utama Rie menginjak usia 88 tahun.

2.2.3 Latar (Setting)

Latar adalah suatu keterangan yang berisi hal mengenai waktu, tempat dan suasana kejadian suatu peristiwa. Menurut Abrams dalam Pujiharto (2012 : 48)

latar adalah suatu hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, sejarah dan sosial yang didalamnya terjadi suatu tindakan. Menurut Pujiharto (2012 : 52) Latar merupakan salah satu fakta cerita. Dalam mengkaji dan menilainya, seorang pembaca perlu melihat kejelasannya dalam penyajiannya. Menurut Aziez (2010 : 74) latar biasanya disampaikan dengan menciptakan kejadian – kejadian yang dapat melengkapi cerita, baik dari segi waktu maupun tempat. Dan yang paling menentukan keberhasilan latar ialah bagaimana pengarang menyesuaikan tokoh – tokohnya dengan latar yang mereka perankan.

Menurut Abrams dalam Fananie (2001 : 99), latar belakang dibedakan menjadi tiga indikator yaitu :

1. Latar Tempat

Latar tempat yaitu menggambarkan lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Unsur tempat yang dipergunakan dapat berupa tempat dengan nama, inisial atau lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

Dalam novel “The Scent Of Sake” ini, lokasi tempat berlangsungnya cerita adalah sebuah desa kecil di Jepang bernama Nada yang terletak di kota Kobe.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa – peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Dalam cerita novel “The Scent Of Sake”

ini memulai ceritanya pada abad ke sembilan belas. Pada saat itu usia Rie sebagai tokoh utama menginjak usia 19 tahun dan kedua orangtuanya mulai

meninggikan kelas pedagang, membuatnya lebih memilih mengadopsi seorang suami untuk putrinya dibandingkan memasukan seorang anak geisha ke rumah itu. Di Usia Rie yang ke dua puluh peristiwa penting di kota itu tahun 1825 akan dikenang . Pada saat itu diceritakan kondisi keshogunan sedang melemah akibat mengalami krisis ekonomi, begitu juga sama halnya dengan para daimyo dan samurai. Kemudian terjadilah kesepakatan antara Choshu dan Sastsuma yang ingin mengakhiri era keshogunan dan meminta untuk melepaskan kekuasaan mereka kepada kaisar. Lalu sampai pada akhirnya proklamasi pun dilaksanakan di depan kantor komisioner kelompok Bakufu.

Isi proklamasi tersebut menyatakan tentang Restorasi kekaisaran, kekaisaran dan era baru yang disebut dengan era Meiji. Edo berganti nama menjadi Tokyo yang kini menjadi ibukota negara Jepang. Banyak sekali perubahan baru terjadi. Perubahan – perubahan tersebut juga akan memiliki dampak yang sangat berguna bagi keberlangsungan bisnis sake. Hal seperti inilah yang terjadi dalam cerita novel “The Scent Of Sake”.

3. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan masalah perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi maupun non fiksi. Latar sosial ini berupa kebiasaan hidup, cara berfikir, pandangan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan dan cara bersikap dan juga memiliki hubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan misalnya rendah, menengah atau tinggi.

Latar belakang yang digambarkan oleh pengarang Joyce Lebra dalam novel “The Scent Of Sake” ini adalah kehidupanseorang perempuan dari keluarga pembisnis sake yang bernama Rie di desa Nada yang berada di kota Kobe pada zaman Edo hingga Meiji. Dalam kisah Rie yang lahir dari keluarga pembisnis sake, jika keluarga pembisnis sake tidak memiliki keturunan laki – laki maka orangtuanya yang akan mencarikan menantu yang akan dinikahkan dengan anak perempuannya. Tugas seorang perempuan pada saat itu dibatasi karena adanya sistem pemerintahan Jepang Kuno . Kedudukan kaum wanita yang tidak setara dengan kaum laki-laki pada zaman itu, wanita tidak diperbolehkan menjadi seorang pemimpin.

Di Jepang kasta tertinggi di duduki oleh para bangsawan, kemudian para shogun hingga samurai. Golongan pedagang serta pekerja berada dibawahnya, namun keluarga pembuat sake yang besar seperti keluarga Omura menempati tempat khusus, keluarga pembisnis sake Omura tidak dapat dimasukan ke dalam golongan rendah namun tidak dapat pula memperoleh pengakuan kalangan atas, meski dari segi keuangan rata – rata mereka lebih kaya daripada para shogun dan samurai. Jadi status sosial pembisnis sake dianggap rendah namun status ekonominya tinggi.

2.2.4 Penokohan (Perwatakan)

Tokoh adalah pelaku dalam sebuah kejadia atau peristiwa yang memerankan jalannya sebuah cerita. Istilah „tokoh‟ juga tak lepas kaitannya dengan „watak‟

yaitu karakter atau sikap dan sifat yang ditunjukan tokoh – tokoh tersebut,

keduanya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Begitupun juga pembahasan tentang penokohan dan perwatakan. Menurut Pujiharto (2012 : 44) Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan tokoh, sedangkan perwatakan adalah cara pengarang dalam menggambarkan watak dan kepribadian tokoh.

Adapun penokohan dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra adalah sebagai berikut :

1. Rie Omura

Rie Omura merupakan tokoh utama dalam novel “The Scent Of Sake” . Ia adalah seorang wanita yang cerdas, disiplin, pekerja keras, kuat, penyayang, bijaksana dan rela berkorban demi keluarganya. Dia sangat berambisi ingin menjalankan bisnis sake keluarganya meskipun hal tersebut tidak diperbolehkan bagi kaum wanita pada zaman itu.

2. Kinzaemon IX

Kinzaemon IX adalah ayah Rie yang merupakan kepala keluarga di rumah sake Omura. Kinzaemon sangat arogan, disiplin dan otoriter dalam mendidik anaknya tapi dibalik sifatnya ia memiliki sisi penyayang. Kinzaemon disegani oleh pembisnis sake dan juga baik kepada para pegawai rumah bisnis sake Omura.

3. Hana

Hana adalah ibu Rie yang memiliki sifat bertanggung jawab, penyayang dan tegar serta penyabar. Hana sangat patuh kepada suaminya serta menjunjung

tinggi adat istiadat yang ada. Hana juga sangat disiplin dalam hal mendidik anaknya, sikap ini ia wariskan kepada Rie dan diterapkan oleh Rie kepada anak – anak serta cucu-cucunya.

4. Jihei Okamoto

Jihei adalah suami Rie yang merupakan pilihan dari kedua orangtuanya yang mengangkat suami adopsi bagi anak perempuannya. Jihei merupakan seorang anak dari pedagang sake juga, akan tetapi ia tidak memiliki jiwa pembisnis.

Sifatnya pendiam, pemabuk dan sangat kasar terhadap istrinya Rie.

5. Kinnosuke

Kinnosuke adalah seorang pegawai yang sudah begitu lama bekerja di rumah sake Omura. Kinnosuke sudah dianggap sebagai tangan kanan keluarganya khususnya terhadap Rie, ia selalu memberikan informasi yang Rie ingin selalu ketahui mengenai bisnis sake dan juga selalu membagi bisnis sake terhadap Rie.

Kinnosuke sangat bijak dan loyal terhadap keluarga Omura dan orang yang sangat bisa dipercaya serta diandalkan.

6. O - Natsu

Onatsu adaloah pembantu keluarga Omura yang selalu setia dan memiliki loyalitas pada keluarga Omura kepribadiannya lembut dan murah senyum .

7. Saburo Kato

Saburo Kato adalah anak ketiga dari keluarga Kato, sifatnya yang hangat, lembut dan pengertian membuat Rie jatuh hati padanya dan juga karena

ketampanannya. Namun kisah cinta Rie dengan Saburo tidak berjalan dengan baik untuk menjalin sebuah hubungan yang diharapkan.

8. Kikuji Yamaguchi

Kikuji Yamaguchi adalah pemilik sake Ogre - Killer yang menjadi salah satu saingan terbesar White – Tiger sake milik keluarga Omura, sifatnya yang suka membual dan licik membuat Yamaguchi kurang disukai ditambah lagi dengan sikap dan gaya bicaranya yang angkuh dan arogan.

9. Nyonya Nakano

Nyonya Nakano adalah seorang istri pembuat sake yang begitu energik . Dia adalah seorang perantara yang sangat dihormati di Kota Kobe.

10. O – Toki

O-Toki adalah seorang geisha di kedai teh Sawaraya paling elegan di Kota Kobe yang memiliki hubungan dekat dengan Jihei.

11. O – Haru

O-Haru adalah pemilik kedai teh Sawaraya . Yang selalu membantu pertemuan Jihei dan O-Toki dan juga menjadi teman baik O-Toki.

12. Yoshitaro

Yoshitaro adalah seorang anak laki – laki Jihei yang lahir dari seorang geisha bernama O-Toki. Yoshitaro memiliki jiwa pekerja keras dan loyalitas juga bertanggung jawab.

13. Fumi

Fumi adalah anak kedua di keluarga Omura setelah Yoshitaro sudah diangkat menjadi keluarga Omura dan anak pertama Rie yang lahir dari darah dagingnya sendiri . Sifatnya agak manja mungkin karena Rie sangat sayang tapi dia sangat pengertian terutama kepada Rie ibunya dan saudara-saudaranya sama halnya dengan Rie.

14. Kazu

Kazu adalah anak ketiga yang diangkat keluarga Omura . Sifatnya yang bertanggung jawan, serbabisa dan teladan bagi saudara-saudaranya .

15. Teru

Teru adalah anak keempat yang diangkat keluarga Omura. Teru anak perempuan yang paling cantik dari saudara – saudaranya yang lain , sifatnya keras kepala dan juga aktartif sering kali menunjukan sikapnya yang agak centil dan itu membuat Rie harus memerhatikan Teru agar tidak memiliki sifat seperti geisha.

16. Seisaburo

Seisaburo adalah anak kelima keluarga Omura dan juga anak bungsu yang dilahirkan Rie . Anak laki – laki yang cerdas dan selalu memiliki inovatif.

2.2.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998 : 248) Sudut pandang

tokoh,tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang ada dalam cerita dalam sebuah kepada pembaca. Abrams dalam Nurgiyantoro (1994: 248) mengatakan bahwa sudut pandang pada dasarnya merupakan strategi pengarang untuk mengemukakan suatu pemikiran yang dalam ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi di sampaikan melalui sudut pandang tokoh dalam ceritanya.

Terdapat 2 jenis sudut pandang, diantara lain :

1. Narrator omniscient, yaitu pengarang sebagai pelaku cerita, karena pengarang

1. Narrator omniscient, yaitu pengarang sebagai pelaku cerita, karena pengarang

Dokumen terkait