• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF

2.4 Biografi Pengarang

Joyce Chapman Lebra atau yang dikenal dengan Joyce Lebra lahir pada tanggal 21 Desember 1925 adalah seorang profesor di Universitas Colorado yang diakui sebagai seorang sejarahwan asal Amerika yang ahli dalam bidang kebudayaan perempuan khususnya Jepang, India dan Asia Pasifik. Joyce Lebra sudah tinggal selama sepuluh tahun di Jepang dan tiga setengah tahun di India dan melakukan penelitian tentang sejarah Jepang dan India. Dia adalah Profesor Sejarah Jepang dan India di Universitas Colorado sampai pensiun . Dan saat ini Lebra sudah menulis dua puluh buku nonfiksi.

Joyce Lebra menghabiskan masa kecilnya di Honolulu dan menerima gelar BA dan MA dalam studi Asia dari Univeristy of Minnesota di Amerika Serikat. Dia

menerima gelar Ph.D dalam sejarah Jepang dari Harvard/Radcliffe dan merupakan wanita pertama Ph.D. dalam Sejarah Jepang di Amerika.

Dia memimpin tiga tim peneliti ke Asia untuk meneliti peran perempuan dalam angkatan kerjanya, yang masing – masing menghasilkan buku. Dia juga telah menerima banyak penghargaan, termasuk gelar Doktor Kehormatan Humane Letters dari University of Minnesota pada tahun 1996, dua tahun pada beasiswa Fulbright di Jepang dan satu setengah tahun pada beasiswa Fulbright di India. Beasiswa lainnya termasuk beasiswa Japan Foundation, beasiswa Endowment for the Humanities, satu dari American Association of University Women, satu dari Australian National University dan lainnya. Dia tercatat dalam Who Who in America. Dia juga telah mengajar secara luas di Univeristas Oxford, London School of Economics, Universitas Tokyo, Universitas Waseda, Universitas Nagoya, Universitas Hongkong, Institut Studi Asia Tenggara di Singapura, Biro Penetelitian Netaji di Calcutta, Melbourn dan Universitas Monas, Universitas Macquarie, Universitas Sydney, Univeristas Queensland dan Universitas Nasional Australia di Canverra dan juga di menyampaikan Kuliah Peringatan Harmon di Akademik Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1991.

BAB III

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA

3.1 Sinopsis Cerita Novel “The Scent Of Sake” Karya Joyce Lebra

Novel karya Joyce Lebra yang berjudul “The Scent Of Sake” ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang lahir dari keluarga pembisnis sake yang sudah turun – temurun menjadi bisnis warisan keluarganya. Rie adalah anak dari Hana dan Kinzaemon IX yang merupakan penanggung jawab terbesar atas kelangsungan dan generasi penerus bisnis sake karena Rie adalah anak satu – satunya di keluarga Omura, setelah meninggalnya adik laki – laki Rie yang bernama Toichi semua beban sekarang berada dipundak Rie. Rie sadar akan hal itu. Dengan kepergian Toichi adiknya Rie semakin tertarik dengan mengembangkan bisnis ayahnya yang menaruh harapan besar kepadanya. Hanya saja tradisi Kansai Chonin yang meninggikan kelas pedagang, membuat ayahnya lebih memilih suami adopsi untuk putrinya walau sebenarnya bisa saja ayahnya memasukan seorang anak geisha ke rumah itu. Laki – laki akan menjadi aset penting untuk keberlangsungan bisnis keluarga dan Rie paham benar akan hal itu. Dan tiba saat Hana ibu Rie membicarakan persoalan pernikahan yang akan segera dilaksanakan mengingat usia Rie saat itu juga sudah cukup dan akan menginjak usia 20 tahun. Keluarga Omura sudah mempersiapkan mukoyoshi untuk Rie dan kedua keluarga akan mengadakan o-miai . Beberapa hari setelah pertemuan tersebut keluarga Omura pun mengirimkan lamaran resmi dan keluarga Okamoto menerimanya . Akhir bulan Mei tahun 1825 adalah suatu peristiwa penting di Kota Kobe. Pernikahan Rie Omura dengan Jihei Okamoto putra

pedagang sake ternama yang dianggap kandidat paling layak oleh keluarga Omura sebagai suami untuk putrinya. Rie berusaha mengesampingkan persoalan perasaannya seperti yang dikatakan oleh ibunya, dia tahu tujuan dari pernikahan ini dan Riepun tidak menyerahkan perasaannya terhadap Jihei bahkan setelah pernikahan selesai, Rie mendapati perlakuan kasar dan tak pedulian suaminya terhadapnya dan bahkan hubungan mereka tidak pernah harmonis. Dan yang membuat Rie semakin kesal ternyata Jihei tidak pandai dalam hal berbisnis seperti yang diharapkan ayahnya selama ini iya lebih banyak diam jika sedang berdiskusi dengan ayahnya dan Kinosuke kepala pegawai yang menjadi orang keparcayaan di keluarga Omura. Sifatnya yang acuh tak acuh membuat Rie semakin antusias terjun dalam bisnis sake sekalipun ia tahu bahwa ayahnya sangat keras melarangnya. Rie mulai mencari jalan keluar bagaimana caranya agar dia terlibat dalam bisnis sake keluarganya . Rie seorang perempuan yang cerdas di keluarga Omura. Tanpa sepengetahuan ayahnya Rie selalu belajar mengenai ilmu bisnis dengan Kinnosuke, orang yang sudah menjadi kepercayaan ayahnya dalam bisnis sake keluarga Omura. Usaha sake milik keluraga Omura tergolong cukup sukses, namun banyak sekali rintangan yang sudah dialami dalam mencapai kemajuan bisnis sake keluarganya, pasang surut masalah keuangan bahkan hampir bangkrut, akan tetapi Rie dan keluarganya berhasil melewati semua permasalahan yang dialami.

Hari demi hari dilalui Rie begitu juga hubungannya dengan Jihei yang tidak pernah berjalan dengan baik hingga kehamilannya pertama yang membawa kesedihan karena sang pewaris yang sudah dinantikan keluarga Omura hilang akibat keguguran yang dialami Rie dan beberapa waktu hal itu juga membuat Rie sangat terpuruk dengan keadaan, tapi setelah itu berlalu Rie sadar akan tujuannya yang ingin membuat kedua orangtuanya bangga padanya untuk mencapai keinginan ayahnya untuk membuat sake White Tiger

keluarga Omura menjadi yang paling sukses dan bahkan menjadi sake nomor satu . Tidak mudah bagi Rie menjalani semua hal tersebut banyak sekali permasalahan dalam hubungan rumah tangganya dengan Jihei .Tetapi kekecewaan Rie dengan suaminya bukanlah karena masalah perasaan, hanya saja suaminya yang memiliki kebiasaan ke Sawaraya setiap malam dan menghambur-hamburkan uang ayahnya. Sedangkan, selama ini ayahnya selalu bekerja keras untuk mendapatkannya. Tak lain juga sifat Rie yang yang disiplin adalah didikan kedua orangtuanya dan secara alamiah jiwa pekerja keras Rie diwariskan dari ayahnya.

Beberapa waktu kemudian Rie mendapat kabar dari O-natsu yang selalu tak pernah ketinggalan mendengar gosip – gosip terbaru yang sedang terjadi . O-natsu ragu dan sedih mengatakan hal yang baru saja ia dengar bahwa suaminya Jihei memiliki anak dari seorang geisha di Sawaraya . Hati Rie hancur harus menerima bahwa dia belum juga memiliki keturunan dan yang ada adalah anak seorang geaisha yang akan menjadi generasi pewaris Sake Keluarga Omura kelak. Tapi ibunya selalu pandai untuk memberikan arahan dengan sangat baik dan bijak dalam menghadapi segala persoalan sebagai keluarga pembisnis sake yang memang memiliki hal – hal yang harus dilakukan demi keberlangsungan bisnis keluarga. Namun sejak kematian Hana Ibunya Rie, atmosfer dan hubungan diantara anggota keluarga terasa lebih dingin. Rie selalu menghabiskan waktu lebih banyak bersama ayahnya dan Rie juga selama ini selalu menutupi kekurangan suaminya didepan ayahnya.

Beberapa waktu kemudian keluarga Omura mengalami musibah terhadap kura nomor satu yang habis terbakar, Rie tidak bisa diam saja, dia sangat cemas melihat api yang terus membesar dan mulai merembas ke ruang kerja ,ruang penyimpanan serta kamar – kamar

utama. Rie yang meilhat kin masuk ke ruang kerja mengikutinya dan membantunya untuk menyelamatkan buku – buku kas dan berkas – berkas penting lainnya.Akhirnya yang tersisa dari kura nomor satu hanyalah setumpukan arang kayu yang masih berasap serta debu yang beterbangan setelah beberapa pegawai dan pemadam kebakaran bertarung dengan api.

Setelah beberapa musibah itu terjadi Rie belum sempat memberitahukan kabar kehamilannya kepada keluarganya, akhirnya Rie memberitahu kabar bahagia itu dan berharap membuat semangat ayahnya kembali muncul untuk mengganti kesedihan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Setelah kelahiran anak perempuan Rie, seluruh keluarha bahagia karena Rie melahirkan anak perempuan yang dipercaya memiliki arti sebuah anugerah yang besar untuk rumah dan keluarganya. Namun setelah beberapa bulan kelahiran Rie, keluarga Omura mendapati berita bahwa Jihei suaminya memiliki dua anak perempuan lagi dari dua geisha. Rie sangat kesal dengan kelakuan suaminya itu ia berpikir dan terus berpikir mengenai masalah ini yang bisa mempengaruhi reputasi bisnis keluarganya. Akhirnya dengan pemikiran yang matang dan bijak Rie mengusulkan kepada ayahnya dan Kinnosuke untuk mengadopsi bayi perempuan itu dan dengan kehadiran anak-anak itu , tentunya Rie sudah mempunyai rencana yang bagus untuk masa depan bisnis sake keluarganya. Dua tahun berlalu, hubungan Rie dan Jihei yang selalu berada dalam genjatan senjata akhirnya mereka mulai berdamai . Disuatu pagi beberapa minggu kemudian, Rie bangun dengan perasaan gelisah dan mengenali tanda - tanda yang sedang dialami tubuhnya, kemudian dia menutupi wajahnya dengan tercengang dan dia sadar bahwa ia hamil lagi . Pada tahun 1837 adalah tahun penuh makna bagi seluruh anggota keluarga Omura. Rie melahirkan anak keduanya seorang anak laki – laki yang diberi nama Seisaburo.

Pada tahun 1841 Kinzaemon IX yang adalah ayahnya Rie mengumumkan berita kepensiunannya setelah 40 tahun kepemimpinannya dan menyematkan gelar untuk penerusnya kepada Jihei suaminya. Dan banyak hal yang terjadi dengan berjalannya waktu terhadap keluarga Omura . Setelah tahun baru berlalu kabar duka menyelimuti Rie, kematian ayahnya membuat Rie sangat terguncang . Ia benar-benar terpukul dan berduka .Rie menerima pusaka dari Kinnosuke yang ingin diberik ayahnya tepat sebelum hari kematiannya .Ayahnya sangat bangga dengan Rie dan memberikan segel (pusaka) keluarganya kepada anaknya .Sang ayah yang menjadi tujuan Rie bekerja keras selama ini, akhirnya melihat apa yang sudah ia lakukan. Dan setelah menjadi Kinzaemon X dan juga setelah kepergian ayahnya, Jihei suami Rie mulai menunjukan tanggung jawabnya lebih serius .

Selama lima tahun berikutnya, segala sesuatu yang terkait bisnis berjalan dengan baik.Kemudian suatu hari, kinnosuke mereka mengalami kerusakan pada sake namun dengan cepat dan bijak semua bekerja untuk mengatasi masalah itu dan yang paling penting Rie selalu menegaskan selama ini bahwa dalam situasi apapun mereka tetap bisa bertahan dan melalui masalah dengan jalan keluar yang cukup matang . Hingga akhirnya Rie mengetahui dalang dari kerusakan sake yang terjadi disebabkan oleh suaminya Jihei.

Riepun sangat marah dan dengan tidak sengaja keluar kalimat mengusir kepala keluarga dari rumah keluarga Omura . Dengan keadaan mabuk Jihei pergi dari rumah dan menghabiskan malam dengan sake. Saat ia mencoba berjalan menelusuri jalanan dimalam hari iapu terpeleset dan jatuh sehingga ia meninggal. Disaat itu hubungan Rie dan Yoshi anak pertamanya juga semakin tidak membaik apalagi dengan setahun setelah kematian ayahnya . Rie menikahkannya dengan Wanita dari keluarga pembisnis sake yang tidak begitu cantik tetapi sangat terdidik,sabar dan cerdas. Dan hal seperti itu yang diinginkan

Rie untuk keluarga Omura . Dan memang tidak terasa anak - anak Rie juga sudah mulai beranjak dewasa dan satu per satu mereka mulai menikah hingga memiliki keturunan . Dalam bidang ekonomi di zaman itu merekalah yang sangat mendominasi . Pada saat itu kehidupan kaum samurai selalu menghambur-hamburkan uang dan banyak samurai yang berhutang kepada pedagang. Dan bisnis Keluarga Omura pada saat itu semakin berkembang dengan pesat setelah apa yang sudah mereka lalui selama ini . Hal ini dapat dilihatnya dari cara pendistribusian barang ke luar daerah dengan menggunakan kapal sendiri yang sudah mereka beli bukan lagi dengan menyewa kapal yang biasanya mereka lakukan sebelumnya. Keluarga Omura begitu banyak melakukan inovasi – inovasi yang memudahkan bisnisnya berjalan begitu sukses.

Setelah era baru yang disebut zaman Meiji dan Edo sudah berganti nama menjadi Tokyo. Banyak sekali perubahan terjadi akibat pengaruh dari orang – orang Amerika dan Eropa . Sudah ada bank, rel kereta api, undang-undang, partai politik, parlemen, tentara, angkatan darat dan angkatan laut dan juga kalender baru. Semua perubahan – perubahan yang ada menjadi hal – hal positif yang membuat perkembangan dalam bisnis keluarga Omura sehingga akhirnya White Tiger menjadi sake nomor satu di Jepang. Hal – hal inovatif yang selalu dilakukan oleh Rie terhadap pemikiran bisnis bersama anak – anaknya dan Kinnosuke serta ayahnya dulu membawa keberuntungan, kebahagiaan, serta kejayaan bagi bisnisnya dan juga keluarganya. Sebagai seorang perempuan Rie sangat puas dengan apa yang sudah dilakukannya selama ini , walau banyak hal – hal yang menyakitkan dilaluinya tetapi dengan jiwa optimisnya dia tidak memiliki penyesalan dengan sifatnya yang sudah melanggar tradisi . Rie berhasil bangkit dari hal – hal yang membuatnya terhalangi untuk mencapai mimpinya dan kesuksesannya .

3.2 Analisis Nilai – Nilai Pragmatik Cuplikan Cerita Novel “The Scent Of Sake”

Karya Joyce Lebra

3.2.1 Rela Berkorban

Cuplikan 1 : (Halaman 4)

Rie tahu benar akan hal itu. Ia bisa merasakan bahwa beban yang generasi keluarga terletak di pundaknya. Begitu juga harapan – harapan dari sang ayah terhadap dirinya. Namun, ia tidak bisa menumpahkan keengganan dan kesedihan akan semua beban itu. Hana, ibunya selalu tampak sibuk setiap kali Rie mencoba mendekatinya, seolah tidak mengizinkannya untuk menangis. Rie berjanji kepada dirinya sendiri ia tidak akan membagi bebannya kepada orang – orang di sekitar.

Ia akan menanggungnya sendiri.

Analisis :

Dari cuplikan teks diatas dapat dilihat bahwa adanya hal yang menunjukkan tanda semiotik yang menunjukkan sikap rela berkorban, yaitu Rie yang sudah menyadari bahwa beban yang generasi keluarga ada padanya. Ia rela berkorban menanggung itu semua sendiri demi kebahagiaan orang – orang disekitarnya yang menaruh harapan yang begitu besar dan berat untuk Rie wujudkan namun ia harus mampu bertahan.

Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, Rie memiliki kepribadian yang rela berkorban demi mewujudkan hal – hal yang diharapkan oleh kedua orangtuanya dari dirinya demi generasi keluarganya. Dia sadar akan hal itu tidaklah mudah dan bahkan sangat berat bagi dirinya untuk mewujudkannya itu

penuh dengan pengorbanan dan Rie rela menanggung semua hal yang akan terjadi seorang diri tanpa membebani siapapun.

Nilai yang terdapat dari cerita novel “The Scent Of Sake” ini adalah Rie yang mengajarkan kita hal rendah hati dengan ia rela mengorbankan diri dan perasaannya demi keluarga yang sudah merawat, membimbing dan membesarkannya dengan banyak pelajaran hidup dan kasih sayang, menanggung semua hal yang ia rasakan dan menjadikan semua itu sebagai tekad dalam kehidupannnya.

Cuplikan 2 : (halaman 44)

Selama kedua orangtuanya memahami, Rie akan tetap melanjutkan tugasnya sebagai istri, Ia akan tetap bertahan sampai ia hamil, Rie berdoa semoga saat itu tidak akan lama lagi sehingga ia bisa tenang dari perasaan tidak menyenangkan yang ia rasakan selama ini dan bisa fokus bekerja. Sementara itu, ia tetap memikirikan Saburo. Tidak ada seorangpun yang bisa mengendalikan perasaan Rie terhadap laki – laki itu.

Analisis :

Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa adanya hal yang menunjukkan tanda semiotik yang menunjukkan sikap rela berkorban yaitu dengan sikap Rie yang rela bertahan menghadapi suami yang kasar, pemabuk dan suami yang tidak dicintainya itu sampai ia mendapatkan seorang keturunan untuk penerus generasi keluarganya yang sudah menjadi beban di pundak Rie sebagai anak satu – satunya keluarga Omura.

Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, Rie memiliki kepribadian rela berkorban ia menunjukkan sikap pengorbanannya demi keluarganya terkhusus kedua orangtuanya yang selalu menaruh harapan besar kepada Rie untuk penerus ayahnya setelah ayahnya pensiun demi mempertahankan dan memajukan bisnis sake keluarganya.

Nilai yang terdapat dari cerita novel “The Scent Of Sake” ini mengajarkan kita tentang pengorbanan yang sangat besar dari seorang anak demi keluarganya. Disisi lain ia menjalankan tugasnya sebagai anak satu – satunya keluarga Omura serta tugasnya sebagai istri yang memiliki suami adopsi yang sudah menjadi tradisi orang kansai dalam hal bisnis sake keluarga demi mempertahankan kelangsungan bisnis turun-temurun dan masa depan para generasinya.

Cuplikan 3 : (Halaman 381)

“Ada samurai ! Mereka di depan rumah !” teriak Kinnosuke.

Sebuah suara terdengar “Beras! Beri kami beras!”

“Keluar!Kami adalah para pedagang yang bekerja keras, tidak seperti kalian!”

Itu suara Yoshi! Buka pintunya, cepat ! Teriak Rie.

Kinnosuke dan Eitaro langsung mengangkat palang pintu.

Sebuah jeritan dan teriakan kesakitan langsung terdengar kala pintu dibuka. Tiba – tiba, tubuh Yoshitaro terhempas ke pintu. Darah segar membasahi kimononnya.

Rie melihat tubuh besar seorang samurai yang berdirin di hadapannya.

Rambut dan jenggotnya yang kusut tampak memenuhi seluruh wajahnya, kecuali mata merahnya yang sangat liar itu. Sepasang tanduk seolah terlihat di kepalanya saat ia menggenggam dengan erat sebilah pedang dengan kedua tanggannya.

“Beras. Beri aku beras dan juga emas!” Ia berteriak dengan suara besar dan kasar.

Rie berdiri di hadapannya. Hatinya berdebar-debar. “Mundur ! Kau tidak akan mendapatkan apapun sebelum menyarungkan pedangmu itu!” bentak Rie.

Samurai itu mundur dua langkah untuk menyarungkan pedang panjangnya di pinggang.

“Kinno-san. Beri dia sekarung beras!”perintah Rie. “Eitaro, kau tolong Yoshi dan juga panggilkan Tama”. Rie memberi instruksi pada para karyawan.

Analisis :

Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa adanya hal yang menunjukkan tanda semiotik yang menunjukkan sikap rela berkorban yaitu sikap Rie yang yang langsung turun tangan menghadapi samurai demi keluarga dan para karyawannya.

Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, Rie memiliki kepribadian rela berkorban ia menunjukkkan sikap pengorbanannya demi keluarganya terkhusus anakanya Yoshitaro yang sudah terhempas dengan darah segar akibat sabetan pedang samurai. Ia juga merelakan beberapa emas dan beras demi keselamatan keluarga dan para karyawannya.

Nilai yang terdapat dari cerita novel "The Scent Of Sake" ini mengajarkan kita tentang pengorbanan seorang ibu dan pemimpin. Dimana Rie tidak egois mempertahankan harta miliknya dan merelakannya demi keselamatan nyawa banyak orang dan ia juga memberanikan diri untuk memasang tubuhnya di hadapan samurai itu untuk mengusirnya pergi.

3.2.2 Bijaksana

Cuplikan : (Halaman 14)

Ayahnya menginginkan Rie menjauh dari seluruh aktivitas rumah sake terutama yang berhubungan dengan transaksi keuangan. Itu memang tradisi orang orang kansai yang menjadi pedagang. Bagaimana cara Rie bisa memenuhi tanggungjawanya jika ia tidak diizinkan terlibat dalam bisnis sake? Ia menghela nafas, lalu duduk beberapa menit di depan cermin sebelum akhirnya berbaring di kasur. Mempersiapkan dengan caranya. Rie tidak akan “membunuh dirinya sendiri”. Ia akan mencari jalan untuk bertahan.

Analisis :

Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa adanya hal yang menujukkan tanda semiotik yaitu Rie menunjukkan sikap bijaksana yaitu Rie tahu apa yang harus ia lakukan dalam kondisi dimana ayahnya sangat keras sekali melarang Rie putrinya untuk menjauhi segala urusan bisnis sake keluarganya karena memegang tradisi pedagang orang kansai yang dimana hak seorang wanita dibatasi dalam segala hal.

Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, bahwa Rie mengambil sikap bijak demi segala hal impiannya agar terwujud dengan langkah awal mempersiapkan pernikahan dengan suami adopsi yang sudah dipilihkan keluarganya dan ia tidak akan merelakan dirinya "membunuh dirinya sendiri seperti yang dikatakan ibunya tetap bertahan tanpa harus mengalami hal itu.

Nilai yang terdapat dari cerita novel "The Scent Of Sake" ini mengajarkan kita tentang sikap bijaksana yang sangat penting dalam kehidupan kita dalam

menghadapi segala persoalan kita harus mampu mengambil langkah dan memikirkannya secara matang tidak gegabah serta tidak egois demi memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi memikirkan kepentingan orang-orang di sekitar kita juga.

Cuplikan 2 : (halaman 38)

“Ah maafkan aku, Kin-san. Bolehkah aku mengganggumu sebentar saja?" Rie memberi hormat, lalu duduk di tatami tepat di depan Kin.

Kin memandang ke arah Rie. "Selamat malam, O-Jasama." Kin tersenyum, giginya menyembul ke luar dari bibir bawahnya "iya, ada apa ?

Kau tahu kan, betapa sulitnya aku jika harus berbicara tentang bisnis di depan ayahku". Rie memulai .

“Ya, tampaknya memang begitu bukan ? kau tahu sebagian besar laki-laki di Nada tidak memperbolehkan para perempuan memasuki wilayah bisnis atau mengendalikan uang.”.

“Tapi aku punya ide, Kin-san” Rie mengambil kuas, menjepitnya dengan jari-jari tangan, lalu ia putar-putar. Sepertinya penting untuk terlihat seperti tidak peduli. Pengiriman sake kita ke Edo berjalan lancar, kan ?

Kin menggangguk. “Ya, mungkin malah lebih baik daripada yang kita perkirakan.”

“Bukankah ini waktu yang tepat, jika klta memperluas pengiriman kita ke Edo.Kita coba menjual, katakanlah dua puluh persen di pasar yang sedang

“Bukankah ini waktu yang tepat, jika klta memperluas pengiriman kita ke Edo.Kita coba menjual, katakanlah dua puluh persen di pasar yang sedang

Dokumen terkait