• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL THE SCENT OF SAKE KARYA JOYCE LEBRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL THE SCENT OF SAKE KARYA JOYCE LEBRA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “THE SCENT OF SAKE”

KARYA JOYCE LEBRA

JOYCE LEBRA NO SAKUHIN NO “THE SCENT OF SAKE” TO IU SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini di ajukan kepada panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian sarjana dalam

bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh : EVITA SARI

150708034

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan karunia dan anugerah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “THE SCENT OF SAKE”

KARYA JOYCE LEBRA” dalam mememenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Sastra Jepang di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orangtua penulis, Bapak Haposan Nababan dan Ibu Helena Sirait yang telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungan moral dan materil selama ini. Terima kasih juga dalam segala hal yang telah diberikan dalam mendidik, membimbing, merawat dengan penuh kasih dan doa dalam perjalanan kehidupan penulis dengan ikhlas dan tulus dalam setiap keadaan apapun.

Penulis juga ingin menyampaikan rasa ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yakni kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, MS.,Ph.D., selaku ketua Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan – masukan dalam skripsi ini, memberikan tenaga dan juga meluangkan banyak waktu dalam membimbingpenulis dalam penyelesaian skripsi ini dengan baik.

(6)

4. Dosen Penguji Skripsi yang telah menyediakan waktu dan memahami skripsi ini serta menguji skripsi ini.

5. Para dosen pengajar dan Staf pegawai di Fakultas Ilmu Budaya, khususnya pada program studi Sastra Jepang yang telah memberikan ilmu dan pendidikan kepada penulis dan juga banyak membantu dalam proses perkuliahan ini hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua adik laki – laki saya Joshua Nababan dan Alex Nababan yang selalu memberikan dukungan dan doa serta harapan – harapannya yang menjadikan pacuan dan penyemangat saya dalam proses penyelesaian skripsi ini .

7. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat – sahabat saya Nurhasrat Laia, Astari Pakpahan, Rahel Pasaribu, Uli Damanik, Veronica Gultom, Ronaldo Napitupulu, Erwin Soeganda, dan Frans Tarigan yang selalu menjadi teman untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman selama proses perkuliahan ini, banyak membantu baik dalam tenaga dan waktunya dalam mendukung dan penyemangat selama proses penyelesaian skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik serta teman- teman AOTAKE stambuk 2015 selama 4 tahun perkuliahan saling membantu, berbagi keluh kesah dan juga saling berbagi informasi dalam proses kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Terimakasih banyak juga penulis ucapkan kepada senior-senior Sastra Jepang yang sudah banyak membagi pengalaman dan juga memberikan dukungan baik dari segi moral dan materi sehingga penulis bisa mendapatkan berbagai masukan dan saran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan khususnya Kak Solian Situmorang yang sudah banyak memberikan waktu dan perhatian kepada penulis sejak awal kuliah

(7)

hingga saat ini dan memberikan dukungan serta bimbingan dalam proses perkuliahan yang menunjang proses penyelesaian skripsi ini.

9. Terimakasih banyak penulis juga sampaikan kepada teman – teman KKN PPM TEMATIK PUPR Kabupaten. Humbahas yang sudah memberikan banyak pengalaman, dukungan dan saling memotivasi satu sama lain dari kita melakukan program KKN hingga saat kita melakukan pengerjaan skripsi di Jurusan masing – masing.

10. Penulis juga mengucapkan terimakasih atas jasa dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini kepada banyak pihak yang sudah membantu yang tidak bisa penulis sampaikan satu persatu, penulis berharap agar seterusnya kita dapat saling membantu satu sama lain.

Dalam skripsi ini penulis juga menyadari masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Untuk hal itu penulis masih membutuhkan banyak dukungan dan pikiran – pikiran yang kiranya dapat membantu menyempurnakan skripsi ini berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembacanya.

Medan, Agustus 2019

Penulis,

Evita Sari

NIM. 150708034

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori... 6

1.4.1 Tinjauan Pustaka... 6

1.4.2 Kerangka Teori... 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

1.5.1 Tujuan Penelitian... 11

1.5.2 Manfaat Penelitian... 11

1.6 Metode Penelitian... 12

BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA 2.1 Definisi Novel... 14

2.2 Resensi Novel The Scent Of Sake... 17

2.2.1 Tema... 17

2.2.2 Alur (Plot)... 18

2.2.3 Latar (Setting)... 20

(9)

2.2.4 Penokohan... 23

2.2.5 Sudut Pandang... 27

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik... 29

2.4 Biografi Pengarang... 30

BAB III. ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA 3.1 Sinopsis Cerita dalam Novel “The Scent Of Sake” Karya Joyce Lebra... 25 3.2 Analisis Nilai – Nilai Pragmatik Cuplikan Cerita dalam Novel “The Scent Of Sake” Karya Joyce Lebra... 38

3.2.1 Rela Berkorban... 38

3.2.2 Bijaksana... 42

3.2.3 Penyayang... 49

3.2.4 Bertanggung Jawab... 53

3.2.5 Pekerja Keras... 57

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan... 62

4.2 Saran... 64 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal yang baru lagi ditengah masyarakat. Bahkan karya sastra sudah menjadi salah satu bagian budaya dari peradaban manusia. Seiring berjalannya waktu karya sastra juga hadir dengan semakin banyak ragam dan penuh kreasi. Oleh karena itu, karya sastra selalu mencari inovasi sesuai dengan perkembangan sastra karena sastra selalu mengalami perubahan karena zaman, jika karya sastra tidak mampu mengikuti perkembangan zaman yang ada sastra itu sendiri akan tertinggal dan mati, akhirnya karya sastra hanya menjadi sebuah sejarah dan tidak akan bisa seperti sekarang ini. Karya sastra juga menggambarkan totalitas dari kehidupan masyarakat yang ada, apa saja yang ada dalam karya sastra tidak terlepas dari gambaran keadaan masyarakat sehingga karya sastra dapat menghasilkan suatu ketertarikan bagi pembaca dan penikmatnya.

Secara luas sastra memiliki arti sebagai ungkapan dalam pribadi manusia mengenai hal – hal seperti pengalaman pribadi, hasil pemikiran, perasaan pribadi, ide – ide yang

ada, rasa semangat, dan keyakinan dalam diri yang tergambar dalam suatu hal yang nyata untuk membangkitkan daya tarik dengan menggunakan alat bahasa. Karya sastra memberikan kita penjiwaan yang sungguh – sungguh mendalam terhadap apa yang kita ketahui. Kita juga memperoleh pengetahuan secara logika tetapi dalam sastra pengetahuan itu dapat hidup. Karya sastra juga memberikan kedasaran bagi pembaca mengenai kenyataan dalam kehidupan ini dengan adanya larangan moral dan agama karya sastra menjadi lebih hidup dan dapat dipahami. Dari semua hal ini secara nyata

(11)

mengenai kehidupan, manusia dan dunia kita mendapatkan wawasan dan kesadaran .(Sumarjo, dkk, 1986 :8 – 9)

Karya sastra memiliki berbagai macam jenis yaitu puisi, pantun, roman, cerpen, novel, naskah drama bahkan film. Dalam hal ini penulis mengambil bahan dari sebuah novel karena novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang sangat menarik dikaji.

Hal tersebut karena dalam sebuah novel terdapat unsur-unsur intrinstik yang dapat membawa pembacanya seakan-akan berada atau bahkan mengalami peristiwa yang ada dalam sebuah cerita novel tersebut. Novel juga banyak diminati dewasa ini dan novel sendiri seiring mengikuti perkembangan zaman yang ada, novel tidak hanya melalui media cetak namun juga media elektronik yang semakin memanjakan pencintanya untuk lebih mudah dan praktis membacanya selain dengan perkembangan zaman yang ada novel tetap bertahan karena ceritanya yang memiliki banyak genre dengan pencintanya masing-masing.

Dalam bahasa Italia kata novel ini diambil kemudian diadaptasi dari kata “Novella”

yang artinya sebuah kisah atau berita.Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KKBI) novel ini mengandung arti sebagai sebuah prosa yang panjang yang memiliki rangkaian cerita mengenai kehidupan tokoh – tokoh dan juga perwatakan dari tokoh – tokoh yang berperan. Dalam sebuah novel biasanya menggambarkan hal – hal mengenai kisah kehidupan manusia dan pengarangnya. Biasanya sebuah novel ini ditulis dengan adanya maksud tujuan agar setiap pesan dan amanat yang terkandung dalam novel tersebut dapat memberikan gambaran kenyaataan yang ada dalam kehidupan. Seperti halnya novel juga bisa menggambarkan mengenai beberapa nilai yang ada didalamnya seperti nilai tentang

(12)

budaya, sosial, pendidikan dan moral. Dalam halnya nilai – nilai yang dikemukakan tersebut banyak terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra.

Novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini menceritakan kisah seorang wanita di Jepang yang bernama Rie sebagai tokoh utama dalam novel ini, ia terlahir dari keluarga pembisnis sake. Rie Omura merupakan putri pertama dari keluarga Omura, salah satu pembuat sake yang terkenal yang sudah menjadi bisnis turun–temurun dari keluarganya. Awalnya Keluarga Omura memiliki 2 anak, yaitu Toichi adik laki-laki Rie yang sudah meninggal dunia saat usianya masih menginjak 1 tahun. Bagi keluarga pembuat sake, anak laki–laki sangat memiliki peranan penting dalam kelangsungan bisnis sake sebagai pewaris bisnis sake keluarga.Namun, setelah kepergian Toichi, Rie yang bertanggung jawab penuh dengan kelangsungan bisnis keluarganya, semua beban ada dipundak Rie sebagai anak satu-satunya keluarga Omura.Rie harus bersedia menerima keputusan kedua orangtuanya yang mencarikan suami adopsi yang dilakukan oleh keluarga Rie dengan seleksi dan syarat yang sesuai untuk dijadikan penerus pemimpin keluarga Omura. Kepandaian Rie dalam hal bisnis sudah tidak diragukan lagi, hanya saja sistem budaya Jepang pada Zaman Edo membatasi wanita dalam hal ini. Dia berpikir mungkin dengan adanya suami adopsi nanti akan mempermudah menjalankan ambisinya dalam urusan bisnis sake keluarganya. Namun, semua tidak berjalan sesuai dengan yang ia harapkan, suami adopsi yang dipilih keluarganya untuknya, justru menghabiskan uang ayahnya untuk bersenang – senang dan sangat jarang terlibat dengan keputusan bisnis sake yang akan diwariskan kepada suaminya, sampai adanya keturunan dari Rie dan suaminya yang akan melanjutkan hak waris tersebut.Dan tak lama setelah pernikahannya Rie mengandung. Tetapi kenyataan yang dialaminya, Rie keguguran dan mendapat kabar bahwa suaminya memiliki anak lain dari seorang geisha. Dan sikap Rie

(13)

sebagai tokoh utama dalam menghadapi segala persoalan yang silih berganti datang dalam kehidupannya, memberikan banyak pelajaran kehidupan bagi kita, dimana ia masih mampu berdiri dengan tegar dan tetap fokus dengan tujuannya dengan penuh ambisi dan tetap mengabdikan diri terhadap keluarganya.

Rie memang wanita yang cerdas dan berbakat hanya saja banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh wanita saat itu karena sistem budaya Jepang Kuno yang membatasi peranan wanita tersebut. Namun dengan hal tersebut banyak cara juga yang dilakukan oleh Rie untuk tetap melakukan hal yang ia ingin lakukan dengan banyak hal dan pertimbangan yang dilakukannya. Namun dengan batasan yang ia miliki sebagai wanita ia mampu merubah semua pandangan–pandangan bahwa seorang wanita juga berhak memiliki hak dan cita–cita, semua itu berhasil ia wujudkan tanpa mengurangi rasa hormat dan cintanya kepada kedua orangtuanya bahkan kepada tokoh–tokoh lain dalam cerita ini yang sudah membuatnya seketika kehilangan harapan. Cerita dalam novel ini selalu menggambarkan sosok tokoh utama yang hidup pada Zaman Edo, banyak memberikan peranan dari berbagai segi nilai bagi kehidupan kita mulai dari segi pendidikan, moral, budaya dan lain–lain.

Berdasarkan latar belakang diatas pembaca suatu karya sastra tidaklah cukup hanya memahami karya sastra melainkan harus menyadari akan nilai–nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas dan menganalisis nilai–

nilai yang terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” melalui pendekatan pragmatik dengan judul penelitian “ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL

“THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA.

(14)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra, penulis akan membahas tentang nilai pragmatik yang terkandung pada novel “The Scent Of Sake” ini, karena cerita dalam novel ini memiliki nilai pragmatik pada tokoh utama dalam menjalani fase kehidupannya. Novel ini khususnya menceritakan tentang seorang wanita yang berjuang penuh untuk keluarganya dan mempertahankan warisan turun–temurun.Joyce Lebra sebagai pengarang novel yang berjudul “The Scen Of Sake” ini menceritakan kehidupan Rie dalam keluarganya, khususnya hubungan anak dengan kedua orang tuanya dan keterkaitan Rie yang tak pernah pasrah dengan keadaan dan tetap dengan tujuannya dalam dunia sake,yaitu keberhasilan bisnis sake keluarganya yang sudah bertahan sampai saat kepemimpinan ayahnya dan memiliki visi akan terus berkembang dengan maju sampai menjadi sake nomor satu .

Berdasarkan hal–hal diatas yang sudah dijelaskan dan dikaitkan dengan pendekatan pragmatik dalam menganalisis novel ini, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu :

1. Apa sajakah nilai – nilai pragmatik yang terdapat dalam cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ?

2. Bagaimana nilai – nilai pragmatik diungkapkan dalam novel “The Scent Of Sake”

karya Joyce Lebra ?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini, ruang lingkup pembahasan perlu dibuat agar mencegah masalah tidak berkembang terlalu luas dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin

(15)

diinginkan. Penulis menganalisis cerita dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra dalam Edisi Terjemahan Indonesia yang berisi 548 halaman berdasarkan pendekatan pragmatik sastra melalui kisah tokoh utama Rie dalam keluarganya. Penulis menjelaskan nilai pragmatik yang terkandung dalam cerita novel tersebut melalui cuplikan percakapan pada halaman yang terdapat dalam cerita novelyang mengandung nilai – nilai pragmatik terhadap Rie sebagai tokoh utama kepada tokoh lainnya, kemudian penulis akan menganalisis cuplikan tersebut.Selain menggunakan pendekatan pragmatik, penulis juga akan menggunakan pendekatan semiotik sebagai pemahaman makna dalam teks cerita .

Dalam penelitian ini penulis menjelaskan nilai pragmatik yang terkandung dalam novel tersebut yang menunjukan sikap – sikap kepribadian Rie sebagai tokoh utama.

Kemudian data tersebut dianalisa, dirangkum dan dimasukan ke dalam pembahasan pada penelitian ini melalui sub babyang sudah disusun oleh penulis.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Fananie (2001 :6) Sastra merupakan hasil dari ciptaan yang berdasarkan ungkapan emosi yang secara langsung yang dapat menyatakan dari sisi estetik yang baik didasarkan dari segi kebahasaan maupun segi makna.

Sumardjo (1986 : 3) juga mengatakan, bahwa sastra merupakan ungkapan dari diri pribadi manusia itu sendiri baik dari segi pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keoptimisan dari suatu keadaan nyata yang mampu menghidupkan kembali daya tarik melalu alat bahasa. Beberapa penulis juga sudah pernah

(16)

meneliti suatu karya sastra kemudian mereka mengkomunikasikan hasil dari penelitian tersebut dengan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis dari karya sastra tersebut.

Seorang penulis bernama Rizka Awalia pernah membahas sebuah novel yang berjudul “Hidamari No Kanojo” karya Koshigaya Osamu dalam penelitiannya (Skripsi Universitas Sumatera Utara tahun 2015). Dalam novel tersebut Rizka Awalia menggunakan teori pendekatan pragmatik sama halnya dengan analisis penulis saat ini pada novel yang berjudul “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra yang juga menggunakan teori pragmatik. Namun, pada cerita novel “Hidamaru No Kanojo” karya Koshigaya Osamudalam novel ini menceritakan tentang nilai kesetiaan dan kasih sayang dari tokoh utama yang sepasang kekasih yang akhirnya menjadi suami istri dan memiliki berbagai konflik pada kehidupan mereka mulai dari menjalin percintaan hingga membangun rumah tangga. Jadi, dalam penelitiannya terhadap novel ini mengambil nilai pragmatik dengan landasan utamanya terfokus pada nilai kesetiaan dan kasih sayang sebagai cerminan bagi pembacanya untuk mengetahui realitas dari segi pengajaran nilai sikap dan sifat bahwa di era zaman modern seperti sekarang masih ada sosok yang menggambarkan nilai tersebut melalui nilai pragmatik yang terkandung dalam novel tersebut.

Selain itu ada juga penelitian pada novel “Ayat – Ayat Cinta ” dalam karya Herti Gustina (Skripsi Universitas Jambi tahun 2014) yang membahasnya menggunakan pendekatan pragmatik. Namun dalam Skripsi karya Herti ini menganalisis nilai pragmatik dari kehidupan manusia dengan aspek – aspek

(17)

keagaaman. Dalam cerita novel ini dilandasi oleh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat mulai dari gaya hidup bertetangga, cinta bertepuk sebelah tangan, poligami dan pemfitnahan dengan latar belakang sosial yang sesuai dengan gambaran kehidupan. Dengan karya sastra pengarang bermaksud menyampaikan tujuan dari segala permasalahan tersebut melalui nilai – nilai yang berdasarkan pada pengetahuan agama.

Sedangkan penelitian dalam novel “Hidamari No Kanojo” dan “Ayat – Ayat Cinta” berbeda dengan penelitian dalam novel “The Scen Of Sake”, dalam novel

“Hidari No Kanojo” yang membahas dari pengajaran nilai kesetiaan dan kasih sayang dan novel “Ayat – Ayat Cinta” membahas pengajaran mengenai nilai kereligiusan. Namun, dalam novel “The Scent Of Sake” penulis menganalisis dari gambaran yang terdapat dalam cerita tersebut menggunakan pendekatan pragmatik dan semiotik sebagai landasan dalam penelitian ini.Dengan berbagai aspek – aspek kehidupan yang terdapat dari novel ini, yang cukup bermanfaat dalam pembahasan di sub babnya. Dalam novel “The Scent Of Sake” inikhususnya ,banyak terdapat nilai – nilai pragmatik yang penting dianalisis oleh penulis, seperti nilai kasih sayang, kepatuhan, pekerja keras, bertanggung jawabdan lainya yang menurut penulis bermanfaat bagi cerminan kehidupan.

1.4.2 Kerangka Teori

Landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian pada cerita novel

“The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini adalah pendekatan pragmatik.

Landasan teori berguna untuk memecahkan masalah yang ada. Dengan landasan teori ini penulis diarahkan agar mampu melakuakan penelitian yang harus searah

(18)

dengan tujuan penelitian dan terkonsep secara jelas. Menurut Abrams dalam Rokhmansyah (2014 : 10) mengatakan pendekatan pragmatik suatu pendekatan yang dimana peranan utamanya adalah pembaca itu sendiri. Pendekatan ini memberikan ketertarikan pada peralihan dan peranan baru pembaca. Pendekatan pragmatik meninjau keterlibatan pembaca melalui berbagai kemampuannya.

Dengan memperhitungkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah–

masalah dapat dipecahkan.

Menurut Abrams dalam Jabrohim ( 2017 : 67 ) pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memfokuskan perhatiannya terhadap peranan pembaca sebagai penyambut dan penghayat sastra. Abrams dalam Jabrohim (2001 : 135 ) juga mengatakan bahwa pendekatan pragmatik mengganggap karya sastra sebagai sarana dalam memperoleh sasaran yang dimaksud pembaca. Dalam hal ini pendekatan pragmatik membahas dan memahami karya sastra dengan tujuan pendidikan moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain. Beberapa nilai – nilai yang terkandung dalam novel tersebut yaitu kasih sayang, pengorbanan, kepatuhan, rasa hormat dan nilai – nilai tersebut sebagian besar yang memberikan gambaran tentang pesan atau tujuan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembacanya.

Dalam novel selalu terdapat unsur intrinstik yang dapat membawa pembacanya bertualang seakan – akan pembaca juga mengalami peristiwa dalam isi cerita dalam novel tersebut. Penulis juga akan membahas sekilas unsur intrinsik novel sebagai penambah referensi dalam penelitian ini agar pembaca semakin bisa memahami karya sastra lebih mendalam. Pengkajian karya sastra ini juga

(19)

mengungkapkan nilai estetis agar pembaca menangkap amanat dan nilai – nilai yang terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” ini. Karena nilai – nilai atau amanat yang terkandung merupakan suatu hal yang berlaku dalam masyarakat bagi kepentingan kehidupan, seperti nilai moral, etika, religi, pendidikan dan lainnya.

Maka dari itu penulis melakukan analisis berdasarkan pendekatan pragmatik agar dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Penulis dalam hal ini, ingin menganalisis nilai – nilai yang terkandung dalam cerita novel “ The Scent Of Sake” melalui cuplikan teks dalam novel yang memiliki makna dalam nilai – nilai yang terkandung. Kemudian dalam melihat makna dari nilai – nilai yang terkandung, penulis akan menggunakan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik ini adalah ilmu tentang tanda – tanda, ilmu yang mengganggap kejadian dalam kehidupan masyarakat itu adalah suatu tanda yang memungkinkan memilik arti. Menurut Teeuw dalam Rokhmansyah (2014 : 94) semiotik adalah lambang dari suatu komunikasi, setelah itu diselesaikan dengan contoh sastra yang dapat mempertangggungjawabkan semua komponen dan sudut pandang utama untuk pemahaman gejala susastra sebagai sarana komunikasi yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Ketika semua simbol - simbol yang terdapat tersebut membentuk suatu sistem kode secara terstruktur dalam menyampaikan informasi secara tertulis maka karya sastra dapat dimengerti secara maksimal.

Dengan fungsi pendekatan semiotik ini penulis akan menjelaskan tanda – tanda yang terkandung dalam nilai – nilai pragmatik melalui tokoh Rie sebagai tokoh utama dalam novel “The Scent Of Sake”karya Joyce Lebra.

(20)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mencapai suatu maksud dan tujuan dalam memahami makna sastra yang terkandung melalui data – data secara nyata berdasarkan teori yang digunakan agar penelitian ini bermanfaat dalam kehidupan sehari – hari dan perkembangan terhadap sastra itu sendiri.

Maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui nilai – nilai pragmatik yang terdapat dalam cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra.

2. Mengetahui penggunaan nilai – nilai pragmatik yang diungkapkan dalam cerita cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian yang baik selain memiliki tujuan penelitian juga harus memiliki manfaat penelitian, agar penelitian tersebut memiliki suatu arahan agar mengetahui hal – hal apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini bagi pembacanya. Dalam penelitian ini diharapkan memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:

Bagi Pembaca :

1. Untuk mengetahui banyak nilai nilai pragmatik yang bisa kita jadikan sebagai pedoman dalam kehidupan kita agar lebih baik khususnya nilai-nilai pragmatik terhadap kaum perempuan yang sering dipandang karena gender. Dalam hal ini nilai – nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” karya

Joyce Lebra ini, sangat memberikan kesadaran akan nilai – nilai apa saja yang

(21)

mampu dimiliki dan dijadikan contoh dalam kehidupan menghadapi era modern ini.

2. Untuk memberikan suatu hal positif bagi para pembacanya melalui penjelasan dalam pengungkapan nilai – nilai pragmatik yang terdapat dalam isi cerita novel

“The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini, agar dapat memberikan sikap kepercayaan diri dan kekuatan bagi kaum wanita dalam menghadapi perjalanan kehidupan dengan sikap yang bijaksana dan memandang cita-cita dan impian mereka untuk mencapai kesuksesan dengan rasa optimis.

Bagi Penulis :

1. Memberikan pengetahuan yang lebih, dalam memahami nilai – nilai pragmatik yang terkandung dalam sebuah novel khususnya pada novel “The Scent Of Sake” Karya Joyce Lebra yang menceritakan sebuah arti dari perjuangan seorang wanita di Jepang dalam mengabdikan diri pada keluarga dengan mengorbankan perasaannya serta dirinya sendiri tetapi ia bisa bertahan hidup dengan kesuksesan yang diimpikannya.

2. Memberikan pengetahuan bagi pembaca dalam menganalisis hal – hal yang mengandung nilai – nilai pragmatik dengan pendekatan pragmatik melalui pendekatan semiotik pada setiap cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra .

1.6 Metode Penelitian

Untuk memperoleh tujuan dan manfaat dari penelitian ini, maka diperlukan metode dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini juga merupakan metode yang mampu bertujuan

(22)

membuat deskripsi secara nyata, tersturktur dan terpercaya dengan cara menyelesaian masalah yang ada melalui pengumpulan data kemudian menyusun, meninjau dan memperjelaskan data tersebut. Menurut Siswanto (2016 :54) dengan metode deskriptif ini, seorang peneliti sastra harus mampu mengutarakan kenyataan yang ada atau data dengan cara memberikan deskripsi. Metode ini mampu memberikan penjelasan dan pemahaman yang jelas terhadap data yang dianalisis. Menurut Hadari Nawawi dalam Siswanto (2016 : 55) peran metode penelitian sangat penting untuk mencegah cara penyelesaian masalah dan cara berpikir spekulatif, mencegah cara kerja yang bersifat bermasalah serta meningkatkan sifat yang rasional dalam menggali kebenaran pengetahuan.

Sedangkan teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah library researchatau studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan metode yang digunakan melalui pengumpulan data melalui sumber seperti buku – buku dan catatan –catatan untuk memecahkan masalah penelitian yang berhubungan. Dan selain dari pustaka diperlukan juga sumber untuk menghimpun data yang bersumber dan tulisan – tulisan dari internet seperti google, wikipedia atau blog- blog mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian buku buku serta tulisan - tulisan tersebut dibaca dan disesuaikan dengan teori yang ada pada sumber data utama dalam penelitian ini yaitu novel “The Scent Of Sake” berdasarkan pendekatan pragmatik sastra . Kemudian semua data yang ada dianalisa untuk memecahkan masalah yang diteliti sehingga mendapatkan hasil, kesimpulan dan saran.

(23)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA DAN STUDI PRAGMATIK

2.1 Definisi Novel

Novel saat ini sudah banyak menarik perhatian dan minat dari berbagai kalangan.

Dari pandangan sejarahnya, novel mempunyai sebuah garis perkembangan yang membentang untuk kita lihat lagi kebelakang, ke tradisi – tradisi fiksi pendahulunya.

Sebagaimana yang kita ketahui,bahwa novel merupakan suatu karya fiksi, yang menceritakan suatu kisah peristiwa baik dari kejadian nyata maupun khayalan atau rekaan. Sebuah novel memiliki tokoh – tokoh dalam peristiwa yang diceritakan, peristiwa yang ada dalam novel juga biasanya adalah hasil dari gambaran kehidupan yang ada, penulis akan membuat karyanya melalui pengalaman diri sendiri, orang lain atau karangan yang mengandung unsur keadaan nyata dalam kehidupan masyarakat sehari – harinya dalam suatu cerita tersebut.

Menurut Aziez ( 2010 : 3) mengatakan bahwa novel sifatnya naratif dalam artian novel itu lebih terperinci dengan segala unsur- unsur dalam cerita. Novel dan drama dapat dibedakan yaitu dengan melihat bahwa novel memiliki ciri lebih bercerita sedangkan drama peragaan dan dialog. Dalam novel pembaca dapat melihat semua secara mendetail dengan apa yang sudah disediakan oleh pengarang seperti tokoh, perwatakan dan alur. Novel juga melibatkan sejumlah tokoh yang melakukan suatu kerangka yang sudah diatur dalam suatu uturan yang logis yaitu Dengan kata lain,

(24)

kronologis, sebab – akibat, dan sebagainya. Ian Watt dalam Aziez, dkk (2010 : 4) juga mengemukakan bahwa kenyataannya alur – alur novel tidak diambil dari sumber – sumber tradisional.

Menurut Suharianto (1982 : 67) novel dapat dibagi dari segi tinjauan isi, gambaran dan maksud pengarang, sebagai berikut ini:

1. Novel Berendens, adalah novel yang menampilkan suatu kejanggalan-kejanggalan yang ada dalam masyarakat.Itulah sebabnya novel berends sering disebut novel yang bertujuan.

2. Novel Psikologis, adalah novel yang menceritakan suatu keadaan kejiwaan tokoh dalam novel tersebut serta bagaimana perjuangannya.

3. Novel Sejarah, yaitu novel yang menceritakan seseorang dalam suatu masa sejarah.

Novel ini menggambarkan dan menelusuri adat istiadat dan perkembangan masyarakat pada masa itu.

4. Novel anak – anak, yaitu novel yang menggambarkan kehidupan dunia anak – anak . 5. Novel Detektif, yaitu novel yang isinya dapat mengajak kita berputar pikiran untuk

memikirkan alur cerita pada kejadian yang ada dalam novel karena perasaan penasaran dan ingin tahu.

6. Novel Perjuangan, yaitu novel yang menggambarkan suasana perjuangan dan peperangan yang dialami seseorang.

7. Novel Propaganda, yaitu novel yang isinya semata – mata untuk kepentingan guna memengaruhi pihak yang mendengar dan melihatnya.

Berdasarkan penjelasan pembagian jenis – jenis novel di atas, maka dapat dilihat bahwa novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini termasuk ke dalam jenis novel

(25)

perjuangan . Hal ini dikarenakan dalam novel ini terdapat suatu kisah yang menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan kelangsungan keluarganya . Banyak sekali pengorbanan yang ia lakukan demi mengabdikan diri untuk keluarganya yang notabennya adalah keluarga yang memiliki bisnis sake yang cukup berkualitas dan cukup terkenal kala itu.

Dalam novel ini Rie adalah tokoh utama yang memiliki peran sangat penting di keluarga Omura. Kenyataan yang ia harus terima juga bahwa Rie adalah satu – satunya anak di keluarga Omura setelah meninggalnya adik Rie Toichi saat berusia satu tahun.

Dan semua hal itu membuat Rie sangat paham dengan kondisi keluarga dan apa yang akan terjadi dan apa yang ia harus lakukan , semua tanggung jawab keluarganya kelak akan berada di punggungnya. Perjuangan Rie dimulai sejak ia dinikahkan dengan Mukoyoshi seorang suami adopsi yang dipilihkan oleh kedua orangtua Rie untuknya.

Ternyata Jihei suaminya Rie tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mengelola bisnis keluarganya agar semakin berkembang tetapi sebaliknya ia sering menghamburkan uang dengan mabuk dan geisha . Bahkan sampai Jihei memiliki anak – anak yang lahir dari rahim geisha dan karena kejadian yang menimpa kandungan Rie sampai akhirnya ia keguguran, keluarga Omura memutuskan untuk mengangkat anak Jihei dari geisha menjadi bagian keluarga Omura untuk kelangsungan bisnis sake keluarganya. Hubungan Rie dengan pekerja di rumah keluarga Omura sangat terjalin dengan baik namun, sebaliknya dengan suaminya. Banyak hal yang harus dilakukan Rie demi keluarganya karena suaminya tidak bisa diandalkan dalam hal ini. Setelah Rie membunuh perasaannya untuk dinikahkan dengan Jihei setelah pernikahan merekapun Rie harus tegar menghadapi kelakuan suaminya yang sering memperlakukannya dengan kasar sehingga mereka sering bertengkar dan ketegaran serta pengorbanan Rie dalam

(26)

mengasuh anak – anak geisha yang masuk ke dalam bagian keluarga Rie dan ia juga berjuang untuk ikut campur dalam bisnis keluarganya yang saat itu banyak aturan sistem budaya Jepang Kuno yang membatasi pekerjaan perempuan . Tapi, Rie berhasil melawan semua itu dengan ketegaran hatinya selama ini dan juga kerja kerasnya dalam segala hal.

2.2 Resensi Novel The Scent Of Sake

Setiap karya sastra terkhusus novel memiliki unsur-unsur yang saling membangun satu sama lain di dalamnya, unsur – unsur tersebut guna menciptakan suatu keselarasan dalam sebuah karya sastra. Dalam karya sastra novel pada dasarnya dibangun oleh unsur – unsur berupa tema, alur (plot), setting (latar), penokohan (perwatakan), dan sudut pandang . Unsur – unsur inilah yang akan menjadi fokus utama untuk ditelaah dalam pembahasan ini sebagai telaah umum terhadap unsur – unsur struktur formal dalam novel

“The Scent Of Sake”karya Joyce Lebra.

2.2.1 Tema

Menurut Staton dan Kenny dalam Ismawati (2013 : 71) tema adalah makna dalam sebuah cerita. Menurut Hatoko dan Rahmanto dalam Ismiwati (2013 :72) mengatakan bahwa tema adalah suatu pikiran yang menunjang sebuah karya sastra dan unsur makna serta hubungan dengan teks yang terkandung dan mengenai persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan yang ada.

Makna terdapat dalam sebuah cerita tidak dipaparkan secara spesifik oleh pengarang. Dalam hal tema pun diketahui adanya tema pokok dan tema tambahan

(27)

seperti sub tema. Menurut Nurgiyantoro dalam Ismiwati (2013 : 72) untuk menentukan makna yang terdapat pada sebuah cerita, pembaca harus memiliki pemahaman mengenai tema itu sendiri. Tema menjadi acuan dasar dalam pengembangan seluruh cerita, tema menyelami seluruh bagian cerita. Tema mempunyai cakupan yang umum, luas dan abstrak. Untuk menemukan sebuah tema sebuah cerita harus disimpulkan dari keseluruhan cerita. Menurut Aziez (2010: 75) mengatakan tema merupakan ide pokok yang dikembangkan dalam alur cerita. Suatu novel yang kompleks akan dapat dianalisis dengan sejumlah besar tema yang berbeda atau bahkan saling terkait. Hampir semua hal yang ada dalam hidup ini bisa dijadikan tema, sekalipun dalam praktiknya tema – tema yang paling sering diambil adalah beberapa aspek atau karakter dalam kehidupan ini, seperti ambisi, kesetiaan, kecemburuan, frustasi, kemunafikan, ketabahan dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, maka tema dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini adalah tentang perjuangan dan pengorbanan kehidupan seorang wanita dengan ambisi yang kuat serta loyalitas terhadap keluarganya dengan kondisi sosial masyarakat Jepang yang masih menganut pembatasan hak terhadap jalan hidup wanita.

2.2.2 Alur (Plot)

Alur atau Plot merupakan suatu urutan kejadian dalam sebuah cerita yang dihubungkan secara sebab akibat. Dengan adanya alur dapat memudahkan kita untuk memahami peristiwa kejadian yang ada dalam cerita tersebut. Menurut Nurgiyantoro dalam Ismawati (2013 : 73) Plot diwujudkan melalui perbuatan,

(28)

tingkah laku dan sikap tokoh – tokoh yang ada dalam cerita. Peristiwa, Konflik dan Klimaks merupakan tiga aspek yang sangat penting dalam sebuah cerita. Peristiwa merupakan suatu kejadian dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi yang tidak menyenangkan dan dialami tokoh – tokoh dalam cerita. Klimaks adalah dimana konflik telah mencapai titik puncaknya.

Namun setelah peristiwa, konflik dan klimaks dilalui ada sebuah pemecahan masalah yang biasa dikatakan dengan penyelesaian konflik dalam akhir cerita.

Klimaksnya menurun dan menuju sebuah solusi penyelesaian masalah dalam cerita.

Kemudian penulis akan mengakhiri cerita dengan keadaan bahagia, sedih ataupun menggantung.

Alur atau Plot merupakan jalan cerita yang memiliki keterkaitan sebab dan akibat. Dalam pembagiannya, alur dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Alur Maju (Progresif)

Alur maju menceritakan suatu kejadian yang ditandai dengan adanya sebab akibat yang diceritakan secara berurut maju kedepan mulai dari tahap pengenalan situasi, konflik, klimaks dan penyelesaian . Kronologis pada alur maju tidak mengacak.

2. Alur Mundur

Alur mundur menceritakan suatu kejadian tidak mulai dari awal, tetapi dari tengah atau akhir atau kilas balik ke masa lampau. Biasanya alur mundur ini memiliki tahapan akhir, antiklimaks, klimaks, perumitan dan awal.

(29)

3. Alur Campuran

Alur campuran menceritakan sebuah kejadian yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Dalam alur campuran perisitiwa dalam cerita bisa diawali dari masa saat ini kemudian masa lalu dan kembali diteruskan lagi ke masa saat ini hingga akhir cerita .

Dari penjelasan diatas, adapun alur yang terdapat dalam novel “The Scent Of Sake” ini adalah alur maju . Hal ini bisa kita lihat dalam peristiwa dalam novel tersebut ceritanya sangat tersusun secara kronologis yang menceritakan tokoh utama Rie mulai dari masa remajanyanya di usia 20 tahun . Pada saat itu kedua orangtua Rie sudah mulai merencanakan pernikahannya dengan Jihei seorang mukoyoshi pilihan keluarganya . Saat itu Rie tidak punya pilihan untuk menolak dan pernikahanpun terjadi setelah mengadakan omiai kedua pihak keluarga dengan persaan terpaksa yang dirasakan Rie. Mulai dari Rie yang akhirnya mulai mengandung dan kandungannya saat itu tidak bertahan lama karena keguguran, akhirnya Rie mengadopsi anak laki – laki dari seorang geisha dan setelah itu dia dikarunia seorang anak perempuan dan ia mengadopsi 3 orang anak lagi dari geisha dan akhirnya Rie membesarkan 5 orang anak di rumah sake Omura yang akan menjadi penerus bisnis keluarganya. Begitulah seterusnya kehidupan Rie hingga hari tuanya dan bisnis sakenya diwariskan hingga ke anak cucu. Cerita ini terus berlanjut sampai tokoh utama Rie menginjak usia 88 tahun.

2.2.3 Latar (Setting)

Latar adalah suatu keterangan yang berisi hal mengenai waktu, tempat dan suasana kejadian suatu peristiwa. Menurut Abrams dalam Pujiharto (2012 : 48)

(30)

latar adalah suatu hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, sejarah dan sosial yang didalamnya terjadi suatu tindakan. Menurut Pujiharto (2012 : 52) Latar merupakan salah satu fakta cerita. Dalam mengkaji dan menilainya, seorang pembaca perlu melihat kejelasannya dalam penyajiannya. Menurut Aziez (2010 : 74) latar biasanya disampaikan dengan menciptakan kejadian – kejadian yang dapat melengkapi cerita, baik dari segi waktu maupun tempat. Dan yang paling menentukan keberhasilan latar ialah bagaimana pengarang menyesuaikan tokoh – tokohnya dengan latar yang mereka perankan.

Menurut Abrams dalam Fananie (2001 : 99), latar belakang dibedakan menjadi tiga indikator yaitu :

1. Latar Tempat

Latar tempat yaitu menggambarkan lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Unsur tempat yang dipergunakan dapat berupa tempat dengan nama, inisial atau lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

Dalam novel “The Scent Of Sake” ini, lokasi tempat berlangsungnya cerita adalah sebuah desa kecil di Jepang bernama Nada yang terletak di kota Kobe.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa – peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Dalam cerita novel “The Scent Of Sake”

ini memulai ceritanya pada abad ke sembilan belas. Pada saat itu usia Rie sebagai tokoh utama menginjak usia 19 tahun dan kedua orangtuanya mulai

(31)

meninggikan kelas pedagang, membuatnya lebih memilih mengadopsi seorang suami untuk putrinya dibandingkan memasukan seorang anak geisha ke rumah itu. Di Usia Rie yang ke dua puluh peristiwa penting di kota itu tahun 1825 akan dikenang . Pada saat itu diceritakan kondisi keshogunan sedang melemah akibat mengalami krisis ekonomi, begitu juga sama halnya dengan para daimyo dan samurai. Kemudian terjadilah kesepakatan antara Choshu dan Sastsuma yang ingin mengakhiri era keshogunan dan meminta untuk melepaskan kekuasaan mereka kepada kaisar. Lalu sampai pada akhirnya proklamasi pun dilaksanakan di depan kantor komisioner kelompok Bakufu.

Isi proklamasi tersebut menyatakan tentang Restorasi kekaisaran, kekaisaran dan era baru yang disebut dengan era Meiji. Edo berganti nama menjadi Tokyo yang kini menjadi ibukota negara Jepang. Banyak sekali perubahan baru terjadi. Perubahan – perubahan tersebut juga akan memiliki dampak yang sangat berguna bagi keberlangsungan bisnis sake. Hal seperti inilah yang terjadi dalam cerita novel “The Scent Of Sake”.

3. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan masalah perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi maupun non fiksi. Latar sosial ini berupa kebiasaan hidup, cara berfikir, pandangan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan dan cara bersikap dan juga memiliki hubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan misalnya rendah, menengah atau tinggi.

(32)

Latar belakang yang digambarkan oleh pengarang Joyce Lebra dalam novel “The Scent Of Sake” ini adalah kehidupanseorang perempuan dari keluarga pembisnis sake yang bernama Rie di desa Nada yang berada di kota Kobe pada zaman Edo hingga Meiji. Dalam kisah Rie yang lahir dari keluarga pembisnis sake, jika keluarga pembisnis sake tidak memiliki keturunan laki – laki maka orangtuanya yang akan mencarikan menantu yang akan dinikahkan dengan anak perempuannya. Tugas seorang perempuan pada saat itu dibatasi karena adanya sistem pemerintahan Jepang Kuno . Kedudukan kaum wanita yang tidak setara dengan kaum laki-laki pada zaman itu, wanita tidak diperbolehkan menjadi seorang pemimpin.

Di Jepang kasta tertinggi di duduki oleh para bangsawan, kemudian para shogun hingga samurai. Golongan pedagang serta pekerja berada dibawahnya, namun keluarga pembuat sake yang besar seperti keluarga Omura menempati tempat khusus, keluarga pembisnis sake Omura tidak dapat dimasukan ke dalam golongan rendah namun tidak dapat pula memperoleh pengakuan kalangan atas, meski dari segi keuangan rata – rata mereka lebih kaya daripada para shogun dan samurai. Jadi status sosial pembisnis sake dianggap rendah namun status ekonominya tinggi.

2.2.4 Penokohan (Perwatakan)

Tokoh adalah pelaku dalam sebuah kejadia atau peristiwa yang memerankan jalannya sebuah cerita. Istilah „tokoh‟ juga tak lepas kaitannya dengan „watak‟

yaitu karakter atau sikap dan sifat yang ditunjukan tokoh – tokoh tersebut,

(33)

keduanya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Begitupun juga pembahasan tentang penokohan dan perwatakan. Menurut Pujiharto (2012 : 44) Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan tokoh, sedangkan perwatakan adalah cara pengarang dalam menggambarkan watak dan kepribadian tokoh.

Adapun penokohan dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra adalah sebagai berikut :

1. Rie Omura

Rie Omura merupakan tokoh utama dalam novel “The Scent Of Sake” . Ia adalah seorang wanita yang cerdas, disiplin, pekerja keras, kuat, penyayang, bijaksana dan rela berkorban demi keluarganya. Dia sangat berambisi ingin menjalankan bisnis sake keluarganya meskipun hal tersebut tidak diperbolehkan bagi kaum wanita pada zaman itu.

2. Kinzaemon IX

Kinzaemon IX adalah ayah Rie yang merupakan kepala keluarga di rumah sake Omura. Kinzaemon sangat arogan, disiplin dan otoriter dalam mendidik anaknya tapi dibalik sifatnya ia memiliki sisi penyayang. Kinzaemon disegani oleh pembisnis sake dan juga baik kepada para pegawai rumah bisnis sake Omura.

3. Hana

Hana adalah ibu Rie yang memiliki sifat bertanggung jawab, penyayang dan tegar serta penyabar. Hana sangat patuh kepada suaminya serta menjunjung

(34)

tinggi adat istiadat yang ada. Hana juga sangat disiplin dalam hal mendidik anaknya, sikap ini ia wariskan kepada Rie dan diterapkan oleh Rie kepada anak – anak serta cucu-cucunya.

4. Jihei Okamoto

Jihei adalah suami Rie yang merupakan pilihan dari kedua orangtuanya yang mengangkat suami adopsi bagi anak perempuannya. Jihei merupakan seorang anak dari pedagang sake juga, akan tetapi ia tidak memiliki jiwa pembisnis.

Sifatnya pendiam, pemabuk dan sangat kasar terhadap istrinya Rie.

5. Kinnosuke

Kinnosuke adalah seorang pegawai yang sudah begitu lama bekerja di rumah sake Omura. Kinnosuke sudah dianggap sebagai tangan kanan keluarganya khususnya terhadap Rie, ia selalu memberikan informasi yang Rie ingin selalu ketahui mengenai bisnis sake dan juga selalu membagi bisnis sake terhadap Rie.

Kinnosuke sangat bijak dan loyal terhadap keluarga Omura dan orang yang sangat bisa dipercaya serta diandalkan.

6. O - Natsu

Onatsu adaloah pembantu keluarga Omura yang selalu setia dan memiliki loyalitas pada keluarga Omura kepribadiannya lembut dan murah senyum .

7. Saburo Kato

Saburo Kato adalah anak ketiga dari keluarga Kato, sifatnya yang hangat, lembut dan pengertian membuat Rie jatuh hati padanya dan juga karena

(35)

ketampanannya. Namun kisah cinta Rie dengan Saburo tidak berjalan dengan baik untuk menjalin sebuah hubungan yang diharapkan.

8. Kikuji Yamaguchi

Kikuji Yamaguchi adalah pemilik sake Ogre - Killer yang menjadi salah satu saingan terbesar White – Tiger sake milik keluarga Omura, sifatnya yang suka membual dan licik membuat Yamaguchi kurang disukai ditambah lagi dengan sikap dan gaya bicaranya yang angkuh dan arogan.

9. Nyonya Nakano

Nyonya Nakano adalah seorang istri pembuat sake yang begitu energik . Dia adalah seorang perantara yang sangat dihormati di Kota Kobe.

10. O – Toki

O-Toki adalah seorang geisha di kedai teh Sawaraya paling elegan di Kota Kobe yang memiliki hubungan dekat dengan Jihei.

11. O – Haru

O-Haru adalah pemilik kedai teh Sawaraya . Yang selalu membantu pertemuan Jihei dan O-Toki dan juga menjadi teman baik O-Toki.

12. Yoshitaro

Yoshitaro adalah seorang anak laki – laki Jihei yang lahir dari seorang geisha bernama O-Toki. Yoshitaro memiliki jiwa pekerja keras dan loyalitas juga bertanggung jawab.

(36)

13. Fumi

Fumi adalah anak kedua di keluarga Omura setelah Yoshitaro sudah diangkat menjadi keluarga Omura dan anak pertama Rie yang lahir dari darah dagingnya sendiri . Sifatnya agak manja mungkin karena Rie sangat sayang tapi dia sangat pengertian terutama kepada Rie ibunya dan saudara-saudaranya sama halnya dengan Rie.

14. Kazu

Kazu adalah anak ketiga yang diangkat keluarga Omura . Sifatnya yang bertanggung jawan, serbabisa dan teladan bagi saudara-saudaranya .

15. Teru

Teru adalah anak keempat yang diangkat keluarga Omura. Teru anak perempuan yang paling cantik dari saudara – saudaranya yang lain , sifatnya keras kepala dan juga aktartif sering kali menunjukan sikapnya yang agak centil dan itu membuat Rie harus memerhatikan Teru agar tidak memiliki sifat seperti geisha.

16. Seisaburo

Seisaburo adalah anak kelima keluarga Omura dan juga anak bungsu yang dilahirkan Rie . Anak laki – laki yang cerdas dan selalu memiliki inovatif.

2.2.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998 : 248) Sudut pandang

(37)

tokoh,tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang ada dalam cerita dalam sebuah kepada pembaca. Abrams dalam Nurgiyantoro (1994: 248) mengatakan bahwa sudut pandang pada dasarnya merupakan strategi pengarang untuk mengemukakan suatu pemikiran yang dalam ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi di sampaikan melalui sudut pandang tokoh dalam ceritanya.

Terdapat 2 jenis sudut pandang, diantara lain :

1. Narrator omniscient, yaitu pengarang sebagai pelaku cerita, karena pengarang termasuk pelaku cerita, maka dapat dikatakan pengarang sebagai pelaku yang mengetahui semua tentang fisik maupun kejiwaan. Dengan demikian apa yang terdapat dalam batin pelaku, pengarang seharusnya mampu mengetahuinya walaupun hanya berupa khayalan atau sesuatu yang belum terjadi.

2. Narator observer, yaitu pengarang sebagai pengamat para pelaku, dan disini ruang lingkup pengetahuan tentang perilaku para pelaku memilik batas tertentu.

Dalam novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra ini pengarang termasuk ke dalam narator observer, hal tersebut berdasarkan cara pengisahan yang menyebutkan tokoh, khususnya terhadap tokoh utama dengan kata ganti ia, dia da mereka dalam cerita. Joyce Lebra adalah seorang yang berada di luar cerita dan karakter pengarang tidak terlibat dalam cerita dan hanya sebagai pengamat dalam setiap tokoh di alur cerita.

(38)

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik sastra untuk menganalisis nilai – nilai yang terkandung dalam cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra. Penulis mengambil cuplikan – cuplikan yang memiliki nilai di dalam cerita novel tersebut. Menurut Abrams dalam Jabrohim (2001 : 135) mengatakan bahwa pendekatan pragmatik sebagai sarana untuk memperoleh tujuan pembaca. Dalam hal ini penulis bermaksud untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam nilai – nilai pragmatik, karena dalam kajian yang pernah penulis ketahui, kebanyakan hanya memamparkan kajian umumnya karya sastra saja yang mengakji strukturnya saja dan sering kali melupakan peranan pembaca sebagai penerima dan pemberi makna. Dengan kajian pendekatan pragmatik penulis meyakinin bahwa kajian ini tepat sasaran karena kajian ini memfokuskan kajianntya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra .

Menurut Abrams dalam Jabrohim (2012 : 67) karya sastra dikatakan memiliki nilai yang tinggi, jika banyak nilai – nilai yang dapat diberika kepada pembacanya. Hal ini berhubungan dengan manfaat pragmatik sebuah karya sastra terhadap fungsi – fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan melalui peranan pembaca dalam memahami karya sastra.

Selain pendekatan pragmatik, penulis juga menggunakan pendekatan teori semiotik untuk melihat tanda (makna) nilai – nilai dalam novel dan manfaat novel tersebut bagi para pembaca. Menurut Teeuw dalam Rokmansyah (2014 : 94) semiotik adalah lambang dari suatu komunikasi, setelah itu diselesaikan dengan contoh sastra

(39)

untuk pemahaman gejala susastra sebagai sarana komunikasi yang khusus dalam kehidupan. Menurut Nurgiatoro (1994 : 40) tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain – lain.

Jadi, yang menjadi tanda bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi kehidupan. Tanda yang berupa simbol mencakup berbagai hal yang telah mengkonvensi di masyarakat. Bahasa merupakan simbol yang terlengkap dan terpenting karena sangat berfungsi sebagai sarana untuk berfikir dan berasa. Dalam bahasa, tanda yang sering atau paling banyak digunakan adalah simbol. Dengan hal tersebut, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol – simbol kemudian dijelaskan mengenai fungsi dan maknanya oleh penulis dalam makna – makna yang terkandung pada novel “The Scent Of Sake”.

2.4 Biografi Pengarang

Joyce Chapman Lebra atau yang dikenal dengan Joyce Lebra lahir pada tanggal 21 Desember 1925 adalah seorang profesor di Universitas Colorado yang diakui sebagai seorang sejarahwan asal Amerika yang ahli dalam bidang kebudayaan perempuan khususnya Jepang, India dan Asia Pasifik. Joyce Lebra sudah tinggal selama sepuluh tahun di Jepang dan tiga setengah tahun di India dan melakukan penelitian tentang sejarah Jepang dan India. Dia adalah Profesor Sejarah Jepang dan India di Universitas Colorado sampai pensiun . Dan saat ini Lebra sudah menulis dua puluh buku nonfiksi.

Joyce Lebra menghabiskan masa kecilnya di Honolulu dan menerima gelar BA dan MA dalam studi Asia dari Univeristy of Minnesota di Amerika Serikat. Dia

(40)

menerima gelar Ph.D dalam sejarah Jepang dari Harvard/Radcliffe dan merupakan wanita pertama Ph.D. dalam Sejarah Jepang di Amerika.

Dia memimpin tiga tim peneliti ke Asia untuk meneliti peran perempuan dalam angkatan kerjanya, yang masing – masing menghasilkan buku. Dia juga telah menerima banyak penghargaan, termasuk gelar Doktor Kehormatan Humane Letters dari University of Minnesota pada tahun 1996, dua tahun pada beasiswa Fulbright di Jepang dan satu setengah tahun pada beasiswa Fulbright di India. Beasiswa lainnya termasuk beasiswa Japan Foundation, beasiswa Endowment for the Humanities, satu dari American Association of University Women, satu dari Australian National University dan lainnya. Dia tercatat dalam Who Who in America. Dia juga telah mengajar secara luas di Univeristas Oxford, London School of Economics, Universitas Tokyo, Universitas Waseda, Universitas Nagoya, Universitas Hongkong, Institut Studi Asia Tenggara di Singapura, Biro Penetelitian Netaji di Calcutta, Melbourn dan Universitas Monas, Universitas Macquarie, Universitas Sydney, Univeristas Queensland dan Universitas Nasional Australia di Canverra dan juga di menyampaikan Kuliah Peringatan Harmon di Akademik Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1991.

(41)

BAB III

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE” KARYA JOYCE LEBRA

3.1 Sinopsis Cerita Novel “The Scent Of Sake” Karya Joyce Lebra

Novel karya Joyce Lebra yang berjudul “The Scent Of Sake” ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang lahir dari keluarga pembisnis sake yang sudah turun – temurun menjadi bisnis warisan keluarganya. Rie adalah anak dari Hana dan Kinzaemon IX yang merupakan penanggung jawab terbesar atas kelangsungan dan generasi penerus bisnis sake karena Rie adalah anak satu – satunya di keluarga Omura, setelah meninggalnya adik laki – laki Rie yang bernama Toichi semua beban sekarang berada dipundak Rie. Rie sadar akan hal itu. Dengan kepergian Toichi adiknya Rie semakin tertarik dengan mengembangkan bisnis ayahnya yang menaruh harapan besar kepadanya. Hanya saja tradisi Kansai Chonin yang meninggikan kelas pedagang, membuat ayahnya lebih memilih suami adopsi untuk putrinya walau sebenarnya bisa saja ayahnya memasukan seorang anak geisha ke rumah itu. Laki – laki akan menjadi aset penting untuk keberlangsungan bisnis keluarga dan Rie paham benar akan hal itu. Dan tiba saat Hana ibu Rie membicarakan persoalan pernikahan yang akan segera dilaksanakan mengingat usia Rie saat itu juga sudah cukup dan akan menginjak usia 20 tahun. Keluarga Omura sudah mempersiapkan mukoyoshi untuk Rie dan kedua keluarga akan mengadakan o-miai . Beberapa hari setelah pertemuan tersebut keluarga Omura pun mengirimkan lamaran resmi dan keluarga Okamoto menerimanya . Akhir bulan Mei tahun 1825 adalah suatu peristiwa penting di Kota Kobe. Pernikahan Rie Omura dengan Jihei Okamoto putra

(42)

pedagang sake ternama yang dianggap kandidat paling layak oleh keluarga Omura sebagai suami untuk putrinya. Rie berusaha mengesampingkan persoalan perasaannya seperti yang dikatakan oleh ibunya, dia tahu tujuan dari pernikahan ini dan Riepun tidak menyerahkan perasaannya terhadap Jihei bahkan setelah pernikahan selesai, Rie mendapati perlakuan kasar dan tak pedulian suaminya terhadapnya dan bahkan hubungan mereka tidak pernah harmonis. Dan yang membuat Rie semakin kesal ternyata Jihei tidak pandai dalam hal berbisnis seperti yang diharapkan ayahnya selama ini iya lebih banyak diam jika sedang berdiskusi dengan ayahnya dan Kinosuke kepala pegawai yang menjadi orang keparcayaan di keluarga Omura. Sifatnya yang acuh tak acuh membuat Rie semakin antusias terjun dalam bisnis sake sekalipun ia tahu bahwa ayahnya sangat keras melarangnya. Rie mulai mencari jalan keluar bagaimana caranya agar dia terlibat dalam bisnis sake keluarganya . Rie seorang perempuan yang cerdas di keluarga Omura. Tanpa sepengetahuan ayahnya Rie selalu belajar mengenai ilmu bisnis dengan Kinnosuke, orang yang sudah menjadi kepercayaan ayahnya dalam bisnis sake keluarga Omura. Usaha sake milik keluraga Omura tergolong cukup sukses, namun banyak sekali rintangan yang sudah dialami dalam mencapai kemajuan bisnis sake keluarganya, pasang surut masalah keuangan bahkan hampir bangkrut, akan tetapi Rie dan keluarganya berhasil melewati semua permasalahan yang dialami.

Hari demi hari dilalui Rie begitu juga hubungannya dengan Jihei yang tidak pernah berjalan dengan baik hingga kehamilannya pertama yang membawa kesedihan karena sang pewaris yang sudah dinantikan keluarga Omura hilang akibat keguguran yang dialami Rie dan beberapa waktu hal itu juga membuat Rie sangat terpuruk dengan keadaan, tapi setelah itu berlalu Rie sadar akan tujuannya yang ingin membuat kedua orangtuanya bangga padanya untuk mencapai keinginan ayahnya untuk membuat sake White Tiger

(43)

keluarga Omura menjadi yang paling sukses dan bahkan menjadi sake nomor satu . Tidak mudah bagi Rie menjalani semua hal tersebut banyak sekali permasalahan dalam hubungan rumah tangganya dengan Jihei .Tetapi kekecewaan Rie dengan suaminya bukanlah karena masalah perasaan, hanya saja suaminya yang memiliki kebiasaan ke Sawaraya setiap malam dan menghambur-hamburkan uang ayahnya. Sedangkan, selama ini ayahnya selalu bekerja keras untuk mendapatkannya. Tak lain juga sifat Rie yang yang disiplin adalah didikan kedua orangtuanya dan secara alamiah jiwa pekerja keras Rie diwariskan dari ayahnya.

Beberapa waktu kemudian Rie mendapat kabar dari O-natsu yang selalu tak pernah ketinggalan mendengar gosip – gosip terbaru yang sedang terjadi . O-natsu ragu dan sedih mengatakan hal yang baru saja ia dengar bahwa suaminya Jihei memiliki anak dari seorang geisha di Sawaraya . Hati Rie hancur harus menerima bahwa dia belum juga memiliki keturunan dan yang ada adalah anak seorang geaisha yang akan menjadi generasi pewaris Sake Keluarga Omura kelak. Tapi ibunya selalu pandai untuk memberikan arahan dengan sangat baik dan bijak dalam menghadapi segala persoalan sebagai keluarga pembisnis sake yang memang memiliki hal – hal yang harus dilakukan demi keberlangsungan bisnis keluarga. Namun sejak kematian Hana Ibunya Rie, atmosfer dan hubungan diantara anggota keluarga terasa lebih dingin. Rie selalu menghabiskan waktu lebih banyak bersama ayahnya dan Rie juga selama ini selalu menutupi kekurangan suaminya didepan ayahnya.

Beberapa waktu kemudian keluarga Omura mengalami musibah terhadap kura nomor satu yang habis terbakar, Rie tidak bisa diam saja, dia sangat cemas melihat api yang terus membesar dan mulai merembas ke ruang kerja ,ruang penyimpanan serta kamar – kamar

(44)

utama. Rie yang meilhat kin masuk ke ruang kerja mengikutinya dan membantunya untuk menyelamatkan buku – buku kas dan berkas – berkas penting lainnya.Akhirnya yang tersisa dari kura nomor satu hanyalah setumpukan arang kayu yang masih berasap serta debu yang beterbangan setelah beberapa pegawai dan pemadam kebakaran bertarung dengan api.

Setelah beberapa musibah itu terjadi Rie belum sempat memberitahukan kabar kehamilannya kepada keluarganya, akhirnya Rie memberitahu kabar bahagia itu dan berharap membuat semangat ayahnya kembali muncul untuk mengganti kesedihan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Setelah kelahiran anak perempuan Rie, seluruh keluarha bahagia karena Rie melahirkan anak perempuan yang dipercaya memiliki arti sebuah anugerah yang besar untuk rumah dan keluarganya. Namun setelah beberapa bulan kelahiran Rie, keluarga Omura mendapati berita bahwa Jihei suaminya memiliki dua anak perempuan lagi dari dua geisha. Rie sangat kesal dengan kelakuan suaminya itu ia berpikir dan terus berpikir mengenai masalah ini yang bisa mempengaruhi reputasi bisnis keluarganya. Akhirnya dengan pemikiran yang matang dan bijak Rie mengusulkan kepada ayahnya dan Kinnosuke untuk mengadopsi bayi perempuan itu dan dengan kehadiran anak-anak itu , tentunya Rie sudah mempunyai rencana yang bagus untuk masa depan bisnis sake keluarganya. Dua tahun berlalu, hubungan Rie dan Jihei yang selalu berada dalam genjatan senjata akhirnya mereka mulai berdamai . Disuatu pagi beberapa minggu kemudian, Rie bangun dengan perasaan gelisah dan mengenali tanda - tanda yang sedang dialami tubuhnya, kemudian dia menutupi wajahnya dengan tercengang dan dia sadar bahwa ia hamil lagi . Pada tahun 1837 adalah tahun penuh makna bagi seluruh anggota keluarga Omura. Rie melahirkan anak keduanya seorang anak laki – laki yang diberi nama Seisaburo.

(45)

Pada tahun 1841 Kinzaemon IX yang adalah ayahnya Rie mengumumkan berita kepensiunannya setelah 40 tahun kepemimpinannya dan menyematkan gelar untuk penerusnya kepada Jihei suaminya. Dan banyak hal yang terjadi dengan berjalannya waktu terhadap keluarga Omura . Setelah tahun baru berlalu kabar duka menyelimuti Rie, kematian ayahnya membuat Rie sangat terguncang . Ia benar-benar terpukul dan berduka .Rie menerima pusaka dari Kinnosuke yang ingin diberik ayahnya tepat sebelum hari kematiannya .Ayahnya sangat bangga dengan Rie dan memberikan segel (pusaka) keluarganya kepada anaknya .Sang ayah yang menjadi tujuan Rie bekerja keras selama ini, akhirnya melihat apa yang sudah ia lakukan. Dan setelah menjadi Kinzaemon X dan juga setelah kepergian ayahnya, Jihei suami Rie mulai menunjukan tanggung jawabnya lebih serius .

Selama lima tahun berikutnya, segala sesuatu yang terkait bisnis berjalan dengan baik.Kemudian suatu hari, kinnosuke mereka mengalami kerusakan pada sake namun dengan cepat dan bijak semua bekerja untuk mengatasi masalah itu dan yang paling penting Rie selalu menegaskan selama ini bahwa dalam situasi apapun mereka tetap bisa bertahan dan melalui masalah dengan jalan keluar yang cukup matang . Hingga akhirnya Rie mengetahui dalang dari kerusakan sake yang terjadi disebabkan oleh suaminya Jihei.

Riepun sangat marah dan dengan tidak sengaja keluar kalimat mengusir kepala keluarga dari rumah keluarga Omura . Dengan keadaan mabuk Jihei pergi dari rumah dan menghabiskan malam dengan sake. Saat ia mencoba berjalan menelusuri jalanan dimalam hari iapu terpeleset dan jatuh sehingga ia meninggal. Disaat itu hubungan Rie dan Yoshi anak pertamanya juga semakin tidak membaik apalagi dengan setahun setelah kematian ayahnya . Rie menikahkannya dengan Wanita dari keluarga pembisnis sake yang tidak begitu cantik tetapi sangat terdidik,sabar dan cerdas. Dan hal seperti itu yang diinginkan

(46)

Rie untuk keluarga Omura . Dan memang tidak terasa anak - anak Rie juga sudah mulai beranjak dewasa dan satu per satu mereka mulai menikah hingga memiliki keturunan . Dalam bidang ekonomi di zaman itu merekalah yang sangat mendominasi . Pada saat itu kehidupan kaum samurai selalu menghambur-hamburkan uang dan banyak samurai yang berhutang kepada pedagang. Dan bisnis Keluarga Omura pada saat itu semakin berkembang dengan pesat setelah apa yang sudah mereka lalui selama ini . Hal ini dapat dilihatnya dari cara pendistribusian barang ke luar daerah dengan menggunakan kapal sendiri yang sudah mereka beli bukan lagi dengan menyewa kapal yang biasanya mereka lakukan sebelumnya. Keluarga Omura begitu banyak melakukan inovasi – inovasi yang memudahkan bisnisnya berjalan begitu sukses.

Setelah era baru yang disebut zaman Meiji dan Edo sudah berganti nama menjadi Tokyo. Banyak sekali perubahan terjadi akibat pengaruh dari orang – orang Amerika dan Eropa . Sudah ada bank, rel kereta api, undang-undang, partai politik, parlemen, tentara, angkatan darat dan angkatan laut dan juga kalender baru. Semua perubahan – perubahan yang ada menjadi hal – hal positif yang membuat perkembangan dalam bisnis keluarga Omura sehingga akhirnya White Tiger menjadi sake nomor satu di Jepang. Hal – hal inovatif yang selalu dilakukan oleh Rie terhadap pemikiran bisnis bersama anak – anaknya dan Kinnosuke serta ayahnya dulu membawa keberuntungan, kebahagiaan, serta kejayaan bagi bisnisnya dan juga keluarganya. Sebagai seorang perempuan Rie sangat puas dengan apa yang sudah dilakukannya selama ini , walau banyak hal – hal yang menyakitkan dilaluinya tetapi dengan jiwa optimisnya dia tidak memiliki penyesalan dengan sifatnya yang sudah melanggar tradisi . Rie berhasil bangkit dari hal – hal yang membuatnya terhalangi untuk mencapai mimpinya dan kesuksesannya .

(47)

3.2 Analisis Nilai – Nilai Pragmatik Cuplikan Cerita Novel “The Scent Of Sake”

Karya Joyce Lebra

3.2.1 Rela Berkorban

Cuplikan 1 : (Halaman 4)

Rie tahu benar akan hal itu. Ia bisa merasakan bahwa beban yang generasi keluarga terletak di pundaknya. Begitu juga harapan – harapan dari sang ayah terhadap dirinya. Namun, ia tidak bisa menumpahkan keengganan dan kesedihan akan semua beban itu. Hana, ibunya selalu tampak sibuk setiap kali Rie mencoba mendekatinya, seolah tidak mengizinkannya untuk menangis. Rie berjanji kepada dirinya sendiri ia tidak akan membagi bebannya kepada orang – orang di sekitar.

Ia akan menanggungnya sendiri.

Analisis :

Dari cuplikan teks diatas dapat dilihat bahwa adanya hal yang menunjukkan tanda semiotik yang menunjukkan sikap rela berkorban, yaitu Rie yang sudah menyadari bahwa beban yang generasi keluarga ada padanya. Ia rela berkorban menanggung itu semua sendiri demi kebahagiaan orang – orang disekitarnya yang menaruh harapan yang begitu besar dan berat untuk Rie wujudkan namun ia harus mampu bertahan.

Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, Rie memiliki kepribadian yang rela berkorban demi mewujudkan hal – hal yang diharapkan oleh kedua orangtuanya dari dirinya demi generasi keluarganya. Dia sadar akan hal itu tidaklah mudah dan bahkan sangat berat bagi dirinya untuk mewujudkannya itu

Referensi

Dokumen terkait

Using the linear fine and linear production function in an intertemporal optimisation framework leads to similar conclusions as those for the open access model at long-run

[r]

We apply the indirect utility model to demon- strate that farmers are willing to voluntarily re- duce insecticide use, valuing moderate reduction in environmental risk in terms

[r]

Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan pengamatan pembelajaran di kelas, sehingga banyak juga para ahli menyebutnya dengan istilah proses pertemuan

Menurut Weiss dan Underwood (2002), penurunan.. 49 NDF disebabkan oleh rusaknya hemiselulosa. Lebih dari itu, kecernaan selulosa pun meningkat karena dengan rusaknya selulosa

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang analisis penyebab kecelakaan kereta api, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang penyebab kecelakaan kereta api serta

GADING PERMATA dinyatakan memenuhi persyaratan dan ditetapkan sebagai penyedia barang paket pekerjaan Penggandaan Formulir Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015