• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II QALB DALAM BERBAGAI TINJAUAN

B. Qalb dalam al-Qur’an

al-Qur’an secara mendalam yang fokus pada potensi jiwa dalam hal kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya dalam perspektif al-Qur’an belum ditemukan.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu melebar nantinya. Maka, penulis memberi batasan masalah dalam penelitian ini yakni fokus kepada analisis penafsiran ayat-ayat tentang qalb dalam Tafsir al-Azhar yang ada kaitannya dengan potensi jiwa yakni kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya. Ayat-ayat al-Qur’an yang akan dikaji yakni tentang qalb positif dan qalb negatif. Qalb yang positif seperti qalb yang damai (qalb salīm) (Qs. al-Syu’arā/26: 89), qalb yang bertobat (qalb munīb) (Qs.Qāf/50: 33) dan qalb yang tenang (qalb muṭmainnah) (Qs. al-Naḥl/16: 106). Adapun qalb yang negatif seperti:

qalb yang sakit (qalb mariḍ) (Qs. al-Aḥzab/33: 32), qalb yang terkunci (qalb makhtūm) (Qs. al-Baqarah/2: 7) dan qalb yang terpecah-belah (qalb syatta) (Qs. al-Ḥasyr/59: 14).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan pemaparan latar belakang dan batas masalah di atas. Maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: bagaimana kajian qalb dalam Tafsir al-Azhar?

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah berisi tentang tujuan dan hasil-hasil yang akan dicapai melalui penelitian, sedangkan manfaat penelitian adalah penjelasan tentang manfaat dan dampak dari hasil penelitian.14 Dari beberapa permasalahan di atas penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui penafsiran ayat-ayat tentang qalb dalam Tafsir al-Azhar yang ada kaitannya dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya. Khususnya yang memiliki redaksi qalb positif dan qalb negatif.

2. Menggali konsep-konsep al-Qur’an terkait teori-teori kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan terkait studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, terutama dalam kajian tafsir tematik.

2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber acuan bagi yang mau meneliti secara mendalam mengenai potensi qalb dalam al-Qur’an.

3. Penelitian ini diharapkan juga dapat berguna bagi keilmuan akademis maupun masyarakat luas terutama kaum Muslim. Terlebih karena penelitian ini menggunakan tafsir berbahasa Indonesia yakni Tafsir al-Azhar, sehingga bisa lebih mudah dipahami jika ingin meninjaunya langsung ke sumber primer dari penelitian ini.

4. Diharapkan akan terbentuk masyarakat yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur di kehidupan sehari-hari sesuai

14 Sidi Ritaudin, Muhammad Ikbal dan Sudarman, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah Mahasiswa (Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2013/2014), 14.

dengan yang terdapat dalam al-Qur’an Terutama yang berkaitan dengan potensi qalb mengenai kecerdasan qalbiah.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penulis telah menelusuri dan menelaah beberapa kajian terdahulu yang relevan dengan tema yang penulis angkat dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa skripsi ini belum pernah ada yang menulis sebelumnya atau tulisan ini sudah dibahas namun terdapat perbedaan dari segi pendekatan atau fokus penelitiannya.

Di bawah ini merupakan uraian kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:

Nurotun Mumtahanah, “Tafsir al-Qur’an Tentang Qalb (Kajian Tafsir Maudhu’i)” dalam artikel ini membahas tentang pengertian qalb, unsur-unsur qalb, ayat-ayat tentang manajemen qalb dan kaitannya dengan pendidikan akhlak. Bahwasanya dengan mengontrol qalb bisa menciptakan akhlak yang baik bagi setiap individu. Banyak sistem pendidikan akhlak, etika dan moral dari barat, namun masih ada kekurangannya. Sedangkan jika mencari teladan untuk pendidikan akhlak lebih baik merujuk langsung kepada al-Qur’an, yang tidak ada sedikit keraguan dan kekeliruan di dalamnya.15

Malek Faizal bin Manaf, “Makna Qalb dalam al-Qur’an (Studi Komparatif antara Tafsir Azhar dan Tafsir Jāmi‘ li Ahkam al-Qur’an)” dalam skripsi ini membahas tentang perbedaan dan persamaan penafsiran kata qalb dalam dua kitab tafsir tersebut. Persamaan penafsiran dari keduanya perihal sepuluh macam sifat hati dalam al-Qur’an yakni sama-sama menghimbau dan mempertegas bahwa Allah Swt.

15 Nurotun Mumtahanah, “Tafsir Ayat al-Qur’an Tentang Qalb (Kajian Tafsir Maudhu’i)”. Akademika, vol.13, no.1 (Juni 2019): 13-29.

11

memerintahkan untuk berbuat baik kepada manusia, keseriusan taat, tunduk dan patuh kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Sedangkan perbedaannya terletak pada teknis dan bahasa pemaparannya. Tafsir al-Azhar menggunakan bahasa Indonesia yang simpel, praktis kemudian menguraikannya menggunakan munasabah ayat dengan ayat sebelumnya serta asbab al-nuzūl (jika ada). Sedangkan Tafsir al-Qurṭūbi menggunakan bahasa arab yang indah, serta lebih kompleks karena menyertakan ayat lain, hadis lain, riwayat sahabat dan tabi’in.

Mansyur, “Al-Qalb dalam Perspektif al-Qur’an” dalam artikel ini membahas tentang hakikat qalb dalam al-Qur’an dan urgensinya. Hakikat qalb dalam al-Qur’an adalah senantiasa berbolak-balik (tidak konsisten) dalam menentukan keputusan. Urgensi qalb dalam al-Qur’an terwakili dengan adanya pedoman dan anjurannya agar terhindar dari qalb mariḍ dan qalb akinnah dan berusaha untuk meraih qalb salīm.16

Winda Sri Handayani, “Qalb dalam al-Qur’an Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah” dalam skripsi ini qalb diklasifikasikan menjadi empat, yakni: pertama, qalb salīm yakni hati yang bersih dan patuh. Kedua, qalb yang menerima hidayah. Ketiga, qalb qaswah yakni yang keras dan tidak bisa menerima kebenaran. Keempat, qalb mutaraddid (ragu). Kelima, qalb mariḍ yakni hati yang mengatakan beriman, padahal mereka menjadi musuh orang yang beriman. Selain itu, dibahas juga mengenai fungsi qalb yakni untuk berzikir kepada Allah Swt, merasakan takut kepada Allah Swt, berpikir dan bertadabur yakni dengan memahami ayat-ayat al-Qur’an.17

16 Mansyur, “Al-Qalbu dalam Perspektif al-Qur’an”. Tafsere, vol.5, no.1 (2017):

45-63.

17 Winda Srihandayani, “Qalb dalam al-Qur’an Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, 2018), 1-73.

Saogi Al-Habsyi, “Medan Makna dan Terjemahan Kata Qolbu dalam Tafsir al-Azhar” dalam skripsi ini membahas tentang medan makna kata qolbu dan komponen makna kata qolbu dalam Tafsir al-Azhar. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwasanya terjemahan kata qolbu yang terdapat dalam Tafsir al-Azhar mempunyai lima sumber kata, yakni: qalb, fu‘ād, nafs, ṣadr dan ‘ain. Kata qolbu sering digunakan untuk menunjukkan jantung/hati yang tidak tetap (dapat berbolak-balik). ‘Ain untuk kebahagiaan dan kegembiraan. Ṣadr adalah hati yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tersembunyi dan tertutup. Fu’ād digunakan dalam konteks menggambarkan hati yang sedang terbakar perasaannya.

Nafs banyak digunakan dalam konteks hamba yang meminta kepada Allah swt dengan belas kasih, ketidakberdayaan dan kelemahan.18

Alif Jatmiko, “Kecerdasan Emosional dalam Perspektif al-Qur’an”

dalam tesis ini beliau hanya fokus kepada ayat-ayat tentang kecerdasan emosi jiwa yang memiliki redaksi nafs dan segala derivasinya. Menurutnya, manusia memiliki tiga potensi yang didasarkan pada tigal hal, yakni al-qalb, al-nafs dan al-‘aql.19

Lia Widyawati, “Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional pada Kisah-kisah al-Qur’an dan Upaya Pengembangannya pada Anak Usia 6 Sampai 9 Tahun” dalam skripsi ini, ia berfokus pada kecerdasan emosional teori Daniel Goleman dan kaitannya dengan perkembangan anak usia 6 sampai 9 tahun yang terkandung dalam kisah Kedua Putra Nabi Adam As.

dalam surah al-Mā’idah ayat 27-32, Nabi Nuh As. dalam surah al-‘Ankabūt

18 Saogi Alhabsyi, “Medan Makna dan Terjemahan Kata Qolbu dalam Tafsir al-Azhar” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), 1-72.

19 Alif Jatmiko, “Kecerdasan Emosi dalam Perspektif al-Qur’an” (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014), 1-159.

13

ayat 14, dan Nabi Musa As. dalam surah Ṭāhā ayat 37-40 dan surah al-Qaṣaṣ ayat 1-13.20

Nurmayani, “Kecerdasan Qalbiah dalam Psikologi Islam” dalam artikel ini membahas tentang kecerdasan qalbiah dalam psikologi Islam yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan beragama dan kecerdasan beragama. Selain itu juga terdapat metode untuk menumbuhkan kecerdasan qalbiah.21

Samsu Nahar, “Kecerdasan Qalbiyah dalam Perspektif Psikologi Islam” dalam artikel ini membahas mengenai pengertian kecerdasan qalbiyah, macam-macam kecerdasan qalbiyah dalam psikologi Islam, bentuk-bentuk kecerdasan qalbiyah dan metode menumbuhkembangkan kecerdasan qalbiyah.22

Avif Alfiyah, “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar” dalam artikel ini membahas tentang biografi Buya Hamka dan metode yang digunakannya dalam menafsirkan al-Qur’an.23

Dari berbagai ulasan literatur di atas, penulis menemukan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni tema pembahasannya tentang qalb dalam al-Qur’an, Tafsir al-Azhar, kecerdasan emosional dalam al-Qur’an dan kecerdasan qalbiah. Penulis menemukan beberapa kajian mengenai qalb dalam al-Qur’an seperti pengertian, unsur-unsur, klasifikasinya, perbandingan penafsiran, dan lain-lain. Kemudian dalam literatur mengenai kecerdasan emosional dalam Al-Qur’an dijelaskan

20 Lia Widyawati, “Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional pada Kisah-kisah al-Qur’an dan Upaya Pengembangannya pada Anak Usia 6 Sampai 9 Tahun” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 1-78.

21 Nurmayani, “Kecerdasan Qalbiah dalam Psikologi Islam”. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, vol.19, no.72 (Juni 2013): 1-11.

22 Samsu Nahar, “Kecerdasan Qalbiyah dalam Perspektif Psikologi Islam”. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, vol.6, no.2 (Juli 2016): 1-19.

23 Avif Alviyah, “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar”. Ilmu Ushuluddin, vol.15, no.1 (Januari 2016): 25-35.

mengenai pengertian, ayat-ayat yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan penerapan pengamalan kisah dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan kecerdasan emosional. Selanjutnya dalam literatur Tafsir al-Azhar dijelaskan mengenai biografi penulis tafsir dan metode penafsiran yang digunakan dalam Tafsir al-Azhar. Terakhir dalam literatur mengenai kecerdasan qalbiah membahas macam-macam kecerdasan qalbiah dan cara meningkatkannya.

Setelah meninjau literatur di atas, penulis menemukan celah yakni belum ada yang mengkaji secara rinci mengenai kajian qalb dalam Tafsir al-Azhar dan kaitannya dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya. Oleh karena itu, penulis ingin menulisnya secara komprehensif. Sehingga dengan ini jelas letak perbedaan antara kajian penelitian ini dengan penelitian terdahulu.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah aspek yang paling penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Penelitian diartikan sebagai pemeriksaan, penyelidikan, atau penyajian data. Penyajian data ini dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum atau juga dapat diartikan sebagai pemeriksaan dengan teliti serta cermat atau menelaah dengan sungguh-sungguh.24 Peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni:

1. Jenis Penelitian

Mengenai penulisan karya tulis ilmiah (skripsi) agar mendapatkan hasil yang komprehensif terkait tentang qalb dalam

24 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya) (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), 1.

15 Qur’an, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Karena menggunakan data kualitatif, maka penelitian difokuskan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dalam bentuk deskripsi kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Adapun fokus pada penelitian ini berkenaan dengan penafsiran terhadap ayat-ayat tentang qalb dalam Tafsir al-Azhar dan relevansinya dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yakni menuturkan, menggambarkan dan mengklasifikasikan data secara objektif yang dikaji sekaligus menginterpretasikan dan menganalisis data.25 Dalam hal ini, penulis berusaha menggambarkan objek penelitian yaitu kajian atas analisis qalb dalam Tafsir al-Azhar serta relevansinya dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua sumber penelitian:

a. Sumber Data Primer

Data primer yang disajikan adalah literatur yang berkaitan langsung dengan pokok kajian. Dalam penelitian ini data primer yang penulis gunakan adalah Tafsir al-Azhar karya Hamka.

Karena dalam penelitian ini yang menjadi fokus pembahasannya adalah penafsiran qalb dalam Tafsir al-Azhar.

b. Sumber Data Sekunder

25 Kholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, cet. 3 (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 44.

Data sekunder adalah berupa referensi-referensi yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema qalb dalam Tafsir al-Azhar serta relevansinya dengan kecerdasan emosional. Data sekunder yang penulis gunakan adalah buku, kamus bahasa Arab, skripsi, tesis, disertasi, artikel dan alat informasi lainnya yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran datanya serta berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan aktivitas yang dilakukan guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan demi mencapai tujuan suatu penelitian.26 Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat pustaka. Maka penulis menggunakan teknik dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian ini yakni seputar qalb, kecerdasan emosional, psikologi Islam dan lainnya. Teknik ini menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data.

Selanjutnya data kebahasaan dibatasi hanya untuk kepentingan dan tujuan penelitian.

Penulis menggunakan metode pengolahan dan analisis data yang bersifat kualitatif dengan cara berpikir deduktif, yaitu suatu metode yang digunakan dengan jalan meninjau beberapa hal yang bersifat umum. Kemudian diterapkan atau dialihkan kepada sesuatu yang bersifat khusus agar mendapat data yang akurat.

26 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2005), 110.

17

5. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Data-data yang telah didapat dan dikumpulkan akan diolah dengan cara-cara berikut:

a. Memilih dan menetapkan masalah al-Qur’an yang akan dikaji. Kata qalb dalam Tafsir Al-Azhar adalah topik yang akan dibahas.

b. Mencari makna qalb dalam al-Qur’an dan dalam kamus bahasa arab.

c. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan qalb positif dan qalb negatif bukan subjeknya tapi qalbnya.

d. Mencari makna qalb positif dan qalb negatif di dalam Tafsir al-Azhar.

e. Mencari relevansi makna qalb dalam Tafsir al-Azhar dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan qalbiah lainnya.

Selain itu, pada penelitian skripsi ini akan menggunakan pendekatan semantik al-Qur’an. Karena pendekatan semantik dianggap ideal dalam mengungkapkan makna dan mencari perubahan makna yang ada pada suatu kata sehingga dapat diperoleh makna yang dimaksud oleh author. Selanjutnya pendekatan semantik al-Qur’an juga bertujuan untuk mengetahui visi Qur’ani tentang alam semesta dengan menganalisis kata kunci yang terdapat dalam al-Qur’an.

Sehingga dapat menghasilkan pemahaman baru tentang hal yang diajarkan dalam al-Qur’an untuk manusia dan selanjutnya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mencari makna dasar, makna relasional, meninjau sejarah makna dan mencari konsep yang diajarkan al-Qur’an.

6. Teknik Penulisan

Penulisan dan penyusunan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Akademik 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan transliterasinya menggunakan hasil dari Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor:

158 Tahun 1987, Nomor: 0543b/U/1987. Adapun dalam penulisan terjemah al-Qur’an, penulis menggunakan al-Qur’an in Word dari Lajnah Pentashihan Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia.

H. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika yang tersusun dalam tiga bagian, yakni: bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Masing-masing bagian akan dirincikan dalam pemaparan di bawah ini:

Bagian awal terdiri dari beberapa bagian, yakni: lembar sampul, lembar judul, lembar pernyataan keaslian karya, lembar persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pedoman transliterasi, abstrak, kata pengantar dan daftar isi.

Bagian tengah terdiri dari 5 bab yang dirincikan sebagai berikut:

Bab I berisi mengenai gambaran umum dari penelitian, dengan sub bab sebagai berikut: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II berisi penjelasan lebih dalam mengenai teori-teori yang menjadi kata kunci dalam penelitian ini. Lebih rincinya, bab ini akan membahas mengenai qalb dalam berbagai tinjauan, yang meliputi pengertiannya, qalb dalam al-Qur’an, macam-macamnya, tingkatan-tingkatanya, fungsi-fungsinya, qalb menurut para pakar dan kecerdasan qalbiah.

19

Bab III berisi gambaran umum mengenai profil mufasir dan kitab tafsir.

Terdiri dari biografi Buya Hamka dan seputar Tafsir al-Azhar.

Bab IV berisi mengenai paparan hasil temuan yang berupa kajian ayat-ayat qalb dalam Tafsir al-Azhar yang terdiri dari qalb positif, qalb negatif dan cara meningkatkan kecerdasan qalbiah.

Bab V berisi kesimpulan, saran-saran dan masukan yang positif untuk penelitian selanjutnya mengenai qalb dalam perspektif al-Qur’an. Sehingga ke depannya akan lebih banyak yang meneliti mengenai tema ini dengan ditinjau dari berbagai aspek ataupun dengan pendekatan lain.

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka.

21 BAB II

QALB DALAM BERBAGAI TINJAUAN

A. Pengertian Qalb

Kata qalb dari segi bahasa adalah bentuk masdar (kata benda dasar) dari akar kata qalaba yang dapat diartikan berubah, berpindah atau berbalik.

Kata qalb atau dalam bahasa Indonesia menjadi kalbu, terambil dari akar kata qalaba yang bermakna membalik, karena kalbu seringkali berbolak balik, ada kalanya senang dan ada kalanya susah, satu waktu setuju dan satu waktu bisa jadi menolak. Oleh karena itu, qalb sangat berpotensi tidak konsisten.1

Jika dimaknai dalam bahasa Inggris menurut buku Oxford Learner’s Pocket Dictionary, qalb yang disebut heart2 yakni:

1. Organ pumps blood around the body (Organ yang memompa darah ke seluruh tubuh)

2. Centre of person’s feelings especially love (pusat perasaan seseorang terutama cinta)

3. Centre or most important part of something (pusat atau bagian yang terpenting dari sesuatu)

4. Something shaped like a heart (sesuatu yang berbentuk seperti hati) 5. One of the four sets of playing cards (suits), with red heart symbols on them (salah satu dari empat setel kartu bermain, dengan simbol hati berwarna merah di dalamnya)

Sedangkan dalam Mu‘jam Maqāyīs al-Lugāh, kata qalb yang terdiri dari huruf qof, lam dan ba memiliki dua arti yakni yang pertama,

1 Ahmad Dibul Amda, ”Makna Semantik Qalbu dalam al-Qur’an”. Syaikhuna, vol.11, no.2 (Oktober 2020): 195.

2 Oxford University, Oxford Learner’s Pocket Dictionary (New York: Oxford University Press, 2008), 205-206.

menunjukkan pada sesuatu yang murni serta mulia. Sedangkan yang keduanya yakni memalingkan dari satu arah ke arah yang lain.3 Kata qalb atau yang tertulis qalaba dalam Lisān al-‘Arab karya Ibn al-Manẓūr diartikan dengan mengubah sesuatu dari bagian mukanya.4

Dalam kamus yang cukup populer yakni Kamus al-Munawwir karya Ahmad Warson, qalb memiliki beberapa arti yakni dalam bentuk kata asli yakni qalaba dapat diartikan ḥawlahu (merubah bentuk, rupa, dsb).

Kemudian dalam bentuk taqalluba (berubah bentuk, rupa, dsb) di antaranya al-si’ru (turun naik), al-mutawajji’ (berguling-guling). Sedangkan dalam bentuk al-qalb: maṣdar qalaba dapat diartikan lubb (hati, jantung, inti, lubuk hati). Selain itu, qalb juga sering diartikan ‘aql (akal) di antaranya:

quwwah atau syajā‘ah (semangat, keberanian atau kekuatan), bāṭīn (bagian dalam) dan wasaṭ (pusat atau bagian tengah).5

Dalam Kamus Arab-Indonesia Kontemporer karya Ahmad Zuhdi, qalb dapat memiliki beberapa arti yakni dimaknai bagi kata tahwīl (pemutaran, perubahan atau pembalikkan), ‘aks (kebalikan, pembalikan), iṭāhat (perobohan) dan isqāṭ (penumbangan), tabdīl (penggantian) dan tagyīr (pengubahan), fu’ād (hati, jantung atau lubuk hati), jauhar (inti), lubb (esensi) dan ṣamīm (bagian dalam) dan kata wasaṭ (pusat, tengah-tengah, bagian tengah).6

Meninjau dari kamus-kamus di atas, bahwa arti qalb dalam bentuk non materi dan bersifat psikis di antaranya yakni: lubuk hati, semangat,

3 Aḥmad bin Fāris, Mu’jam Maqāyīs al-Lugāh, juz 5 (Beirut: Dār al-Fikr, 1979), 17.

4 Ibn Al-Manẓūr, Lisān al-‘Arab, juz 1 (Beirut: Dār al-Ṣadir, t.th.), 685.

5 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 1984), 1145.

6 Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemahan al-Qur’an, 1973), 1467.

23

keberanian dan kekuatan. Kemudian di sisi lain kata qalb secara fisik dapat diartikan jantung atau heart.

B. Qalb dalam al-Qur’an

Jumlah kata qalb yang terdapat di dalam al-Qur’an ada sekitar 168 kata. Kata qalb ini dalam berbagai bentuk yang variatif yakni maf‘ūl, fā‘il (dalam bentuk jama‘ ataupun mufrad) dan maṣdar. Sedangkan kata qalb dalam bentuk fi‘il diungkapkan dalam fi‘il muḍāri dan fi‘il māḍi baik mabni ma‘lūm ataupun mabni majhul. Letak kata qalb dalam al-Qur’an terletak pada beberapa ayat berikut:

1. Tuqlabūn 1 kali terdapat dalam Qs. 29: 21.

2. Yanqalibū/ yanqalibūn 2 kali terdapat dalam Qs. 3: 127 dan Qs. 26:

227.

3. Yanqalib 5 kali terdapat dalam Qs. 2: 143, Qs. 3: 144, Qs. 48: 12, Qs.

67: 4 dan Qs. 84: 9.

4. Qallabū 1 kali terdapat dalam Qs. 9: 48.

5. Qalbain 1 kali terdapat dalam Qs. 33: 4.

6. Yuqallibu 2 kali terdapat dalam Qs. 18: 42 dan 24: 44.

7. Nuqallibu 2 kali terdapat dalam Qs. 6: 110 dan Qs. 18: 18.

8. Tanqalibū 2 kali terdapat dalam Qs. 3: 149 dan Qs. 5: 21.

9. Tataqallabu 1 kali terdapat dalam Qs. 24: 37.

10. Tuqallabu 1 kali terdapat dalam Qs. 33: 66.

11. Mutaqallab 1 kali terdapat dalam Qs. 47: 19.

12. Inqalabū 5 kali terdapat dalam Qs. 3: 174, Qs. 7: 119, Qs. 12: 62 dan 2 kali dalam Qs. 83: 31.

13. Inqalabtum 2 kali terdapat dalam Qs. 3: 144 dan Qs. 9: 95.

14. Inqalaba 1 kali terdapat dalam Qs. 22: 11.

15. Munqalab 2 kali terdapat dalam Qs. 18: 36 dan Qs. 26: 227.

Dokumen terkait