• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II QALB DALAM BERBAGAI TINJAUAN

F. Qalb Menurut Para Pakar

Para ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan dan dalam menetapkan posisi qalb. Ada yang mengatakan di dalam diri manusia dan ada juga yang mengatakan di dada manusia.40 Selanjutnya, sebagian lainnya berpendapat bahwa qalb identik dengan kata fu’ād dan ‘aql (akal) yang pusatnya berada di kepala, hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam Qs. al-A‘raf /7: 179:

َ سْن ْلْا وَ ن ْلْاَ ن مَاارْ ي ث كَ مَّن ه لَْ نًْأ ر ذَْد ق ل و

dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”

39 Budiman, “Eksistensi Spiritualitas dalam Pembinaan Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Islam” (Disertasi S3., Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2013), 55-56.

40 Tim Lajnah Pentashihan, Spiritualitas dan Akhlak (Tafsir al-Qur’an Tematik) (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2010), 65.

37

Selanjutnya berdasarkan skripsi yang ditulis Ida Ilmiah, Al-Farra’ mengambil pendapat bahwa tidak ada perbedaan antara istilah tersebut dan kata qalb dalam Qs. Qāf/50: 37 yang bermakna akal. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Lisān al-Dīn bin al-Khātib al-Andalūsi sebagaimana disampaikan ‘Abd al-Kārim Khatib, bahwa yang disebut qalb dalam al-Qur’an dan al-Sunnah ialah yang digunakan manusia dalam mengetahui serta memahami hakikat sesuatu. Oleh karenanya, qalb menjadi instrumen pengetahuan serta sumber pengertian.41

Selanjutnya menurut Ibn al-Manẓur, qalb disebut jantung lantaran secara fisik selalu berdetak dan berbolak-balik dalam memompa darah. Sedangkan dalam sisi psikisnya, qalb adalah kondisi rohani yang selalu berbolak-balik dalam menentukan suatu keputusan atau ketetapan.42

2. Pakar Psikologi

Jika dilihat dari sisi psikologis, sifat dan kondisi qalb dapat dipengaruhi dari dua aspek, di antaranya aspek internal serta eksternal.

Pertama, aspek internal. Aspek internal ini berasal dari dasar hati, di antaranya:

1) Sifat sabu’iyah (binatang buas)

Emosi yang tidak terkontrol merupakan ciri dari sifat ini.

2) Sifat bahimiyah (kehewanan)

Sifat ini ditandai dengan sifat-sifat kehewanan seperti rakus, tamak dan lainnya.

3) Sifat syaiṭaniyyah (setan)

Sifat yang menandainya yakni sifat curang, culas, licik serta menipu.

4) Sifat rabbaniyyah (ketuhanan)

41 Ida Ilmiah, “Fungsi Qalb Menurut Hadis Nabi”, 50.

42 Ibn Manzhur, Lisān al-‘Arab, jilid 1, 685.

Sifat yang munculnya yakni berupa hak tuhan, contohnya yakni sifat kepemimpinan mutlak atau otoriter serta diktator. Kedua, aspek eksternalnya yakni pengaruh norma baik atau buruk yang dihasilkan hati.43

Qalb atau hati menurut psikologi sufi memiliki kearifan serta kecerdasan terdalam atau lebih mudahnya qalb merupakan pengetahuan terdalam. Ketika mata hatinya terbuka, maka mata akan bisa melihat segala yang nampak melalui penampilan luarnya.

Kemudian jika telinga hatinya terbuka, maka akan dapat mendengarkan kebenaran yang tersembunyi dibalik ucapan.44

Qalb memiliki daya psikologis seperti kognisi yang menimbulkan daya emosi dan daya cipta yang dapat menghasilkan daya konasi serta daya rasa yang pada akhirnya dapat menghasilkan daya karsa. Fungsi kognisi ini berfungsi di bidang pemikiran, kesadaran, interpretasi, ide dan kecerdasan yang bersifat individual.

Psikis manusia terdiri dari aspek jismiyah, nafsiyah serta aspek rūhaniyyah. Fungsi qalb adalah menjaga keseimbangan rohani manusia. Oleh sebab itu, fungsi kognitif akan berubah menjadi kognitif ruhani yang bersumber dari dimensi al-fitrah (emosi manusia), dimensi akal yang bersumber dari tafakur serta mengobservasi. Sehingga setelah semua itu, akan didapatkan pengetahuan dan kognitif naluri dari alat indera.45

43 Ahmad Ali Riyadi, Psikologi Sufi al-Gazali (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008), 27.

44 Ahmad Khalil, Merengkuh Bahagia: Dialog al-Qur’an, Tasawuf dan Psikologi (Malang: UIN Malang Press, 2017), 63.

45 Abdul Mujib, Nuansa-nuansa Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 21.

39

3. Pakar Tasawuf

Pendapat lain mengenai makna qalb, ada yang mengasumsikannya sebagai sistem kognisi yang memiki daya emosi dan ada yang menyebutnya sebagai materi organik dalam tubuh.

Mengenai hal ini, dalam buku Pendidikan, Pengembangan Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Tafsir al-Qur’an Tematik) dijelaskan

bahwa Imam al-Gazali memiliki dua asumsi terkait qalb atau kalbu

yakni kalbu jasmani dan kalbu ruhani. Kalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus, rabbani serta ruhani yang ada kaitannya dengan kalbu jasmani. Sedangkan yang dimaksud kalbu jasmani adalah segumpal daging yang bentuknya menyerupai jantung pisang dan letaknya terdapat di dalam dada sebelah kiri.46

Kaum sufi lainnya, tidak mengartikan qalb sebagai organ fisik seperti jantung. Mereka mengartikan qalb sebagai substansi yang merujuk pada aspek ruhani bukan materi atau fisik. Mereka lebih setuju bahwa qalb memiliki substansi halus yang memiliki fungsi mengenal sesuatu dan mempunyai kemampuan dalam merefleksikan sesuatu sama halnya dengan cermin yang dapat memantulkan gambar.

Kemampuan qalb dalam merefleksikan sesuatu bergantung pada sifat qalb tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh indrawi, kemaksiatan, cinta dan syahwat. Selama hati itu bersih dari hal-hal yang dapat menutupnya, maka ia dapat menangkap hakikat yang ada. Bahkan bukan hal yang mustahil, makrifat dapat terjadi.47

46 Tim Lajnah Pentashihan, Pendidikan, Pengembangan Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Tafsir al-Qur’an Tematik), 63.

47 Agus Sunyoto, Sufi ‘Ndeso VS Wahabi Kota (Bandung: Mizan, 2012), 140.

Oleh sebab itu, setiap manusia diperintahkan untuk selalu menjaga hatinya agar senantiasa suci. Jika hati seseorang suci dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang menyebabkan penyakit hati. Maka, akan menjadi sumber ketenangan. Bahkan dalam al-Qur’an diterangkan bahwasanya orang-orang yang tidak menggunakan hatinya dengan baik, akan dimasukkan ke dalam neraka.48

Ketika seseorang berhasil menyembuhkan qalbnya dari penyakit-penyakit hati maka hatinya akan menjadi qalb salim. Beberapa sikap di bawah ini bisa dilakukan untuk membersihkan hati dari penyakit hati:

a. Tidak mengikuti hawa nafsu.

Hawa nafsu selalu mengantarkan manusia untuk melakukan kemaksiatan atau jalan yang salah. Hendaknya manusia itu sadar mengenai hal tersebut dan harus dapat menangkalnya.

b. Memperbanyak ibadah

c. Lebih peduli terhadap sosial, seperti memperbanyak zakat, sadaqah dan sebagainya.49

Selanjutnya dalam artikel yang ditulis Ryandi juga dijelaskan tentang pendapat salah satu sufi besar yakni al-Ḥākim al-Tirmiżi, qalb merupakan instrumen yang dengannya manusia dapat mencapai ma’rifatullāh serta mengetahui rahasia-rahasia-Nya. Pendapatnya sama halnya dengan para sufi lainnya, bahwa qalb tidak hanya sebagai tempat beradanya perasaan (‘āmifah) dan cinta (ḥubb), akan tetapi juga tempat intuisi (żauq) serta mengetahui (idrāk). Menurutnya, qalb merupakan tingkatan kedua setelah ṣadr yang di dalamnya. Sama

48 Dedi Sahputra, “Elemen-elemen Psikologi dalam al-Qur’an Studi Tentang Nafs,

‘Aql, Qalb, Ruh dan Fitrah”. Psikoislamedia, vol.4, no.1, (Juli 2019):64

49 Haidar Putra Daulay, Qalbun Salīm: Jalan Menuju Pencerahan Rohani (Jakarta:

Rineka Cipta, 2009), 56.

41

halnya dengan kota mekkah yang berada di dalam haram, sumbu yang berada dalam lampu atau kamar tidur yang terdapat di dalam rumah.

Baginya qalb sebagai tempat ilmu karena digunakan untuk bertadabur serta bertafakur. Kesimpulannya menurut pendapatnya, qalb adalah tempat bersemayamnya cahaya iman, seperti takwa, rida, yakin, takut, sabar, khusyuk, dll. Selain itu, qalb adalah sumber ilmu yang biasa disebut ‘ilm al-isyārah.50

Selanjutnya di dalam buku Sufi ‘Ndeso VS Wahabi Kota dijelaskan

bahwa Imam al-Gazali berpendapat bahwa di dalam qalb terdapat

insting nūr al-ilāhi (cahaya ketuhanan) serta al-baṣira al-baṭinah (mata batin) yang dapat mencerminkan keimanan dan keyakinan. Selain itu, Imam al-Gazali juga mengibaratkan qalb seperti sumur yang digali di tanah. Sumur tersebut dapat diisi melalui saluran pipa ataupun melalui irigasi. Selain itu juga, tidak jarang yang menggali sumur sedalam mungkin agar bisa mendapatkan sumber air dari dalam tanah langsung.

Air dalam sumur tersebutlah yang diartikan sebagai ilmu pengetahuan.51

Menggali qalb lebih dalam dapat dilakukan melalui uzlah, khalwat, mujāhadah, musyahadah, murāqabah sampai terbukanya tutup yang menghalanginya. Sehingga terpancarlah lebih dalam qalb tersebut yakni ilmu pengetahuan yang jernih dan abadi. Hal ini sejalan dengan yang terdapat dalam Qs. al-‘Ankabūt/29: 49

َٓا ن تٰيٰ بَِ د حْ يَُا م وَ مْل عْلاَاو تْو اَ نْي ذَّلاَ رْو د صَْ فَ تٰن ي بَ ٌۢ

تٰيٰاَ و هَْل ب

ََ ا

ََّلْ

َ نْو م لٰ ظلا َ

Artinya: “Sebenarnya, (al-Qur'an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.”

50 Ryandi, “Konsep Hati Menurut al-Ḥākim al-Tirmiżi”. Kalimah, vol.12, no.1 (Maret 2014): 117.

51 Agus Sunyoto, Sufi ‘Ndeso VS Wahabi Kota, 40.

Jika ditinjau lebih lanjut, ayat tersebut mengindikasikan bahwasanya ketika kita semakin memperbanyak intensitas dengan Allah Swt. dan al-Qur’an, maka kita akan mendapati pengetahuan yang jernih dan abadi yang dapat menghasilkan sikap dan perilaku baik dari dalam diri kita.

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa qalb yang diartikan sebagai wujud fisik atau psikis, sama-sama memiliki sifat berbolak-balik. Qalb secara fisik yang diartikan jantung, memiliki fungsi membawa darah itu bolak-balik dari jantung ke seluruh tubuh dan pada akhirnya kembali lagi ke jantung. Selanjutnya, qalb yang diartikan sebagai wujud psikis diartikan kalbu yang selalu mudah berbolak-balik dalam menentukan keputusan. Terkadang keputusan yang dipilihnya sesuatu yang baik dan terkadang pula yang buruk. Oleh sebab itu, agar qalb ini senantiasa mendorong kepada kebaikan, maka harus dilakukan riyāḍah sebagai upaya pembersihan hati, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Dokumen terkait