BAB I. PENDAHULUAN
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Suatu penelitian yang bermaksud memberi gambaran secara terperinci mengenai tingkah laku para clubber dengan gaya hidup dugemnya. Untuk dapat mendeskripsikan tingkah laku ini diperlukan data primer yang akan dilakukan dengan penelitian lapangan. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder dilakukan studi kepustakaan dan melalui bahan-bahan bacaan lain seperti : artikel-artikel, majalah, jurnal, koran, dan browsing internet.
Untuk memperoleh data primer, metode yang digunakan adalah observasi semi-partisipasi dan wawancara mendalam. Metode observasi semi-partisipasi dalam penelitian ini yaitu peneliti terlibat langsung dengan sebagian kegiatan dugem yang dilakukan para clubbers. Namun dalam beberapa kegiatan lainnya peneliti hanya sebatas sebagai pengamat. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mengamati situasi sosial yang berhubungan dengan para clubber seperti karakteristik fisik para clubber, ekspresi para clubber, tingkah laku para clubber, serta aktifitas-aktifitas para clubber pada saat melakukan dugem. Observasi ini akan dibantu dengan alat perekam gambar atau kamera.
Metode wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi yang sebanyak-banyaknya dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
interview guide (pedoman wawancara) yang telah disusun sebelumnya. Informan ditentukan secara snow ball untuk dapat memperoleh benang merah dari satu informan ke informan yang lain. Dengan cara snow ball akan diperoleh data-data yang akan menghubungkan satu informasi ke informasi lainnya, sehingga akan menjadi suatu kesatuan data yang mengarahkan peneliti kepada informan-informan yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Para informan yang menjadi sumber data tentunya adalah individu-individu yang terkait dan memiliki pengetahuan tentang dugem. Informasi yang diperoleh dari informan adalah tentang siapa saja para pelaku dugem, aktifitas-aktifitas para clubber, dan segala hal yang berkaitan dengan dugem. Jumlah informan telah disesuaikan dengan kebutuhan data dalam penelitian, sesuai dengan hasil wawancara yang menunjukkan pengulangan informasi.
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisa data. Tahap ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data akan dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil mengumpulkan kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti ( Koentjaraningrat, 1998: 328). Dalam penelitian kualitatif, khususnya antropologi analisa data sesungguhnya telah dimulai sejak awal hingga selesainya penelitian. Analisa data adalah proses pengorganisasian dalam pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Moleong, 1993: 103).
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
Gambaran Umum Clubbers
2.1. Pusat-Pusat Hiburan di Kota Medan
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar, serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
Indonesia (Yin, 2003). Lebih jauh dijelaskan Yin bahwa realitasnya, Kota Medan kini memiliki fungsi yaitu :
1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/ konsultan negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, keuangan di Sumatera Utara.
2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan maupun perbelanjaan baikpasar tradisional dan modern.
3. Sebagai pintu gerbang regional/internasional/kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian Barat.
Berdasarkan hal tersebut maka sudah sewajarnya bila Kota Medan menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Wujud perkembangan ini antara lain ditandai dengan bertambahnya berbagai tempat-tempat hiburan yang meramaikan Kota Medan. Seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia, perkembangan tempat-tempat hiburan di Kota Medan sangat pesat. Hal ini sangat dimungkinkan karena para pemilik modal melihat Kota Medan sebagai wilayah yang memiliki potensi besar sebagai tempat membuka usaha hiburan.
Padatnya kegiatan masyarakat Kota Medan menuntut mereka untuk mencari hiburan.
Saat ini, tempat-tempat hiburan tidak hanya berada dalam satu tempat khusus seperti taman bermain yang dulu pernah ada di Kota Medan yaitu Taman Ria. Perkembangan
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
tempat-tempat hiburan di Kota Medan telah memberikan banyak pilihan bagi masyarakat Kota Medan dalam hal memilih hiburan.
Salah satu yang sangat berkembang di Kota Medan adalah tumbuh pesatnya berbagai tempat-tempat hiburan yang berada di dalam sebuah pusat perbelanjaan modern. Saat ini pusat-pusat perbelanjaan modern yang ada di Kota Medan umumnya telah dipadukan dengan konsep entertaint. Saat ini, pengunjung mall bisa menemukan beragam wahana yang bisa memberikan hiburan di tengah rutinitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena mall kini bukan sekadar tempat belanja, tetapi telah diafiliasikan dengan konsep nuansa entertaint. Dari situlah kemudian hadir berbagai arena bermain bagi anak-anak, kafe-kafe yang menawarkan suasana nyaman hingga arena bermain billiard, karaoke dan diskotik. Pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan nuansa entertaint yang ada di kota Medan antara lain:
• Grand Palladium Mall ● Sun Plaza
• Thamrin Plaza ● Medan Plaza
• Millenium Plaza ● Plaza Medan Fair
• Medan Mall ● Deli Plaza
Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, Medan memiliki peran strategis.
Secara geografis, di sebelah Barat, Timur dan Selatan, kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang yang dikenal kaya dengan sumber daya alamnya. Di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, salah satu jalur lintas laut paling sibuk (padat) di dunia. Kota Medan juga didukung daerah yang kaya sumber alam lainnya seperti Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis ini mendorong perkembangan kota dalam 2 (dua) kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu Belawan dengan pelabuhannya dan pusat Kota Medan itu sendiri. Pertumbuhan kota yang berpenduduk kurang-lebih 2.006.142 jiwa ini (Data BPS 2004) ternyata diikuti dengan berkembangnya tempat hiburan malam.
Tak heran bila kemudian kota yang memiliki luas 26.510 hektar atau 265,10 km² ini dikenal sebagai salah satu barometer hiburan malam untuk wilayah Sumatra –setelah Batam tentunya.
Menurut Wara Sinuhaji, hiburan malam muncul di Medan seiring dengan redupnya pamor bioskop (dalam http://www.popular-maj.com/content/Preview/
Liputankhusus/042006/). Lebih lanjut dijelaskan Wara Sinuhaji bahwa bumbu nafsu birahi yang belakangan menyertai gemerlapnya hiburan malam tak lepas dari sikap masyarakat yang makin hedonis. Sikap ini muncul lantaran tak sanggup membentengi diri dari gaya hidup kapitalis. Akhirnya, berbagai cara dilakukan guna mendapatkan
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
produk-produk kapitalis tersebut, tak berlebihan bila aktifitas hiburan malam terus menggeliat di kota yang terdiri dari 21 kecamatan ini.
Hadirnya berbagai tempat-tempat hiburan Kota Medan yang ikut memicu berkembangnya kehidupan malam Kota Medan merupakan sebuah fenomena yang menarik. Hiburan dan kehidupan malam di Kota Medan sebenarnya sudah ada sejak era tahun 1970-an. Hanya saja pada tahun itu hiburan malam hanya bisa dinikmati oleh orang tua saja. Hal ini disebabkan pengawasan orang tua pada anak-anaknya pada masa itu masih sangat ketat. Pada tahun 1980-an, kehidupan malam di Kota Medan semakin semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai pesta yang sering diadakan di diskotik-diskotik pada saat itu. Pesta yang diadakan pada tahun 1980-an semakin meriah dengan munculnya budaya breakdance atau tari kejang. Saat itu kehadiran budaya baru ini masih mengalami penolakan dari masyarakat (http://nirwansyahputra.wordpress.com/2008/02/05/ini-medan-bung/). Lebih lanjut dijelaskan walaupun akhirnya breakdance diterima oleh masyarakat, jam malam kehidupan malam anak muda Medan hanya dibatasi mulai dari jam 7 hingga pukul 11 malam. Hal ini sangat berbeda bila dibandingkan jam malam anak muda Kota Medan saat ini yang bisa sampai menjelang pagi. Memasuki era tahun 1990-an hingga era milenium geliat kehidupan malam Kota Medan terus meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya pusat-pusat hiburan malam yang seakan tak mau kalah dibanding kota besar lainnya seperti Jakarta, Surabaya, Makasar, Bandung, dan juga Batam.
Selain terus berkembang, kehidupan malam Kota Medan juga telah dibumbui dengan kehadiran narkoba dan seks bebas. Indikasinya semakin kuat terasa dengan
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
munculnya pusat hiburan malam beraroma hedonis. Jenisnya pun beraneka ragam, mulai dari salon, panti pijat, cafe, karaoke, club/bar, hotel, hingga diskotik.
Segmentasi pasarnya pun beragam. Hal ini juga diikuti dengan tingginya animo masyarakat Kota Medan yang menggandrungi berbagai tempat hiburan yang memang di buka pada malam hari hingga menjelang pagi.
Tingginya animo masyarakat itulah yang kemudian membuat kehidupan malam Kota Medan terus berkembang dengan pesat dan meunculkan berbagai pilihan tempat-tempat hiburan malam. Di era globalisasi ini, tempat-tempat hiburan malam banyak sekali di huni oleh kalangan anak muda dan para remaja. Hal ini disebabkan para pengusaha tempat-tempat hiburan malam biasanya tidak pandang bulu dalam melihat konsumennya. Bagi para pengusaha hiburan malam, latar belakang pendidikan, klasifikasi umur, bermacam status sosial dipandang sama oleh perusahaan asalkan sama-sama menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini memerlukan pengawasan bagi para pembuat kebijakan dan para aparat penegak hukum agar para pengusaha hiburan malam memberikan batasan umur yang jelas bagi para pengunjungnya agar generasi bangsa ini dapat diselamatkan.
MERDEKA WALK
Merdeka Walk merupakan salah satu tempat hiburan terbaru di Kota Medan.
Merdeka Walk didirikan di atas lahan seluas 6.600 m2 oleh PT Orange Indonesia Mandiri dengan dukungan dari Pemerintah Kota Medan, diperuntukkan bagi cafe, restaurant, lokasi pameran, pagelaran acara, hiburan, serta mainan anak-anak.
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
Merdeka Walk adalah sebuah pusat makanan, informasi, dan rekreasi yang terletak di sisi Barat Lapangan Merdeka (alun-alun Kota Medan), dan merupakan lokasi yang paling strategis karena berada di titik pusat kota. Konsep paduan cafe tenda-tenda besar juga tempat jajanan makanan baik di dalam maupun yang terbuka, serta berbagai aktivitas pameran, kegiatan promosi maupun hiburan, menjadikan area tersebut sebuah sentral pertemuan untuk aktifitas warga. Merdeka Walk merupakan lahan hiburan yang akan menjadi satu kesatuan dengan sebuah mall yang akan dibangun yaitu The City Hall Town Square, yang terdiri dari Hotel bintang lima yang terintegrasi dengan The City Walk, The Deli River Cafe, dan The City Hall Club.
Konsep yang ditawarkan merupakan yang pertama di Medan. Merdeka Walk memiliki berbagai warung dan stan yang ditutupi dengan tenda bertaraf Internasional dengan konsep ruangan terbuka dan tertutup, tersedia restaurant franchise dan non-franchise lengkap dengan aneka makanan dan minuman.
Merdeka Walk juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya anak-anak muda Kota Medan baik pada siang hari maupun pada malam hari, sebab di Merdeka Walk terdapat berbagai pilihan hiburan, mulai dari stan pijat refleksi, shisha (rokok ala Lebanon), hingga stan sebuah stasiun radio swasta. Kedai-kedai dan kafe-kafe di Merdeka Walk juga menawarkan makanan yang sangat beragam. Ada kedai makanan khas Indonesia, kedai makanan barat, dan gerai makanan cepat saji dari negeri sebrang. Ada juga restoran yang menyediakan dim sum (makanan khas Cina) atau bahkan makanan Jepang cepat saji. Di Merdeka Walk juga terdapat ‘hot spot’
(sambungan langsung untuk internet tanpa menggunakan kabel) yang memudahkan
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
mengakses internet, dengan menggunakan laptop. Kehadiran Merdeka Walk ikut melengkapi berbaga tempat hiburan yang terus memanjakan warga Medan.
• KARAOKE
Karaoke merupakan salah satu tempat hiburan malam yang banyak diminati penikmat hiburan malam. Karaoke adalah jenis hiburan yang menyediakan sebuah ruangan untuk bernyanyi. Saat ini tempat-tempat karaoke di Kota Medan juga beragam. Mulai dengan fasilitas dan layanan elit hingga sarana yang terkesan sembarangan dan murahan. Ada beberapa lokasi karaoke di Medan yang cukup memikat untuk dikunjungi para penikmat dunia malam di antaranya : Classical yang berada di Capital Building lantai 6 (enam), Stroom di Selecta Building, Station di Hotel Tiara Medan, De Brand di Millennium Plaza, Fair Ebony di Emerald Garden Int'l Hotel, Rainbow di Best Western Hotel, ada juga Jet Plane di Plaza Medan Fair yang tidak pernah dipublikasikan keberadaannya, tetapi juga tetap menjadi pilihan banyak orang. Karaoke memang bukanlah tempat hiburan yang hanya buka pada malam hari, namun saat ini tempat-tempat karaoke umumnya buka pada malam hari dan menjadi salah satu pilihan bagi para penikmat hiburan malam.
• Billiard
Selain karaoke, billiard juga tengah booming di Medan. Beberapa bulan terakhir ini, puluhan rumah billiard muncul di berbagai kawasan di Kota Medan. Ada
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
beberapa lokasi bermain billiard di Kota Medan yang cukup menarik, yakni Domino Bilyard, Jump Shot, Legend, Portal, dan Solar Pool Lounge. Biasanya, setiap rumah billiard menerapkan tarif Rp. 20.000 untuk bermain di meja biasa hingga Rp. 95.000 per jam di ruang VIP.
Saat ini rumah billiard tidak lagi hanya diisi oleh meja-meja billiard saja. Hal ini disebabkan karena sekarang beberapa rumah billiard telah memadukan antara konsep olahraga dengan entertainment. Beberapa rumah billiard kini telah memberikan hiburan musik bagi para pengunjungnya mulai dari penampilan DJ hingga live music. Hal ini semakin memanjakan pencinta kehidupan malam Kota Medan.
• HOTEL
Kehadiran hotel-hotel dengan berbagai kelas juga merupakan salah satu faktor yang menunjang berkembangnya kehidupan malam Kota Medan. Saat ini, berbagai hotel kelas Melati banyak dibuka dengan beragam tawaran menarik untuk para pemburu syahwat, mulai dari para WTS (wanita tuna susila) yang menawarkan tubuhnya, pijat plus-plus, dan lain sebagainya.
Menurut Wara Sinuhaji, aktifitas kehidupan malam di Medan, tak lepas dari aroma hedonisme (dalam http://www.popular-maj.com/content/Preview/Liputan khusus/042006/). Lebih lanjut dijelaskan Wara Sinuhaji bahwa aktifitas berburu syahwat mungkin dapat disebut sebagai salah satu bentuk produk kultural manusia yang paling tua. Dari waktu ke waktu selalu saja ada kreasi yang dilakukan, mulai
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
dari yang terang-terangan hingga yang terselubung atau pun dibungkus lewat aktifitas hiburan malam.
• SALON PLUS-PLUS
Remang-remang Medan seolah tak lengkap tanpa kehadiran layanan seks kilat yang tak berhubungan dengan hiburan. Salon X adalah salah satu contoh. Salon plus-plus ini menawarkan aroma hedonis bagi tamu yang berminat. Seperti salon lain pada umumnya di sini juga tersedia paket lulur dan mandi susu. Namun paket lulur dan mandi susu di salon ini cenderung lebih diminati oleh kaum laki-laki. Hal ini disebabkan karena para wanita pramuria di salon ini mampu memberikan pelayanan plus-plus bagi para pengunjungnya.
• WARKOP
Warkop, singkatan dari warung kopi, adalah julukan yang diberikan masyarakat Medan untuk cafe tenda. Ada beberapa warkop yang menjadi tempat
“nongkrongnya” anak muda Kota Medan hingga larut malam, salah satunya adalah warkop Harapan. Warkop Harapan juga sering disebut café Sudirman. Disebut begitu, karena asal mulanya adalah beberapa warung kopi yang mangkal di belakang sekolah Yayasan Harapan di jalan Sudirman. Dimulai dari persimpangan jalan Sudirman, café ini berserak di setiap sudut jalan hingga ke arah jalan Multatuli. Setiap warung kopi yang berada di sepanjang jalan tersebut dikatakan warkop Harapan dan untuk membedakan satu warung dengan warung lainnya biasanya warkop-warkop tersebut memberikan nama untuk warkop mereka. Warkop Harapan sangat terkenal di Kota
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
Medan, begitu tersohornya sehingga tidak jarang orang terkenal alias selebriti yang menyempatkan diri untuk singgah di tempat nongkrong khas anak muda ini. Warkop juga menjadi persinggahan para penikmat hiburan malam yang disebut clubbers, biasanya mereka menjadikan warkop sebagai tempat untuk istirahat sejenak dari diskotik di Medan. Seperti yang dikatakan Yudha (bukan nama asli) salah satu clubbers yang juga suka hang-out di warkop Haparapan :
“Kalo udah ngerasa bosen dengan suasana Retro kami biasanya nongkrong di warkop Harapan. Ya..buat nyegerin badan yang udah rada capek, minum-minum kopi, ngobrol-ngobrol, pokoknya yang bisa ngilangin pening kepala.”
Warkop juga menjadi tempat untuk menghilangkan mabuk dan bau alkohol bagi sebagian clubbers yang tidak ingin diketahui sedang mabuk oleh orang tua mereka.
Seperti yang dikatakan Anif (bukan nama asli) :
“Biasanya kami nongkrong di Warkop kalo retro udah tutup.
Aku sendiri biasanya kesini buat ngilangin mabuk dan bau minuman dari mulut. Habis ngobrol-ngobrol, minum kapucino, trus baru pulang”
Keberadaan wanita ABG (anak baru gede) yang ikut meramaikan warkop juga menjadi daya tarik pemburu nafsu hedonis untuk menyambangi Warkop Harapan.
Kalau bicara kehidupan malam di Medan, tidak bisa dilepaskan dari Warkop Harapan, selain warkop Harapan juga terdapat banyak warkop-warkop lain yang berserakan dari arah persimpangan Juanda, Sisingamangaraja, Jalan Halat, simpang Medan Area, jalan AR Hakim, jalan Gajah Mada sampai setiap kawasan kampus di seluruh Kota Medan.
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
2.2. Penikmat Hiburan Malam Kota Medan
Hiburan adalah salah satu kebutuhan manusia yang mendasar dan sebagai mahluk sosial manusia sangat membutuhkan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan manusia telah menciptakan berbagai hiburannya sendiri mulai dari beratus-ratus tahun yang lalu bahkan mungkin lebih lama. Mulai dari berbagai permainan tradisonal, tarian tradisonal, hingga pertandingan antar manusia seperti pertandingan gladiator di Italia adalah merupakan bentuk hiburan yang diciptakan manusia untuk memberikan kesenangan bagi dirinya. Seiring dengan perkembangan zaman, jenis hiburan untuk manusia pun terus bertambah. Kemajuan teknologi adalah salah satu faktor pendukung berkembangnya berbagai jenis hiburan manusia. Saat ini, manusia tinggal memilih berbagai jenis hiburan yang cocok untuk dirinya.
Salah satu hiburan yang berkembang saat ini adalah munculnya berbagai tempat dan jenis hiburan malam. Hiburan malam adalah hiburan yang hanya ada dan muncul ketika malam hari. Umumnya hiburan malam selalu identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan syahwat dan hura-hura. Saat ini hiburan malam sangat berkembang dengan pesat khususnya di daerah kota-kota besar di Indonesia. Budaya hedonisme yang dianggap sebagai nenek moyangnya hiburan malam kini berkembang pesat menjadi primadona bagi sebagian masyarakat kota yang menyenangi hingar bingar kehidupan malam. Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, Medan memiliki peran strategis bagi para pengusaha hiburan malam untuk mengembangkan usahanya.
Muhammad Liyansyah : Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective), 2009.
USU Repository © 2009
Geliat kehidupan malam Kota Medan ditandai dengan munculnya berbagai pusat hiburan malam di setiap penjuru kota. Hal ini seakan ingin menunjukkan bahwa Kota Medan tidak kalah dibanding kota besar lainnya seperti Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar, Bandung, juga Batam. Indikasinya semakin kuat
Geliat kehidupan malam Kota Medan ditandai dengan munculnya berbagai pusat hiburan malam di setiap penjuru kota. Hal ini seakan ingin menunjukkan bahwa Kota Medan tidak kalah dibanding kota besar lainnya seperti Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar, Bandung, juga Batam. Indikasinya semakin kuat