• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif15

15

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempeljari permasalahan-permasalahan dalam masyarakat, situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu

. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan data kualitatif sebanyak mungkin yang merupakan data utama untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas nantinya. Wawancara yang dilakukan menggambarkan kondisi kehidupan sosial masyarakat petani kopi yang di Sidikalang, serta bagaimana proses pengelolaan lahan pertanian oleh petani kopi. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4) mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dimana pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik atau menyeluruh.

1.7.1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek secara langsung maupun tidak langsung. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejalah-gejalah yang diteliti dan dibantu dengan alat dokumentasi gambar yaitu kamera. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi partisipasi, dimana peneliti hanya melihat aktivitas para petani kopi dan tanaman apa saja yang ditanam petani serta variasi yang terjadi pada pola tanam petani kopi tetapi tidak menjadi petani kopi. (Bernard Russell,1994: 137).

Tujuan penggunaan metode observasi ialah untuk melihat wujud konkrit dari hasil kegiatan masyarakat Desa Poling Anak-anak kususnya dalam hal mengelola pertanian kopi mereka. Selain itu, tujuan utama observasi yang digunakan adalah untuk melihat dan mendeskripsikan variasi pola tanaman kopi oleh masyarakat desa .

Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa bentuk variasi pola tanam kopi robusta di Desa Polling Anak-anak berbeda-beda antara petani.Petani memilih pola variasi sesuai dengan keutuhan dan kemampuannya dalam mengelola lahan pertaniannya.Bentuk-bentuk variasi yang ada terlihat jelas di ladang warga, dimana mereka mencampur beberapa jenis tanaman dalam satu areal lahan.Misalnya, dalam satu lahan terdapat kopi-coklat-durian, kemudian ada juga kopi-cabai-durian dan percampuran lainnya.

Nilai kopi juga bisa dilihat dengan melakukan observasi di ladang-ladang warga, dimana seluruh warga yang ada di Desa Polling Anak-anak masih menyisahkan tanaman kopi robusta di ladangnya.Walaupun luas lahan untuk kopi robusta berbeda-beda, ada yang luas dan ada yang sedikit.Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bagaimana peran kopi bagi warga Desa Polling Anak-anak sehinnga mereka masih tatap mempertahankannya.

Data lain yang dapat diperoleh dengan melakukan observasi ketika mengamati pola pemukiman dan pola pertanian waga desa. Dari pola pemukiman kita dapat melihat tata ruang desa, keadaan penduduk dilihat berdasarkan tempat tinggal, kondisi lingkungan sekitar desa dan tata ruang hutan desa.Untuk pola pertanian, dengan melakukan observasi dapat dilihat jenis-jenis tumbuhan yang

terdapat di desa, baik yang dimanfaatkan maupun yang tidak dimanfaatkan oleh warga desa.

Observasi juga penting sekali ketika melihat kegiatan pertanian kopi yang dilakukan oleh warga Desa Polling Anak-anak yang meliputi tahap penanaman, perawatan, pemanenan dan pengolahan kopi menjadi biji yang siap untuk dijual. Selain itu, dengan observasi dapat diketahui kondisi pohon kopi yang terkena penyakit maupun terserang hama dan bagaiman cara petani menanggulangi/ membasmi hama tersebut.

1.7.2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan beberapa pertanyaan dan yang diwawancarai yaitu orang orang yang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan (Moleong, 1998: 115). Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara mendalam (deep interview), dimana pertanyaan akan berfokus kepada pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah yang dilakukan secara berulag-ulang untuk menghidari kemungkinan informan berbohong(Russell,1994). Penelitian ini juga akan menggunakan alat bantu yaitu voice record dan catatan untuk mencatat hasil wawancara tersebut.

Selama melakukan wawancara nantinya, peneliti harus dapat menciptakan rapport yang baik antara peneliti dengan informan.Karena dengan adanya rapport yang baik maka informasi/data yang diberikan oleh informan lebih jelas dan dapat dipercaya.Hal ini juga dikatakan oleh Emmerson (1985:284) hubungan

timbal-balik dan kedekatan antara informan dengan peneliti sangat dibutukan dalam melakukan wawancara.

Kegunaan metode ini adalah untuk mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan yang tidak dapat diperoleh dari melakukan observasi. Dalam hal ini, sesuai dengan masalah penelitian contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang terdapat pada kopi ataupun tanaman kopi bagi masyarakat Desa Polling Anak-anak, peneliti dapat menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data yang lebih dalam dan lebih akurat.

Wawancara ini sangat penting dalam penelitian ini, dimana ketika pada awalnya peneliti datang ke desa, haruslah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke desa tersebut sekaligus meminta izin kepada Kepala Desa.Ketika mewawancari Kepala Desa Polling Anak-anak yaitu Bapak M. Tambun, ternyata adalah petani kopi rousta.Dari wawancara awal dengan Bapak M. Tambun, peneliti mendapat banyak data mengenai pertanian kopi di Desa Polling Anak-anak.Dari wawancara tersebut peneliti menentukan bahwa Bapak M.Tambun adalah informan pangkal dalam penelitian ini.

Wawancara berlanjut kepada warga-warga lain di Desa Polling Anak-anak yang merupakan petani kopi robusta juga. Wawancara yang dilakukan peneliti secara berulang-ulang untuk menghidari adanya kebohongan data yang diberikan informan serta dengan menggunakan teknik snow ball untuk mendapatkan data yang lebih dalam dan akurat.

Pada awalnya kendala yang dihadapi peneli pada saat wawancara adalah faktor bahasa.Dimana peneliti belum begitu menguasai bahasa daerah yaitu

Bahasa Toba yang biasa digunakan warga di Desa Polling Anak-anak.Setelah tinggal dan berinteraksi dengan warga selama ±2 (dua) bulan, peneliti sudah bisa berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa toba dengan warga tetapi tidak begitu lancar.Dengan mengetahui bahasa daerah tersebut, meneliti dapat mengetahui local knowledge dengan bahasa lokal oleh warga desa.

1.7.3. Studi Literatur

Dalam penelitian ini, peneliti akan membutuhkan banyak literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu petani kopi, variasi tamaman campur dan yang lainnya yang sesuai dengan masalah penelitian. Karena permasalahan yang peneliti ambil merupakan hasil atau upaya oleh masyarakat petani kopi dari waktu yang lampau sampai sekarang dalam upaya mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka serta hubungan mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Studi literatur ini dimaksudkan untuk kepentingan teori-teori yang relevan yang dijadikan landasan berfikir dalam melihat masalah yang akan diteliti, yang akan diperoleh melalui buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, dan skripsi yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti. Selain itu data skunder juga dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian seperti, data Kecamatan Silima Pungga-pungga dan data potensi Desa Polling Anak-anak. 1.7.4. Membangun Rapport

Rapport (hubungan baik) antara peneliti dengan informan sangat diperlukan ketika kita melakukan penelitian khususnya dengan metode kualitatif. Dimana dengan adanya rapport maka data yang diperoleh peneliti akan lebih

“kaya” dan akurat. Karena dengan terjalinnya rapport maka kemungkinan pemboongan informasi yang diberikan informan kepada peneliti akan lebih kecil. Hal tersebut juga terjalin ketika peneliti melakukan penelitia di Desa Polling Anak-anak.

Pada saat melakukan penelitian tentang variasi pola tanam kopi robusta di Desa Polling Anak-anak, merupakan kali pertama peneliti datang ke Sidikalang. Awalnya peneliti ingin meneliti kopi robusta di Kota Sidikalang, akan tetapi di Kota Sidikalang pohon kopi robusta sudah hampir habis, kalaupun ada hanya sisa-sisa yang dahulu dan hanya beberapa batang saja. Karena warga di Kota Sidikalang sudah mengganti kopi robusta dengan tanaman lain sejak tahun 1990-an. Sekarang ini justru kopi ateng yang menjadi dominan dikelola warga di Kota Sidikalang.

Mengetahui hal tersebut, peneliti pergi ke Kantor Camat Sidikalang dan menanyakan kepada pegawai di kecamatan tersebut dimana daerah yang masih banyak tanaman kopi robusta. Dari pegawai kantor camat tersebut peneliti mendapat 3(tiga) pilihan yaitu Kecamatan Sumbul, Kecamatan Lae Parira dan Kecamatan Silima Pungga-pungga. Akhirnya peneliti memilih untuk pergi ke Kecamatan Silima Pungga-pungga untuk mencari desa mana yang akan menjadi lokasi penelitian.

Pertama sampai ke Kantor Camat Silima Pungga-pungga saya langsung bertemu dengan Bapak Sianturi(Camat Silima Pungga-pungga). Peneliti disambut dengan ramah dan peneliti segera menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke kecamatan ini.Setelah menjelaskan maksud dan tujuan si peneliti, Bapak

Sianturi memberi tahu desa-desa di Kecamatan Silima Pungga-pungga yang masih banyak tanaman kopi robusta. Desa-desa yang disebutkan Bapak Sianturi antara lain; Desa Sirata, Desa Siboras, Desa Bonian dan Desa Polling Anak-anak. Ketika peneliti sedang berbincang dengan Bapak Sianturi, tiba-tiba Bapak M. Tambun(Kepala Desa Polling Anak-anak) datang untuk menyerahkan berkas laporan yang diminta oleh Bapak Sianturi.

Kemudian Bapak Sianturi memperkenalkan saya kepada Bapak M. Tambun tersebut sekaligus menanyakan sesuatu kepada Bapak M.Tambun tersebut dengan menggunakan bahasa Toba ate, godang dope kopi di huta muna ?dan selanjutnya mereka berdua berbincang sejenak dan kemudian Bapak Sianturi mengatakan kepada peneliti untuk melakukan penelitian ke Desa Polling Anak-anak saja, karena kebetulan Kepala Desanya sedang disini. Mendengar hal tersebut, peneliti segera menyetujui hal tersebut dan kemudian peneliti melanjutkan berbincang dengan Bapak M. Tambun.

Setelah mendapatkan desa yang akan menjadi lokasi penelitiannya, peneliti pamit pulang ke Medan kepada Bapak M. Tambun dan Bapak Sianturi. Peneliti juga menyampaikan bahwa 2(dua) minggu kemudian, peneliti akan kembali ke Desa Polling Anak-anak untuk melakukan penelitian. Mendengar hal tersebut, Bapak M. Tambun menyetujui hal tersebut dan sipeneliti pulang ke Medan sore hari dan sampai di Medan malam hari. Pada pemberitahuan terakhir, peneliti akan kembali ke Desa Polling Anak-anak 2(dua) minggu kemudian, akan tetapi karena ada sedikit kendala akhirnya setelah 3(tiga) minggu peneliti kembali

datang ke Desa Polling Anak-anak dan mulai melakukan penelitian di desa tersebut.

Setelah menempuh perjalanan darat selama 6(enam) jam, sampailah peneliti di Desa Polling Anak-anak.Peneliti segera menuju rumah Bapak M. Tambun selaku Kepala Desa. Ternyata pada saat peneliti sampai di rumah Bapak M. Tambun, kondisi Bapak M. Tambun ternyata sedang demam, sehingga dia tidak pergi ke Kantor Balai Desa maupun ke Kantor Camat. Selanjutnya peneliti berbincang dengan Bapak M. Tambun sampai sore hari. Kemudian Bapak M. Tambun bertanya kepada peneliti “jadi rencana mau nginap dimana selama penelitian?”. Peneliti bigung menjawab apa, dan segera peneliti berkata, “itulah pak yang saya masih belum tahu”. Mendengar jawaban dari si peneliti tersebut, Bapak M. Tambun menawarkan untuk tinggal dirumahnya, tetapi tidak ada kamar yang kosong.Mendengar hal tersebut, penelitipun segera menyetujui tawaran tersebut dan berkata, “tidak apa-apa pak, saya bisa kok tidur di ruang tamu.”

Penelitian berjalan dari hari kehari selama berbulan-bulan dan si peneliti memperoleh banyak pengetahuan dan hal-hal baru yang sangat berguna bagi peneliti.Selain mendapat pengetahuan dan data untuk menyelesaikan penelitian ini, si peneliti juga mendapatkan pengalaman tentang hidup yang sangat berharga.Karena, pengalaman ini tidak dapat diperolehnya dalam kuliah di kampus tetapi disa didapat dari penelitian ini.

Peneliti dianggap seperti saudara bahkan keluarga dekat oleh beberapa warga di Desa Polling Anak-anak.Hal ini mungkin karena interaksi yang begitu rutin antara peneliti dengan warga di desa ini. Terutama kepada keluaraga Bapak

M. Tambun dan Keluarga Bapak E. Tambun, kedua keluarga tersebut sudah menganggap saya seperti bagian dari keluarga mereka, kerena si peneliti biasa tinggal dan bermalan kalau tidak dirumah Bapak M. Tambun pasti di rumah Bapak E. Tambun.

Keluarga Bapak M. Tambun memiliki 2(dua) orang anak, yang sulung duduk di Kelas I SMP dan yang bungsu duduk di Kelas II SD. Kedua anak tersebut sangat baik dan mereka menganggap saya sebagai abang kandung mereka.Hampir tiap malam peneliti mengejari kedua anak tersebut belajar, dan terkadang kedua anak tersebut menemani si peneliti tidur di ruang tamu. Begitu juga dengan keluarga Bapak E. Tambun yang memiliki 5(lima) orang anak, mereka juga menganggap si peneliti seperti abang mereka. Rasa kekeluargaan yang diberika kedu keluarga tersebut kepada sipeneliti membuat terjalin ikatan kekeluargaan yang baik antara peneliti dengan informan.

Rapport yang terjalin dengan baik antara peneliti denan informan terlihat jelas dari aktivitas yang dilakukan peneliti ketika mewawancarai informan-informan.Dimana informan member informasi dan data kepada peneliti sebelum peneliti menanyakannya.Wawancara yang berlangsung biasanya santai dan tidak berstruktur, karena topic perbincangan anatara peneliti dan informan tidak hanya seputar masalah penelitian saja, tetapi bisa sampai ke “curhat”.

Begitu banyak pengalaman dan hal-hal yang menarik yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di Desa Polling Anak-anak.Hal tersebut membuat si peneliti ingin kebali ke Desa Polling Anak-anak suatu saat nanti untuk membalas kebaikan yang mereka bagikan kepada peneliti ketika sedang berada

disana. Karena ketika ingin pulang dari Desa Polling Anak-anak si peneliti ingin memberi sedikit uang(hitung-hitung uang makan selama tinggal di rumah Bapak M. Tambun dan di rumah Bapak E. Tambun) si peneliti malah dimarahi oleh kedua keluarga tersebut. Kedua Babaktersebut berkata “banyak rupanya uangmu ?kalau kau berhasil dan sukses, datang saja lagi ke kampung ini, itu sudah lebih dari cukup buat kami.” Ketika mendengar kata-kata itu, si peneliti begitu terharu dan merasa sangat bahagia karena sudah mendapat tambahan keluarga baru.

Peneliti berjaji dalam hati untuk kembali ke desa itu dan mengcapkan terima kasih kepada seluruh warga di Desa Polling Anak-anak, khususnya kepada keluarga Bapak M. Tambun dan Keluarga Bapak E. Tambun. Jasa ban kebaikan mereka kepada peneliti selama di Desa Polling Anak-anak tidak ternilai harganya. Serta, penelitian ini bisa selesai karna berkat mereka juga.

1.8. Analisis Data

Analisis data merupakan proses untuk mengatur dan mengkategorikan data-data yang didapat dilapangan (field note). Hasil data yang sudah terkumpul kemudian akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, atau lebih jelasnya lagi dengan menggunakan metode kognitif yang menganalisis data secara folk taxonomi atau pengklasifikasian.Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang berisi hasil wawancara dan observasi. Setelah proses tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat laporan yang berisikan inti atau rangkuman dari hasil penelitian.

Data yang telah dirangkum kemudian dibuat suatu pengkategorian-pengkategorian data yang telah dikumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan referensi ataupun teori yang kita gunakan. Pengkategorian ini akan memudahkan peneliti dalam menganalisa data dan penulisan laporan penelitian. Bentuk laporan ini merupakan hasil akhir penelitian.

BAB II

Dokumen terkait