• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Pertanian di Desa Polling Anak-anak

3.3. Kegiatan Pertanian Kopi di Desa Polling Anak-anak 1.Tahap Persiapan Bibit

3.3.4. Tahap Pemanenan

Pemanenan yang dilakukan pada tanaman kopi di desa Polling Anak-anak ini dominan adalah pada tanaman kopi tua(usia ≤40 tahun) dan ditemukan hanya 1(satu) petani saja yang mencoba menanam ulang kopi dari bibit. Untuk tanaman kopi yang ditanam dari bibit, pemanenan dapat dilakukan setelah usia kopi berumur 2(dua) tahun. Ini karena usia kopi sudah cukup besar dan siap menghasilkan buah. Sedangkan untuk tanaman kopi tua, dimana batang kopi tumbuh dari tunas muda pada batang kopi tua, pemanenan dapat dilakukan jika tunas tersebut telah besar dan berumur 1 tahun.

Buah kopi yang siap dipanen umumnya adalah buah yang berwarna merah, ini merupakan tanda yang paling terlihat jelas.Jika buah kopi sudah banyak yang berwarna merah, maka buah-buah kopi sudah siap dipanen.Akan tetapi, terkadang buah kopi yang berwarna merah atau masak juga harus diperhatikan apakah betul-betul sudah masak ataukah terkena penyakit seperti telah dijelaskan sebelumnya.Untuk memeriksa buah kopi yang telah masak, petani biasa

Gambar 3.7: Foto daun kopi yang sudah terkena penyakit busuk daun.

Gambar 3.8: Foto daun kopi yang diserang penyakit busuk daun

menggigit buah kopi apakah bijinya sudah keras atau belum.Namun bagi petani yang sudah mahir atau berpengalaman, biasanya petani sudah bisa merasakan hanya dengan menekan buah kopinya saja.Selain melalui warna merah, buah kopi yang berwarna hijau juga sudah bisa dipanen asalkan bagian biji dalamnya sudah keras ataupun apabila dalam satu bongkolan/ tandan kopi sudah lebih banyak yang merah, maka yang berwarna hijau berarti sudah bisa ikut dipanen.

Pemanenan dilakukan jika pada tanaman kopi sudah menunjukkan buah kopi yang telah masak atau berwarna merah. Teknik pemetikan buah kopi juga harus hati-hati karena batang kecil yang berada dekat buah tidak boleh patah, karena dari batang tersebut akan muncul tunas-tunas kopi baru yang akan menjadi buah lagi. Akan tetapi bagi yang sudah terbiasa mereka sudah mengerti dan dengan mudah dapat memetik kopi dan batang dekat buah akan tetap terjaga.

Seperti penjelasan yang sebelumnya bahwa pohon kopi yang ada di desa rata-rata tua, sehingga batang dan ranting kopi sudah menjadi tinggi sehingga mempersulit proses pemanenan. Untuk itu, petani juga menyiapkan alat bantu yang disebut “hait” yang ujungnya berupa kait yang diikat pada sebuah kayu

Gambar 3.9: Foto kopi yang sudah siap panen

dengan panjang ± 1(satu) m, sedangkan pada bagian bawah dibuat kawat sebagai pijakan kaki. Alat ini digunakan untuk menarik batang kopi yang tinggi agar dapat dipanen buahnya dan juga petani membawa ember hitam berukuran sedang.Pemanenan biasa dilakukan dari batang bagian atas dulu lalu kemudian ke batang bagian bawah.Pemanenan dimulai dari ranting yang dekat dengan batang utama dan terus hingga dekat ujung ranting, biasanya bagian ujung ranting buahnya belum masak sehingga dibiarkan masak dahulu.Seminggu kemudian, buah kopi di ujung itu bisa dipanen.

Untuk buah kopi, petani di Desa Polling Anak-anak membagi kondisi kopi menjadi 3(tiga) yaitu; nabibi, namaralto dan namalamun.Nabibi merupakan kondisi kopi yang masih mentah dan berwarna hijau.Namaralto merupakan kondisi kopi yang sudah setengah masak dan warna buah kopi kuning ataupun oranye.Namalamun merupakan kondisi buah kopi yang sudah masak, berwarna merah dan siap untuk dipanen.

Hasil produksi buah kopi dengan tanaman baru dan tanaman tua sangat berbeda.Untuk tanaman tua, seperti diceritakan oleh Bapak M. Tambun, pemanenan kopi bisa dilakukan setiap bulan dengan produksi sekitar 60 kg untuk lahan 6(enam) rantai.Ini merupakan hasil produksi tanaman kopi dari tunas.Sedangkan untuk tanaman muda, seperti diceritakan Ibu.Gultom, panen bisa dilakukan jika sudah berumur 2(dua) tahun dengan panen pertama sekitar 10 kg untuk lahannya sekitar 6 ¼ rantai.Produksi pertama, banyak bunga kopi yang tidak menjadi buah. Akan tetapi setelah melewati tiga panen awal, produksi kopi untuk 6¼ rante ini dapat mencapai 30kg-50kg tiap kali panen dan panen dapat

dilakukan 3-4 kali dalam sebulan. Pada kopi robusta ada juga musim panen raya atau ombasdan musim trek atau sambang.Pada waktu ombas, hasil panen bisa mecapai 2-3 kali lipat dari panen biasa dan berlangsung selama 2(dua) bulan. Sedangkan pada waktu kopi sambang, kopi sama sekali tidak berbuah.

Tabel 3.8: Kegiatan pertaian kopi di Desa Polling Anak-anak

No Tahap Proses Keterangan

1 Persiapan bibit - Penyediaan Bibit dengan cara;

a) mengumpulkan bibit kopi yang tumbuh di sekitar ladang kopi.

b) meminta pada petani lainnya.

Hal ini terjadi terus menerus di desa ini sehingga hubungan baik antara sesama petani dapat terjajadi.

2 Persiapan Lahan dan Penanaman

- lahan digemburkan

- tanah dilubangi dengan kayu sedalam 5-7 Cm - bibit dimasukkan ke lubang yang dan tanahnya

dipadatkan agar pohon kopi tumbuh kokoh.

Biasanya petani menyediakan lahan sesuai bibit yang dikumpulkannya.

3 Perawatan - pemupukan pertama dilakukan setellah pohon kopi berumur 2 bulan, selanjutnya tiap 6 bulan sekali dipupuk.

- setelah pohon kopi berumur 6 bulan sejak ditanam, dilakukan penyemprotan pestisida. - dua kali dalam sebulan tanah dibersihkan dari

rumput sekaligus menggemburkan tanah agar pohon kopi semakin bagus.

- agar pohon kopi tumbuh lebih subur, perlu ditanam tanaman pelindung di ladang.

Apabila pohon kopi terkena busuk akar, maka sebaiknya pohon kopi harus dibakar agar tigak menyebar kepada pohon kopi yang lain. Apabila hanya terkena busuk batang, busuk ranting dan gugur daun, pohon kopi hanya perlu di tebang pada bagian yang terkena penyakit.

4 Pemanenan - biji kopi yang sudah siap panen dipetik, dengan kriteria;

a) biji kopi sudah berwarna merah pekat adalah biji kopi yang paling baik untuk

dipanen(menurut petani kopi di Desa Polling Anak-anak)

b) biji kopi yang berwarna kuning kemerah-merahan yang berada pada satu batang dengan biji kopi yang sudah berwarna merah pekat. - cara memetik harus hati-hati, batang keci pada

buah harus di tinggalkan di batang, karena batang kecil tersebut yang nantinya kembali menjadi buah kopi.

- untuk upah pemanen Rp. 40.000/ hari

Setelah dipanen, biji kopi harus dikupas dengan mesin dengan biaya kupas

Rp.10.000/karung(ukuran 30Kg beras) dan dikeringkan bijinya.Kemudian biji yang sudah kering dijual kepada agen.

BAB IV

VARIASI POLA TANAM KOPI ROBUSTA DAN NILAI KOPI

Dokumen terkait