• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Pertanian di Desa Polling Anak-anak

3.1. Sejarah Pertanian di Desa Polling Anak-anak 1. Kondisi Pertanian Pada Awal Berdirinya Kampung

3.1.2. Periodesasi Pertanian Tahun 1949-1969

Pada periode tahun 1949-1969berkembang beberapa jenis tanaman pertanian yang dapat dikelola oleh masyarakat.Pada periode ini, durian dan kopi robusta sudah menjadi tanaman budidaya di daerah ini. Menurut Bapak P. Panjaitan, pada periode tahun 1949-1969 durian dan kopi robusta menjadi tanaman budidaya yang cukup menonjol di desa. Tidak jelas persis kapan mulai ada kopi dan durian serta siapa yang pertama menanam tanaman kopi robusta dan durian di daerah ini tetapi, menurut informasi dari warga bahwa ada tanaman kopi robusta dan durian yang sudah berusia ± 80 tahun. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Marles Tambun:

“Pohon kopi dan durian kita yang di belakang rumah sudah tua, karena kata bapak saya ketika dia datang ke desa ini beberapa pohon kopi dan durian sudah ada sebelumnya. Kemudian dari beberapa pohon kopi dan durian itu kemudian dibibitkan lalu dibudidayakan di ladang-ladang kita.Karena dibawah pohon kopi atau durian pasti ada bibitnya yang berasal dari biji-biji yang jatuh, dan hal itulah yang dilakukan oleh tiap-tiap warga di desa ini untuk membudidayakan kedua tanaman tersebut.”

Seperti sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, diperiode ini warga sudah semakin banyak, sehingga semakin banyak juga hutan yang mulai ditebangi untuk dijadikan pemukiman dan lahan pertanian oleh warga yang khususnya pendatang, karena pada periode ini pula kedua warga Pak-pak yang sebelumnya ada di desa ini pindah dari desa ini menuju Desa Longkotan30 dan dalam periode ini daerah ini yang sebelumnya masih kampung pamotongan sudah menjadi Desa Polling Anak-anak.

30

Menurut petani kopi Desa Polling Anak-anak, perkembangan tanaman kopi dan durian di desa ini terjadi dengan 2 cara yaitu tanaman kopi dan durian tumbuh(berkembang) dengan sendirinya secara alami dan yang sengaja dibibitkan. Tidak sedikit tanaman kopi dan durian yang tumbuh dengan cara alami. Musang dan Tupai adalah “petani alami” untuk tanaman tersebut, dimana musang yang membantu persebaran kopi dan tupai yang membantu menyebarkan tanaman durian di desa ini pada periode 1949-1969. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Silalahi:

“Lihat saja pada durian, kan sering buah durian itu ada yang berlubang, itu karena dimakan tupai, kemudian bijinya akan jatuh entah kemana dibawa si tupai itu dan dalam beberapa waktu biji tersebut akan jadi pohon durian. Begitu juga dengan kopi, kan sekarang terkenal kopi luwak, padahal belum tentu itu semua kopi asli dimakan luwak. Pasti ada diantaranya dari kotoran musang, karena di kampung kami ini musang yang sering makanin kopi kami, kemudian biji kopi yang bekas dimakan musang itu akan jatuh entah kemana dibawa musang itu. Seperti itulah cara pertumbuhan alami kopi dan durian di desa kami ini.”

Pada masa ini, pertanian yang dikerjakan mulai menyebar ke berbagai wilayah lain di desa. Pada awalnya pertanian hanya ada di bagian timur desa (Dusun Inpres saat ini), kemudian berkembang kebagian timur dan barat dari desa

Gambar 3.1: Foto pohon durian milik Bapak K.Panjaitan yang dikatakannya sudah berusia ± 80 tahun, dengan diameter batang ± 1,5 M.

Gambar 3.2: Foto pohon kopi robusta milik Bapak M. Tambun yang

dikatakannya sudah berumur ± 80 tahun, dengandiameter batang ± 40 Cm.

(Dusun Polling dan Dusun Huta Ginjang saat ini) .Hutan yang ada di Dusun Polling mulai dialihfungsikan oleh orang Toba pendatang menjadi lahan pertanian durian dan kopi.Daerah Dusun Polling (sebelah utara desa) lebih dipilih warga untuk diolah lahannya karena topografinya lebih datar dan masih relatif luas. Sebagaimana cara bertani orang Toba di daerah Toba, mereka mengelola lahan secara menetap. Meraka juga menerapkan sistem pertanian tersebut di Desa Polling Anak-anak dan selalu berusaha untuk memperluas lahan mereka.

Orang Toba semakin mendominasi wilayah desa pada periode 1949-1469, karena sejak Boni Tambunan mengajak warga dari desanya di Porsea untuk membuka lahan di desa ini, banyak keluarga mereka yang kemudian pindah ke Desa Polling Anak-anak. Sekitar tahun 1949, 2 KK etnis Pak-pak yang sebelumnya tinggal di Dusun Huta Ginjang itu pindah ke Desa Longkotan yang masih berada di kecamatan yang sama dengan Desa Polling Anak-anak.

Pada periode ini, selain kopi dan durian masih ada juga beberapa jenis tanaman yang mulai ditanam oleh warga Polling Anak-anak. Tanaman seperti padi, ubi dan sayur-sayuran sudah mulai ditanam oleh beberapa warga yang mendapatkan bibitnya dari desa lain yang sudah menanam tanaman itu sebelumnya, hanya saja sifatnya masih subsistensi, tidak seperti tanaman kopi dan durian yang sudah menjadi hasil komoditi utama di desa ini sejak akhir tahun 1950-an dan terus menerus berkembang hingga menjadi ciri khas desa-desa yang berada di Kabupaten Dairi. Hal ini seperti disampaikan oleh bapak K. Panjaitan

“Siapa yang tidak kenal dengan Durian Parongil dan Kopi Sidikalang. Durian desa ini dengan yang dari Parongil sama rasanya dan kopi robusta yang berasal dari seluruh desa yang ada di Kabupaten Dairi ini sama nikmatnya. Jadi kopi dan durian inilah yang benar-benar jhas dari desa ini.”

Jenis tanaman yang ada pada periode ini mulai bertambah seperti padi dan ubi dan ada pula yang berkurang seperti kayu modang.Masyarakat umumnya mulai mengganti tanaman yang mereka nilai kurang bermanfaat dengan tanaman yang lebih bermanfaat seperti kopi dan durian. Untuk jelasnya, jenis tanaman yang tumbuh pada periode ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2. Jenis tanaman di Desa Polling Anak-anak periode tahun 1940-1969 No Nama lokal (bahasa

pak-pak/toba) Bahasa indonesia Bahasa latin

1 Durian Durian Durio zibethinus

2 Singgolom Nilam Pogostemon cablin

3 Kacang Tano Kacang Tanah Arachis hypogaea

4 Sibua Padi Oryza sativa

5 Kopi Kopi Robusta Coffea canephora

6 Ambacang Kueni Mangifera indica

7 Tusam pinus Casuarina equisetifolia

8 Gadong hau Ubi Kayu Manihot esculenta Sumber: Wawancara dengan warga, November 2011 dan hasil penelususan interne untuk bahasa

latin.

Dokumen terkait