• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP NYAMUK CULICIDAE

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2010 sampai dengan Januari 2011.

Sampel V. trifolia diambil di sekitar desa Rukoh, Darussalam, Banda Aceh. Sampel tumbuhan dideterminasi di Laboratorium Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah. Bioindikator yang dipakai adalah nyamuk (Culicidae) yang dibiakkan terlebih dahulu, dari bentuk larva hingga menjadi nyamuk dewasa dalam sangkar nyamuk di Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Unsyiah.

Peralatan yang digunakan, rotary evaporator, peralatan gelas kimia, sangkar nyamuk ukuran 45x38x38 cm, timbangan, kolom KLT, dan kolom KKVC.

Pelarut untuk analisis yang digunakan adalah H2SO4,, HCl.

Beberapa pelarut lain pada tingkat teknis: metanol, etilasetat, n-heksana, ammonia, kloroform. Reagen yang digunakan diantaranya reagen Meyer (Kalium tetraiodo merkurat), reagen Dragendorf (Bi(NO3)3), reagen

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

Setelah pelarut diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator menghasilkan berturut-turut ekstrak n-heksana 15,71 g (3,14 %) dan etil asetat 43,10 g (8,90 %).

Pemisahan Ekstrak Etil Asetat dengan Kromatografi Kolom Vakum Cair (KKVC)

Ekstrak etil asetat dipisahkan dengan KKVC dan diperoleh 113 fraksi, (masing-masing fraksi 10 ml). Kelompok fraksi tersebut dimonitor dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Pola noda yang sama di gabung dan diuapkan dengan rotary evaporator selanjutnya ditimbang, dan diperoleh 5 kelompok fraksi yaitu fraksi A (1-16) 6,57 g; fraksi B ( 17-46), 5,98 g; fraksi C (47-65), 1,02 g; fraksi D (66-77), 0,65 g; dan fraksi E (78-113)0,59 g .

Pengujian Aktivitas Larvasida dan Oviposition deterrent

Larva nyamuk diambil secara acak (random) di selokan daerah Lamprit dan dimasukkan ke dalam kurungan ukuran (45 x 38 x 38 cm) yang diberi serbuk ragi (yeast) sebagai makanan. Larva tersebut dideterminasi di Laboratorium Biologi FMIPA Unsyiah, hasilnya adalah nyamuk Culicidae dengan ciri-ciri abdomen bagian ujung tumpul dan warna cokelat muda tanpa tanda khas, selanjutnya larva tersebut dibiakkan.

Pengujian larvasida dilakukan dengan tiga kali perulangan, perlakuannya adalah sebagai berikut: sampel ekstrak etil asetat yang telah disiapkan dalam wadah dengan tujuh variasi konsentrasi yang disesuaikan berdasarkan kelarutannya dalam air. Selanjutnya dibuat kontrol negatif yang berisi air (kontrol negatif) dan untuk membandingkan dengan aktivitas abate dibuat kontrol positif larutan abate dengan konsentrasi tertentu. Untuk ekstrak yang tidak larut dalam air maka ditambahkan sedikit Dimetil sulfoksida (DMSO) hingga larutan homogen, perlakuan yang sama juga untuk larutan kontrol. Larva nyamuk dimasukkan sebanyak 10 ekor, inkubasikan selama 48 jam. Setelah 48 jam, dihitung larva yang mati dan hidup. Larva yang hidup dan mati serta rata-ratanya di tabulasi, hasilnya dimasukkan ke dalam tabel Bill test, konsentrasi dalam log dosis yang dipakai di plotkan dengan persen mortalitas, sehingga di dapatkan suatu kurva. Dari kurva tersebut dapat dilihat apakah senyawa tersebut aktif atau tidak dari nilai LC50-nya.

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

variasi empat konsentrasi paling besar, dimana pada bagian dalam wadah dilapisi dengan kertas saring yang telah diberi garis. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menghitung telur nyamuk. Masing-masing wadah diletakkan pada sudut kandang (sangkar nyamuk), kontrol negatif berisi air, kontrol positif berisi larutan abate dengan konsentrasi tertentu. Untuk ekstrak yang tidak larut dalam air maka ditambahkan sedikit Dimetil sulfoksida (DMSO) hingga larutan homogen, perlakuan yang sama juga untuk larutan kontrol. Larutan gula 10% juga dimasukkan sebagai makanan nyamuk tersebut serta sesekali dimasukkan seekor mencit sebagai sumber protein dalam memproduksi telur. Setelah 24 jam, jumlah telur yang hinggap dalam wadah yang berisi sampel, pelarut dan abate dihitung.

Konsentrasi untuk larvasida dan oviposition deterrent adalah sebagai berikut: Ekstrak etilasetat dengan konsentrasi 1300 ppm, 650, ppm, 325 ppm, dan 162,5 ppm. Fraksi A dengan konsentrasi 350,175,87,5,43,75 ppm. Fraksi B dengan konsentrasi 480,240, 120, 60 ppm. fraksi C dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm. fraksi D dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm. Fraksi E dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji fitokimia daun segar dan ekstrak etil asetat daun V. trifolia menunjukkan bahwa pada daun tumbuhan tersebut terkandung senyawa metabolit sekunder yaitu, golongan senyawa alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, dan flavonoid, sedangkan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak etil asetat adalah kelompok senyawa alkaloid, steroid, dan flavonoid. Hal ini disebabkan karena ketiga senyawa tersebut bersifat semi polar, sehingga terekstrak ke dalam pelarut etil asetat.

Golongan terpenoid yang tidak terdapat dalam ekstrak etil asetat, diduga di sebabkan oleh kandungan terpenoid yang terdapat pada tumbuhan ini adalah jenis golongan monoterpen yang umumnya larut dalam pelarut non polar. Kandungan saponin yang tidak terkandung dalam ekstrak etil asetat disebabkan karena saponin merupakan senyawa

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

populasi larva nyamuk Culex (LC50) dapat dilihat pada kurva %

Mortalitas Vs Log Dosis (Gambar 1) dari ekstrak etilasetat dan fraksi- fraksinya berikut..

Gambar 1. Kurva LC50 ekstrak kasar dan fraksi-fraksi ekstrak Etil asetat

Berdasarkan kurva di atas dapat dilihat bahwa aktivitas larvasida fraksi E adalah paling tinggi dibandingkan dengan fraksi yang lain dan ekstrak kasar etilasetat. Aktivitas larvasida (LC50) untuk ekstrak

kasar adalah 65 ppm. Aktivitas larvasida (LC50) untuk fraksi A sampai

E berturut-turut adalah: 172,5; 47,86; 32; 65; dan 15 ppm.berdasarkan hal ini dapat dikatakan semua fraksi ekstrak etilasetat dan ekstrak kasarnya sangat aktif sebagai larvasida (dapat membunuh larva nyamuk). Karena konsentrasi sampel yang dipakai relatif kecil dibandingkan dengan besar tubuh larva nyamuk (dibandingkan dengan penggunaan senyawa penolak dan antifeedant 10 dan 20% pada penggunaan minyak Myrica gale terhadap nyamuk), Blackwell (2003).

Hasil Uji Aktivitas Oviposition Deterrent terhadap Telur Nyamuk

Culicidae

Hasil pengujian menghambat perkembangbiakan (oviposition deterrent) ekstrak etil asetat daun tumbuhan V. trifolia terhadap nyamuk yang dibandingkan dengan aktivitas abate adalah sebagai berikut. Nilai persen aktivitas ekstrak dan fraksi-fraksi tersebut dapat dihitung dengan membandingkan jumlah telur dalam sampel dengan jumlah telur dalam kontrol negatif menggunakan rumus:

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

Keterangan :

% ER = persen effective repellency, NC = jumlah telur dalam kontrol negatif NT = jumlah telur dalam sampel.

Nilai persen effective repellency dari ekstrak etilasetat dengan konsentrasi 1300 ppm, 650, ppm, 325 ppm, dan 162,5 ppm, berturut- turut adalah: 58,33%; 50%; 41,66%; dan 33,33%.

Nilai persen effective repelency dari fraksi A dengan konsentrasi 350,175,87,5,43,75 ppm terhadap kontrol negatif, berturut- turut adalah: 44,44; 44,44; 40; dan 26,66%.

Nilai persen effective repelency dari fraksi B dengan konsentrasi 480,240, 120, 60 ppm terhadap kontrol negatif, berturut- turut adalah: 75; 62,5; 45,8, 41,66%.

Nilai persen effective repelency dari fraksi C dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm terhadap kontrol negatif, berturut-turut adalah: 86,27; 72,54; 64,70 , dan 60,78%.

Nilai persen effective repelency dari fraksi D dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm terhadap kontrol negatif, berturut-turut adalah: 51,11; 44,44; 37,77; 26,66%.

Nilai persen effective repelency dari fraksi E dengan konsentrasi 160, 80, 40, 20, ppm terhadap kontrol negatif, berturut-turut adalah: 31,81; 25; 18,18; 6,81%.

Keaktifan senyawa ini kemungkinan karena adanya senyawa- senyawa aktif di dalam ekstrak etilasetat tersebut, seperti senyawa pentane; heksana; heptana; 2 fenil, 3 [(2-hidroksifenil)] benzoquinoksalin, 5.10.quinon; valeranone; 1metil etil (2 H naftalenon), oktahidro, 4a,8a dimetil, ; 2.6.6 –trimetil-bisiklo,3.1.1. heptane (pinana), dihidro pinene); 9-oktadecenal (Bastian, 2009).

KESIMPULAN

1. Ekstrak etilasetat daun tumbuhan Vitex trifolia dapat digunakan sebagai larvasida dan ovoposition detrrent.

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, A., Rosnani, N., Marianne, (2009), Aktivitas memperlambat perkembangbiakan dan larvasida ekstrak heksana batang Vitex trifolia terhadap nyamuk Aedes aegypti, Journal of Applied Technology, Vol.7 (19-27).

Blackwell, A. (2003), The repellent and antifeedant activity of Myrica gale oil againts aedes aegypti mosquitoes and its enhacement by Ehe addition of salicyluric acid, departement of Medical Mycrobiology, College of health Sciences, Nairobi University. Fradin, M. S., MD. 2004. Mosquitoes and Mosquito Repellents: A

clinician’s Guide, Annals of Internal Medicine. 128:931. Harborne, J. B., 1987, Kromatografi Edisi II, Liberty, Yogyakarta. Heyne, 1950, Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid IV, Yayasan Sarana

Wana Jaya, Jakarta.

Hostettmann,K., 1995, Cara Kromatografi Preparatif, (penerjemah: Kokasih Padmawinata), ITB-Press, Bandung.

Mustanir, dan Nasution, R., 2008, Senyawa Bioaktif Penolak (Repellent) Nyamuk dari Kulit Kayu Tumbuhan Vitex Trifolia dalam Formula Lotion, Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. XIX, No.2; 174-180.

Manuel, F. B. and Douglas, K. A (ed)., 1992, Human Medicinal Agent From Plant, A C S SYMPOSIUM SERIES,Washington.D.C. Xue, R. D., Barnard, D. R. and Arshad. A. 2006. Laboratory Evaluation

of 21 Insect Repellents as Larvicides and as Oviposition Deterrents of Aedes Albopictus (Diptera: Culicidae). J. Am. Mos. Con. Assoc. 22(1) :126-130.

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

PEMBUATAN SURFAKTAN tert-BUTYL- 6-O-BUTANOIL