• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Awal Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) Skala Pilot Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian Awal Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) Skala Pilot Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)"

Copied!
422
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prosiding

Seminar Nasional Kimia 2011

Peran Strategis Kimia Dalam Pembangunan:

Pengolahan Sumber Daya Alam dan Energi

yang Berwawasan Lingkungan

Editor

(3)

Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU Jl. Universitas No. 9

Medan 20155, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

usupress.usu.ac.id

© USU Press 2010

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 549 1

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011 / Editor Basuki Wirjosentono [et.al.].—Medan:

USU Press, 2010

Xvi, 404 p.; ilus.: 24 cm

Bibliografi

ISBN: 979-458-549-1

1. Prosiding Kimia I. Wirjosentono, Basuki II. Marpaung, Harlem III. Sembiring, Seri Bima IV. Barus, Tonel

540 dc22

(4)

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati Bapak rektor USU, Bapak Dekan Fakultas MIPA USU, Bapak/Ibu para Undangan dan para peserta seminar yang berbahagia. Mari kita panjatkan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Kimia tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Kimia USU dalam rangka memeriahkan International Year of Chemistry 2011. Thema Seminar: Peran Strategis Kimia dalam Pembangunan Nasional: Pengolahan Sumber Daya Alam dan Energi yang Berwawasan Lingkungan.

(5)

Utama, Peserta Pemakalah, Peserta Nonpemakalah, juga segenap undangan kami atas peran sertanya dalam seminar ini. Panitia telah berdaya upaya mempersiapkan seminar ini sebaik-baiknya, namun apabila terdapat kekurangan dalam pelayanan kami, baik dalam penyediaan fasilitas, penyampaian informasi, maupun dalam memberikan tanggapan, kami mohon dimaafkan.

Akhir kata, kami sampaikan selamat berseminar, kiranya kita semua dapat memperoleh manfaat bersama dari seminar ini.

Ketua Panitia

M. Said Siregar, S.Si., M.Si.

(6)

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI

S2/S3 KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA

FMIPA USU

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini. Kami dari Program S2/S3 Kimia Sekolah Pascasarjana FMIPA USU mengucapkan “Selamat datang di kota Medan tercinta, Selamat datang di kampus USU”. Kami sangat bersenang hati atas kehadiran seluruh peserta. Kami sungguh tidak menyangka, undangan kami mendapat tanggapan yang sangat positif dalam wujud kehadiran peserta yang demikian banyak jumlahnya di tempat ini. Untuk kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Selain mewadahi kegiatan seminar, acara hari ini tampaknya akan menjadi sebuah kesempatan bersilaturahmi antar sesama peneliti, sekaligus menjadi kesempatan temu-kangen antara guru dan murid, demikian juga antar sesama alumni. Harapan kami, melalui pertemuan hari ini dapat terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dalam berbagai bidang Kimia. Akhir kata, semoga pertemuan kali ini dapat berlanjut dengan pertemuan-pertemuan ilmiah berikutnya, sehingga ke depan, kita bisa memberi kontribusi yang lebih besar lagi bagi perkembangan Riset Kimia.

Ketua Program Studi S2/S3 Kimia Sekolah Pascasarjana FMIPA USU

(7)

SAMBUTAN DEKAN FMIPA USU

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas ridha dan Inayah-Nya kita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Kimia 2011. Kemajuan riset Kimia dalam beberapa dasawarsa terakhir berlangsung sangat pesat dan telah terspesialisasi ke dalam topik-topik yang semakin spesifik. Akibatnya, menjadi sulit saat ini untuk tetap mengikuti kebaruan ilmu Kimia. Bagi peneliti dan dosen, penguasaan akan bidang spesifik yang ditekuni adalah sangat penting, namun demikian, tetap sadar akan perkembangan yang berlangsung di luar topik yang ditekuni, tidaklah kalah pentingnya. Di sinilah pentingnya seminar, karena dengan turut serta dalam seminar seorang peneliti atau dosen dapat menyebarkan hasil penelitiannya sendiri, sekaligus dapat memperoleh gambaran secara tetap tentang perkembangan ilmu yang lebih luas.

Kami menyampaikan penghargaan pada seluruh anggota panitia yang telah menyelenggarakan Seminar Nasional Kimia 2011 dengan tema PERAN STRATEGIS KIMIA DALAM PEMBANGUNAN: PENGOLAHAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN. Kami mengharapkan kepada seluruh peserta seminar untuk terus berkarya, meningkatkan kemampuan dalam meneliti, melakukan publikasi ilmiah nasional dan internasional. Indonesia kaya akan bahan baku riset Kimia. Banyak sumber daya alam di negeri ini yang membutuhkan penelitian.

Pada akhir kata sambutan ini, izinkan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta seminar yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengikuti dari awal hingga berakhirnya acara ini. Semoga dengan mengikuti Seminar nasional Kimia ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khususnya dalam hal pengembangan Riset Kimia.

Billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dekan FMIPA USU

(8)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA PANITIA ...iii

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI S2/S3 KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA FMIPA USU ... v

SAMBUTAN DEKAN FMIPA USU ... vi

DAFTAR ISI ... vii

JADWAL SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 ...

MAKALAH KUNCI ... 1

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTAHANAN

Timbul Siahaan ... 3

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA, MIKROBA ENDOFIT : LAWAN ATAU KAWAN ?

Partomuan Simanjuntak ... 12

PERAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA

Harlem Marpaung ... 24

ECO-BIOPOLYMERS COMPOSITES AND NANOCOMPOSITES

Basuki Wirjosentono and Saharman Gea ... 29

MAKALAH UTAMA ... 39

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI DAUN ATTARASA (Litsea cubeba lour. Pers)

Cut Fatimah Zuhra ... 41

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK DAUN TUMBUHAN ILER (Coleus atropurpureus Benth.)

(9)

ISOLASI SENYAWA STEROID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN MAJA (Aegle marmelos (L.) Correa)

Chairul Saleh ... 55

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL AKAR LOTUS (Nelumbo nucifera)

Subur P. Pasaribu, Winnie Astuti , A.Sentosa Panggabean,

dan Rina Agvianty ... 62

UJI AKTIVITAS LARVASIDA DAN OVIPOSITION DETERRENT EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Vitex trifolia TERHADAP NYAMUK CULICIDAE

Bastian Arifin, Marianne, Rosnani Nasution, Yasrah ... 72

PEMBUATAN SURFAKTAN tert-BUTYL- 6-O-BUTANOIL GALAKTOSIDA DARI TERT-BUTIL GALAKTOSIDA DENGAN ASAM BUTIRAT

Helmina Br. Sembiring ... 80

PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT (PMKS) BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH

Hotman Manurung ... 89

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MEMINIMALISASI PENCEMARAN UDARA DI PERKOTAAN

Darwin P Lubis ... 97

ECENG GONDOK (Elchhornia crassipes) DAN KIAPU (Pistia

stratiotes) SEBAGAI BIOFILTER PB DAN HG PADA

PERAIRAN TERCEMAR

Bambang Hendra Siswoyo ... 106

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK BERWAWASAN LINGKUNGAN

M Ali Musri.S ... 126

PENENTUAN KADAR PARTIKULAT DAN ANALISIS VOLATILE ORGANIC COMPOUNDS DARI UDARA DI KAWASAN KAWAH KAMOJANG

(10)

PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HIBRID SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIK

Eva Marlina Ginting, Nurdin Bukit, Bellina Silvia ...147

KOMPOSIT MATRIKS POLIETILENA DIPERKUAT SERAT PULP TANDAN KOSONG SAWIT TERESTERIFIKASI

Lely Risnawaty Daulay ...159

SINTESIS POLIURETAN MELALUI POLIMERISASI TOLUEN DIISOSIANAT DENGAN POLIOL HASIL EPOKSIDASI MINYAK KEMIRI

Mimpin Ginting, Tonel Barus, Jansen Silalahi, dan Basuki Wirjosentono ...168

PEMBUATAN TERMOPLASTIK ELASTOMER (TPE) DARI CAMPURAN POLYPROPILENA – KARET SINTETIK ETILEN PROPILENA DIENA TERPOLIMER MENGGUNAKAN DIVINYL BENZENA SEBAGAI AGEN PEGIKATSILANG

Amir Hamzah Siregar ...179

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL DARI BATANG KAYU KELAPA SAWIT (Elais guenensis Jaqs)

Darwin Yunus Nasution), Basuki Wirjosentono), Eddyanto)

dan Tyahjono Herawan)...190

PENGOLAHAN SERBUK BAN BEKAS DAN POLIPROPILENASEBAGAI BAHAN TERMOPLASTIK ELASTOMER (TPE) DENGAN KOMPATIBILIZER PPMA

Erna Frida ...199

PENGGUNAAN KATALIS PALADIUM (II) KLORIDA DAN KOKATALIS CuCL2 PADA SINTESIS ALDEHIDA DARI PROPANOL-1 DAN BUTANOL-1

Nurhaida Pasaribu ...212

SIFAT MEKANIK DAN TERMAL BIO-NANOKOMPOSIT PATI YANG DIPERKUAT OLEH PARTIKULAT SELLULOSE BAKTERI

(11)

THE FUNCTIONALISATION OF NATURAL RUBBER BY REACTIVE PROCESSING IN THE PRESENCE OF VARIOUS PEROXIDES: STRUCTURE AND RADICAL MECHANISM REACTION

Eddiyanto ... 231

EFEK VARIASI PH DALAM SINTESIS MATERIAL MESOPORI SILIKA YANG DITEMPLATE SURFAKTAN ANIONIK ASAM RISINOLEAT

Andriayani ... 249

PEMBUATAN PREMIUM COATING FAT MINIMAL TFA DARI RBDPKO MELALUI REAKSI HIDROGENASI PARSIA

Melissa Tjeng ... 262

OPTIMASI PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TONGKOL JAGUNG

Bahrin dan Muhammad Taufik ... 270

PERBANDINGAN PROSES INTERESTERIFIKASI ENZYMATIK DENGAN BLENDING PADA RESTRUKTURISASI LEMAK KAKAO (COCOA BUTTER) DENGAN MINYAK KELAPA (COCONUT OIL)

Lelya Hilda ... 277

PENGOLAHAN POLIPROPILENA DENGAN BAHAN PENGISI NANO ZEOLIT ALAM TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI

Nurdin Bukit, Basuki Wirjosentono, Eddi Yanto... 286

PENGARUH PEMBERIAN ZAT ADITIF MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

Ida Duma Riris dan Nofi Herawati ... 296

PEMANFAATAN LIMBAH PULP BUAH SEMANGKA (Citrullus

vulgaris, Schard) UNTUK PEMBUATAN NATA DE

WATERMELON PULP DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI

Acetobacter xylinum

(12)

PEMANFAATAN BIOMATERIAL BERBASIS SELULOSA (TKS DAN SERBUK GERGAJI) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENYISIHAN ION KROM DAN TEMBAGA DALAM AIR

Fachraniah, Ratni Dewi...319

STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR PADA UNIT INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TERPADU PT. KAWASAN INDUSTRI

Kimberly Febrina Kodrat ...325

KAJIAN AWAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS (PLTBG) SKALA PILOT DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS)

Rahmat Mulyadi Nainggolan, Irvan, dan Bambang Trisakti ...339

ANALISIS BIOMOLEKULER DAN PATOGENESITAS GANODERMA ASAL TANAMAN PINANG (Areca catechu) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guinesis)

Ribu Surbakti, Condro Utomo, dan Agus Susanto ...348

ISOLASI, UJI FITOKIMIA, UJI TOKSISITAS DAN ANTIOKSIDAN DARI SENYAWA AKTIF KAYU BAWANG (Scorodocarpus borneensis Becc)

Rudi Kartika, Tonel Barus, Partomuan Simanjuntak, Ribu Surbakt ...361

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI GALAKTOMANAN DARI KOLANG-KALING

Juliati Br. Tarigan, Jamaran Kaban, Herlince Sihotang, dan

Riko Juliardi ...377

PENGARUH PENGEMBALIAN LUMPUR (RECYCLE SLUDGE) TERHADAP FERMENTASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS)

Novita Fara Fatimah, Bambang Trisakti, dan Irvan ...385

PEMBUATAN KOMPON DENGAN FILLER KARBON GREEN COKE SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BAN

(13)

JADWAL SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011

Medan, 21 Mei 2011

RUANG I / RUANG SERBAGUNA

WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR

13.00-13.30 Cut Fatimah Zuhra

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI DAUN ATTARASA (Litsea

cubeba lour. Pers)

Ir. Sukatik, M. Si 13.30-14.00

Sovia Lenny, Lamek Marpaung dan Rony

Magdalena S.

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK

DAUN TUMBUHAN ILER (Coleus atropurpureus Benth.)

14.00-14.30 Chairul Saleh ISOLASI SENYAWA STEROID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN MAJA (Aegle marmelos (L.) Correa)

14.30-15.00

Subur P. Pasaribu, Winnie Astuti , A.Sentosa Panggabean

dan Rina Agvianty

UJI FITOKIMIA dan AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL AKAR LOTUS

(Nelumbo nucifera)

15.00-15.30 Bastian Arifin dkk

UJI AKTIVITAS LARVASIDA DAN

OVIPOSITIONDETERRENT EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Vitextrifolia

TERHADAP NYAMUK CULICIDAE

15.30-16.00 Ishoma

16.00-16.30 Marianne dkk

UJI PENOLAK (REPELLENT) NYAMUK (Culex) DARI EKSTRAK n-HEKSANA DAUN TUMBUHAN Vitex trifolia DALAM

FORMULA LOSION

16.30-17.00 Helmina Br. Sembiring

Pembuatan Surfaktan tert-Butyl- 6-O-Butanoil

(14)

RUANG II / RUANG SEMINAR JURUSAN KIMIA

WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR

13.00-13.30 Hotman Manurung

PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT (PMKS) BERWAWASAN LINGKUNGAN

MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH

Julinawati, S.Si., M. Si. 13.30-14.00 Darwin P Lubis

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MEMINIMALISASI PENCEMARAN UDARA DI PERKOTAAN

14.00-14.30

Bambang Hendra Siswoyo

Eceng Gondok (Elchhornia crassipes) dan Kiapu (Pistia stratiotes ) sebagai Biofilter Pb dan Hg pada Perairan

Tercemar

14.30-15.00 M Ali Musri S.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK BERWAWASAN LINGKUNGAN

15.00-15.30

A. Sentosa Panggabean dan M. Bachri Amran

PENENTUAN KADAR PARTIKULAT DAN ANALISIS VOLATILE ORGANIC

COMPOUNDS DARI UDARA DI KAWASAN KAWAH KAMOJANG

15.30-16.00 Ishoma

16.00-16.30 Eva Marlina Ginting dkk

Pengaruh Fraksi Volume Komposit Hibrid Serat Ijuk Dan Serat Sabut Kelapa

(15)

RUANG III/ LIDA

WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR

13.00-13.30 Lely Risnawaty Daulay

KOMPOSIT MATRIKS POLIETILENA DIPERKUAT

AT PULP TANDAN KOSONG SAWIT TERESTERIFIKASI

Sintesis Poliuretan Melalui Polimerisasi Toluen Diisosianat

Dengan Poliol Hasil Epoksidasi Minyak Kemiri

14.00-14.30 Amir Hamzah Siregar

PEMBUATAN TERMOPLASTIK ELASTOMER (TPE) DARI CAMPURAN POLYPROPILENA – KARET SINTETIK

ETILEN PROPILENA DIENA TERPOLIMER MENGGUNAKAN DIVINYL BENZENA SEBAGAI AGEN

PEGIKATSILANG

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL DARI BATANG KAYU

KELAPA SAWIT ( Elais guenensis Jaqs)

15.00-15.30 Erna Frida

PENGOLAHAN SERBUK BAN BEKAS DAN POLIPROPILENA SEBAGAI BAHAN TERMOPLASTIK

ELASTOMER (TPE) DENGAN KOMPATIBILIZER PPMA

15.30-16.00 Ishoma

16.00-16.30 Nurhaida Pasaribu

PENGGUNAAN KATALIS PALADIUM (II) KLORIDA DAN

KOKATALIS CuCl2 PADA

SINTESIS ALDEHIDA DARI PROPANOL-1 DAN BUTANOL-1

16.30-17.00 Saharman Gea

Sifat Mekanik dan Termal Bio-nanokomposit Pati yang Diperkuat oleh Partikulat

Sellulose Bakteri

17.00-17.30 Eddiyanto

The Functionalisation of Natural Rubber By Reactive Processing in The Presence of Various Peroxides: Structure and

(16)

RUANG IV/LIDA

WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR

13.00-13.30 Andriayani

EFEK VARIASI pH DALAM SINTESIS MATERIAL MESOPORI SILIKA YANG DITEMPLATE SURFAKTAN ANIONIK

ASAM RISINOLEAT

Helmina Sembiring, S.Si.,

M.Si. 13.30-14.00 Melissa Tjeng

PEMBUATAN PREMIUM COATING FAT MINIMAL TFA DARI RBDPKO MELALUI

REAKSI HIDROGENASI PARSIAL 14.00-14.30 Bahrin dan Muhammad

Taufik

OPTIMASI PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TONGKOL JAGUNG

14.30-15.00 LELYA HILDA

PERBANDINGAN PROSES INTERESTERIFIKASI ENZYMATIK

DENGAN BLENDING PADA RESTRUKTURISASI LEMAK KAKAO

(Cocoa Butter) DENGAN MINYAK KELAPA (Coconut oil)

15.00-15.30 Nurdin Bukit dkk

PENGOLAHAN POLIPROPILENA DENGAN BAHAN PENGISI NANO ZEOLIT ALAM TERHADAP SIFAT

MEKANIK DAN MORFOLOGI

15.30-16.00 Ishoma

16.00-16.30 Ida Duma Riris

PENGARUH PEMBERIAN ZAT ADITIF

Monosodium Glutamat (MSG)

TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

16.30-17.00 YUNIARTI YUSAK dan MAWADDAH

PEMANFAATAN LIMBAH PULP BUAH SEMANGKA (Citrullus vulgaris, Schard)

UNTUK PEMBUATAN NATA DE WATERMELON PULP DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI Acetobacter

(17)

RUANG V / RUANG LIDA

WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR

13.00-13.30

Ratni Dewi dan Fachraniah

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion

Krom dan Tembaga Dalam Air

Drs. Rudi Kartika, M.Si. 13.30-14.00 Kimberly Febrina Kodrat

STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR PADA UNIT INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TERPADU PT. KAWASAN

INDUSTRI MEDAN

14.00-14.30 Irvan dkk

KAJIAN AWAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS (PLTBg) SKALA

PILOT

DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS)

14.30-15.00 Ribu Surbakti dkk

ANALISIS BIOMOLEKULER DAN PATOGENESITAS GANODERMA ASAL TANAMAN PINANG (ARECA CATECHU)

PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINESIS)

15.00-15.30 Rudi Kartika dkk

ISOLASI, UJI FITOKIMIA, UJI TOKSISITAS DAN ANTIOKSIDAN DARI

SENYAWA AKTIF KAYU BAWANG (Scorodocarpus borneensis Becc )

15.30-16.00 Ishoma

16.00-16.30 Juliati Br. Tarigan Ekstraksi dan Karakterisasi Galaktomanan dari Kolang-kaling

16.30-17.00 Bambang Trisakti*, Novita Fara Fatimah**

dan Irvan*

PENGARUH PENGEMBALIAN LUMPUR (RECYCLE SLUDGE) TERHADAP FERMENTASI LIMBAH CAIR PABRIK

KELAPA SAWIT (LCPKS)

17.00-17.30 Karya Sinulingga, Nurdin Bukit, Esiya P. Sitiyo

PEMBUATAN KOMPON DENGAN FILLER KARBON GREEN COKE SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BAN

Medan, 21 Mei 2011

(18)

Makalah Kunci

(19)
(20)

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTAHANAN

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA, MIKROBA

ENDOFIT : LAWAN ATAU KAWAN ?

Partomuan Simanjuntak

Ahli Peneliti Utama, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jalan Raya Bogor KM 46 Cibinong 16911

Tilp. 021-8754587; E-mail : partomsimanjtk@yahoo.com

PENDAHULUAN

Obat tradisional berasal dari bahan alam, penampilannya tidak menarik, baik dari bentuk, rasa maupun cara pemakaiannya. Penggunaannya pun lebih banyak disebarkanluaskan dari mulut ke mulut, merupakan warisan turun temurun dan umumnya untuk mengatasi gejala penyakit sederhana (trivial) dan dapat sembuh sendiri (self-limiting). Akhir-akhir ini tampak adanya kecenderungan sementara pihak untuk memanfaatkan obat tradisional bagi penyembuhan penyakit yang membutuhkan diagnosis profesional. Tetapi, tErlepas dari hal tersebut di atas obat tradisional yang mempunyai reputasi etnoterafi baik memang pantas untuk dipertimbangkan sebagai alternatif obat modern terutama untuk gejala penyakit trivial dan self-limiting bagi masyarakat di daerah yang lebih jauh dari pelayanan kesehatan.

Dalam GBHN tahun 1988 pada “Arah dan Kebijaksanaan Pembangunan Kesehatan”, butir (f) tercantum “ Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih meluas dan merata sekaligus memelihara dan mengembangkan warisan budaya bangsa, perlu terus dilakukan penggalian, penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obat serta pengobatan tradisional. Disamping itu perlu terus mendorong langkah-langkah pengembangan budidaya tanaman obat-obatan tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian sistem pengobatan tradisonal yang telah berumur berabad-abad dan telah mengalami seleksi alamiah itu perlu diteliti untuk dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan. (Sastroamidjojo, 1962). Tugas ilmuwan disini dikaitkan dengan kewajiban moral dalam melestarikan dan mengamankan sebagain dari nilai-nilai budaya bangsa (Darman, 1960).

(30)

I. Studi Kimia Tumbuhan Obat Indonesia

1. Lasang, Myrica esculenta Buch. Ham ex. D.Don (Myricaceae)

Tumbuhan “Lasang” (nama daerah di Ruteng, P. Timor, Nusa Tenggara Timur) adalah salah satu dari kekuarga Myricaceae dan banyak digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan diuretik. Hasil isolasi dan pemurnian senyawa kimia dari ekstrak etilasetat memberikan 6 senyawa triterpenoid yaitu mirikanol (1; 0,53 %); mirikanon (2; 0,004 %); mirikolal (3; 0,001 %); mirikadiol (4; 0,001 %); dan asam betulat (5; 0,003 %). Sedangkan dari ekstrak air diperoleh senyawa mirikanol 5-O-β-D-glukopiranosida (6; 0,037 %). Hasil uji farmakologi keenam senyawa kimia tersebut diperoleh bahwa senyawa mirikanol (1) mempunyai aktivitas sebagai lymphocyte blastogenic transformation sebesar 10 βg/ml, dan mirikanol 5-O-β -D-glukopiranosida sebagai leucocyte migration inhibitor sebesar 100

βg/ml (Simanjuntak, dkk, 1992; Simanjuntak, 1995a).

2. Warrt, Pongamia pinnata (L.) Pierre (Papilionaceae)

Tumbuhan Pongamia pinnata, (Papilionaceae) di daerah Larantuka, P. Flores, Nusa Tenggara Timur disebut “Warrt” dan secara tradisional bagian kulit batang tumbuhan ini setelah direbus, diminum oleh para ibu yang baru melahirkan. Penelitian ekstrak etilasetat dari kulit batang Warrt memberikan senyawa pongapinon A (7; 0,038 %) dan pongapinon B (8; 0,01 %). Hanya senyawa kimia pongapinon A yang mempunyai aktivitas sebagai penghambatan pada produksi interleukin-1 “inhibitory activity upon interleukin-1 production” sebesar IC50 = 2,5 µg/ml (Kitagawa, et al., 1992).

3. Dekar, Caeasalpinia major Dandy ex Excell (Fabaceae)

Tumbuhan obat Dekar (nama daerah di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur) berdasarkan informasi yang peroleh digunakan sebagai tonikum, anticacing, pegal-pegal dan sakit punggung. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari ekstrak etilasetat mengandung senyawa kimia furano diterpen tipe kasan yaitu caesaldekarin a 9; 0,86 %), b (10; 0,05 %), c (11; 0,06 %), d (12; 0,01 %), e (13; 0,06 %) dan caesaldekarin f (14; 0,09 %), dan 1 senyawa fitoaleksin yang dinamakan sebagai 12-oksi-7-okso-sandara kopimaradiena (15; 0,09 %) Penamaan senyawa baru sebagai caesaldekarin ini adalah Caesal berasal dari nama genus tumbuhan caesalpinia, dekar dari nama lokal di Flores. Di antara senyawa ini caesalekarin a yang berpotensi sebagai penghambatan pada respon mitogen dari sel limpa tikus “inhibitory effect on mitogen response of spleen cell” sebesar IC50 = 10 µg/ml dan penghambatan

(31)

µg/ml (pada konsentrasi 80%) (Kitagawa, et al., 1994a; Kitagawa, et al., 1996; Simanjuntak, 1995b; Simanjuntak, 1996a; Simanjuntak, 2002a).

4. Gonggang, Bhetsa paniculata Arn. (Celastraceae)

Di Bengkulu, tumbuhan ini dikenal sebagai Gonggang yang secara tradisional digunakan untuk pencegahan muntah-muntah dan diare. Hasil penelitian studi kimia diperoleh bahwa ekstrak etilasetat bagian kulit batang Gonggang memberikan 3 senyawa triterpenoid glikosida baru yang dinamakan sebagai gonggangnosida A (16; 0,03 %), B (17; 0,036 %) dan C (18; 0,04 %) dan asam kuinovak (19, 0,045 %). Potensi kandungan kimia dari tumbuhan ini belum dilaporkan (Ohashi, et al., 1994).

5. Sungkei, Peronema canescens Jack (Verbenaceae)

Sungkei, Peronema canescens di Curup, Bengkulu digunakan secara tradisional sebagai obat anti malaria. Isolasi dan penentuan struktur kimia dari ekstrak etil asetat bagian daun tumbuhan Sungkei memberikan tujuh (7) senyawa baru diterpen tipe klerodan yaitu peronemin A2 (20; 0,005 %); A3 (21; 0,01 %); B1 (22; 0,01 %); B2 (23;

0,04 %); B3 (24; 0,03 %); C1 (25; 0,04 %); D1 (26; 0,003 %). Sedangkan

dari ekstrak air diperoleh 2 senyawa kimia yang bukan baru yaitu akteosida (27; 0,026 %) dan flavonoid glikosida (28; 0,012 %). Hasil uji farmakologi terhadap semua kandungan senyawa kimia tersebut yang diperoleh bahwa peronemin C1 mempunyai aktivitas sebagai antimalaria

sebesar IC50 = 13,1 µM (83%) dan peronemin A3 sebesar IC50 = 118 µM

(83%) (Kitagawa, et al., 1994b; Simanjuntak, 1996b).

6. Pegeu buang, Brucea javanica (L.) Merr. (Simaroubaceae)

Tumbuhan Brucea javanica di Bengkulu disebut sebagai Pegeu buang (Jawa Barat, Ki Pahit), secara tradisional digunakan untuk antimalaria. Hasil studi kimia yang telah dilakukan terhadap ekstrak aseton buah Pegeu buang diperoleh 3 senyawa triterpenoid baru yaitu bruceajavanin A (29; 0,006 %); dihidrobruceajavanin A (30; 0,003 %), dan bruceajavanin B (31; 0,0004 %), dan 1 senyawa alkaloid glikosida

β-karbolina yaitu bruceacanthinosida (32; 0,003 %). Hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa senyawa bruceajavanin A (29) mempunyai aktivitas sebagai antimalaria, IC50 = 1,1 µM; IC80 = 4,4 µM;

dihidrobruceajavanin A (30), IC50 = 2,5 µM; IC80 = 4,3 µM; dan

bruceacanthinosida (32), IC50 = 25 µM; IC80 = 43 µM. (Kitagawa, et al.,

1994c).

(32)

7. Upa-upa, Coscinum fenestratum (Gaertn) Colebr. (Menispermaceae)

Tumbuhan Coscinum fenestratum (nama lokal : upa-upa di Palangka Raya, Kalimantan Tengah) yang berdasarkan informasi digunakan untuk pengobatan penyakit kuning dan malaria. Hasil penelitian studi kimia terhadap bagian akar tumbuhan upa-upa ini adalah senyawa benzilisokuinolin, berbin (33, 0.05 %) yang mempunyai potensi sebagai anti malaria (Simanjuntak, 1998a).

8. Kayu ular, Strychnos lucida R.Br. (Loganiaceae)

Di daerah Sumbawa, Nusa Tenggara barat tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan Kayu ular yang secara tradisional digunakan untuk anti racun ular dan demam. Hasil isolasi dan elusidasi struktur kimia yang telah dilakukan, Kayu ular mengandung senyawaan alkaloid, kolobrin N-oksida (34; 0,001 %); striknin N-oksida (35; 0,003 %); brusin N-oksida (36; 0,001 %) dan brusin (37; 0,001 %) yang berpotensi sebagai obat anti malaria dan anti kanker. (Simanjuntak, 1998b); Rachmat, dkk. 2002).

9. Secang, Caesalpinia sappan L. (Caesalpinaceae)

Secang, Caesalpinia sappan adalah salah satu bahan dari jamu-jamuan yang banyak digunakan untuk analgesik, anti inflamasi. Hasil isolasi dari ekstrak etilasetat kulit batang secang memberikan senyawa baru turunan brazilin (38; 0,063 %) dan brazilin (39; 0,0045 %). Hasil uji toksisitas diperoleh bahwa senyawa turunan brazilin mempunyai daya toksik sebesar IC50 = 63,1 ppm (Simanjuntak, 2002b).

10. Benalu Teh, Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans. (Loranthaceae)

Benalu teh (scurrula spp) sangat populer untuk masyarakat Indonesia yang secara komersial banyak dijual dan diyakini dapat mengobati penyakit kanker. Studi kimia dan farmakologi terhadap benalu teh (Scurrula atropurpurea) dan daun teh (Thea sinensis) yang dikoleksi dari Gunung Mas, Puncak telah dilakukan. Hasil isolasi dan penentuan struktur kimia dari ekstrak etil asetat pada seluruh bagian benalu teh memberikan beberapa senyawa asam-asam lemak seperti asam (z)-9-oktadekanoat (40; 0,02 %); asam (z,z)-oktadeka-9,12- dienoat (41; 0,004 %); asam (z,z,z)-oktadeka-9,12,15-trienoat (42; 0,006 %); asam oktadeka 8,10-diynoat (43; 0,04%), asam (z)-oktadeka-12-en-8,10-diynoat (44; 0,07 %); asam oktadeka 8,10,12-triynoat (45;

0,017%). Dua senyawa santin yaitu teobromin (46; 0,0006 %); kafein (47; 0,01 %); dua senyawa flavonol glikosida, kuersetin (48; 0,02 %); rutin (49; 0,0005 %); satu senyawa monoterpen glukosida, icarisida B2

(33)

dan empat senyawa flavan, (+)-katekin (52; 0,01 %); (-)-epikatekin (53; 0,0001 %); (-)-epikatekin-3-O-galat (54; 0,0016 %), (-)-epigallokatekin-3-O-galat (55; 0,636 %); (+)-gallokatekin (56; 0,0004 %) dan (-)-epigallokatekin (57; 0,0017 %). Hasil uji farmakologi terhadap sel kanker untuk semua senyawa hasil isolasi dari benalu teh dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan senyawa asam lemak yang berikatan rangkap 3 juga berperan di dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Perbandingan kandungan senyawa kimia dan hasil uji farmakologi tanaman teh (Thea sinensis) dan benalu teh (Scurrula atropurpurea) dapat dilihat pada Tabel 2 (Ohashi, et al., 2003; Winarno, et al., 2003a; Winarno, et al., 2003b; Simanjuntak, et al., 2004a).

11. Mahkota dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. (Thymelaceae)

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) yang pada awalnya dijauhi karena dianggap sebagai tanaman beracun, kini semakin banyak dicari orang baik dalam bentuk mentah maupun hasil olahannya. Wahyoedi melaporkan bahwa Mahkota dewa dengan kadar yang tepat berhasil mengatasi beberapa penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, lever dan stroke (Wahyoedi, 2003). Hasil studi kimia dan farmakologi terhadap buah tumbuhan ini diperoleh bahwa ekstrak n-heksan mengandung asam-asam lemak seperti asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat; ekstrak etilasetat mengandung senyawa steroid seperti β-sitoterol; stigmasterol dan sikloargentenol (58; 0,001 %) Sedangkan dari ekstrak n-butanol diperoleh benzofenon (59; 0,001 %), dan dari ekstrak air adalah benofenon glikosida (60; 0,05 %) dan beberapa senyawa karbohidrat. Hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa senyawa benzofenon mempunyai toksik yang paling tinggi sebesar 0,37 ppm (Tambunan & Simanjuntak, 2006; Soeksmanto, dkk.,2007; Simanjuntak, 2008);.

II. Senyawa Bioaktif dari Tumbuhan, Suatu Dilema Supply ?

(34)

yang tidak berarti menjadi sumber alami dan komoditas yang berharga, hal ini tidak dapat mengubah dilema yang ada.

Strategi yang telah dilakukan untuk pemecahannya

Beberapa peneliti telah bekerja keras untuk mengurangi beban masalah suplai ini dengan menggunakan bermacam-macam strategi. Sintesis total dari prekursor sederhana telah banyak dipublikasikan. Walaupun usaha membentuk senyawa sintetik ini adalah sebuah mahakarya dalam bidang kimia farmasi, tetapi hasil ini belum dapat menjawab masalah pengadaan (suplai). Metode kultur jaringan yang sering dilaporkan dalam seminar maupun dalam publikasi juga memberikan harapan, tetapi lahan yang luas dan biaya yang cukup mahal masih diperlukan.

Sumber Senyawa Bioaktif dari Mikroba ?

Tujuan untuk mengurangi beban dilema suplai difokuskan pada penemuan sumber biologi baru, yaitu mikroba endofit yang membangun koloni dalam suatu tumbuhan. Dalam usaha untuk menyeimbangkan pengeluaran waktu yang sangat berharga dalam pencarian ini, maka capaian penelitian ini telah diperluas. Ekstrak tidak hanya diuji mengenai bukti adanya senyawa yang sesuai dengan tanaman inangnya, tetapi juga untuk senyawa bioaktif baru.

Jamur telah menyediakan sejumlah antibiotika penting, termasuk penisilin dan spalosporin. Jamur endofit khususnya yang diisolasi dari conifer, adalah sumber senyawa yang belum terjajagi potensi farmasinya. Jamur yang berasosiasi dengan tumbuhan obat mungkin akan menjadi sumber senyawa bioaktif baru yang akan menjadi permulaan yang sangat berarti.

Manfaat Penggunaan Mikroba Endofit Sebagai Sumber Zat Bioaktif

Dari sudut pandang praktis, fermentasi mikroba dalam proses produksi senyawa bioaktif mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

1. Industri senyawa bioaktif seperti taksol membutuhkan suatu produktivitas yang bersifat dapat menghasilkan ulang dan saling bergantung. Bila mikroba dijadikan sumber senyawa kimia aktif, mikroba dapat ditumbuhkan dalam tangki fermentor sesuai kebutuhan dan dapat menghasilkan suplai taksol yang jelas dan tidak pernah berhenti

(35)

3. Penaikan produktivitas relatif lebih mudah dilakukan pada mikroba. Pada kasus penisilin, perubahan kondisi kultur dan manipulasi genetika dalam produksi galus Penicilium telah meningkatkan hasil produksi obat dari hanya beberapa mikrogram menjadi ribuan mikrogram per mL.

4. Senyawa bioaktif yang berbeda dapat dihasilkan dengan mengubah kondisi kultur. Sehingga adanya perubahan terarah pada kondisi kultur dapat dijelajahi seluas-luasnya dengan cara mengeksplotasi metoda atau mengubah bermacam-macam jalur biosintesis (pathway) yang mana akan mengubah senyawa turunan yang lebih efektif. (Stierle, 1995)

III. Studi Mikroba Endofit Indonesia

Beberapa mikroba endofit hasil isolasi dari tumbuhan obat Indonesia, telah kai pelajari tentang bioproduksi maupun biotransformasi oleh mikroba tersebut. Diantaranya adalah :

1. Pohon Kina (Cinchona spp.)

Studi kimia bioproduksi dan biotransformasi dengan menggunakan mikroba endofit telah dimulai dari tahun 1998, dimana isolasi mikroba endofit dari pohon Kina, Cinchona spp. (Cinchona pubescens Vahl, C. ledgeriana Moens, C. caloptera, C. calisaya L. dan C. succirubra Pavon Et Klot) yang dikoleksi dari Gn. Mas, Puncak Jawa Barat menghasilkan 36 kapang; 18 khamir dan 17 bakteria. Di antara 71 mikroba endofit tersebut, setelah difermentasi dengan media sintetik menunjukkan hasil yang positif untuk menghasilkan senyawa alkaloid kuinin (61). (Simanjuntak, et al., 1999, 2002c, 2002d, 2002e, 2004b; Prana, et al., 2003; Maehara et al., 2010).

Mikroba endofit, Sporodobolus salmonicolor adalah mikroba endofit hasil isolasi dari C. pubescens yang dikultivasi dalam media Dualaney dan dengan penambahan kuinin selama 24 jam menghasilkan senyawa biotransformasi yaitu kuinin N-oksida (62) (Tisnadjaja et al., 2003; Mumpuni et al., 2004). Hasil biotransformasi senyawa kuinin, kuinidin, sinkonin dan sinkonidin oleh endofit lain Xylaria sp. dalam media yang sederhana Potato Dextrose Broth menghasilkan senyawa kuinin N-oksida (62). Kuinidin N-oksida (63), sinkonin N-oksida (64) dan sinkonidin N-oksida (65). (Shibuya, et al., 2003)

2. Artemisia annua L. (Compsitae)

(36)

China telah digunakan untuk anti malaria. (De Luo, 1987) Hasil uji aktiivitas secara in vitro maupun in vivo membuktikan bahwa artemisinin mampu bereaksi cepat dengan daya bunuh tinggi dalam memerangi P. falcifarum baik yang peka maupun resisten terhadap klorokuinin (Tan, et al, 1998).

Studi kimia mikroba endofit dari tanaman Artemisia annua yang dikoleksi dari daerah Tawangmanggu, Jawa Tengah menghasilkan 10 bakteri dan 7 kapang. Hasil isolasi dan fermentasi salah satu mikroba endofit, AT12 memberikan senyawa artemisinin (66) (Parwati, et al., 2003; Simanjuntak, et al., 2004c; Melliawaty, et al., 2004).

3. Kunyit-kunyitan, Curcuma spp)

Isolasi mikroba endofit dari tanaman kunyit-kunyitan (Curcuma spp) juga telah dilakukan. Hasil isolasi dari beberapa jenis Curcuma seperti C. longa (dari beberapa daerah seperti Cibinong, Bogor, Parung, Tawamanggu, Jogjakarta, Banyumas, Cilacap dan Anyer); C. aeruginosa, C. xanthorriza, Z. zedoary dan C. mangga. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa salah satu kapang dari C. longa (Jogjakarta) dapat membiotransformasikan senyawa kurkumin (67) dalam media PDB menjadi derivatnya tetrahidrokurkumin (THK) (68) (Srikandace et al., 2007: Prana, et al., 2009; Simanjuntak, et al, 2010). Bioaktivitas antioksidan, antidiabetes bahkan antikanker dan lain-lain untuk senyawa 68 ini menunjukkan lebih aktif dibadingkan terhadap senyawa kurkumin.

DAFTAR PUSTAKA

Anand, P., S.G. Thomas. A.B. Kurrumakkara, et al., 2008. Biological Activities of Curcumin and Its Analogues (Congeners) Made by Man and Mother Nature, Biochem. Pharmacol. 76 : 1590 - 1611 Kitagawa, I., R. Zhang, K. Hori, K. Tsuchiya, and H. Shibuya. 1992.

Indonesian Medicinal Plants. II. Chemical Structures of Pongapinones A and B, Two New Phenylpropanoids From The Bark of Pongapina pinnata (Papilionaceae), Chem. Pharm. Bull.,

40 (8) : 2041 – 43

Kitagawa, I., P. Simanjuntak, T. Watano, H. Shibuya, S. Fujii, Y. Yamagata, and M. Kobayashi. 1994a. Indonesian Medicinal Plants IX. Chemical Structures of Caesaldekarin a dan b, Two New Cassane-Type Furanoditerpenes from the Roots of Caesalpinia major (Fabaceae). Chem. Pharm. Bull., 42 (9) : 1798 – 1802

(37)

A3, B1, B2, B3, C1 and D1 from the Leaves of Peronema canescens

(Verbenaceae), Chem. Pharm. Bull. 42 (5) : 1050-55

Kitagawa, I., T. Mahmud, P. Simanjuntak, K. Hori, T. Uji, and H. Shibuya. 1994c. Indonesian Medicinal Plants VIII. Chemical Structures of Three New Triterpenoids, Bruceajavanin A, Dihydrobruceajavanin A and Bruceajavanin B, and a New Alkaloidal Glycoside Bruceacanthinoside From the Stems of Brucea javanica (Simaroubaceae), Chem. Pharm. Bull. 42 (7) : 1416 – 21

Kitagawa, I., P. Simanjuntak, T. Mahmud, M. Kobayashi, S. Fujii, T. Uji, and H. Shibuya. 1996. Indonesian Medicinal Plants XIII. Chemical Structures of Caesaldekarin c, d and e. Three Additional Cassane-Type Furanoditerpenes from the Roots of Caesalpinia major (Fabaceae). Several Interesting Reaction Products of Caesaldekarin a, Provided by N-bromosuccinamide Treatment, Chem. Pharm. Bull. 44 (6) : 1157 – 67

Maehara, S., P. Simanjuntak, K. Ohashi, and H. Shibuya. 2010. Composition of Endophytic Fungi Living in Cinchona ledgeriana (Rubiaceae). J. Nat. med. 64 (2) : 227 – 230

Melliawaty, R., D.M. Oktovina, T. Parwati, P. Simanjuntak. 2004. Produksi Senyawa Aktif Antimalaria Artemisinin Hasil Fermentasi Bacillus polymixa AT12, J. Biosains dan Bioteknologi Indonesia, 3 (1) : 24 – 7

Mumpuni, E., A. Hanif, dan P. Simanjuntak. 2004. Produksi Asam Lemak Oleat Oleh Mikroba Endofit Sporodiobolus salmonicolor dari Tumbuhan Kina, Cinchona pubescens Vahl., J. Penelitian Kimia Alchemy 3 (2) : 16 – 21

Ohashi, K., H. Kojima, T. Tanikawa, Y. Okumura, K. Kawazoe, N. Tatara, H. Shibuya and I. Kitagawa. 1994., Indonesian Medicinal Plants IX. Chemical Structures of Gongganosides A, B, and C, Three New Quinovic Acid Glycosides from the Bark of Bhetsa paniculata (Celastraceae), Chem. Pharm. Bull., 42 (8) : 1596 – 600

Ohashi, K., H. Winarno, M. Mukai, M. Inoue, M.S. Prana, P. Simanjuntak, and H. Shibuya. 2003. Indonesian medicinal plants XXV. Cancer Cell Inversion Inhibitory Effects of Chemical Constituents in the Parasitic Plant Scurrula atropurpurea (Loranthaceae), Chem. Pharm. Bull. 51 (3) : 343 – 5

Parwati, T., Bustanussalam dan P. Simanjuntak. 2003. Studi Pendahuluan Mikroba Endofitik Penghasil Senyawa Terpen dari Tanaman Artemisia annua , Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,

(38)

Prana, T.K., Arie Azari, dan P. Simanjuntak, 2003. Studi Mikroba Endofit Tanaman Cinchona spp. (3) : Optimisasi Produksi Kuinin Oleh Khamir Endofit Sporodiobolus salmonicolor Dengan Variasi Sumber Nitrogen, Natural Jurnal, 8 (1) : 26-30

Prana, T.K., M.R. Hendriyanto, E. Sumitro, D. Wulandari, J. Srikandace, and P. Simanjuntak. 2009. Biotransformation of Curcumin By An Endophytic Fungus Isolated From Curcuma longa L. Proceedings International Conference on Science and Technology in Biomass Production, Banduing, Indonesia 2009 : 68 - 71

Rachmat, J., T. K. Prana dan P. Simanjuntak, 2002. Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Alkaloida dari Strychnos ligustrida Bl. (Loganiaceae), Jurnal Farmasi Pancasila, 1 (1) : 35 – 42 Shibuya, H., C.Kitamura, S.Maehara, M.Nagahata, H.Winarno, P.

Simanjuntak, H.S.Kim, Y.Wataya, and K. Ohashi. 2003. Transformation of Cinchona Alkaloids into 1-N-oxide Derivatives by Endophytic Xylaria sp. isolated from Cinchona pubescens, Chem. Pharm. Bull. 51 (1) : 71-4

Simanjuntak, P., H. Shibuya dan I. Kitagawa, 1992. Studi Kimia Tanaman Obat Tradisional Indonesia : Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Kimia dari Tanaman “Lasang”, Myrica esculenta (Myricaceae), Prosiding Temu Ilmiah I, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang, Kyoto, 1992 : 298 – 306

Simanjuntak, P. 1995a. Senyawaan Triterpenoid Dari Tumbuhan Obat Tradisional Indonesia “Lasang”, Myrica esculenta (Myricaceae), Prosiding Simposium Nasional I, Tumbuhan Obat dan Aromatik, Bogor 10 - 12 Oktober 1995 : 1 – 12

Simanjuntak, P. 1995b. Senyawa Furanoditerpenoid dari “Dekar”, Caesalpinia major (Fabaceae), Prosiding Simposium Chemistry of Natural Products of Indonesian Plants, UI-UNESCO, Depok 15-16 Des. 1994 : 200 – 7

Simanjuntak, P., 1996a. Aplikasi Proyeksi Oktan Dalam Menentukan Konformasi Struktur Senyawa Furanoditerpen Caesaldekarin a dan b. Warta AKAB, no. 7 : 47 – 53

Simanjuntak, P. 1996b. Studi Kimia Senyawa Glikosida Tumbuhan Sungkei, Peronema canescens (Verbenaceae), Jurnal Kimia Terapan Indonesia 6 (1-2) : 8 – 12

(39)

Simanjuntak, P., Titik K. Prana, 1998b. Studi Kimia Tumbuhan Obat Tradisional Indonesia (I) : Elusidasi Struktur Kimia Tumbuhan “Songa”, Strychnos ligustrida Bl. (Loganiaceae), Jurnal Kimia Terapan Indonesia 8 (1 – 2) : 8 – 11

Simanjuntak, P., T. Parwati, N.K. Sufiantini, J. Rachmat, and N.R. Prayitno, 1999. Investigation of Bioactive Compounds from Microbial Resources in Indonesia : Bioactive Metabolites from Endophytic Microbes of “Kina”, Cinchona spp. JSPS-NRCT/DOST/LIPI/VCC Joint Seminar : Biotechnology for Sustainable Utilization of Biological Resources in the Tropics, Penang, Malaysia, Nov. 22-24 1999 : 161 – 4

Simanjuntak, P. 2002a. Senyawa Fitoaleksin Dari Tumbuhan Obat Indonesia “Dekar”, Caesalpinia major (FABACEAE), Jurnal Bahan Alam Indonesia, 1 (2) : 58-62

Simanjuntak. P. 2002b. Dua Senyawa Aromatik Turunan Brazilin Dari Kulit Kayu Caesalpinia sappan (Caesalpinaceae), Bull. Soc. Nat. Prod. Chem. (Indonesia), 2 : 51 – 5

Simanjuntak, P., Titi Parwati dan Titik K.Prana, 2002c. Studi Mikroba Endofit Cinchona spp.(4) : Produksi Senyawa Kimia Kuinin Oleh Khamir Endofit Dengan Berbagai Konsentrasi Maltosa, Jurnal Biosains dan Bioteknologi Indonesia, 2 (1), 2002 : 23-6

Simanjuntak, P., Titi Parwati, Titik K. Prana, Bustanussalam, Sumedi Wibowo, dan Hirotaka Shibuya, 2002d. Isolasi dan Kultivasi Mikrob Endofit Penghasil Senyawa Alkaloid Kinkona dari Cinchona spp., J. Mikrobiologi Indonesia, 7 (2) : 27 – 30

Simanjuntak, P., T. K. Prana, T. Parwati, Bustanussalam, K.Ohashi and Hirotaka. 2002e. Biochemical Character of Endophyte Microbes Isolated from Cinchona Plants. Proceeding of joint seminar of JSPS-NRCT/DOST/LIPI/VCC, Bangkok, Thailand, Nov. 7-9. 2001 : 356 - 9

Simanjuntak, P., T. Parwati, L.E. Lenny, S. Tamat, dan R. Muwarni. 2004a. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Benalu Teh, Scurrula oortiana (Loranthaceae), J. Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2 (1) : 6 - 9

Simanjuntak, P., T. Parwati dan I. Farida, 2004b. Biotransformation of Cinchona Alkaloid by Endophyte Microbe Sprosodiobolus salmonicolor Isolated from Cinchona pubescens Vahl. Proceeding in Joint Seminar JSPS-NRCT/DOST/ LIPI/VCC in Bali, Dec. 3-4, 2004, Indonesia : 411-3

(40)

dari Hasil Kultivasi Mikroba Endofit dari Tanaman Artemisia annua, Majalah Farmasi Indonesia 15 (2), 2004 : 68 – 74

Simanjuntak, P., 2008. Identifikasi Senyawa Kimia Dalam Buah Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa, (Thymelaceae), Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 6 (1) : 23 – 8

Simanjuntak, P., T.K. Prana, D. Wulandari, A. Darmawan, E. Sumitro and M.R. Hendriyanto, 2010. Chemical Studies on a Curcumin Analogue Producer by Endophytic Fungal Transformation. Asian Journal of Applied Sciences 3 (1) : 60 - 6

Soeksmanto, A., Y. Hapsari dan P. Simanjuntak. 2007. Kandungan Antioksidan Pada Beberapa Bagian Tanaman Mahkota dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. (Thymelaceae). Biodiversitas, 8 (2) : 92-5

Tambunan, R.M., dan P. Simanjuntak. 2006. Penentuan Struktur Kimia Antioksidan Benzofenon Glikosida dari Ekstrak n-butanol Buah Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl., Majalah Farmasi Indonesia, 17 (4) : 184 –

Tan, R.X. W.F. Zheng and H.Q. Tang. 1998. Biological Active Substances from The Genus Artemisia, Planta Madica 64 : 295 - 302

Tisnadjaja, D., Haerunnisa, dan P. Simanjuntak. 2003. Production of Antimalaria (quinine) by Using Endophytic Yeast Sporodiobolus salmonicolor F11. Prosiding Seminar Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (Permi), vol.2 Bidang Kesehatan, Industri, Lingkungan, Bandung 28-29 Agustus 2003 : 445-8

Winarno, H., K. Ohashi, M. Mukai, P. Simanjuntak, dan H. Shibuya. 2003a. Uji Bioaktivitas Terhadap Invasi Sel Kanker dari Beberapa Senyawa Flavonoid, Santin, terpen, dan Lignan yang diisolasi dari benalu teh, Scurrula atropurpurea (Loranthaceae), Prosiding Seminar dan Pameran Nasional, Tumbuhan Obat Indonesia XXIV, Bogor 19-20 September 2003 : 141 – 50

Winarno, H., K. Ohashi, M. Mukai, P. Simanjuntak, and H. Shibuya. 2003b. Inhibitory Effect of Tea (Thea sinensis) Constituents on Cancer Cells Invasion, Proceedings of International Symposium on Biomedicines, Tumbuhan Obat Indonesia XXIV, Bogor 19-20 September 2003 : 221 – 9

(41)

PERAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

DAYA SAING INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DI SUMATERA UTARA

Harlem Marpaung Ketua Himpunan Kimia Sumatera Utara

ABSTRAK

Untuk meningkatkan industri kelapa sawit dapat bersaing secara global, peranan kimia diperlukan untuk menaikan nilai tambah dengan mengembangkan industri hilir. Dalam makalah ini dibahas ulang perkembangan bahan kimia yang berasal dari minyak (oleokimia).

PENDAHULUAN

Kenaikan produksi industri hasil perkebunan kelapa sawit di Indonesia termasuk Sumatera Utara diikuti oleh kenaikan hasil produksi negara lain seperti Malaysia, Kolombia, Guatemala dan lain- lain. Hal ini merupakan suatu tantangan bagaimana up[aya untuk mempertahankan hasil produksi ddapat besaing secara global terutama dalam menbghadapi pemmenuhan peraturan yang ada dalam dsetiap Negara terutamnya masyarakat eroph dengan maksud melindungi kesehatan konsumen melalui standar mutu dan mempertahankan kontribusi industri kelapa sawit tetap memjadi pendukung ekonomi Indonesia. Oleh Karen itu industri kelapa sawit harus dikelola dengan teknologi yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan kesehatan konsumen

Disanping itu perlu dilakukan penelitian dan perkembangan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit supaya jangan bergantung pada minyak mentah kelapa sawit (CPO) adan minyak inti kelapa sawit. Dalam kaitan ini peran kimia diperlukan untuk memproduksi turunan minyak kelapa sawit (oleokimia)

Dalam Makalah ini peran kimia dalam mengembangkan industri hilir perkebunan kelapa sawit secara singkat dengan maksud untuk melihat peluang dan tantangan peran / penelitian kimia dalam industri hilir perkebunan kelapa sawit dengan meninjau ulang perkembangan masalah ini

INDUSTRI KELAPA SAWIT

(42)

untuk berbagai industri olekimia dimana 90% adalah untuk pembuatan surfaktan.

i. Pemanfaatan Biomassa : Perkebunan kelapa sawit menghasilkan 55 ton / hektar / thn total bahan kering. Minyak dan inti sawit sebanyak 5,5 ton sehingga ada 49,5 ton bio massa untuk dimanfaatkan

Pemanfaatan biomassa merupakan sutau tantangan dan peluang bagi kimia dengan memanfaatkan biomassa melalui reaksi - reaksi sintesa polimeroisasi untuk menghasilkan berbagai produk material yang bernilai seperti medium density fiber board (MDF), composite board, pulp dan kertas, thermoplastik, komposit thermoset, karbon aktif dan energi terbarukan.

Ekstraksi pelarut selulosa dan lignin dari biomassa minyak sawit telah dikembangkan (3) selulosa yang tidak mengandung belerang sangat cocok untuk makanan dan industri farmasi sedangkan lignmini sanat baik untuk zat perekat kayu. Pemakaian serat minyak sawit adalah sebagai pengisi (filler) komposit termoplastik yang telah digunakan oleh Proton mobil buatan Malaysia

I. Oleokimia

Bahan kimia yang diperoleh dari minyak dan lemak disebut oleokimia. Oleokimia sangat bermanfaat untuk diproses lebih lanjut melalui reaksi dan proses kimia menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Bahan-bahan yang dihasilkan adalah berbagai produk, antara lain poliuretan (PU), yang digunakan untuk insulator dalam lemari pendingin dan material konstruksi seperti pengganti asbes dan kayu pelapis dinding. Karena semakin berkurangnya minyak bumi, pemanfaatan oleokimia untuk maksud ini sangat menjanjikan dimana pada tahun 2000 diperlukan 8,65 juta ton PU di seluruh dunia(3). Di Indonesia pengembangan industri hilir minyak sawit adalah berdasarkan metal ester seperti pada gambar 1. (4).

I.1. Surfaktan

Pengembangan oleokimia tidak hanya seksistensi teknologi yang sudah ada, tetapi harus dikembangkan dari pemikiran lingkungan, keselamatan dan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan industri hilir (oleokimia haruslah spesifik untuk minyak kelapa sawit dengan menggunakan karakteristiknya). Dibawah ini dibahas surfaktan yang baru, murah dan ramah lingkungan.

I.2. Metil Ester Sulfonat ( MES ) (2)

MES dibuat dengan mereaksikan metal ester asam lemak dengan gas sulfur trioksida (SO3) sehingga posisi α- metal ester

(43)

Sejak 1960, MES telah diketahui dan diproduksi. Tetapi tidak sukses karena teknologi sulfonasinya sangat sulit dibandingkan dengan surfaktan lainnya. Masalah pembuatan MES adalah warnanya jelek ( coklat kuning) dengan hasil samping yang tidak diinginkan, antara lain sebagai garam disodium. Uatu proses baru telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 2 adala diagram pembuatan MES yang lama,dimana untuk langkah sulfonasi, metal ester asam lemak dialirkan kedalam dinding reaktor dan dihubungkan dengan gas sulfonasi. Ketika tersulfonasi, metil ester asam lemak menjadi berwarna dan diperlukan perlakuan pemutihan ( bleaching ). Bahan pemutih yang dipakai adalah Hidrogen peroksida dengan methanol. Kemudian asam tersulfonasi dinetralkan dengan larutan alkali encer untuk menghasilkan MES yang netral. Adanya methanol akan mencegah pembentukan garam disodium.

Proses sulfonasi yang baru yang lebih sederhana telah dikembangkan seperti pada gambar 3. Langkah sulfonasi dibuat dengan memasukkan metil ester asam lemak dan zat penghilang warna ke dalam suatu reactor lalu sulfonasi dilakukan dengan memasukkan gas melalui pipa. Kemudian diikuti dengan langkah aging. Karena adanya zat penghilang warna, maka asam tersulfonasi yang dihasilkan berwarna lebih lemah daripada warna yang dihasilkan dengan cara lama. Langkah esterifikasi dilakukan dengan methanol yang dimasukkan dengan pipa, kemudian asam tersulfonasi dinetralkan dengan larutan alkali yang encer untuk menghasilkan MES netral lalu kemudian diputihkan/ dikelantang ( bleaching). MES mempunyai karakter yang menarik untuk detergen karena ramah lingkungan daripada surfaktan yang lain ; Pemakaian MES untuk deterjen anionic akan berkembang luas pada abad 21 ini.

II. Metil Ester Etoksilat ( MEE)

Sama dengan surfaktan anionic, non-ionik, surfaktan banyak dipakai untuk deterjen cair dan deterjen bubuk maupun kosmetik. Conroh surfaktan anionic adalah alcohol etoksilat (AE) yang dibuat dari mengetoksilasi alcohol lemak yang diperoleh dari hidrogenasi ester asam lemak. Cara baru pembuatan etoksilasi asam lemak telah dikembangkan (5). Etoksilasi dilakukan dengan suatu katalis baru yaitu MgO dan ion Aluminium yang berperan dengan efek bifungsional bergantung kepada bagian asam dan bagian basa dari permukaan katalis itu (Gambar 4).

III. Proses Recovery Karoten Dari Tokoferol

(44)

Ekstraksi secara komersil telah dikembangkan dengan menggunakan kesetimbangan Metil Ester, methanol dan air (6).

Bila air mengandung larutan methanol dicampur dengan metil ester CPO, campuran menjadi terpisah dua lapisan. Lapisan atas berwarna pucat dan lapisan bawah berwarna ,\merah gelap yang berisi karoten. Proses ekstraksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini ( Gambar 5). Mula- mula CPO diubah menjadi metil ester pada temperature rendah agar karoten tidak terurai. Campuran ini dipisahkan menjadi karoten yang pekat dan ester tak berwana. Karoten yang diperoleh dimasukkan dengan kromatografi adsorpsi. CPO juga mengandung 635-1000ppm tokoferol(9). Tokoferol CPO ini terkonsentrasi dalam residu destilasi ketika proses pembuatan metil ester yang merupakan cara murah untuk memperoleh tokotrienol dibandingkan dari minyak bebas (9).

Penelitian yang baru menunjukkan bawha karoten dari minyak sawit (CPO) memiliki aktivitas anti-kanker yang jauh lebih efektif daripada yang dibuat secara sintesis dan berguna untuk mencegah kanker kulit, hati, dan paru-paru.(8).

IV. Minyak Sawit Merah (Red Palm Oil)

Minyak dari CPO yang diperoleh dengan proses lembut (mild) sehingga sebagian besar karoten alami tertahan(11). Produk ini kaya akan pro-vitamin A (400-500ppm) dan vitamin E ( 500-600 ppm). Warna merah disebabkan oleh karoten. Minyak ini dapat digunakan sebagai sumber warna alami dan provitamin A, bahan tambahan makanan, misalnya mie, keju, dll.

V. Biodiesel

Biodiesel adalah sejenis diesel yang diperoleh dari lemak dan minyak tumbuhan atau binatang yang juga disebut metil ester asam lemak(10). Sifat fisika dan pembakaran biodiesel hampir sama dengan bahan baker petrokimia ringan, dan dapat langsung dipakai oleh mesin diesel . Biodiesel mempunyai keuntungan tidak mudah terbakar, sehingga lebih mudah disimpan dan digunakan, lagipula merupakan bahan kimia yang hijau yaitu dapat diperbaharui dan terbiodegradasi, mengurangi emisi SO2, CO, dan debu. CPO dapat dibuat biodiesel

dengan cara transesterifikasi dengan methanol, dengan adanya katalis pada kondisi tertentu(12). Pembuatan biodiesel secara enzimatik juga telah dilakukan, untuk beberapa jeis minyak yang mempunyai keuntungan yaitu air cucian yang tidak mengandung sabun yang dihasilkan sebagai hasil samping.

(45)

reaksi efektif untuk menghasilkan biodiesel dari minyak tumbuh-tumbuhan atau limbah minyak.

VI. Modifikasi Minyak

Minyak kelapa sawit yang banyak mengandung asam lemak jenuh (misalnya asam palmitat) merangsang/menginduksi pengumpulan kolesterol dalam darah dan terbukti dari hasil percobaannya terhadap hewan. Oleh karena itu perhatian untuk menurunkan kandungan asam lemak jenuh dalam minyak kelapa sawit telah memacu produsen industri minyak kelapa sawit untuk menurunkan kandungan lemak jenuh ini melalui berbagai penelitian kima untuk memodifikasi komposisi asam lemak dengan mengubah posisi asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh dalam rantai asam lemak pada minyak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Proceeding of Chemistry and Technology Conference. “Enhancing Oil Palm Industry Development through Environmental Friendly Technology”. Bali, 8-12 Juli 2002.

2. Itsuo Hanna and Kazuo Ohbu, “New Technology and Development on te use of Palm Oil in Oleochemical Industry”. Proceeding of Chemistry and Technology Conference. Bali, 8-12 Juli 2002. Halaman 46-59.

3. Yusof Basiron, Mohd Basri Wahid, and Chan Kook Weng, “Advances in Research and Development for the Oil Palm Industry in Malaysia”. Proceedinf of Chemistry and Technology Conference. Bali, 8-12 Juli 2002. Halaman 14-22.

4. R.H.Trisnamurti, Wuryaningsih SR, A.Sulaswatty. “Research on Down Stream Processing of Palm Oil and its Oleomaterials”. Proceeding of Chemistry and Technology Conference. Bali,8-12 Juli 2002. Halaman 137-148.

5. M. Nakamura and K.Oba. J. Japan Oil Chemical Society, 46(1997), p.957.

6. R.Iwasaki and M.Murakoshi. INFORM, 3(1992), p.210. 7. I. Hanna et.al. Surfactants and Detergents,1(1998), p.93.

8. H.Murakoshi and H.Nishino. Abstracts of 12th International Carotenoid Symposium.(Cairns,1999) 5A-3.

9. T. Yamagawa. J.Oleochemical Society ,50(2001), p.28.

10. R.O.Dunn and G.Knothe. J.Oleochemical Society,50(2001), p.415. 11. Y.Basiron. J.Oleochemical Society,50 (2001), p.295.

(46)

ECO-BIOPOLYMERS COMPOSITES AND NANOCOMPOSITES

Basuki Wirjosentono and Saharman Gea

Department of Chemistry, University of Sumatra Utara, Medan 20155, Indonesia

ABSTRAK

In recent years, biopolymers and nanocomposites have been developed in response to public demands and environmental concerns. As a result of this, the development of bio-based composites and environmentally friendly materials known as green composites has gained a great deal of attention. The interest in polymers from renewable resources such as starch, cellulose, protein and other natural fibres is an important step towards the development of biodegradable materials because of their structure, properties, and low cost. Due to its abundant availability, its renewability, hydrophilic nature and good mechanical properties, cellulose has become the main natural fibre used as a reinforcing agent incorporated with other materials in the preparation of biocomposites, as wel as for food and medicinal additives.

Research into bacterial cellulose (BC), synthesised by micro-organisms, has received a great deal of attention in recent decades. Some bacteria such as Acetobacter xylinum are able to synthesis nanofibrils of cellulose (BC) through the polymerisation of glucose molecules converted into ß-1,4-glucan chains in the interior of BC. In static culture conditions, these bacteria produce a thick gel or pellicle which has unique properties such as high purity, high crystallinity, remarkable mechanical properties and an ability to form homogenous membrane sheets under certain synthesis condition. As this nano-size material possesses excellent biocompatibility and an ultrafine reticulated structure, BC has found a multitude of applications in the paper, textile, and food industries, and as a biomaterial in cosmetics and medicine. Various efforts have been made to maximise the benefits of nanocomposites based on BC, either by combining the synthesized pellicles with other materials or by modifying the cellulose biosynthesis.

Recently, Department of Chemistry University of Sumatra Utara in collaboration with Department of Materials Queen Mary University of London has carried out various researches in the area of Bacterial Cellulose-based Biopolymers and Green Nanocomposites. For use as engineering materials, the BC has been used as nano-reinforcements mostly to improve biodegradability, compatibility and mechanical properties of green nanocomposites.

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

Makalah Utama

(57)
(58)

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI

DAUN ATTARASA (

Litsea cubeba lour. Pers

)

Cut Fatimah Zuhra

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan

ABSTRAK

Telah dilakuka penelitian tentang uji antivitas antimikroba minyak atsiri daun atttarasa (Litsea cubeba lour. Pers). Hasil uji aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa Minyak atsiri daun attarasa pada konsentrasi 5% telah menunjukkan adanya aktivitas antimikroba pada Staphylococcus aureus, Streptococccus mutan, Shigella sp, Escherichia coli, Candida albicans, tetapi tidak mampu menghambat pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan Salmonella sp tidak dihambat.Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar zona hambat yang terbentuk, kecuali pada Salmonella sp yang tidak dihambat pertumbuhannya.

Kata kunci : antimikroba, minyak atsiri, Litsea cubeba lour. Pers

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keaneragaman tanaman, terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang paling banyak digunakan oleh manusia dibandingkan sumber daya alam yang lain. Sejak zaman dahulu masyarakat sudah mengenal dan memakai tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan.

Penelitian tentang tumbuhan yang berkhasiat dewasa ini semakin banyak dilakukan yaitu sebagai bahan obat-obatan baik untuk farmasi maupun untuk kepentingan pertanian dan pangan, karena disamping keanekaragaman struktur kimia yang dihasilkan juga mengurangi efek samping yang ditinggalkan dan mudah didapat (Parwata & Fanny, 2008).

(59)

Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan akhir-akhir ini menarik perhatian dunia. Hal ini disebabkan minyak atsiri dari beberapa tanaman bersifat aktif biologis sebagai antibakteri dan antijamur. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa minyak atsiri dari rimpang lengkuas (Parwata & Fanny, 2008), bawang putih (Pranoto et al., 2005), oregano (Zinoviadou et al., 2009) memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur.

Minyak atsiri daun Litsea cubeba memiliki aktivitas antibakteri terhadap Candida albicans, Cryptococcus albidus, Fusariwn dlmerum,dan Microsporum gypseum (Musukhati, 1995). Minyak Litsea cubeba juga memiliki aktivitas antimikroba pada Aspergillus niger growth, hasil menunjukkan minyak ini dapat merusak membran dari A. Niger, merubah strukturnya, viskositas dan selektifitas permeabel (Man et al., 2004).

Minyak atsiri merupakan campuran yang kompleks dari senyawa terpen hidrokarbon dan hidrokrbon teroksigenasi seperti aldehid, alkohol, keton, asam organik, ester (Ahmad, 2006). Senyawa turunan hidrokarbon teroksigenasi dan fenol memiliki daya antibakteri yang kuat. Beberapa komponen minyak atsiri yang dilaporkan dapat bersifat sebagai bahan antibakteri dan anti jamur adalah linalool,

1,8-sineol, α-terpineol, terpinen-4-ol, α-pinen, β-pinen, β-kariofilen, α -felandren, p-cymen, thymol, carvacrol. Kemanjuran sifat antimikroba minyak atsiri merupakan akibat interaksi antara komponen mayor dan minor yang terdapat didalamnya (Seyyed et al., 2010; Randrianarivelo et al., 2009; Parwata & Fanny, 2008).

Minyak atsiri daun attarasa mengandung 1,8-sineol, β-pinen, α -pinen, α-felandren, terpineol dan kariofilen (Zuhra, 1999). Minyak atsiri daun attarasa disusun oleh senyawa monoterpen hidrokarbon (32,12%), monoterpen teroksigenasi (27,2%), seskuiterpen hidrokarbon (22,89%), lainnya (12,91%) dan seskuiterpen teroksigenasi (3,75%) (Wang & Liu, 2010).

Attarasa selain mengandung minyak atsiri juga mengandung senyawa biokatif alkaloid, flavonoid dan steroid (Muchtaridi dkk., 2005) dan senyawa terpenoid yang memiliki sifat yang baik sebagai anti jamur (Yang et al., 2010).

Berlatar belakang khasiat yang dimiliki serta kandungan kimia minyak atsiri dari daun attrasa, maka dalam penelitian ini akan diuji aktivitas antimikroba pada berbagai konsentrasi menggunakan metode difusi agar.

BAHAN DAN METODE

(60)

Streptococccus mutan, Shigella sp, Salmonella sp, Escherichia coli), dan spesies jamur (Candida albicans, Saccharomyces cerevisiae).

Isolasi Minyak Atsiri daridaun attarasa (Litsea cubeba lour. Pers)

Daun attarasa (Litsea cubeba lour. Pers) yang sudah dihaluskan dimasukkan kedalam labu destilasi dan didestilasi dengan menggunakan alat stahl selama 7 jam. Destilat yang diperoleh merupakan campuran minyak dengan air yang selanjutnya dipisahkan dalam corong pisah. Fase minyak yang diperoleh kemungkinan masih bercampur dengan sedikit air, kemudian ditambahkan natrium sulfat anhidrat dan didekantasi. Minyak atsiri yang diperoleh diukur volumenya dan diuji aktivitas antibakterinya (Parwata & Fanny, 2008).

Pembuatan Subkultur Bakteri

Sebanyak 5,6 gram NA (Nutrient Agar) dimasukkan dalam erlemeyer dan dilarutkan dengan 200 mL aquades. Lalu panaskan di atas hot plate sampai mendidih dan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Lalu media dituang dalam 5 cawan petri dan media dibiarkan memadat. Bakteri diinokulasikan di atas permukaan media dengan metode gores lalu di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C.

Pembuatan Subkultur Jamur

Sebanyak 3,8 gram PDA (Potato Dextrose Agar) dimasukkan dalam erlemeyer dan dilarutkan dengan 100 mL aquades. Lalu panaskan di atas hot plate sampai mendidih dan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Lalu media dituang dalam 2 cawan petri dan media dibiarkan memadat. Bakteri diinokulasikan di atas permukaan media dengan metode gores lalu di inkubasi selama 48 jam pada suhu 290 C.

Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri daun attarasa

(61)

antimikroba ditunjukkan dengan adanya daerah bening di sekitar kertas cakram yang menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan (Yuharmen dkk., 2002 ; Dung et al., 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji antimikroba minyak atsiri daun attarasa terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur dapat terlihat dengan terbentuknya zona bening disekitar wilayah cakram. Minyak atsiri daun attarasa menunjukkan adanya aktivitas antimikroba.

Tabel 1. Diameter Zona Hambat Minyak Atsiri Daun Attarasa

Mikroba Zona Hambat (mm)

Control 5% 10% 15%

Staphylococcus aureus 0 1,8 2 3

Streptococccus mutan 0 1,8 2,4 3

Shigella sp 0 1,4 2,6 3,2

Salmonella sp 0 0 0 0

Escherichia coli 0 2 3 4,2

Candida albicans 0 1,6 2 1,4

Saccharomyces cerevisiae 0 0 1,6 2,4

Terbentuknya zona bening disebabkan minyak atsiri daun attarasa mengalami difusi ke daerah sekitarnya sehingga pertumbuhan bakteri dan jamur terhambat. Berdasarkan pengukuran diameter zona hambat, minyak atsiri daun attarasa dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococccus mutan, Shigella sp, Escherichia coli, Candida albicans, tetapi tidak mampu menghambat Saccharomyces cerevisiae dan Salmonella sp tidak dihambat pertumbuhannya.

Pengujian minyak atsiri daun attarasa menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar zona hambat yang terbentuk, kecuali pada Salmonella sp yang tidak dihambat pertumbuhannya. Pada konsentrasi yang tinggi kemampuan difusi minyak atsiri semakin besar ke daerah disekitar cakram sehingga zona bening yang terbentuk juga semakin lebar.

(62)

berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya. Jadi bakteri gram negatif mempunyai dinding sel yang lebih kompleks dan lebh tebal.

KESIMPULAN

1. Minyak atsiri daun attarasa pada konsentrasi 5% telah menunjukkan adanya aktivitas antimikroba pada Staphylococcus aureus, Streptococccus mutan, Shigella sp, Escherichia coli, Candida albicans, tetapi tidak mampu menghambat pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan Salmonella sp tidak dihambat.

2. Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar zona hambat yang terbentuk, kecuali pada Salmonella sp yang tidak dihambat pertumbuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. MM., Salim-U-R., Zafar I., Faqir MA., and Javaid IS., 2006, Genetic Variability to Essential Oil Composition in Four Citrus Fruit Species. Pak. J. Bot, 38; 319-324

Dung, NT., Jung MK., & Sun CK., 2008, Chemical Composition, Antimicrobial and Antioxidant Activities of the Essential Oil and the Ethanol Extract of Cleistocalyx operculatus (Roxb.) Merr and Perry Buds, Food and Chemical Toxicology, 46: 3632-3639. Man. L., Tang F., Jiang L., Huang Y., & Li J., 2004, Cytological

Mechanism of Antimicrobial Activity of Litsea cubeba Oil on Aspergillus Niger Growth, Chin J Appl Environ Biol, 10 : 236-238.

Musukhati, 1995, Penapisan Aktivitas Minyak Atsiri Tiga Jenis Tanaman Suku Lauraceae Terhadap Mikroba, Skripsi, Jurusan Farmasi ITB, Bandung.

Parwata. IMOA., & Fanny SDP., 2008, Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsii dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L), Jurnal Kimia, 2: 100-104.

Pranoto. Y., Vilas MS, & Sudi KR., 2005, Physical and Bacterial Properties of Alginate-Based Edible Film Incorporated with Garlic Oil, Food Research International, 38; 267-272.

Randrianarivelo, R., Samira S., Eric O., Pierre B., Marc L., Bernard R., Chantal M., Hanitriniainan SA., Marson R., & Pascal D., 2009, Composition and Antimicrobial Activity of Essential Oils of Cinnamosma fragrans, Food Chemsitry, 114: 680-684.

(63)

and Antimicrobial Activity. Food and Chemical Toxicology. xxx –xxx.

Susiarti S., 1996, Peran Balemg la (Litsea cubeba) sebagai tumbuhan obat dan aroma pada masyarakat Dayak kenyah di Pujungan Kalimantan Timur. Prosiding Simposium Nasional Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP. 6-7 Oktober 1996; 634-639. Wang. H., and Liu. Y., 2010, Chemical Composition and Antibacterial

Activity of Essential Oils from Different Parts of Litsea cubeba. Chemistry & Biodiversity. 7; 229-235.

Yang. Y., Jiazheng. J., Luobu. Q., Xiaojing. Y., Junxia. Z., Huizhu. Y., Zhaohai. Q., and Mingan. W., 2010, The Fungicidal Terpenoids and Essential Oil from Litsea cubeba in Tibet. Molecules. 15; 7075-7082.

Yuharmen., Yun E, Nurbalatif, 2002, Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga).,Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau.

Zinoviadou, KG., Konstantinos PK., and Costas GB., 2009, Physico-Chemical Propeties of Whey Protein Isolate Film Containing Oregano Oil ang Their Antimicrobial Action Against Spoilage Flora of Fresh Beef. Meat Science, 82: 338-345.

Gambar

Gambar 1. Spektrum UV-Vis senyawa hasil isolasi
Gambar 2.  Spektrum 1H-NMR senyawa hasil isolasi
Gambar 3. Spektrum FT-IR senyawa hasil isolasi
Gambar 2. Spektrum NMR-1H dari isolat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Pertumbuhan

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa berkat penyertaan, perlindungan dan kasih Karunia-Nya, sehingga penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Reference Group,

Kajian ini mencakup tentang teknik budidaya bunga gerbera dan bauran pemasaran yang meliputi empat aspek yaitu produk, harga, tempat dan promosi dalam pemasaran bunga gerbera

lsi Wawancara Wawancara dengan Key Informan "Mengenai pekerjaan sesuai dengan harapan organisasi sudah menjadi kewajiban dan konsekuensi kerja bagi pegawai, oleh sebab itu jika

Selama perhitungan besar energi total diperlukan parameter input berupa jumlah neutron yang akan ditambahkan ke dalam isotop Sn, jelas pada pemodelan sembilan

Berdasarkan dari penelitin terdahulu yang membuktikan adanya pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham yang dibuktikan dari penelitian Robianto Simbolon 2013 dengan judul

Digunakannya variasi parameter jaringan dalam proses pembelajaran dan pengujian dimaksudkan untuk mendapatkan parameter terbaik dari model JST yang

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan yang ditunjukkan dengan nilai t hitung