• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Metode Penelitian

Didalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah sangat penting pemakaian metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam penelitian sejarah ilmiah. Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang pasti atau relevan terhadap pokok pembahasan yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.

Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah. Dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok yaitu heursitik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

A. Heuristik

Tahapan ini paling awalan dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti harus mengumpulkan sumber-sumber atau data melalui dua cara yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. Data dari hasil studi kepustakaan dapat diperoleh dari berbagai buku, dokumen, arsip dan lain sebagainya. Sedangkan studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

 Teknik wawancara, cara ini merupakan teknik pengumpulan data yang secara langsung terjun ke pertanian jambu taiwan di desa tuntungan untuk memperoleh data dari petani itu sendiri, dengan terlebih dahulu menerapkan kriteria informan dan model wawancara yang dipakai.

 Teknik observasi, cara ini merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan terhadap objek secara langsung.

 Studi kepustakaan, cara ini yaitu dengan mengumpulkan buku, dokumen, arsip dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian. Sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh dari Perpustakaan Umum Kota Medan dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

B. Kritik

Tahapan ini kedua dalam metode sejarah. Dalam tahapan ini peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti peneliti agar akan lebih didekatkan lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang telah terbukti kebenarannya. Dimana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal, penjelasan sebagai berikut:

 Kritik internal, kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuaian data dengan permasalahan yang diteliti dan memperoleh dokumen yang kredibel dengan menganalisis beberapa sumber tertulis. Menganalisis buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan usahatani ataupun pertanian jambu taiwan melalui metode membandingkan dengan sumber yang lain.

 Kritik eksternal, kritik yang mencari kebenaran sumber pustaka yang diambil oleh peneliti maupun fakta yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan.

C. Interpretasi

Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah. Dalam tahap ini peneliti harus menafsirkan data-data yang diperoleh menjadi data hingga suatu data yang objektif. Proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan hasil keseluruhan dalam suatu penulisan. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi data-data berupa buku dan skripsi mengenai Usahatani Jambu Taiwan atau informan tentang Usahatani Jambu Taiwan penulis peroleh dari masyarakat sekitar.

D. Historiografi

Tahap keempat adalah historiografi yang merupakan tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini disebut sebagai penulisan laporan. Peneliti menjabarkan secara sistematis fakta-fakta yang diperoleh agarmenghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif.

Ketika menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarawan menggunakan konsep-konsep dan berbagai ilmu sosisal tertentu yang relevan hanya pokok kajian. Ini dikenal dengan pendekatan interdisiplin atau multidimensional yang memberikan karakteristik ilmiah kepada sejarah.

Empat Tahapan diatas akan saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

Penggunaan berbagai konsep disiplin ilmu sosial lain juga memungkinkan

suatu masalah dapat dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang masalah itu, baik keluasan dan kedalamannya akan semakin jelas.

BAB II

DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 1987

Bab ini di mulai dengan deskripsi sejarah dan terbentuknya Desa Tuntungan, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1987 yang termasuk di dalamnya wilayah dan pemerintahan, penduduk, dan mata pencaharian.

Desa Tuntungan sebenarnya sudah ada sebelum jaman kemerdekaan, yang awalnya desa ini di kepalai oleh kepala kampung. Bab ini juga membahas bagaimana bentuk pemerintahan dan sistem mata pencaharian masyarakatnya yang awalnya bertani juga tetapi dari tanaman ubi, jagung dan pepaya hingga beralih ke tanaman Jambu Taiwan.

Letak desa yang berada pada ketinggoan 35 m di atas permukaan laut, menjadi salah satu alasan tumbuhnya jambu taiwan di desa tersebut. Perubahan mata pencaharian pada masyarakat Desa Tuntungan terjadi ketika di kenalnya pohon jambu taiwan yang bisa menghasilkan lebih dari yang mereka peroleh selama sebelum tahun 1987.

2.1 Wilayah dan Pemerintahan

Desa Tuntungan sudah terbentuk sebelum jaman kemerdekaan, namun pada saat itu belum di namakan dengan desa. Sebelum jaman kemerdekaan Desa Tuntungan di kepalai oleh seorang kepala kampung yang bersuku jawa. Setelah jaman berkembang, perkampungan yang sebelumnya di kepalai oleh kepala kampung dan di jadikan desa yang di kepalai oleh seorang Kepala Desa8.

8Wawancara, dengan Awan Susianto, tanggal 10 Agustus 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Nama Tuntungan di pilih karena wilayah Desa Tuntungan pada saat itu banyak pohon pisang dan getah pohon pisang itu di namakan ntung-ntung bagi orang desa tersebut. Jadi terbentuklah desa itu menjadi Desa Tuntungan. Desa ini terbagi empat dusun yaitu Dusun I, II, III, dan IV. Dusun I di namakan Desa Namo Pecawir, Dusun II di namakan Desa Tamba Rejo, Dusun III di namakan Pondok Keleng dan Dusun IV di namakan Pertanen9.

Hingga tahun 1987 pemerintahan masyarakat di kampung Tuntungan di kepalai oleh seorang kepala desa. Desa Tuntungan saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Sembahe Baru

 Sebelah Selatan : Sungai Belawan

 Sebelah Timur : Durin Jangak

 Sebelah Barat : Tuntungan I

Desa Tuntungan berada pada ketinggian antara kurang lebih 35 m di atas permukaan laut, terdiri dari dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan iklim tropis tergolong dingin. Tanah di Desa Tuntungan merupakan tanah lempung berpasir yang sangat cocok untuk lahan pertanian10.

Desa Tuntungan tahun 1987, desa yang berada jauh dari lintasan. Jalan menuju kampung masih kecil dan belum bagus. Biasanya dalam satu perkampungan

9Wawancara, dengan Awan Susianto, tanggal 10 Agustus 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

10Profil Desa Tuntungan Tahun 2004.

di dalamnya semua masyarakat yang bermukim masih merupakan kerabat dan keluarga.

2.2 Penduduk

Penduduk Desa Tuntungan mayoritas etnik Jawa dan Karo, tetapi dengan dialek bahasa sehari-harinya yaitu bahasa jawa. Penduduk yang pertama kali bermukim di Desa Tuntungan adalah suku Jawa dan Karo. Jadi tidak ada perjanjian apapun ketika masuk ke dalam desa tersebut.

Kehidupan masyarakat Desa Tuntunan sangat kental dengan tradisi-tradisi mereka sendiri. Masyarakat baik etnik jawa dan karo sering melakukan perayaan adat seperti kelahiran, kematian dan pernikahan. Masyarakat Desa Tuntungan menganut nilai-nilai leluhur yaitu gotong royong dan bekerja keras. Tetapi terkadang masyarakat karo juga mengikuti tradisi jawa dan begitu juga sebaliknya.

Masyarakat Desa Tuntungan mayoritas beragama islam dan bahkan ada etnik karo yang beragama islam di desa tersebut. Ini terbukti pada tahun 1987 sudah ada dua masjid. Berdasarkan mata pencaharian, masyarakat Desa Tuntungan umumnya bertani.

2.3 Mata Pencaharian

Pada umumnya untuk melangsungkan kehidupan masyarakat yang tinggal di desa memiliki mata pencaharian sebagai petani. Bertani sudah mendarah daging dan di lakukan secara turun menurun. Pertanian sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi masyarakat yang tinggal di desa ini. Perekonomian masyarakat ini pada umumnya bergantung pada pertanian dan sering sekali di sebut sebagai petani subsisten. Hal ini

juga terjadi pada Desa Tuntungan yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada pertanian.

Sebelum tahun 1987 mata pencaharian masyarakat Desa Tuntungan menanam pepaya, ubi dan jagung. Tanaman jagung dan ubi hanyalah untuk kebutuhan pokok sampingan saja, sedangkan tanaman pepaya adalah tanaman utama. Biasanya tingkat perekonomian yang hanya mengandalkan pertanian memiliki kehidupan perekonomian yang tergolong rendah. Pertanian yang seperti ini juga sering bergantung pada kondisi alam untuk mempertahankan hasil panen. Masyarakat Desa Tuntungan melakukan pertanian hanya menggunakan alat yang sederhana. Seperti cangkul, koret, parang, gunting dan yang lainnya, sedangkan untuk menggemburkan lahan tanah membutuhkan tenaga yaitu traktor. Pengetahuan tentang pertanian yang mereka miliki juga masih berdasarkan pengalaman dari masyarakat setempat ataupun ada yang dari orangtua mereka sendiri11.

Pepaya merupakan tanaman yang sangat penting bagi masyarakat pada waktu itu. Pepaya juga merupakan jenis tanaman yang terus menerus dapat di panen, karena biasanya para petani menanam pepaya dengan sistem atau cara yang bertahap

11Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

bersebelahan, sedangkan pepaya tidak bisa. Hal ini di karenakan salah satu tanaman ini ketika sudah siap panen akan bisa di tanam kembali di lahan yang sama. Tanaman pepaya masa panen nya seminggu 2 kali , tanaman jagung 3 bulan sekali dan tanaman ubi 9 bulan sekali. Jadi sambil menunggu tanaman ubi dan jagung yang masa panennya cukup lama masyarakat Desa Tuntungan lebih fokus pada tanaman pepaya karena lebih bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka. Tanaman inilah yang memperkuat kebutuhan pokok masyarakat desa ini sebelum mengenal adanya jambu taiwan12.

Pada tahun 1983-1986, tanaman pepaya di jual seharga Rp. 80/buah. Harga tanaman pepaya ini tidak semahal harga tanaman ubi dan jagung tapi tanaman pepaya bisa menjadi kebutuhan pokok rutin bagi masyarakat Desa Tuntungan ini. Penjualan tanaman pepaya tidak sulit karena tanaman ini di jual ke pajak-pajak. Tanaman pepaya sangat cocok di tanam di Desa Tuntungan ini, karena Desa Tuntungan mempunyai kategori yang cocok untuk menanam pepaya seperti cahaya, suhu, air dan angin. Cahaya yang di berikan ke tanaman pepaya harus penuh dan dengan sinar matahari ini hasil buah pepaya akan terlihat menarik, suhu yang cocok untuk pertumbuhan pepaya bekisar 22º-26º C ( suhu minimum 15º C dan suhu maksimum 43º C), kelembapan air dan ketersediaan air harus terjamin sehingga tanaman terlihat maksimal, dan angin yang berperan dalam penyerbukan tanaman pepaya karena mudah menerbangkan tepung sari13.

12Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

13Moehd. Baga Kalie,”Bertanam Pepaya”, Jakarta,1996, hal 32-35

Masyarakat Desa Tuntungan biasanya membuat bibit pepaya sendiri.

Membuat bibit sendiri biasanya mengadakan benih terlebih dahulu dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bunga pepaya yang sempurna lalu bunga yang telah di serbuki di isolasi dan di bungkus dengan kantong kertas minyak. Biji untuk benih harus di ambil dari buah yang telah tua dan biji ini di biarkan 2-3 hari lalu di bersihkan. Setelah itu di lakukannya penyimpanan benih yang baik, lalu biji tanaman pepaya dapat di tanam langsung di kebun atau di semai dulu di pesemaian yang bisa di lakukan dengan dua cara yaitu penyemaian lahan dan penyemaian polibag atau kantong plastik berukuran tinggi 20 cm dan lebar dasar 15 cm. Penyemaian yang di lakukan di lahan dengan cara mencangkul kira-kira 20 cm dan di berikan pupuk kandang, setelah bibit berumur 2-3 minggu maka bibit dapat di angkut beserta dengan tanahnya dengan menggunakan sepotong bambu atau sendok penanam. Pada umur 40-50 hari tinggi tanaman bekisar antara 15-25 cm dan dapat di pindahkan kekebun.

Penyemaian yang di lakukan di kantong plastik caranya hampir sama tetapi kadang-kadang pertumbuhan bibit tidak seragam.

Proses penanaman pepaya lebih sulit di bandingkan penanaman ubi dan jagung. Karena kalau pepaya harus membuat bibitnya terlebih dahulu, sedangkan ubi cara menanamnya sangat mudah hanya dengan mengambil batang ubi yang bagus lalu di tancapkan di tanah yang sudah di lubangi dan tanah yang sudah di gemburkan, lalu cara menanam jagung hanya dengan membeli pembibitan jagung di tukang pupuk saja. Usia tanaman pepaya ini bisa mencapai kurang lebih 3 tahun, sedangakan ubi dan jagung ketika masa panen sudah habis harus menebarkan bibit nya kembali untuk bisa panen lagi.

Masyarakat juga menanam ubi dan jagung sebagai tanaman tambahan. Tujuan penanaman tanaman tambahan ini juga bisa meningkatkan penghasilan para petani di Desa Tuntungan. Tanaman ubi adalah tanaman yang tidak hanya untuk di jual saja , melainkan ubi ini adalah salah satu makanan pengganti. Proses penjualan tanaman ubi ini adalah di jual misalnya ke pabrik opak yang ada di Desa Tuntungan. Pada tahun 1983-1986 penjualan ubi pada masa itu masih seharga Rp 300/kg. Walaupun harga penjualan tanaman ubi lebih mahal tetapi tanaman ubi proses masa panennya lama beda dengan tanaman pepaya dengan proses masa panen yang cepat. Sehingga bisa membuat perekenomian petani tetap ada setiap harinya. Biasanya orang dari luar kota selalu membeli opak dari Desa Tuntungan ini. Pabrik opak ini juga bisa membuat ubi ini menjadi berbagai macam jenis keripik.

Proses penanaman ubi ini adalah dengan cara menyiapkan lahan dengan tanah yang bertekstur gembur. Setelah itu cara menanam ubi ini dengan membuat ujung bawah batangnya lebih runcing, kemudian di tanamkan sedalam 5-10 cm. Maka jika batang ubi itu bagus dalam beberapa hari batang ubi itu akan terlihat tunas dengan tumbuhnya daun-daun kecil. Tanaman ubi ini juga harus di beri pupuk kandang.

Tanaman jagung adalah tanaman yang proses menanamnya bisa di katakan mudah, karena tanaman ini hanya membeli bibit dari tukang pupuk dan langsung bisa ke penyiapan lahan14. Penyiapan lahan tanaman jagung ini harus mempunyai tanah yang sama dengan ubi yaitu tanah yang bertekstur gembur. Cara menanamnya yaitu dengan memberi kedalaman sekitar 2,5-5 cm lalu di masukkan lah bibit atau benih

14Wawancara, dengan Samin, tanggal 25 Mei 2018 , Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

jagung dengan jarak teratur dalam alur atau barisan tanaman tersebut15. Setelah itu tanaman yang sudah di tanam itu di beri pupuk buatan dan pupuk alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia berkadar hara tinggi seperti pupuk urea, sedangkan pupuk alami adalah pupuk yang berasal dari hewan ternak16.

Masyarakat Desa Tuntungan ini juga memelihara hewan ternak seperti ayam.

Hewan ini terkadang juga di jual oleh masyarakat desa ini, selain itu juga dapat di konsumsi sendiri. Jadi ketika masyarakat di desa ini kedatangan tamu, mereka tidak kesulitan untuk mencari lauk mereka.

Dapat di lihat di atas bahwa penanaman pepaya yang susah karena harus membibit sendiri yang prosesnya lama serta penjualan pepaya yang sangat murah membuat perekonomian para petani Desa Tuntungan ini menjadi stabil atau tidak bisa berlebih . Walaupun sudah di buat tanaman tambahan tetap saja tidak berpengaruh apa-apa di sebabkan ubi dan jagung juga mempunyai masa panen yang cukup lama.

Jadi masyarakat di Desa Tuntungan ini berharap ada tanaman yang bisa membuat perekonomian mereka meningkat.

15Atman,” Produksi Jagung Strategi Meningkatkan Produksi Jagung”, Yogyakarta, 2015, hal 49 16Ibid

BAB III

LATAR BELAKANG BUDIDAYA USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI

SERDANG TAHUN 1987

Tanaman pepaya, maupun ubi, dan jagung yang ada di Desa Tuntungan tidak membawa pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini.

Semakin tahun hasil pertanian baik pepaya maupun ubi dan jagung hanya bisa stabil dan tidak ada kenaikan. Adapun pertanian pepaya yang selalu ada masa panennya setiap hari tidak juga membuahkan hasil yang besar bagi perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini, begitu juga dalam proses penjualan tanaman ubi yang lebih mahal di bandingkan pepaya tetapi tetap saja tidak bisa menaikkan perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini. Proses pemanenan tanaman ubi dan jagung yang cukup lama sehingga masyarakat Desa Tuntungan harus menunggu untuk mendapatkan hasil dari tanaman ini. Hal ini membuat perekonomian masyarakat Desa Tuntungan tidak bisa meningkat, apalagi pada masa dulu keuangan masih susah dan tergolong dengan nilai uang yang kecil17.

Pada tahun 1984, Rapat Ginting salah seorang dari masyarakat Desa Krihentani sudah menanam Jambu Taiwan di desanya. Rapat Ginting merupakan salah seorang yang memang aslinya bertempat tinggal di Desa Krihentani yang berbatasan wilayah sebelah utara dari Desa Tuntungan. Rapat Ginting ini mengenalkan bibit Jambu Taiwan kepada Kasmo Hartono, kemudian pada tahun

17Wawancara dengan Samin, tanggal 25 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

1987, Kasmo Hartono mengenalkan tanaman Jambu Taiwan kepada masyarakat Desa Tuntungan. Masyarakat Desa Tuntungan pada awalnya tidak percaya bahwa tanaman Jambu Taiwan itu bisa membuahkan tanaman yang bagus dan membuat perekonomian mereka jadi meningkat. Tapi Kasmo Hartono tetap menanam Jambu Taiwan itu dengan tekniknya sendiri.

Pertanian Jambu Taiwan ini dimulai pada tahun 1987 yang di buka oleh Kasmo Hartono. Bibit Jambu Taiwan yang di peroleh Kasmo Hartono ini dari teman akrabnya sendiri yaitu Rapat Ginting18. Menurut wawancara bahwa informasi bibit Jambu Taiwan yang di peroleh ini di letak dari luar daerah. Menurut berbagai sumber bahwa Tanaman Jambu Taiwan ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Di sebutkan bahwa tanaman Jambu Taiwan ini di duga berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, benua Amerika yang beriklim tropis( USA, Peru, Bolivia).

Awalnya juga tanaman Jambu Taiwan ini hanyalah tumbuh liar di hutan-hutan.

Kemudian secara berangsur-angsur tanaman Jambu Taiwan ini mulai di budidayakan dan di kembangkan secara luas hingga ke berbagai dunia. Di Kawasan ASEAN, pengembangan budidaya Jambu Taiwan berkembang pesat terutama di Thailand dan Taiwan. Bahkan di Thailand, pengembangan budidaya Jambu Taiwan telah di prioritaskan sebagai komoditas buah komersial. Kemudian penyebarluasan tanaman Jambu Taiwan ke dalam negara Indonesia yaitu 26 provinsi adalah Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan

18Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Bali19. Hal inilah kenapa nama tanaman ini Jambu Taiwan karena memang berasal dan berkembang pesat di Thailand dan Taiwan. Di sini dapat lihat bahwa tanaman Jambu taiwan ini masih langka ataupun belum di ketahui oleh orang banyak.

Pada tahun 1987 adalah terjadinya perubahan jenis pertanian di Desa Tuntungan oleh Kasmo Hartono, yaitu dari tanaman yang berumur pendek hingga tanaman yang berumur panjang. Ada banyak hal yang di pikirkan oleh Kasmo Hartono bahwa mudah menerima tanaman Jambu Taiwan menjadi tanaman pokok di Desa Tuntungan dan di dalam kehidupannya yaitu mulai dari harga jual tanaman Jambu Taiwan ini, cara perawatan dan penananaman yang tidak begitu sulit, kemudian juga di akibatkan oleh tanaman pepaya, ubi dan jagung yang mengalami harga jual yang murah, tanaman yang sudah di kenal oleh orang banyak dan harus menunggu masa panen pada masa itu. Bukan hanya itu saja, Desa Tuntungan ini merupakan desa yang penuh dengan lahan pertanian itulah sebabnya daerah ini cocok di tanami tanaman Jambu Taiwan yang mempunyai kesuburan tanah.

Oleh Sebab itu, pada tahun 1987 di Desa Tuntungan yang pertama kali membuka lahan tanaman Jambu Taiwan adalah Kasmo Hartono. Menurut wawancara bahwa di sebut tanaman Jambu Taiwan karena tanaman ini berasal dari Bangkok.

Beralih pertanian yang di tanam oleh Kasmo Hartono menjadi tanaman Jambu Taiwan karna pada masa itu Jambu Taiwan termasuk buah-buahan yang masih langka ataupun belum banyak di kenal oleh orang banyak dan juga harga Jambu Taiwan pada masa itu melambung tinggi. Pada masa Kasmo Hartono menanam Jambu

19 Bambang Cahyono,” Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan”, Yogjakarta, 2010, hal 1-2

Taiwan ini usahatani beliau sangat maju pesat dan beliau juga bisa membeli beberapa lahan. Setelah beralihnya pertanian ini ekonomi Kasmo Hartono selalu meningkat di sebabkan karena Jambu Taiwan mempunyai modal dan untung yang besar20.

Dalam hal pemupukan juga tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk.

Banyak cara tradisional yang di lakukan pada tanaman Jambu Taiwan ini misalnya dengan alat seperti cangkul, koret , parang dan gunting. Cara tradisional ini guna untuk mengoret rumput yang sudah panjang, cangkul untuk mengemburkan tanah , gunting untuk memangkas daun yang sudah lebat dan parang untuk memotong batang

Banyak cara tradisional yang di lakukan pada tanaman Jambu Taiwan ini misalnya dengan alat seperti cangkul, koret , parang dan gunting. Cara tradisional ini guna untuk mengoret rumput yang sudah panjang, cangkul untuk mengemburkan tanah , gunting untuk memangkas daun yang sudah lebat dan parang untuk memotong batang

Dokumen terkait